penanganan-kejang-demam-pada-anak-di-rumah

Cara Menangani Kejang Demam pada Anak

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Menurut studi, sekitar 1 dari 10 orang mungkin mengalami kejang demam selama hidupnya. Meskipun kejang demam biasanya tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit atau jam, namun ini bisa mengkhawatirkan.

Umumnya kejang demam disebabkan oleh lonjakan aktivitas listrik otak dan dapat menyebabkan anak jatuh dan gemetar atau berkedut hebat. Dalam beberapa kasus, eorang anak mungkin tiba-tiba menjadi tidak responsif.

Jika hal ini terjadi pada si Kecil saat di rumah, Ayah dan Bunda tentu perlu mengetahui bagaimana penanganan yang tepat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Lalu, bagaimana penanganan kejang demam pada anak di rumah?

Untuk mengetahuinya, yuk simak pembahasan tentang kejang demam berikut ini!

Apa itu Kejang Demam?

Kejang demam adalah jenis kejang tersering pada anak usia 1-6 tahun. Mayoritas akan berakhir dengan sendirinya dalam 5 menit dan tidak mengakibatkan komplikasi/kecacatan.

Kejang demam dapat menyebabkan kejang otot yang kuat dan tiba-tiba, yang dapat menyebabkan kejang pada bagian tubuh anak, termasuk wajah, lengan, dan kaki.

Sementara itu, kejang demam biasanya tidak berbahaya dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit atau jam, tetapi dapat menyebabkan rasa sakit dan ketakutan pada anak. 

Penyebab Kejang Demam pada Anak

Penyebab kejang demam tidak sepenuhnya diketahui, tetapi diyakini bahwa kejang demam terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium atau gangguan pada sistem saraf yang disebabkan oleh infeksi atau demam. 

Selain itu, faktor-faktor berikut juga dapat menjadi kemungkinan penyebab terjadinya kejang demam pada anak:

  • Infeksi virus atau bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan atas, infeksi saluran kemih, atau meningitis.
  • Vaksinasi atau setelah terpajan terhadap obat-obatan tertentu.
  • Riwayat keluarga kejang atau pada anak-anak dengan riwayat kejang yang sebelumnya.
  • Usia, kejang demam lebih umum terjadi pada anak-anak di bawah 6 tahun.
  • Demam yang tinggi, kejang demam lebih umum terjadi pada tingkat demam yang tinggi.

Meskipun demam dapat meningkatkan risiko kejang demam, kejang demam tidak selalu terjadi pada demam yang tinggi. Kejang demam juga dapat terjadi pada demam yang lebih rendah.

Dampak Kejang Demam pada Anak

Dampak dari kejang demam pada anak dapat bervariasi, tergantung pada frekuensi dan durasi kejang, serta tingkat keparahan demam. Beberapa dampak yang mungkin terjadi adalah:

1. Kekhawatiran dan ketakutan

Kejang demam dapat menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman pada anak, yang dapat menyebabkan kekhawatiran dan ketakutan pada anak dan orang tua.

2. Gangguan tidur

Kejang demam dapat mengakibatkan gangguan tidur pada anak, yang dapat menyebabkan kelelahan dan menurunkan konsentrasi pada anak.

3. Masalah kognitif

Kejang demam yang terjadi dengan sangat sering atau dengan durasi yang lama dapat menyebabkan masalah kognitif pada anak, seperti masalah belajar atau masalah bahasa.

4. Kerusakan otak

Kejang demam yang terjadi secara berulang atau dengan durasi yang lama dapat menyebabkan kerusakan otak, meskipun ini sangat jarang terjadi.

Cara Menangani Kejang Demam di Rumah

Gejala kejang demam pada si Kecil yaitu pada kondisi demam dimana suhu tubuh lebih dari 38 derajat celcius, tungkai dan tangan terlihat gemetar, kaku, atau menyentak tidak terkontrol. Anak mengerang, menggigit keras lidahnya, bola matanya berputar ke atas, tidak merespons saat diajak berkomunikasi, pingsan atau kehilangan kesadaran.

Jika Ayah dan Bunda menemukan gejala-gejala di atas, maka sebaiknya Ayah dan Bunda segera lakukan pertolongan pertama kejang pada anak sebagai berikut:

  1. Untuk meyakinkan AyBun apakah ia benar-benar kejang, coba sentuh tangan/kakinya dan panggil namanya dengan keras, lalu lihat respon anak.
  2. Jika tidak ada respon, segera letakkan ia di lantai/tempat datar dan luas guna mencegah terbentur atau tertimpa.
  3. Longgarkan pakaiannya terutama area leher.
  4. Catat atau hitung berapa lama kejang berlangsung.
  5. Posisikan seluruh tubuhnya miring (dari kepala hingga kaki) atau tengkurap untuk mencegah tersedak jika muntah.
  6. Jangan memasukkan benda apapun (kopi, air, sendok, dll) ke dalam mulut anak.
  7. Berikan obat penurun panas melalui anus dan kompres dengan air hangat untuk membantu menurunkan suhu.
  8. Jika memungkinkan, rekam kejadian saat ia kejang untuk memudahkan AyBun saat berkonsultasi ke dokter.
  9. Bawa anak ke dokter untuk diperiksa dan dievaluasi lebih lanjut.

Faktor Risiko Berulangnya Kejang Demam

Kejang demam dapat terjadi secara berulang pada beberapa kasus. Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kejang demam yang berulang adalah:

  1. Riwayat kejang dalam keluarga
  2. Usia lebih dari 12 bulan
  3. Temperatur yang rendah saat kejang
  4. Cepatnya kejang setelah demam

Bila seluruh faktor ada, kemungkinan kejang akan berulang adalah sekitar 80%. Ayah dan Bunda sebaiknya mempersiapkan obat kejang dan obat penurun panas suppositoria (atas rekomendasi dokter).

Selain itu, pastikan Ayah dan Bunda selalu temani dan amati kondisi anak saat kejang. Jika si Kecil terlihat kesulitan bernapas, wajah menjadi pucat kebiruan ini merupakan tanda kekurangan oksigen dan segera bawa anak ke fasilitas kesehatan!

Itu dia pembahasan tentang kejang demam, termasuk penyebab, gejala, dan cara mencegah kejang demam. 

Meskipun kejang demam biasanya tidak berbahaya dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa menit atau jam, namun ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketakutan pada anak.

Oleh sebab itu, pastikan Ayah dan Bunda mengetahui bagaimana cara penangan kejang demam pada si Kecil ya!

AyBun juga bisa menyaksikan kembali Live IG 5aling Bertanya bersama Tasya Kamila yang mengulas tentang atasi kejang demam, di bawah ini!

Ditinjau oleh:

dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Artikel Terkait

Lihat Semua