tips-agar-tidak-mudah-marah-pada-anak

Tips Agar Tidak Mudah Marah pada Anak

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Gianti Amanda M.Psi.T, Montessori, Dipl. EXPERT.

Saat mengasuh si Kecil ada saja yang membuat Ayah dan Bunda menjadi senang, haru, sedih, bahkan marah. Ini merupakan hal yang wajar karena seorang anak sedang dalam tahap perkembangan untuk bisa melakukan sesuatu dan terkadang bisa menguji kesabaran Ayah dan Bunda.

Marah merupakan bentuk emosi yang wajar dirasakan saat menghadapi sesuatu yang tidak sesuai harapan. Namun, kehilangan kesabaran saat marah dapat memperburuk masalah dan menyebabkan konflik dengan orang lain. 

Padahal, anak-anak perlu merasa aman untuk tumbuh dan berkembang. Artinya, banyak konflik dan membentak anak tidak baik untuk pertumbuhan mereka.

Lalu, bagaimana cara agar orang tua tidak marah pada anak? Untuk mengetahuinya, yuk simak pemabahsan lengkap tentang tips agar tidak mudah marah pada anak berikut ini!

Apa Dampak Negatif Anak yang Sering Dimarahi?

Anak-anak yang sering dimarahi dapat mengalami dampak negatif pada kesehatan mental dan emosional mereka. Mereka mungkin merasa tidak aman, tidak dihargai, dan tidak diterima. 

Jika terus terjadi, maka dapat menyebabkan masalah seperti rasa rendah diri, depresi, dan kecemasan pada si Kecil. Selain itu, anak-anak yang sering dimarahi juga mungkin kurang produktif di sekolah dan kurang bahagia secara umum.

Di sisi lain, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang aman dan mendukung akan merasa lebih sejahtera dan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi. Mereka juga lebih mungkin untuk mengembangkan kemampuan sosial yang baik dan menjadi orang dewasa yang empati dan terbuka.

Penyebab Orang Tua Marah pada Anak

Menjadi orang tua tentu bukan perkara yang mudah, selalu ada tekanan yang tiada habisnya.  Di tengah stres itu, ada kalanya anak melakukan hal-hal yang mungkin membuat Ayah dan Bunda memarahinya. 

Namun, Ayah dan Bunda tahu tidak kalau ternyata  betapapun menjengkelkannya perilaku anak kita, perilaku mereka tidak menyebabkan respons kemarahan kita.

Jika kita dalam keadaan yang tenang, maka kita bisa tetap sabar, berempati, dan menyelesaikan menyelesaikan permasalahan. Tetapi jika kita stress, kita cenderung bereaksi berlebihan.

Lalu, apa saja yang menyebabkan Ayah dan Bunda ingin marah?

Berikut adalah 5 (lima) hal penyebab AyBun mudah marah-marah:

1. Merasa diabaikan

Misalnya, Bunda kurang meluangkan waktu bersama atau quality time dengan Ayah karena terlalu sibuk sehingga Bunda jadi merasa sendirian mengurus anak.

2. Merasa kelelahan

Pekerjaan Ayah dan Bunda terlalu banyak, namun di saat yang bersamaan tetap harus sambil mengasuh anak tanpa Asisten Rumah Tangga (ART).

3.Merasa tertekan dan belum terbiasa

Misalnya anak baru memasuki masa MPASI lalu mulai menolak makan, Ayah dan Bunda kemudian terpancing emosi dan memaksa ia makan. Tapi, anak malah semakin menolak makan dan trauma yang kemudian membuat Ayah dan Bunda frustasi.

4. Tidak makan cukup dan teratur

Ayah dan Bunda terlalu sibuk terkait prioritas yang belum jelas. Hal ini kemudian membuat Ayah dan Bunda lupa untuk makanan dan menjadi terlalu lapar, hingga akhirnya mengganggu mood.

