penyebab-bruntusan-pada-bayi

Penyebab Bruntusan pada Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Yuni Astria, Sp.A & dr. July Iriani Rahardja, SpDV

Kulit bayi sangat rentan terhadap masalah karena selain masih sangat sensitif, kulit bayi jauh lebih tipis dibandingkan kulit orang dewasa. Salah satu masalah pada kulit bayi yang kerap membuat orang tua pusing adalah dermatitis atopik atau yang lebih dikenal orang awam sebagai bruntusan.

Pada bayi, dermatitis atopik ditandai dengan kulit yang kemerahan, kering dan pecah-pecah. Untuk itu, kelembapan kulit bayi merupakan salah satu hal yang perlu dijaga, guna mencegah risiko dermatitis atopik pada si Kecil.

Nah supaya tahu cara mencegah dan merawat kulit anak tetap lembab dan sehat, yuk baca artikel ini sampai tuntas. 

Penyakit Kulit Bruntusan 

Cuaca, lingkungan dan tingkat kebersihan menjadi faktor penyebab kulit bruntusan pada anak dan bayi. Bruntusan adalah kondisi kulit muncul bintik-bintik merah, mirip seperti jerawat tapi ukurannya lebih kecil. Agar lebih jelas lagi memahami penyebabnya, mari kita ulas secara rinci satu per satu

1. Hormon 

Pada bayi, bruntusan terjadi karena adanya hormon bawaan dari sang ibu. Untuk diketahui, ketika baru lahir hormon bayi belum seimbang dan banyak mewarisi hormon sang ibu. 

Meski begitu AyBun tidak perlu khawatir karena sifatnya sementara. Dalam waktu 1 minggu sampai 2 bulan bruntusan akan hilang dengan sendirinya. 

2. Keringat 

Kelenjar keringat yang dihasilkan bayi belum sempurna, sehingga belum bisa mengontrol keringatnya. Akhirnya keringat menumpuk dan menyebabkan bruntusan pada kulit bayi.  

Ketika si kecil sering berkeringat, baiknya sering dibersihkan dan pastikan menjaga sirkulasi udara sehingga ruang tidak terlalu panas.  

3. Kotoran 

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kulit bayi sangatlah sensitif. Saat kotoran masuk ke pori-pori kulit terjadilah penyumbatan yang kemudian membuat kulit bruntusan. Biasakan untuk rutin mencuci pakaian dan barang-barang yang sering digunakan si kecil. 

4. Alergi 

Sabun, detergen, serbuk kayu, bahan logam dalam perhiasan, karet, dan makanan bisa menjadi penyebab bruntusan pada bayi. Untuk mengetahui apakah si kecil alergi pada benda tersebut, AyBun bisa melakukan tes dengan menyetop penggunaannya.

Apabila bruntusan berkurang, maka bisa dipastikan benda-benda di atas menjadi penyebab bruntusan. Sebaiknya AyBun langsung hentikan penggunaannya secara permanen ya. 

Cara Merawat Kulit Bayi Agar Tidak Bruntusan

Mencegah memang lebih baik dibandingkan mengobati, tidak terkecuali dalam hal merawat kulit bayi. Supaya kulit si kecil tetap mulus dan licin, berikut cara merawat kulit bayi supaya tidak bruntusan dan tetap lembab serta sehat. 

  1. Seka Kulit, Jangan Digosok

Setelah anak mandi biasakan mengeringkan kulit dengan handuk secara lembut. Cara paling amannya adalah dengan menyeka dan bukan menggosok kulitnya. 

Lakukan pengeringan dengan menepuk-nepuk kulit secara lembut. Menepuk nepuk akan membuat kulit si kecil terhindar dari kemerahan atau terkelupas. 

  1. Berikan Pelembab

Lima menit setelah mandi, kondisi kulit masih dalam keadaan lembab. Sebaiknya berikan pelembab ke seluruh badan si kecil. Dengan memberikan pelembab, kulit akan terhidrasi sehingga lebih sehat. 

Saat memilih pelembab, perhatikan kandungan dari pelembabnya ya AyBun. Usahakan menggunakan pelembab yang disesuaikan dengan usianya. 

3. Konsisten Gunakan Pelembab  

Idealnya pelembab digunakan minimal dua kali sehari secara teratur yakni setelah mandi pagi hari dan saat malam hari. Gunakan secara konsisten untuk menjaga kelembaban kulit si kecil. AyBun boleh memberikan lebih dari dua kali bergantung pada kondisi kulit si kecil. 

  1. Perhatikan Kadar Penggunaan  Pelembab

Jika tipe kulit anak kering dan mengalami bruntusan dengan jumlah banyak, AyBun harus memastikan kalau pelembab digunakan dengan kadar 100-200 gram/ per minggu. 

Supaya AyBun lebih mudah untuk mengukur kadar pelembabnya, disarankan membeli pelembab dengan jumlah yang sedikit supaya mudah untuk menakarnya. 

5. Keringkan Saat Berkeringat

Saat si kecil berkeringat, segera keringkan menggunakan tisu atau handuk. Lalu ganti pakaian dengan yang baru sebab pakaian yang basah karena keringat dapat menimbulkan rasa gatal, dan bruntusan berpotensi menjadi semakin bertambah.

Mengganti baju setelah berkeringat juga mencegah kulit terjangkit bakteri yang bisa menimbulkan beruntusan. 

Nah, sekarang AyBun sudah tahu penyebab dari kulit anak beruntusan dan cara pencegahannya, semoga bisa membantu ya.    

Tapi apabila bruntusan pada anak tidak disebabkan kondisi kulit yang terlalu kering, tapi karena alergi makanan, segera konsultasi ke dokter ya. Terutama jika gejala bruntusan tidak hilang dan semakin memberat setelah tiga hari. 

Foto: Designed by freepik

Sumber:

Basic skin care in atopic dermatitis - new and established treatment options.Chylla R, Schnopp C, Volz T.J Dtsch Dermatol Ges. 2018 Aug;16(8):976-979

Na, et al. A new moisturizer containing physiologic lipid granules alleviates atopic dermatitis. J Dermatologic Treat. 2010;21:23-7.

Kraft, et al. Moisturizer: what they are and a practical approach to product selection. Skin Therapy Letter. 2005;10(5):1-8

DRubel et al. J of Dermatol 2013;40:160-71 Mack Correa MC, Nebus J. Dermatology Research and Practice Volume 2012

Ditinjau oleh:

Yuni Astria, Sp.A dan dr. July Iriani Rahardja, SpDV

Artikel Terkait

Lihat Semua