Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
ketuban pecah

Berapa Lama Bayi di Dalam Kandungan Bertahan Setelah Ketuban Pecah? Cek di Sini!

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Dinda Derda, SpOG

Ketuban pecah adalah salah satu tanda umum yang terjadi menjelang persalinan. Cairan ketuban, yang mengelilingi bayi di dalam rahim, memiliki peran penting dalam melindungi dan membantu perkembangan organ bayi selama kehamilan. 

Namun, ketika kantung ketuban pecah sebelum kontraksi dimulai, kondisi ini disebut Premature Rupture of Membranes (PROM). PROM hanya terjadi pada 8-10% kehamilan, tetapi dapat menimbulkan berbagai risiko yang membutuhkan penanganan medis segera.

Apa yang Terjadi Ketika Ketuban Pecah?

Cairan ketuban berfungsi sebagai bantalan pelindung bayi, membantu menjaga suhu tubuhnya, serta mendukung perkembangan paru-paru, sistem pencernaan, dan sistem muskuloskeletal. 

Plasenta menjadi penyedia utama nutrisi dan oksigen. Namun, cairan ketuban tetap penting untuk melindungi bayi dari infeksi dan komplikasi lainnya.

Ketika kantung ketuban pecah, rute untuk masuknya bakteri ke dalam rahim terbuka, sehingga meningkatkan risiko infeksi. Dalam kasus PROM, langkah-langkah medis segera diperlukan untuk memantau kondisi ibu dan bayi.

Berapa Lama Bayi Bisa Bertahan Setelah Ketuban Pecah?

Durasi bayi dapat bertahan setelah ketuban pecah sangat bergantung pada usia kehamilan dan tindakan medis yang diambil.

  • Kehamilan di Bawah 37 Minggu (PPROM):

Jika ketuban pecah sebelum minggu ke-37, bayi masih bisa bertahan selama beberapa minggu, asalkan dilakukan pemantauan ketat di rumah sakit. Cairan ketuban biasanya terus diproduksi, tetapi risiko infeksi meningkat seiring berjalannya waktu. 

Dalam beberapa kasus, kantung ketuban yang pecah dapat menutup kembali secara alami. Namun, jika terdapat tanda-tanda komplikasi, dokter mungkin memutuskan untuk melakukan persalinan lebih awal.

  • Kehamilan di Usia 37 Minggu atau Lebih:

Jika kehamilan telah mencapai usia 37 minggu, bayi cenderung lebih aman. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), akan aman menunggu hingga 48 jam atau bahkan lebih untuk melihat apakah persalinan dapat dimulai secara alami. 

Dalam sebagian besar kasus, kontraksi akan terjadi secara alami dalam 24 jam setelah ketuban pecah. Jika tidak, dokter mungkin menyarankan induksi untuk mengurangi risiko infeksi.

Baca Juga: Ciri Bayi Sehat Dalam Kandungan Usia 8 Bulan

Risiko Infeksi

Risiko utama setelah ketuban pecah adalah infeksi pada ibu atau bayi. Infeksi ini, seperti korioamnionitis (infeksi pada kantung ketuban), dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak segera ditangani. Gejala infeksi meliputi:

  • Demam (suhu tubuh di atas 37,5 °C)
  • Denyut jantung ibu atau bayi meningkat
  • Rasa nyeri atau tidak nyaman di rahim
  • Cairan ketuban berwarna hijau, kuning, atau berbau tidak sedap

Apa yang Harus Dilakukan Jika Ketuban Pecah?

Jika ketuban Bunda pecah, langkah pertama adalah segera menghubungi dokter atau bidan. Hindari berhubungan seksual karena dapat meningkatkan risiko infeksi, dan perhatikan tanda-tanda seperti demam atau perubahan warna cairan ketuban.

Dokter akan memutuskan langkah terbaik, apakah menunggu persalinan alami atau melakukan induksi.

Kesimpulan

Ketuban pecah memerlukan perhatian medis segera untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi. Dalam banyak kasus, persalinan akan dimulai secara alami dalam 24 jam setelah ketuban pecah. 

Jika ini tidak terjadi, dokter akan merekomendasikan langkah medis untuk mencegah risiko infeksi dan komplikasi lainnya. Diskusikan dengan dokter untuk menentukan langkah terbaik sesuai kondisi kehamilan Bunda.

Ingin memastikan kehamilan Bunda berjalan dengan baik? Gunakan fitur Perkembangan Janin di aplikasi Tentang Anak untuk mendapatkan panduan lengkap perkembangan bayi di dalam kandungan minggu demi minggu.

Cek fiturnya untuk memulai perjalanan kehamilan yang nyaman dan tenang!

ketuban pecah
Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua