Tidak hanya daging merah atau sapi yang memiliki zat besi. Berikut adalah makanan mengandung zat besi selengkapnya.

Nutrisi

Kesehatan Anak

Zat besi adalah salah satu mineral yang penting dalam pembentukan hemoglobin, atau salah satu bagian sel darah merah yang berfungsi mengangkut oksigen dalam darah. Tanpa adanya zat ini, si kecil akan kekurangan darah dan bisa menyebabkan anemia.&nbsp;
Pemenuhan zat besi sangat penting untuk anak yang masih bayi hingga balita. Karena, kekurangan zat besi juga bisa membuat perkembangan kecerdasan, perilaku dan kemampuan motorik si kecil bermasalah.&nbsp;
Oleh karena itu, AyBun perlu mengetahui berbagai makanan yang mengandung zat besi. Bukan hanya daging merah saja, ada beberapa makanan lain yang memiliki zat besi. Lantas, apa saja makanan yang mengandung zat besi tersebut? Simak selengkapnya di informasi berikut ini.
<h3>Manfaat Zat Besi Bagi Anak</h3>
Zat besi sangat penting untuk dimiliki oleh semua orang dari berbagai usia, termasuk bayi. Zat ini memiliki peran yang cukup vital dalam pembentukan darah merah dan perkembangan anak. Berikut adalah manfaat zat besi bagi anak.
<h3>1. Membantu perkembangan otak anak</h3>
Zat besi memiliki peran untuk pembentukan hemoglobin, yakni bagian darah yang berperan berperan untuk mengedarkan oksigen ke seluruh bagian tubuh. Apabila anak kekurangan zat besi, mereka akan sulit fokus, sehingga proses belajar pun terhambat.
Maka dari itu, sangat penting untuk AyBun memenuhi kebutuhan zat besi untuk anak. Produksi sel darah menjadi optimal dan otak mendapat cukup oksigen sesuai kebutuhannya. Si kecil pun jadi mudah berkonsentrasi dan otak dapat berfungsi secara maksimal.&nbsp;
<h3>2. Menghindari anemia</h3>
Menghindari anemia adalah salah satu alasan mengapa zat besi sangat dibutuhkan. Rendahnya kadar hemoglobin di sel darah merah bisa menyerang siapa saja, termasuk bayi dan anak-anak. Bahkan, penyakit ini akan menimbulkan kondisi yang lebih buruk pada bayi.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anemia pada bayi akan mempengaruhi perkembangan saraf dan perilaku bayi dalam jangka panjang. Mereka menambahkan bahwa ada kemungkinan bahwa efek tersebut tidak dapat diubah.&nbsp;
<h3>3. Anak menjadi lebih aktif&nbsp;</h3>
Anak yang memiliki zat besi yang cukup akan terlihat lebih aktif. Dengan pasokan oksigen dalam sel darah merah yang memadai, tubuh anak akan terasa ringan, tidak mudah lelah ataupun mengantuk. Daya tahan tubuh akan terasa lebih kuat dan tidak mudah terserang penyakit.&nbsp;
<h2>Berapa Kebutuhan Zat Besi Anak?</h2>
Anak dari usia bayi hingga remaja sangat membutuhkan zat besi untuk tumbuh kembang otak dan fisik mereka. Di sisi lain, anak bisa juga memiliki keracunan zat besi karena terlalu banyak mengonsumsi zat besi.&nbsp;
Oleh karena itu, asupan zat besi untuk anak haruslah seimbang sesuai dengan usianya. Di bawah ini adalah kebutuhan zat besi untuk anak sesuai usianya menurut Health Canada:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">7&ndash;12 bulan: 11 mg</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">1&ndash;3 tahun : 7 mg</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">4&ndash;8 tahun : 10 mg</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">9&ndash;13 tahun : 8 mg</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">14&ndash;18 tahun : 11 mg (laki-laki) 15 mg (perempuan)</li>
</ul>
<h2>Daftar Makanan Sumber Zat Besi&nbsp;</h2>
Setelah mengetahui betapa pentingnya zat besi untuk si kecil, AyBun perlu mengetahui beragam makanan yang mengandung zat besi selain daging merah dengan harga yang lebih terjangkau. Daging merah sendiri memiliki 2,7 mg zat besi dalam 100 gramnya, berikut adalah daftarnya:
<h3>1. Ikan</h3>
Ikan adalah makanan yang memiliki berbagai sumber nutrisi. Di dalam ikan terdapat zat besi, omega-3, hingga vitamin D yang sangat baik untuk tumbuh kembangnya. Salah satu ikan yang direkomendasikan adalah tuna yang memiliki 1,4 mg zat besi dalam 85 gram ikan tuna.&nbsp;&nbsp;
AAP merekomendasikan konsumsi ikan kepada bayi pada usia 6 bulan, karena ikan termasuk dalam &ldquo;Big 8&rdquo; makanan yang sering minumbulkan alergi. Selain tuna, AyBun dapat memberikan sarden, makarel, ataupun salmon untuk memenuhi kebutuhan si kecil.
<h3>2. Hati Ayam</h3>
Jeroan ayam atau hati ayam cenderung lebih terjangkau daripada daging merah/sapi. Hati ayam bisa jadi alternatif pengganti daging merah untuk si kecil karena memiliki 10 mg zat besi dalam setiap 100 gramnya.
Bunda dapat mengonsumsi hati ayam untuk kebutuhan MPASI, sehingga gizi bayi tiap harinya terpenuhi. Hati ayam juga mengandung vitamin A dan antioksidan tutein serta likopen yang bisa menghindari bayi dari gangguan penglihatan.&nbsp;
<h3>3. Telur Ayam</h3>
Telur adalah sumber nutrisi esensial yang mengandung 1,2 mg zat besi dalam 100 gram-nya. Selain zat besi, telur juga memiliki kandungan protein dan vitamin D, E, B5, B12 hingga A. Nutrisi tersebut sangat baik untuk memori dan kekebalan tubuh.&nbsp;
Selain itu, AyBun bisa buat berbagai varian masakan telur. Mulai dari telur rebus, orak-arik, mata sapi dan lain sebagainya.&nbsp;
<h3>4. Bayam</h3>
Beberapa sayur-sayuran juga memiliki asupan zat besi yang baik, salah satunya adalah bayam. Kandungan zat besi yang dimiliki bayam adalah diantara 2,1 dan 2,7 mg/100 gram. Tidak hanya zat besi, bayam juga mengandung kalsium, asam folat, sodium dan lainnya.
Manfaat besar bayam untuk bayi adalah sayuran ini sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan mempertajam penglihatan bayi.&nbsp;
<h3>5. Brokoli</h3>
Selain bayam, brokoli juga termasuk sayuran yang mengandung zat besi. Jumlahnya tidak sebanyak dengan bayam, tetapi sayuran ini bisa memenuhi zat besi harian. Dalam 100 gram brokoli, terdapat 1 mg zat besi di dalamnya.&nbsp;
Brokoli untuk bayi dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menjaga kesehatan sistem pencernaan. AyBun dapat mengenalkan brokoli sebagai makanan pendamping ASI pada bayi ketika berusia 10 bulan.&nbsp;
<h3>6. Kacang-Kacangan</h3>
Kacang-kacangan adalah alternatif sumber zat besi yang juga memiliki tinggi protein. Beberapa jenis kacang-kacangan, seperti kacang almond, kacang polong, kacang kedelai, kacang hijau, hingga kancang lentil.
100 gram kacang kedelai mengandung 10 mg zat besi, adapun kacang hijau mengandung 7,5 zat besi per 100 gram.&nbsp;
Itulah deretan makanan yang mengandung zat besi selain daging marah. Penting untuk AyBun agar memastikan si kecil memiliki asupan zat besi yang tepat. Ini dilakukan agar si kecil dapat tumbuh kembang secara optimal.&nbsp;
Yuk, AyBun pastikan si kecil dapat asupan zat besi yang cukup dengan beragam makanan di atas! Apabila anak menunjukan gejala anemia, seperti kelelahan atau wajah pucat, segara konsultasi ke dokter secepatnya.
Foto: Freepik.com
Sumber:
Robert D. Baker, Frank R. Greer, The Committee on Nutrition; Diagnosis and Prevention of Iron Deficiency and Iron-Deficiency Anemia in Infants and Young Children (0&ndash;3 Years of Age). Pediatrics November 2010; 126 (5): 1040&ndash;1050. 10.1542/peds.2010-2576
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2528681/&nbsp;
https://www.canada.ca/en/health-canada/services/food-nutrition/healthy-eating/dietary-reference-intakes/tables/reference-values-elements-dietary-reference-intakes-tables-2005.html&nbsp;

6 Makanan yang Mengandung Zat Besi, Pengganti Daging Merah

Pelajari cara meningkatkan berat badan si Kecil dengan metode double prohe dalam MPASI. Temukan manfaat protein hewani, panduan porsi, dan tips menyajikan menu MPASI yang seimbang untuk pertumbuhan optimal bayi Anda. Baca selengkapnya&nbsp;

Semua orang tua tentu ingin bayinya sehat dan memiliki berat badan yang sesuai dengan usianya. 
Tetapi, tidak sedikit orang tua yang mengalami masalah dengan berat badan (BB) anak yang susah naik karena si Kecil susah makan.&nbsp;
Sementara itu, memastikan berat badan si Kecil tetap naik menjadi agenda penting yang harus dilakukan Ayah dan Bunda setiap bulannya. 
Ini karena kenaikan berat badan bayi dapat menunjukkan kalau si Kecil sehat. 
Selain itu, Si Kecil perlu mendapatkan asupan nutrisi dan gizi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.
Lalu, apa yang harus dilakukan Ayah dan Bunda untuk menaikkan berat badan si Kecil?&nbsp;
Ayah dan Bunda bisa mencoba mengupayakan double prohe dalam menu Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang diberikan kepada si Kecil. 
Tapi, apa arti double prohe? Dan seperti apa anjurannya? Untuk mengetahuinya, yuk, simak pembahasan lengkap tentang double prohe di bawah ini!
<h2>Pengertian Double Prohe</h2>
Double prohe adalah singkatan dari double protein hewan. Artinya, ada 2 (dua) jenis protein hewani yang disajikan dalam 1 (satu) menu MPASI si Kecil. 
Misalnya seperti menyediakan lauk ayam dan udang atau terlur puyuh dan daging sapi secara bersamaan dalam menu MPASI bayi.
Namun, perlu diketahui bahwasanya pengupayaan double prohe dalam menu MPASI tidak secara otomatis mencukupi asupan protein harian si Kecil. 
Oleh sebab itu, pastikan jumlah dan kandungan protein dalam menu MPASI bayi sesuai dengan kebutuhan, meskipun hanya berasal dari satu jenis makanan saja.
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64dd8e54-44e235d3-f720-49ae-9ecc-85c1bfd55505.png" alt="Pengertian Double Prohe" width="60%" height="60%" />
Sumber: Freepik
<h2>Manfaat Double Prohe</h2>
Upaya double prohe dalam MPASI dapat memberikan banyak manfaat baik bagi masa pertumbuhan si Kecil. 
Terlebih, pemberian asupan protein hewani dan nabati dalam MPASI perlu dimulai sejak bayi memasuki usia 6 bulan. 
Ini karena protein dapata memberikan banyak manfaat bagi tumbuh kembang si Kecil, antara lain:
<h3>1. Memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi bayi&nbsp;</h3>
Protein hewani memiliki kandungan asam amino yang lebih lengkap dan lebih mudah dicerna oleh bayi. 
Hal ini juga ditunjukkan oleh berbagai macam penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi protein hewani dapat membantu anak-anak untuk tumbuh tinggi dan lebih kuat.&nbsp;
Oleh sebab itu, bayi yang sudah berusia 6 bulan disarankan untuk mengonsumsi berbagai macam jenis sumber protein sejak awal MPASI pertama. 
Misalnya seperti daging sapi, daging ayam, ikan, telur, hati, dan masih banyak lagi.
<h3>2. Pertumbuhan yang sempurna</h3>
Asupan protein dapat membantu semua proses pertumbuhan si Kecil. Ini karena protein berfungsi untuk membangun dan memelihara jaringan tubuh. 
Sehingga, si Kecil bisa memiliki pertumbuhan yang sempurna.&nbsp;
<h3>3. Membantu pembentukan enzim</h3>
Manfaat protein yang selanjutnya adalah untuk membentuk enzim dalam tubuh bayi. 
Enzim sendiri dapat terbentuk karena adanya reaksi biokimia yang terjadi dalam tumbuh.&nbsp;
Enzim sangat penting bagi tubuh karena berfungsi sebagai penghancur racun, kontraksi otot, pembekuan darah hingga membantu mencerna makanan dalam tubuh.
<h3>4. Meningkatkan kekebalan tubuh</h3>
Ketika seseorang mengonsumsi protein yang cukup, maka ia akan menjadi lebih terlindungi dari bakteri dan juga virus. 
Artinya konsumsi protein dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh. Khsususnya bagi bayi yang masih rentan terhadap berbagai penyakit.
Menurut sebuah penelitian, untuk mencegah infeksi, setiap orang membutuhkan protein dalam pembentukan antibodi dan imunnoglobin. 
Jadi, sel tubuh nantinya mampu merespons dab melawan dengan cepat apabila sewaktu-waktu bakteri atau virus yang sama datang.
<h3>5. Menjadi sumber energi untuk si Kecil</h3>
Tahukah Bunda kalau ternyata protein juga bisa memberikan energi tambahan bagi si Kecil?&nbsp;
Protein dapat memberikan si Kecil energi ekstra saat asupan lemak dan karbohidratnya tidak cukup untuk kebutuhan gerak hariannya. 
Dengan demikian, si Kecil memiliki energi yang cukup untuk&nbsp; mengeksplor berbagai hal dalam masa pertumbuhannya.
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64dd92cb-0949d6c5-1215-48fb-bfcb-d4ece7184ca5.jpg" alt="Menjadi sumber energi untuk si Kecil" width="60%" height="60%" />
Sumber: Freepik
<h2>Cara Menyajikan Dobel Prohe yang Dianjurkan</h2>
Kalau tadi, kita sudah membahas arti dobel prohe dan manfaatnya. Kini saatnya untuk Ayah dan Bunda mengetahui seperti apa anjuran double prohe yang tepat.
Dengan memberikan dobel prohe yang tepat, Aybun bisa&nbsp; memenuhi asupan nutrisi dan gizi si Kecil.&nbsp;
Berikut adalah tabel kebutuhan asupan protein harian anak. 
Tabel di bawah juga termasuk pilihan asupan protein hewani yang Aybun jadikan acuan untuk MPASI dobel prohe si Kecil:
<table style="border-collapse: collapse; width: 71.5373%;" border="1">
<tbody>
<tr>
<td style="width: 50.0711%; text-align: center;">Usia</td>
<td style="width: 49.902%; text-align: center;">Kisaran Jumlah</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 50.0711%; text-align: center;">6 - 12 bulan</td>
<td style="width: 49.902%; text-align: center;">13 gram</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 50.0711%; text-align: center;">1 - 3 tahun</td>
<td style="width: 49.902%; text-align: center;">16 gram</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 50.0711%; text-align: center;">4 - 6 tahun</td>
<td style="width: 49.902%; text-align: center;">24 gram</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 50.0711%; text-align: center;">7 - 10 tahun</td>
<td style="width: 49.902%; text-align: center;">28 gram</td>
</tr>
</tbody>
</table>
&nbsp;
<table style="border-collapse: collapse; width: 72.0375%; height: 179.166px;" border="1">
<tbody>
<tr style="height: 22.3958px;">
<td style="width: 50.0922%; text-align: center; height: 22.3958px;">Nama</td>
<td style="width: 49.8716%; text-align: center; height: 22.3958px;">
Jumlah*
</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3958px;">
<td style="width: 50.0922%; height: 22.3958px; text-align: center;">Telur ayam</td>
<td style="width: 49.8716%; height: 22.3958px; text-align: center;">13 gram</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3958px;">
<td style="width: 50.0922%; height: 22.3958px; text-align: center;">Telur puyuh</td>
<td style="width: 49.8716%; height: 22.3958px; text-align: center;">13 gram</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3958px;">
<td style="width: 50.0922%; height: 22.3958px; text-align: center;">Ikan</td>
<td style="width: 49.8716%; height: 22.3958px; text-align: center;">22 gram</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3958px;">
<td style="width: 50.0922%; height: 22.3958px; text-align: center;">Udang</td>
<td style="width: 49.8716%; height: 22.3958px; text-align: center;">24 gram</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3958px;">
<td style="width: 50.0922%; height: 22.3958px; text-align: center;">Daging sapi</td>
<td style="width: 49.8716%; height: 22.3958px; text-align: center;">26 gram</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3958px;">
<td style="width: 50.0922%; height: 22.3958px; text-align: center;">Daging ayam</td>
<td style="width: 49.8716%; height: 22.3958px; text-align: center;">27 gram</td>
</tr>
</tbody>
</table>
*kandungan per 100 gram
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64dd94bb-656b1c14-2e8b-4b11-8cd0-487e8009f1c4.jpg" alt="Kebutuhan Asupan Protein Harian" width="60%" height="60%" />
Sumber: Freepik
Selain fokus pada asupan protein hewani si Kecil, Ayah dan Bunda juga perlu memastikan bahwa komposisi MPASI yang lainnya juga sesuai dengan persentase yang dianjurkan:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Karbohidrat 35-55%</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Lemak 35-60%</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Protein 15-20%</li>
</ul>
Terlalu banyak protein dapat mengurangi asupan lemak dan karbohidrat yang juga dibutuhkan si Kecil. Sehingga, menu lengkap dengan komposisi yang seimbang adalah pemberian MPASI yang tepat untuk pertumbuhan buah hati.
Baca juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/setelah-mpasi-tidak-boleh-minum-asi-benarkah/">Benarkah anak tidak boleh diberikan ASI setelah MPASI?</a>
<h2>Penutup</h2>
Ayah dan Bunda diperbolehkan memberikan double prohe MPASI asal disesuaikan dengan total kebutuhan harian si Kecil. 
Agar lebih yakin, Ayah dan Bunda dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak masing-masing ya! 
Selain itu, Aybun juga bisa bertanya gratis pada DSA di fitur <a href="tentanganak://consult_list?type=consult_list">Tanya Ahli</a> aplikasi Tentang Anak.
Sementara itu, pemberian protein yang berlebih dapat berdampak serius dan akan menyebabkan obesitas atau gangguan fungsi ginjal. 
Ayah dan Bunda perlu berkonsultasi ke DSA jika:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sudah memberikan menu lengkap dan menerapkan feeding rules dengan konsisten tetapi BB anak tidak naik.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak menolak semua jenis makanan dari kelompok makanan tertentu.</li>
</ul>

Double Prohe untuk MPASI dan Manfaatnya untuk Menaikkan Berat Badan Bayi

Dalam artikel ini, Tentang Anak akan membahas standar berat badan bayi yang ditetapkan oleh WHO, faktor-faktor yang memengaruhinya, dan langkah-langkah yang dapat diambil jika berat badan bayi belum mencapai standar.

Newborn

Bayi

Pertumbuhan

Berapa Berat Badan Bayi yang Normal? Cek Sesuai Usianya, Yuk!

Pemberian nama bagi bayi adalah momen penting dan bermakna bagi setiap orang tua. Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan kepada orang tua yang mencari nama bayi laki-laki Islami yang penuh berkah. Pilihan nama yang memiliki makna positif dan merujuk pada nilai-nilai Islami dapat memberikan identitas yang kuat dan mendalam bagi

350++ Nama Bayi Laki-Laki Islami Penuh Berkah

Yuk, kenali kebutuhan tidur anak sesuai usia dan tanda-tandanya. Pastikan AyBun menjaga rutinitas tidur yang konsisten dan perhatikan pola tidur Si Kecil. Temukan tips praktis untuk membantu Si Kecil tidur lebih baik.

Pola Tidur

<div>
Halo AyBun! Apakah Si Kecil sering menolak tidur siang? Tenang saja, AyBun tidak sendirian. Banyak orang tua juga mengalami hal yang sama. Pertanyaannya, apakah ini harus dibiarkan?
Biasanya, anak usia 3-5 tahun memang mulai mengurangi durasi tidur siang mereka. Walaupun belum ada studi yang memastikan kapan tepatnya anak harus berhenti tidur siang, hal ini sangat bergantung dan bisa disesuaikan pada kondisi masing-masing anak.
<h2>Waktu Tidur Ideal Sesuai Usia Anak</h2>
Nah, sebelum membahas lebih lanjut, yuk kenali dulu kebutuhan durasi tidur anak karena sangat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, salah satunya usia. Melansir dari Sleep Foundation, kebutuhan tidur anak hingga remaja dibedakan menjadi 6 kelompok usia, seperti ini:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi (0-3 bulan): 14-17 jam&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi (4-11 bulan): 12-16 jam</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Balita (1-2 tahun): 11-14 jam</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pra-sekolah (3-5 tahun): 10-13 jam</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Usia sekolah (6-12 tahun): 9-12 jam</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Remaja (13-18 tahun): 8-10 jam.</li>
</ul>
Jika kebutuhan tidur anak sudah tercukupi, Ayah dan Bunda tetap perlu memantau keadaan anak selama 1-2 minggu untuk mengenal tanda apakah ia masih butuh tidur siang atau sudah tidak memerlukan lagi.
<h2>Tanda Umum Si Kecil Masih Perlu Tidur Siang</h2>
Jika Si Kecil masih membutuhkan tidur siang, biasanya saat melewatkan tidur siang akan terlihat beberapa tanda berikut:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menjadi pemarah, rewel, hiperaktif</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menguap dan mengusap mata</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mudah tertidur saat melakukan beberapa aktifitas, misalnya membaca buku, makan, melakukan perjalanan.</li>
</ul>
<h2>Tanda Si Kecil Tidak Lagi perlu Tidur Siang</h2>
Tanda umum bahwa Si Kecil tidak lagi perlu tidur siang bisa sangat bervariasi tergantung pada usia dan karakteristik anak, namun beberapa hal yang biasa terjadi yakni:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sudah memenuhi waktu tidur sesuai usia di malam hari</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sulit tidur waktu siang hari</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jika tidur siang, anak akan sulit tidur di malam hari atau bangun lebih awal dari biasanya.</li>
</ul>
<h3>Hati-Hati Redflag Pada Pola Tidur Anak</h3>
Selain itu, AyBun juga perlu memperhatikan dan segera membawa anak ke dokter jika pola tidur anak mengalami:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kesulitan memulai tidur.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gelisah saat tidur.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sering terbangun di malam hari.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mendengkur.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bernapas melalui mulut.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Adanya keterlambatan perkembangan anak.</li>
</ul>
<h2>Tips Anak Mendapatkan Waktu Tidur Ideal</h2>
Berikut adalah empat cara untuk membantu anak mendapatkan cukup tidur:
<h3>1. Jadwalkan Jam Tidur&nbsp;</h3>
AyBun perlu untuk menjadwalkan jam tidur anak dengan sedikit strict. Mulai dari jam anak perlu bangun pagi, lalu hitung mundur berapa jam tidur yang dia butuhkan dan tetapkan jam tidur yang tidak&nbsp;bisa diganggu gugat.&nbsp;
Lalu untuk anak remaja, ini bisa jadi perlu ngobrol serius soal jadwal dan aktifitas, mungkin harus batasi beberapa kegiatan, cari cara biar PR selesai lebih cepat, dan geser main game ke akhir pekan.
<h3>2. Pentingnya Santai Sebelum Tidur</h3>
Tidak ada yang bisa langsung tidur setelah melakukan aktifitas fisik yang berat. Kalo jam tidur dimulai saat 21.00, berarti anak perlu mulai santai-santai antara jam 20.00 sampai 20.30 biar mereka siap buat bener-bener tidur jam 21.00.
<h3>3. Matikan Gadget Sejam Sebelum Tidur</h3>
Cahaya biru dari layar bisa bikin otak tetap terjaga dan susah tidur. Khususnya buat layar kecil seperti hp atau tablet yang digunakan deket muka. Mematikan gadget selama 1 jam sebelum Si Kecil tidur adalah cara yang efektif. Gadget sebaiknya di-charge di luar kamar tidur &mdash; atau minimalnya, AyBun atur ke mode &lsquo;Do Not Disturb&rsquo; atau &lsquo;Jangan Ganggu&rsquo;.&nbsp;
<h3>4. Jaga Rutinitas Tidur yang Konsisten</h3>
Pada akhir pekan dan liburan, usahakan tetap menjaga rutinitas tidur yang sama. Sedikit fleksibilitas boleh saja, seperti membiarkan anak tidur satu atau dua jam lebih malam jika mereka bisa dan mau tidur lebih lama di pagi hari.&nbsp;
Namun, kalau Si Kecil termasuk yang tetap bangun pagi tanpa peduli jam berapa ia tidur di malam hari, membiarkan mereka begadang mungkin justru kurang baik. Tubuh akan terganggu ketika jadwal tidur berubah-ubah.
<h3>Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1727">Anak Tidur Bersama Orang Tua Berbahaya? Ini Faktanya</a></h3>
<h2>Penutup</h2>
Jadi, AyBun tidak&nbsp;perlu khawatir jika Si Kecil menolak tidur siang karena tidak mengganggu pertumbuhan. Yang penting, pastikan AyBun terus memantau dan mendukung kebutuhan tidur si Kecil dengan baik.
Ingat, anak-anak lebih memperhatikan tindakan daripada kata-kata. Dengan menjadikan tidur sebagai prioritas, AyBun tidak&nbsp;hanya memberikan contoh yang baik untuk Si Kecil, tetapi juga meningkatkan kualitas tidur AyBun sendiri.
Untuk AyBun yang ingin memantau pola tidur anak dengan lebih baik, gunakan fitur <a href="tentanganak://baby-tracker?type=sleep_tracker">sleep tracker</a> yang tersedia di aplikasi Tentang Anak untuk memastikan bahwa kebutuhan tidur anak sesuai dengan usianya.
Semoga informasi ini bermanfaat, AyBun! 🌙✨
</div>

Kebutuhan Tidur Ideal Sesuai Usia Anak

apakah susu sapi dapat menambah tinggi badan


Temukan bagaimana susu dapat mendukung pertumbuhan tinggi anak dengan tips konsumsi yang efektif. Artikel ini mengulas manfaat kalsium, protein, vitamin, serta waktu terbaik untuk minum susu. 

Ayah Bunda, tentu sering mendengar atau bahkan mengatakan, &ldquo;Dek, minum susu yuk, biar cepat tinggi, lho!&rdquo; pada si kecil, kan? 
Biasanya sebelum tidur malam. Nah, sejak dulu Ayah Bunda juga diajarkan untuk rutin minum susu supaya cepat tinggi sejak kecil.
Kini, banyak varian susu yang membantu mengoptimalkan tubuh anak agar lebih tinggi. 
Tapi, apa benar minum susu bisa membuat anak lebih tinggi? Memang apa saja kandungan pada susu sehingga bisa membuat anak tumbuh lebih tinggi?
<h2>Susu Terbukti Bikin Anak Tinggi</h2>
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu berkaitan erat dengan pertumbuhan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang rutin minum susu mengalami peningkatan berat dan tinggi badan sebesar 20% dibandingkan dengan mereka yang tidak minum susu.&nbsp;
Studi terbaru menemukan bahwa efek susu terhadap pertumbuhan anak dapat bervariasi, dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi seperti pendapatan dan akses ke makanan bergizi.
Selain itu, ada studi yang menghubungkan konsumsi susu pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun dengan risiko pertumbuhan terhambat yang 1,9% lebih rendah.&nbsp;
Khususnya, penelitian pada anak usia 2-4 tahun yang rutin mengonsumsi susu sapi setidaknya sekali sehari menunjukkan peningkatan Z-score lebih dari 0,11 poin dan penurunan risiko stunting sebesar 28%.
<h2>Anjuran Pemberian Susu pada Anak</h2>
Meskipun pemberian susu pada anak sangat penting dalam mengoptimalkan tinggi, namun perlu diperhatikan cara dan jumlah yang tepat agar manfaatnya optimal.
Susu tidak hanya kaya akan nutrisi yang mendukung pertumbuhan, tetapi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan si kecil. 
Lalu, bagaimana anjuran pemberian susu pada anak yang sesuai. Simak berikut ini:
<h3>1. Memastikan Pola Makan Anak Sudah Baik</h3>
Para ahli berpendapat bahwa asupan makanan yang bervariasi memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan anak.&nbsp;
Susu mengandung berbagai nutrisi penting yang semuanya berperan dalam mendukung pertumbuhan yang optimal.&nbsp;
<ul>
<li>Protein: Susu mengandung kasein (80%) dan whey (20%), yang penting untuk membangun jaringan tubuh, meningkatkan kekebalan, dan menyimpan zat gizi.</li>
<li aria-level="1">Kalsium: Membantu membentuk tulang yang kuat, serta menjaga kesehatan saraf, otot, dan jantung. Kalsium yang cukup memastikan tulang tetap kuat hingga dewasa.</li>
<li aria-level="1">Kalium: Membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, mendukung fungsi otot dan saraf, serta menjaga tekanan darah tetap normal.</li>
<li>Seng: penting untuk sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan sel, penyembuhan luka, dan pembentukan protein.</li>
<li aria-level="1">Vitamin A: mendukung kesehatan mata, sistem kekebalan tubuh, dan pertumbuhan sel serta jaringan tubuh</li>
<li>Vitamin D: memperkuat tulang, mendukung pertumbuhan sel, dan menjaga fungsi saraf, otot, dan kekebalan tubuh.</li>
<li>Vitamin B12: membantu pembentukan sel darah merah, mencegah anemia, serta mendukung kesehatan jantung dan otak.</li>
</ul>
Selain itu, susu juga membantu merangsang produksi hormon insulin-like growth factor 1 (IGF-1), yang penting untuk perkembangan jaringan tulang dan otot.&nbsp;
Namun, perlu AyBun ingat untuk mengikuti beberapa hal berikut terkait dengan pemberian susu:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak memberikan susu untuk menggantikan makanan utama jika ia GTM</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berikan susu secara terjadwal, misal saat jam sarapan dan snack sore</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Diberikan sesuai rekomendasi untuk menghindari risiko masalah makan dan obesitas.</li>
</ol>
<h3>2.Kebutuhan Konsumsi Harian Susu</h3>
Rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) tentang kebutuhan susu anak:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Usia 1-2 tahun: 480-700 ml/hari</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Usia 2-5 tahun: 480-600 ml/hari</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Utamakan Pemberian Susu Plain (No Added Sugar) jika yang dipilih adalah susu UHT</li>
</ul>
Jika anak menolak, berikan secara selang-seling dan bertahap, misal:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Senin : susu coklat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Selasa : Susu plain</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rabu : susu coklat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kamis : Susu plain</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jumat : Susu plain.</li>
</ul>
<h3>3.Tidak Memberikan SKM (Susu Kental Manis)</h3>
SKM bukan susu yang aman untuk anak karena tinggi gula, rendah protein, dan kandungan gizi tidak lengkap. Sediakan Asupan Produk Dairy Lainnya Selain Susu, seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Greek yogurt</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Yogurt</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Keju</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Es krim</li>
</ul>
<h2>Waktu Terbaik Minum Susu untuk Mendukung Pertumbuhan Tinggi Badan</h2>
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang menentukan waktu yang paling tepat untuk minum susu, ada periode tertentu di mana tubuh dapat menyerap nutrisi susu dengan lebih efektif.&nbsp;
Waktu minum susu sebenarnya bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, seperti meningkatkan tinggi badan atau menurunkan berat badan.
Untuk mendukung pertumbuhan tinggi badan, anak-anak sebaiknya mengonsumsi susu di pagi hari dan sebelum tidur malam.&nbsp;
Mengonsumsi susu di pagi hari memberikan anak asupan kalori dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tetap aktif sepanjang hari.&nbsp;
Sementara itu, minum susu dua jam sebelum tidur di malam hari disarankan karena tubuh menyerap kalsium dengan lebih baik selama tidur.&nbsp;
Selain itu, konsumsi susu di malam hari dapat meningkatkan kualitas tidur, yang sangat penting untuk perkembangan fisik anak.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1658">Bolehkah Anak minum Susu UHT?</a>
<h2>Penutup</h2>
Kita semua tahu betapa pentingnya susu dalam mendukung pertumbuhan dan kesehatan anak. 
Dengan pemilihan waktu yang tepat dan konsumsi yang sesuai, susu dapat menjadi salah satu pendukung utama dalam mencapai tinggi badan yang optimal.&nbsp;
Jangan lupa untuk memantau asupan susu dan pola makan anak agar tetap seimbang dan sesuai kebutuhan.&nbsp;
Untuk membantu AyBun lebih mudah memantau konsumsi susu dan asupan nutrisi si kecil, Tentang Anak menyediakan <a href="tentanganak://baby-tracker?type=drink_tracker">Minum Tracker</a> yang praktis dan mudah digunakan untuk pastikan si kecil mendapatkan tidak dehidrasi.
Semoga informasi di atas bermanfaat!

Konsumsi Susu Sapi Terbukti Bikin Anak Tinggi, Cek 3 Anjurannya!

Temukan penyebab berat badan bayi tidak naik dan solusi efektif untuk mengatasinya. Artikel ini menjelaskan berbagai faktor seperti anemia, infeksi tuberkulosis, ISK, dan rhinitis alergi yang dapat mempengaruhi berat badan anak.

Keluhan tentang berat badan anak yang sulit bertambah sering menjadi persoalan yang ditemui orang tua.&nbsp;
Idealnya, menurut standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan kurva dari Center for Disease Control Prevention, setiap bertambahnya usia terjadi kenaikan berat badan sebanyak dua kilogram.&nbsp;
Jika anak AyBun menghadapi situasi tersebut, ada baiknya Aybun membaca artikel ini untuk mengetahui persoalan kenapa anak tidak mengalami kenaikan berat badan secara signifikan.&nbsp;
<h2>Penyebab Berat Badan Anak Tidak Naik</h2>
Banyak faktor yang membuat berat badan anak tidak bertambah seperti pola makan yang salah atau adanya penyakit yang diderita. 
Jika AyBun merasa sudah menerapkan pola makan dengan benar dan konsisten, maka perlu dilakukan evaluasi medis untuk mengetahui berbagai penyakit yang belum terdeteksi.
Jangan ragu juga untuk membawa anak ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya. 
Ada beberapa penyakit yang menjadi penyebab berat badan anak tidak naik yakni anemia, tuberkulosis (TBC), Infeksi Saluran Kemih (ISK) hingga rhinitis alergi.&nbsp;
Untuk mengetahui tentang penyakit tersebut, mari simak penjelasan selengkapnya di bawah ini:&nbsp;&nbsp;
<h3>1. Anemisa Defisiensi Besi</h3>
Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah kurangnya zat besi di dalam tubuh. Penyebabnya cadangan zat besi yang tidak cukup atau tidak sesuai.
Anak yang mengalami ADB seringkali menunjukkan penurunan nafsu makan.
Kekurangan zat besi dapat membuat anak merasa lelah dan tidak berenergi, yang dapat menyebabkan penurunan selera makan dan berkurangnya asupan kalori.
Ada sejumlah tanda dan gejala yang kerap ditemui pada anak yang mengalami Anemia Defisiensi Besi (ADB) yakni: 
<ul>
<li>Pucat: Kulit dan selaput lendir terlihat lebih pucat dari biasanya.</li>
<li>Lesu: Anak terlihat kurang berenergi dan tidak seaktif biasanya.</li>
<li>Tidak Nafsu Makan: Anak mungkin menunjukkan penurunan selera makan.</li>
<li>Mudah Lelah: Anak cepat lelah bahkan setelah aktivitas yang ringan.</li>
<li>Keterlambatan Perkembangan: Pada kasus yang lebih parah, anemia dapat mempengaruhi perkembangan fisik dan kognitif Anak, seperti keterlambatan dalam merangkak, berjalan, atau berbicara.</li>
</ul>
<h3>2. Infeksi Tuberkulosis (TBC)</h3>
Infeksi tuberkulosis (TB) adalah radang paru yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini menular melalui percikan udara yang keluar saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin.
Peradangan yang disebabkan oleh TBC mempengaruhi metabolisme tubuh anak dengan meningkatkan pengeluaran energi, mengganggu metabolisme protein, dan memicu kehilangan massa otot.
Proses inflamasi ini juga dapat mengubah cara tubuh memetabolisme lemak dan karbohidrat, berkontribusi pada penurunan berat badan anak.
Berikut adalah tanda dan gejala anak yang mengalami Infeksi Tuberkulosis (TB Paru): 
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Batuk berlangsung lebih dari 2 minggu</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Demam berlangsung lebih dari 2 minggu</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi terlihat lemas lebih dari 2 minggu&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gejala terlihat menetap meski telah diobati melalui pengobatan standar&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Terdapat benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan.</li>
</ul>
<h3>3. Infeksi Saluran Kemih</h3>
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan kuman berbahaya di saluran kemih. 
Pertumbuhan kuman tersebut disebabkan antara lain karena kebersihan alat kelamin yang tidak terjaga, fimosis atau konstipasi berulang.
Meski ISK kadang tidak bergejala, berikut adalah tanda yang kerap dialami anak yang menderita Infeksi Saluran Kemih:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Demam</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Muntah</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Nyeri atau terlihat mengejan saat buang air kecil</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sering buang air kecil namun hanya keluar sedikit-sedikit</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kulit di sekitar alat kelamin berwarna kemerahan.</li>
</ul>
<h3>4. Rhinitis Alergi</h3>
Rhinitis alergi adalah peradangan pada hidung yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap alergen tertentu.
Gejala utama meliputi bersin, pilek, dan hidung gatal atau mampat, yang sering terjadi di pagi hari.
Penyakit ini umumnya diderita oleh anak-anak usia sekolah dan dapat berlangsung hingga dewasa jika tidak ditangani dengan baik.
Tanda dan gejala rhinitis alergi, yakni:
<ul>
<li>Bersin dan ingus keluar terus-menerus</li>
<li>Hidung terasa tersumbat dan gatal</li>
<li>Batuk dan rasa sakit di tenggorokan akibat iritasi</li>
<li>Mata terasa gatal dan berair, serta mungkin tampak merah</li>
<li>Muncul lingkaran gelap di bawah mata akibat peradangan</li>
<li>Sering mengalami sakit kepala, terutama jika disertai sinusitis</li>
<li>Rasa lelah yang berlebihan akibat kualitas tidur yang buruk.</li>
</ul>
Walaupun rhinitis alergi terlihat sudah sembuh, namun ada fase minimal persistent inflamation atau peradagangan yang menetap.
Hal ini akan mengganggu barrier terutama di usus sehingga apa yang dimakan belum bisa dicerna baik &amp; berat badan tidak naik
<h2>Cara Mengatasi Berat Badan Anak yang Susah Naik</h2>
Seperti telah disinggung sekilas di awal artikel, penyebab tidak bertambahnya berat badan anak di antaranya adalah pola makan yang salah. 
Berikut adalah 6 tips yang bisa AyBun lakukan agar berat badan anak bertambah:
<h3>1. Buat Jadwal Makan</h3>
Pola makan harus dibentuk sejak dini. Kapan waktu makan berat, snack dan juga waktu minum susu. 
Hal ini berguna untuk megajarkan keteraturan pada anak, sehingga ketika tiba saatnya makan, anak lebih mudah menerimanya.&nbsp;
Selain itu, dengan adanya jadwal makan, anak terhindar dari kondisi mudah marah dan tidak nyaman karena lapar. 
Maka, AyBun perlu membuat jadwal makanan utama dan makanan selingan (snack) yang teratur.&nbsp;
Berikut ini adalah jadwal makan ideal yang AyBun bisa adopsi:&nbsp;
<ul>
<li>Pukul 08.00: sarapan&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pukul 10.00: camilan atau snack</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pukul 12.00: makan siang</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pukul 14.00: susu atau jus&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pukul 16.00: camilan atau snack&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pukul 18.00: makan malam</li>
</ul>
Nah, sekarang giliran AyBun menyusun jadwal makan yang lebih lengkap untuk Si Kecil, ya. 
<h3>2. Tidak Makan Lebih dari 30 Menit&nbsp;</h3>
Waktu makan ideal baik untuk makan berat atau snack adalah tidak lebih dari 30 menit. 
Mengapa? Sederhananya karena makanan akan jadi dingin dan tidak lagi nikmat untuk dimakan.&nbsp;
Alasan lain, jika waktu makan sudah lebih dari 30 menit anak biasanya mengalami perlambatan saat makan dan cenderung mendiamkan makanan di mulut. 
Tentu saja kondisi tersebut bukan proses makan yang sehat.&nbsp;&nbsp;&nbsp;
<h3>3. Jangan Berikan Snack Sebelum Makan Berat</h3>
Saat waktu makan berat tiba, jangan memberikan snack atau camilan. Tujuannya supaya anak tidak kenyang dan semangat saat makan. 
Selain menjadwalkan kapan anak mengasup camilan atau snack, perhatikan juga kalori dan gula yang terkandung.&nbsp;
<h3>4. Ciptakan Kondisi Makan yang Menyenangkan&nbsp;&nbsp;</h3>
Suasana lingkungan turut mempengaruhi nafsu makan anak. Jadi buatlah suasana menyenangkan ketika anak makan. 
Misalnya dengan menyiapkan serbet untuk alas makan yang menarik perhatian anak.&nbsp;
Selain itu, jangan memaksa anak untuk makan ya, karena akan membuat psikologis anak tertekan. 
Pastikan juga supaya anak fokus untuk makan dan tidak melakukan aktivitas lain seperti bermain atau menonton.&nbsp;
<h3>5. Latih Anak Makan Sendiri</h3>
Cara sukses lain menaikkan berat badan anak yang kurus, mulai dengan hal yang kecil dan sederhana seperti mengajari anak untuk makan sendiri. 
Cara ini juga akan melatih kemandirian anak. Tapi jika anak menunjukkan tanda tidak mau makan seperti mengatupkan mulut, memalingkan kepala, atau bahkan menangis, tawarkan kembali makanan secara netral yaitu tanpa membujuk atau memaksa.&nbsp;
<h3>6. Berikan Makanan dalam Porsi Kecil</h3>
Untuk membantu agar anak makan dengan lebih mudah, berikan makanan dalam porsi kecil dan sesuai. 
Cara lain, berikan makanan utama atau lauk terlebih dahulu dan diakhiri dengan minum.&nbsp;
<h3>7. Jaga Kebersihan&nbsp;</h3>
Apabila anak sudah selesai makan, ajarkan untuk membersihkan mulut mereka. Jadikan ini sebagai tahap terakhir setelah makan selesai. 
Terangkan juga pentingnya menjaga kebersihan mulut dan gigi, agar anak mengerti tentang menjaga kesehatan.&nbsp;
Nah, itulah sejumlah penyebab berat badan bayi yang tidak bertambah dan solusinya.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=983">Anak GTM, Pahami Penyebab dan Cara Mengatasinya</a>
<h2>Penutup</h2>
Semoga informasi di atas dapat membantu AyBun yang sedang menghadapi masalah terkait berat badan anak.
Sebagai penutup, jika anak mengalami masalah makan yang berlangsung lebih dari 2 minggu dan tidak ada peningkatan berat badan meskipun sudah mengikuti pola makan yang benar serta tidak ada gejala penyakit yang jelas, segeralah konsultasikan ke dokter spesialis anak.
Penanganan yang tepat dari ahli akan membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah secara efektif, sehingga anak dapat mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Pahami Kemungkinan Penyebab Berat Badan Anak Sulit Naik

Temukan dampak negatif dari konsumsi snack kemasan berlebihan pada anak, seperti risiko obesitas dan gangguan kesehatan. Baca tips untuk memilih camilan sehat dan temukan resep camilan alami yang bergizi di sini.

