Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
kebiasaan-bayi-baru-lahir

5 Kebiasaan Bayi Baru Lahir dan Cara Mengatasinya

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Sebagai orang tua baru, Ayah Bunda mungkin memiliki banyak pertanyaan terkait kondisi, kebiasaan, dan tumbuh kembang bayi AyBun yang baru lahir, apakah ia berkembang dengan normal atau tidak.

Nah, untuk memahaminya, perlu AyBun ketahui bahwa orang tua dapat memperhatikan kebiasaan bayi sejak baru dilahirkan. Ada beberapa kebiasaan bayi baru lahir (new born) berusia 0 hingga 6 bulan.

Namun, kendati merupakan hal yang wajar, beberapa kebiasaan dapat menjadi tanda bahaya bagi si Kecil jika sudah mulai terlihat berlebihan. Di sini lah pentingnya peran AyBun untuk selalu mengawasi si Kecil.

Untuk lebih jelasnya, simak kebiasaan bayi dari usia 0 hingga 6 bulan seperti di bawah ini, termasuk gejala, cara mengatasi, hingga tanda-tanda bahayanya!

1. Gumoh

Gumoh merupakan saat bayi mengeluarkan cairan dari mulut setelah ia menyusu.  

Untuk mengatasi bayi yang sedang gumoh, AyBun dapat memposisikan si Kecil secara tegak, kemudian elus atau tepuk lembut punggungnya selama sekitar 30 menit.

Langkah selanjutnya, AyBun dapat memvariasikan posisi sendawa dengan cara mendudukkan atau menengkurapkan si Kecil di paha.

Kendati merupakan hal yang wajar bayi mengalami gumoh, AyBun perlu meningkatkan kewaspadaan apabila si Kecil menunjukkan tanda-tanda bahaya seperti berikut ini:

  •       Gumoh berwarna hijau atau coklat.
  •       Bayi tampak lemas.
  •       Terjadi lebih dari 4x dalam sehari.

2. Cegukan

Cegukan juga merupakan hal yang wajar dialami. Cegukan merupakan efek yang timbuhl saat terjadi kontraksi spontan pada otot diafragma.

Cara untuk mengatasi bayi yang sedang cegukan sebetulnya tidak terlalu jauh berbeda dari cara mengatasi bayi gumoh. Yakni, memposisikan anak tegak, kemudian elus atau tepuk lembut punggungnya selama kurang lebih 30 menit.

Selanjutnya, AyBun dapat memvariasikan posisi sendawa pada bayi, yakni dengan mendudukan atau menengkurapkan si Kecil di paha.

Jika cara yang sudah dilakukan tidak menunjukkan hasil dan bayi masih cegukan terus, AyBun patut meningkatkan kewaspadaan.

Ada beberapa tanda bahaya bayi cegukan yang perlu diwaspadai AyBun, yakni cegukan non-stop selama lebih dari 1 jam, rewel, disertai muntah, batuk-batuk, serta kesulitan bernapas.

3. Ngulet

Ngulet dapat diartikan sebagai gerakan meregangkan badan si Kecil untuk mengeluarkan gas dari saluran cernanya.

Untuk mengatasi bayi yang sering ngulet, AyBun dapat rutin memijat perut anak dengan jari searah jarum jam. Selanjutnya, kayuhkan kedua kaki anak seperti sedang naik sepeda. Saat melakukan itu, letakkan bayi AyBun dalam posisi telentang. Kemudian, ajak ia tummy time.

Seperti dikemukakan sebelumnya, ngulet merupakan respon bayi terhadap kondisi tubuhnya yang kelebihan gas di saluran cernanya. AyBun perlu waspada apabila bayi sulit menyusu, perut kembuh, atau muntah-muntah.

4. Ngemut Jari

Mengemut jari atau memasukkan barang ke dalam mulut oleh si bayi sebetulnya merupakan hal yang wajar. Aktivitas ini tidak perlu dilarang sampai ia berusia 2 tahun.

Namun demikian, AyBun tetap perlu melakukan pengawasan terhadap si Kecil kesayangan. Pastikan barang yang dimasukkan si Kecil ke dalam mulut bersih, aman, serta tidak mudah retak, yang pada akhirnya justru dapat membahayakannya.

Jika sampai si Kecil tersedak sampai sulit bernapas atau bahkan barang yang dimasukkannya ke dalam mulut tertelan, itu merupakan tanda bahaya dan AyBun wajib segera bertindak.

5. Jarang BAB

Bayi jarang melakukan buang air besar (BAB) sebetulnya juga merupakan hal yang masih dapat dikatakan normal dan dapat segera diatasi. Bayi yang baru berusia satu minggu biasanya BAB sebanyak 4 kali sehari, kemudian turun menjadi rata-rata 2 kali sehari hingga mereka mencapai usia 1 tahun.

Jika BAB bayi menunjukkan tekstur yang lembek, sedangkan anak masih aktif dan masih mau menyusu, ini merupakan hal yang normal.

Namun jika bayi jarang BAB, terutama pada bayi yang mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif, sebaiknya segera dilakukan langkah penanganan yang baik supaya tidak menjadi berkelanjutan. Untuk mengatasinya, cukup rutin memposisikan bayi dalam posisi sendawa.

Beberapa tanda bahaya dari kondisi ini yang patut AyBun waspadai yakni apabila kasus bayi tidak BAB terjadi selama berhari-hari bahkan lebih dari 10 hari, menolak menyusu dan disertai dengan muntah-muntah, kembung, atau tinja keras

Jika tanda-tanda bahaya muncul, sebaiknya AyBun cepat bertindak dan segera bawa si Kecil ke dokter atau pusat kesehatan terdekat.

Ditinjau oleh:

dr. Ganda Ilmana, Sp.A

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua