Polusi Udara Jakarta Makin Parah, Cegah Anak ISPA dan Pneumonia
- Ditulis oleh Tim Tentang Anak
- Ditinjau oleh dr. Radhian Amandito, Sp.A
Jakarta, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akhirnya angkat bicara soal peningkatan polusi udara di Jakarta. Menurut BMKG, polusi udara akhir-akhir ini meningkat akibat musim kemarau. Plt. Dodo Gunawan, Wakil Kepala Departemen Klimatologi.
Ia menjelaskan, pencemaran udara bisa meningkat saat musim kemarau karena curah hujan sedikit dan polutan tidak terbawa arus sehingga tetap berada di udara. Dulu, masalah pencemaran udara menjadi perhatian pemerintah. Apalagi, Presiden Joko Widodo sudah hampir empat minggu menderita batuk. Semua ini karena polusi udara Jakarta yang buruk.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan kualitas udara di wilayah Jabodetabek sangat buruk. Hal itu disampaikan Siti usai rapat terbatas yang digelar Senin (14/08/2023) lalu untuk meningkatkan kualitas udara di kawasan Jabodetabek di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta. “Ada beberapa faktor, antara lain waktu pengeringan yang lama, lalu tingkat polusi, lalu ada emisi dari transportasi, termasuk produksi industri,” ujarnya.
Polusi Sebabkan Gangguan Kesehatan hingga Kematian
Tahukah Ayah Bunda pencemaran udara menyebabkan lebih dari 10.000 kematian, 5.000 rawat inap dan 7.000 anak mengalami berbagai gangguan kesehatan di Jakarta setiap tahunnya, dengan biaya satu triliun rupiah.
Penyakit, kematian, biaya, dan efek jangka panjang pada anak dapat dihindari jika pemerintah memenuhi tuntutan warga yang memenangkan gugatan pencemaran udara di tingkat banding.
Ginanjar Syuhada dari Vital Strategies, divisi lingkungan, iklim, dan kesehatan perkotaan Singapura, dan timnya melaporkan dalam Riset Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat edisi Februari 2023 tentang sejauh mana dampak kesehatan dan ekonomi dari polusi udara Jakarta.
Sekelompok peneliti dari Universitas Padjadjaran Bandung, Media Service DKI Jakarta dan Institut Teknologi Bandung berpartisipasi dalam penelitian ini. Dalam studi ini, peneliti menentukan beban kesehatan dan ekonomi dari partikel 2,5 mikron (PM 2,5) dan ozon permukaan tanah (O3), yang melebihi standar kualitas udara lokal dan global.
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021 menyatakan bahwa polusi udara adalah salah satu risiko kesehatan terbesar dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas, termasuk kanker, penyakit kardiovaskular, dan pernapasan.
Dampak Polusi pada Anak
Laporan WHO tahun 2018, Polusi Udara dan Kesehatan Anak: Resep untuk Udara Bersih, menyebut polusi udara sebagai "krisis kesehatan yang diabaikan secara global untuk anak-anak". Menurut American Lung Association, Children and Air Pollution, anak-anak sangat rentan terhadap polusi udara karena organ mereka, seperti jantung dan paru-paru, sistem pernapasan dan kardiovaskular, masih berkembang.
Akibat terjadinya polusi udara yang makin parah tidak menutup kemungkinan anak alami ISPA dan pneumonia. Apa yang perlu Ayah Bunda ketahui dan bagaimana mengobatinya?
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Penyebab ISPA berasal dari 300 jenis bakteri, virus dan rakhitis. bakteri agen penyebab infeksi saluran pernapasan akut termasuk Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Haemophilus influenzae, Bordetella, dan Corynebacterium.
ISPA merupakan kelompok penyakit yang sering disebut sebagai salah satu dari 10 penyakit teratas di negara berkembang pada bayi dan anak kecil, termasuk: Indonesia Episode ISPA didefinisikan sebagai insiden ISPA yang dipaksakan setelah diagnosis klinis dengan interval minimal 2 hari gratis gejala penyakit yang sama. Rata-rata setiap tahun anak balita mendapat 3-6 kali episode ISPA (DCPP, 2016 ) dan 4 sampai 6 episode (Lanata dkk., 2014)
Adapun gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) di antaranya:
- Demam
- Batuk
- Nyeri tenggorokan
- Hidung tersumbat, bersin, pilek (coryza)
- Badan pegal–pegal (myalgia)
- Mata berair
- Kesulitan bernafas
Pencegahan ISPA dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan sesering mungkin serta menghindari penularan infeksi, dengan cara menutup mulut dan hidung pada saat batuk atau bersin. Gunakan tissue, sapu tangan, atau masker hidung saat batuk atau bersin.
Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan jamur.
Pneumonia bukan hanya menimpa orang dewasa, melainkan juga terjadi pada anak-anak, bahkan bayi yang baru lahir. Penyakit ini dapat menyebarkan ke orang lain melalui menghirup tetesan udara dari bersin atau batuk.
Pneumonia dapat dicegah dengan meningkatkan tindakan-tindakan perlindungan, seperti memastikan asupan gizi anak terpenuhi, mengurangi faktor risiko dari polusi udara (yang membuat paru-paru lebih rentan infeksi), dan menerapkan praktik hidup bersih yaitu:
- Cuci tangan
- Membuat ventilasi udara yang baik di rumah
- Vaksinasi PCV
Foto: Freepik
Sumber:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230816114723-4-463466/polusi-udara-di-jakarta-makin-parah-bmkg-akhirnya-buka-suara
https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/03/29/umur-dan-kesehatan-yang-hilang-dalam-polusi-udara-jakarta
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1879/ketahui-apa-itu-pneumonia
https://www.nhlbi.nih.gov/health/pneumonia/causes
https://www.nhs.uk/conditions/pneumonia/
https://www.cdc.gov/pneumonia/causes.html#:~:text=Common%20causes%20of%20bacterial%20pneumonia,from%20those%20in%20healthcare%20settings.
Artikel Terkait
Lihat SemuaCara Menangani Campak pada Bayi
Masalah KesehatanApakah Speech Delay Bisa Sembuh Sendiri?
Masalah KesehatanTak Perlu Cemas, Intip Cara Atasi Batuk Pilek pada Bayi dan Anak
Masalah KesehatanRuam Popok pada Bayi, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya
Masalah KesehatanGejala, Penyebab dan Cara Mengobati Tipes pada Anak
Masalah Kesehatan- Lihat Semua