Diduga bunuh diri akibat dibully

Siswa SD B*nuh Diri Diduga Sering Di-bully, Jangan Terapkan Ini pada Pengasuhan Anak

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Grace Eugenia Sameve, M.A, M.Psi, Psikolog

Beberapa hari lalu, masyarakat dikejutkan oleh salah satu siswa SD asal Banyuwangi yang gantung diri lantaran diduga kerap mengalami perundungan atau bullying dari teman-temannya.

Korban diduga mendapatkan perundungan di sekolah dan tempatnya mengaji karena tak memiliki ayah. Bapaknya meninggal setahun yang lalu dan adanya keterangan dari pihak keluarga jika sepulang sekolah ia seringkali mengurung diri. 

Peristiwa diatas mengingatkan sekali lagi untuk tidak menyepelekan bullying serta peran kita sebagai orang tua karena ada beberapa hal yang berpotensi membuat anak menjadi rentan sebagai pelaku bullying, termasuk :

  • Menjadi korban bully di rumah
  • Kurang perhatian dari orang tua
  • Ada pengaruh negatif lingkungan sekitar

Lalu, sebagai orang tua Ayah Bunda perlu melakukan apa?

6 Hal untuk Cegah Bullying saat Mengasuh Anak

1. Hentikan Paparan Kekerasan dalam Bentuk Apapun

Pastikan anak tidak ‘dibiarkan’ terpapar baik tindakan kekerasan verbal maupun non verbal, secara langsung dan tidak langsung. Agar ia tidak /bukannya malah belajar dan mengira bahwa kekerasan itu wajar dan diperbolehkan.

2. Ajarkan Untuk Saling Menghargai

Ayah Bunda bisa mencontohkan cara berhubungan dengan orang lain yang non-agresif dan penuh rasa hormat.

Misal:

  • Biasakan untuk bergantian saat berbicara
  • Dengarkan orang lain saat menyampaikan pendapat
  • Mengendalikan volume suara dan memilih kata-kata yang dilontarkan ke orang lain, terutama ketika merasa marah atau kesal

3. Hindari MelabeliAnak

Walaupun anak umumnya menunjukkan perilaku yang tidak akseptabel, hindari menyematkan dan mengulangi label tersebut ke anak karena akan mempengaruhi cara anak melihat dirinya sendiri dan ia cenderung mengulangi perilaku tersebut karena merasa:

'Oh aku kan nakal...Jadi aku akan...'

“Si Kakak memang kasar!”

“Kakak bandel banget”

4. Fokus bantu anak mengubah perilaku

Aybun bisa menggunakan berbagai media dan cara untuk mendukung perubahan perilaku anak. Bacakan anak buku, ajak anak diskusi dan sampaikan alternatif, serta ajak ia latihan di rumah dengan bermain peran, termasuk berlatih minta maaf jika telah mem-bully orang lain 

“Maaf ya teman aku sudah mendorongmu..”

5. Jangan Sepelekan Hal Kecil

Walaupun bisa jadi anak awalnya tidak mengerti, mohon tidak sepelekan ataupun abaikan dengan dalil ‘nanti ia juga tahu sendiri’ atau ‘namanya juga anak-anak’. Penting mengingat bahwa banyak keterampilan sosial perlu dilatih/dibiasakan.

“Namanya juga anak-anak” 

6. Contohkan Anak dengan “Jika Aku Menjadi Dia”

Cobadorong anak mengenal dampak dari perilaku dengan “memposisikan diri”

"Coba bayangkan, apa yang kakak rasakan jika kakak dipukul oleh …”

“Dik, temanmu bisa kesakitan dan terluka jika kamu …”

Selain itu, Ayah Bunda bisa memastikan dan peka dengan segera tangani jika anak menunjukkan tanda…

Korban bullying: 

  • Kehilangan keinginan untuk beraktivitas
  • Mogok sekolah
  • Menarik diri

Pelaku bullying :

  • Sulit kendalikan amarah 
  • Menunjukkan keinginan mendominasi
  • Kerap menyalahkan orang lain

Yuk, ciptakan lingkungan keluarga yang mendukung, akan membantu mendidik anak untukmenjadi pribadi yang baik, toleransi, dan senang berbuat baik kepada siapapun. Sehingga mencegah adanya kasus-kasus seperti di atas.

Unduh sekarang dan gunakan aplikasi Tentang Anak untuk pantau perkembangan si Kecil sesuai usia!

Foto: Rodnae/Pexels

Sumber:

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230302144237-20-919906/siswa-sd-banyuwangi-bunuh-diri-diduga-sering-diolok-karena-anak-yatim

https://www.verywellfamily.com/signs-of-bullying-621041

Parental Characteristics Associated With Bullying Perpetration in US Children Aged 10 to 17 Years | AJPH | Vol. 102 Issue 12 (aphapublications.org)

How to talk to your children about bullying | UNICEF

Artikel Terkait

Lihat Semua