Belakangan ini, banyak berita tentang anak-anak di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang harus menjalani cuci darah akibat masalah ginjal.&nbsp;
Situasi ini sangat memprihatinkan, mengingat mereka harus menerima perawatan jangka panjang di usia muda.&nbsp;
Minimnya pengetahuan tentang gaya hidup sehat menjadi salah satu penyebab utama masalah ini.&nbsp;
Seringkali, snack kemasan menjadi pilihan praktis untuk anak-anak, terutama saat Ayah &amp; Bunda kekurangan waktu.&nbsp;
Namun, terlalu sering mengonsumsi snack kemasan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko obesitas atau kegemukan.
Yuk, ketahui akibat terlalu banyak makan snack dan tips untuk mengatasinya di artikel berikut ini!
<h2>Dampak Negatif jika Anak Sering Makan Snack Kemasan</h2>
Konsumsi snack kemasan secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan nutrisi pada anak. 
Snack kemasan biasanya tinggi gula, garam, dan lemak tidak sehat, namun rendah nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral.&nbsp;
Beberapa risiko akibat jika anak terlalu banyak makan snack kemasan antara lain:
<h3>1. Risiko Obesitas (Kenaikan Berat Badan)</h3>
Konsumsi makanan ringan yang tidak sehat secara teratur dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.&nbsp;
Obesitas pada anak dapat mengarah pada masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan gangguan sendi.&nbsp;
Kandungan gula yang tinggi dalam makanan ringan dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan langkah awal menuju diabetes tipe 2.
<h3>2. Gangguan Regulasi Gula Darah</h3>
Resistensi insulin mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur kadar gula darah dan dapat menyebabkan penumpukan lemak yang berlebihan.
<h3>3. Komposisi Tubuh yang Tidak Sehat</h3>
Konsumsi makanan ringan tidak sehat dapat mempengaruhi komposisi tubuh dengan meningkatkan persentase lemak tubuh dan mengurangi massa otot. 
Hal ini berdampak negatif pada kesehatan dan penampilan anak secara keseluruhan.
<h3>4. Gangguan Kesehatan Gigi</h3>
Makanan ringan, terutama yang tinggi kandungan gula dan asam, dapat melemahkan enamel gigi seiring berjalannya waktu. 
Enamel adalah lapisan pelindung luar pada gigi yang berfungsi untuk melindungi gigi dari kerusakan.&nbsp;
Ketika enamel terpapar gula dan asam secara berlebihan, mineral-mineral dalam enamel mulai terkikis, membuat gigi menjadi lebih rentan dan mudah mengalami gigi berlubang.&nbsp;
Erosi ini juga dapat menyebabkan sensitivitas gigi, sehingga konsumsi makanan dan minuman panas atau dingin menjadi tidak nyaman.
<h3>5. Gangguan nutrisi</h3>
Jika si Kecil terlalu sering makan snack, mereka mungkin tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dari makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, dan protein hewani. 
Selain itu, kurangnya asupan nutrisi yang cukup untuk Anak dapat mempengaruhi potensi tumbuh kembang anak.
<h3>6. Gangguan konsentrasi</h3>
Snack yang tinggi gula dan lemak trans dapat menurunkan konsentrasi dan mempengaruhi hasil belajar anak.
<h3>7. Gangguan tidur</h3>
Snack yang tinggi kalori dapat meningkatkan hormon stres dan menyebabkan gangguan tidur pada anak.
<h2>Solusi Mengatasi Anak yang Terlalu Banyak Makan Snack</h2>
Untuk menghindari dampak negatif akibat terlalu banyak makan snack, Ayah dan Bunda harus membatasi jumlah snack yang diberikan kepada anak.
Selain itu, Ayah dan Bunda juga perlu memastikan bahwa anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dari makanan sehat lainnya.
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu orang tua dalam memberikan snack pada anak:
<h3>1. Utamakan camilan sehat dan homemade</h3>
Sebaiknya Ayah dan Bunda memilih snack yang rendah kalori, gula, dan lemak, seperti membuat camilan sehat buatan sendiri. Misalnya seperti kue kacang hijau, apple pie, granola bar, es krim buah, dan lainnya.
<h3>2. Perkenalkan lebih sering sayur dan buah sebagai snack utama</h3>
Selain lebih bernutrisi, memperkenalkan sayur dan buah juga dapat mencegah anak menjadi picky eater.&nbsp;
Berikut adalah beberapa opsi gabungan sayur dan buah untuk snack anak:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Potongan mangga dengan yogurt</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Puding buah naga</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Brokoli rebus dengan saus keju.</li>
</ol>
<h3>3. Batasi jumlah snack</h3>
Pastikan Ayah dan Bunda tidak memberikan terlalu banyak snack kepada si Kecil, terutama jika mereka sudah makan makanan utama yang sehat.
Terlalu banyak makan snack bisa membuat si Kecil menjadi enggan untuk makan makanan utama karena sudah merasa kenyang.
<h3>4. Berikan snack sebagai tambahan</h3>
Ayah dan Bunda tidak boleh menggantikan makanan utama dengan snack, tetapi berikan snack sebagai tambahan untuk memberikan asupan nutrisi yang lebih lengkap.
Namun, sebaiknya Ayah dan Bunda memberikan camilan yang sehat dibandingkan dengan camilan kemasan yang kaya gula.
<h3>5. Jadikan snack sebagai sarana belajar</h3>
Gunakan snack sebagai sarana untuk mengajarkan anak tentang makanan sehat dan tidak sehat.
Selain itu, Ayah dan Bunda juga dapat mengajarkan mereka memahami bagaimana makanan dapat mempengaruhi kesehatan.
<h3>6. Bersikap konsisten</h3>
Jangan memberikan snack yang tidak sehat kepada anak secara terus-menerus, tetapi cobalah untuk memberikan snack sehat dengan teratur.&nbsp;
Ini akan membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang sehat di masa depan.
<h2>Ketentuan memberikan snack kemasan pada anak</h2>
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak lebih dari 1 kali sehari</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pilih yang mengandung sodium dan gula paling rendah</li>
</ol>
Itu dia beberapa tips yang dapat Ayah dan Bunda lakukan untuk menghindari dampak negatif akibat terlalu banyak makan snack pada anak.
<h2>Syarat camilan sehat untuk anak</h2>
Selain mengandung tinggi gula dan garam, studi pada anak usia 9-15 bulan menunjukkan setiap 1 kali penambahan frekuensi pemberian snack kemasan, skor status gizi tubuh meningkat 0,25 poin.
Berikut syarat camilan sehat menurut American Academy of Pediatrics (AAP).
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kalori maksimal 200 kkal</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kandungan garam (sodium) &lt;200 mg</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rendah gula</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rendah lemak (untuk anak &gt;2 tahun).</li>
</ol>
Rekomendasi asupan maksimal garam dari National Health Service&nbsp;
Catatan: 1 gram setara dengan 0,4 gram sodium
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=948">Double Prohe untuk MPASI dan Manfaatnya untuk Menaikkan Berat Badan Bayi&nbsp;</a>
<h2>Penutup</h2>
Itu dia AyBun pembahasan tentang dampak negatif akibat terlalu banyak makan snack. 
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terlalu banyak makan snack kemasan dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan anak.&nbsp;
Oleh sebab itu, AyahBun harus membatasi jumlah snack kemasan yang diberikan kepada si Kecil dan memastikan bahwa mereka juga mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dari makanan sehat lainnya.&nbsp;
<div class="flex flex-grow flex-col max-w-full">
<div class="min-h-[20px] text-message flex w-full flex-col items-end gap-2 whitespace-pre-wrap break-words [.text-message+&amp;]:mt-5 overflow-x-auto" dir="auto" data-message-author-role="assistant" data-message-id="bef9c5c0-326a-4c18-bf74-6be3eee5644a">
<div class="flex w-full flex-col gap-1 empty:hidden first:pt-[3px]">
<div class="markdown prose w-full break-words dark:prose-invert dark">
Dengan memahami risiko kesehatan yang terkait, AyBun bisa lebih bijak dalam memilih camilan untuk si Kecil.
Untuk mendukung kebiasaan makan yang sehat, cobalah beralih ke camilan alami dan homemade yang lebih bergizi. Tentang Anak menyediakan fitur <a href="tentanganak://food_list?type=food_list">resep</a> yang bisa AyBun coba, mulai dari snack buatan sendiri hingga ide camilan berbasis buah dan sayur.
Kunjungi fitur <a href="tentanganak://food_list?type=food_list">resep</a> untuk mendapatkan inspirasi camilan sehat yang tidak hanya enak tapi juga mendukung kesehatan anak.
Dengan pilihan yang tepat, AyBun bisa memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi yang diperlukan tanpa mengorbankan kesehatan mereka.
</div>
</div>
</div>
</div>