5. Tidak ada rutinitas

Misalnya Ayah dan Bunda kesulitan mengatur jadwal karena jam tidur anak yang masih berubah-ubah membuat Ayah dan Bunda jadi kurang tidur.

Tips Agar Orang Tua Tidak Mudah Marah Pada Anak

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu orang tua agar tidak mudah marah pada anak:

1. Cari tahu penyebab marah

Jika Ayah atau Bunda sering merasa marah terhadap anak, cobalah untuk mencari tahu apa yang menjadi penyebabnya. 

Mungkin Anda merasa tertekan atau kelelahan, atau mungkin Anda merasa tidak terpuaskan dengan sesuatu dalam hidup Anda. Mencari tahu penyebab amarah dapat membantu Anda untuk mengelola emosi dengan lebih baik.

2. Cobalah untuk tenang

Ketika Ayah dan Bunda sudah merasa akan marah, cobalah untuk menenangkan diri dengan cara:

  • Tarik napas selama dua detik dan buang napas selama empat detik. Lakukan ini beberapa kali hingga detak jantung Anda melambat.
  • Jika anak Anda sangat berisik, coba tutupi telinga Anda atau kenakan headphone yang keras untuk sementara waktu. Kemudian ambil beberapa napas dalam-dalam.

Jika Ayah dan Bunda perlu mengambil waktu jauh dari anak Anda, berikut adalah beberapa hal yang bisa dicoba:

  • Lakukan sesuatu yang membuat Anda rileks, seperti mendengarkan musik, membolak-balik majalah, atau sekadar melihat ke luar jendela.
  • Berlari atau berjalan-jalan di luar.
  • Mandi air panas.
  • Diskusikan perasaan Anda dengan teman-teman. 

Namun, Ayah dan Bunda perlu memastikan si Kecil berada di tempat yang aman sebelum beristirahat. 

3. Gunakan kata-kata yang dapat membantu

Jika Ayah dan Bunda harus memberi tahu si Kecil untuk berhenti melakukan sesuatu, cobalah untuk menggunakan kata-kata yang membantu dan tidak menyakitkan. Misalnya, cobalah untuk mengatakan "Ayah/Bunda tidak suka jika kamu melakukan itu" daripada "Kamu selalu melakukan kesalahan!"

4. Buat batasan yang jelas

Anak-anak biasanya lebih mudah memahami apa yang diharapkan dari mereka jika orang tua memberikan batasan yang jelas. Ini dapat membantu mengurangi kebingungan dan kemarahan.

5. Hindari kekuatan fisik, apa pun yang terjadi

Beberapa studi membuktikan bahwa pukulan dan semua hukuman fisik lainnya dapat berdampak negatif pada perkembangan anak yang berlangsung sepanjang hidup. 

Oleh sebab itu, American Academy of Pediatrics (AAP) sangat merekomendasikan orang tua untuk tidak melakukannya.

Memukul mungkin membuat Anda merasa lebih baik untuk sementara waktu karena melampiaskan amarah Anda, tetapi itu buruk bagi anak Anda, dan pada akhirnya menyabotase semua hal positif yang Anda lakukan sebagai orang tua. 

6. Beri anak-anak ruang untuk tumbuh dan belajar

Anak-anak adalah individu yang sedang tumbuh dan belajar, jadi mereka mungkin melakukan kesalahan atau tidak memahami sesuatu. Berikan mereka ruang untuk tumbuh dan belajar, dan jangan selalu mengharapkan agar mereka menjadi seseorang yang sempurna.

Itu dia tips agar tidak mudah marah pada anak. Ingatlah bahwa anak belajar meregulasi emosi dari Ayah, Bunda, dan pengasuh di sekitarnya. Jika merasa marah, yuk ambil waktu sejenak untuk mencari penyebab dan cari solusinya sesuai kebutuhan!

Ditinjau oleh:

Gianti Amanda M.Psi.T, Montessori, Dipl. EXPERT.

Artikel Terkait

Lihat Semua