Akibat Jika Anak Terlalu Banyak Makan Snack Kemasan

Kenali lebih lanjut tentang lingkar kepala bayi di sini

Pertumbuhan si Kecil terutama bayi bukan hanya dilihat dari tinggi atau berat badannya saja, tetapi juga lingkar kepala bayi.&nbsp;American Academy of Pediatrics atau AAP merekomendasikan pengukuran lingkar kepala secara rutin setiap bulan sampai umur 2 tahun pertama kehidupan anak sebagai bentuk deteksi dini. Hal ini karena pertumbuhan kepala bayi yang tidak normal, misalnya ukuran kepala bayi lebih besar bisa menandakan penyakit hidrosefalus, dan ukuran kepala bayi yang kecil yaitu mikrosefali.
Penyakit hidrosefalus menandakan adanya penumpukan cairan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai sebab di antaranya malformasi struktur otak, radang otak, tumor otak, atau kelainan metabolisme bawaan. Hidrosefalus secara anatomis dibagi 2, yaitu hidrosefalus non-komunikans (tersumbat) dan hidrosefalus komunikans. Hidrosefalus non-komunikans disebabkan oleh kelainan bawaan atau keturunan, tumor, dan infeksi. Kondisi tersebut karena penyumbatan di tempat tertentu di dalam otak, di jalan sempit yang dilalui cairan otak waktu mengalir keluar dari rongga ventrikel otak. 
Sedangkan mikrosefali konsumsi obat, infeksi tetanus, rubella, cytomegalovirus, herpes (TORCH), tanda lainnya kepala anak yang mikrosefali dengan ubun-ubun terbuka biasanya disebabkan atrofi otak.
Ukuran lingkar kepala akan mencerminkan ukuran dan perkembangan otak serta status nutrisi si Kecil. Studi menunjukkan lingkar kepala si Kecil saat usia 1 tahun mampu memprediksi intelegensinya (IQ) di masa depan, lho! Ternyata hal ini berkaitan dengan volume otak. Lalu, bagaimana cara mengetahuinya?
<h2>Cara Mengukur Lingkar Kepala Bayi&nbsp;</h2>
<h3>1. Siapkan pita ukur yang fleksibel dan tidak elastis</h3>
<h3>2. Pilih posisi yang paling aman dan nyaman untuk Ayah Bunda dan anak</h3>
Misalnya dengan telungkup di atas tempat tidur, duduk di pangkuan Ayah Bunda, dan berdiri mandiri.&nbsp;Jika anak sedang aktif bergerak, minta bantuan orang lain untuk memegang anak.
Saat mengukur, pastikan sisi pita yang menunjukkan ukuran berada di sisi dalam dan pas di tengah dahi anak.
<h3>3. Lingkarkan pita ukur di kepala bayi</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Di atas alis</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Melewati bagian atas telinga</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Melewati bagian paling menonjol di bagian kepala</li>
</ul>
Untuk meningkatkan keakuratan hasil, Ayah Bunda dapat lakukan 2 sampai 3 kali pengukuran dalam 1 waktu untuk perbandingan.
<h3>4. Catat hasil pengukuran dan plot di grafik pertumbuhan WHO</h3>
Jika hasil lingkar kepala bayi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Lebih dari 2 SD (di atas normal atau makrosefali)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">0 - 2 SD (normal)&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kurang dari 2 SD (di bawah normal atau mikrosefali)</li>
</ul>
Apabila si Kecil memiliki lingkar kepala tidak dalam range normal, Ayah Bunda perlu perhatikan apakah ia mengalami masalah makan berkepanjangan? Apakah anak mengalami keterlambatan perkembangan?
Pastikan Ayah Bunda mengukur lingkar kepala si Kecil secara rutin bersamaan dengan BB dan TB dengan 1x per bulan dengan hasil pengukuran lingkar kepala dari waktu ke waktu lebih informatif dibandingkan hasil pengukuran sewaktu.
<h3>Hal yang mempengaruhi pertumbuhan bayi</h3>
Si Kecil yang sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan memiliki fase berbeda-beda guna mendukung tumbuh kembangnya agar dapat berjalan dengan baik, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mendukung pertumbuhannya optimal
<ol>
<li>Asupan nutrisi</li>
<li>Jaga kesehatan selama kehamilan</li>
<li>Faktor genetik</li>
<li>Kesehatan ibu setelah melahirkan</li>
<li>Adanya kondisi kesehatan khusus pada si Kecil</li>
</ol>
Ukuran lingkar kepala bayi yang sehat bukan berarti menandakan tumbuh kembang si Kecil sudah sepenuhnya baik, Ayah Bunda juga harus memperhatikan kelima hal di atas.
Maka Ayah Bunda juga jangan menunda untuk berkonsultasi langsung ke dokter spesialis anak ya, supaya masalah tumbuh kembang dapat segera ditangani dengan tepat, dan kecerdasan menjadi lebih optimal. 
Yuk, cek secara berkala lingkar kepala si Kecil dan catat pertumbuhannya di aplikasi Tentang Anak!
Foto: www.freepik.com&nbsp;
Sumber: 
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S002839320400003X
https://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/pentingnya-pengukuran-lingkar-kepala-dan-ubun-ubun-besar#:~:text=Ukuran%20lingkar%20kepala%20saat%20lahir,saat%20usia%2013%2C8%20bulan.
&nbsp;

Pengukuran Lingkar Kepala Bayi Dianjurkan dengan Cara Ini

Tinggi Badan Anak, tinggi badan ideal, tinggi badan anak perempuan, tinggi badan laki-laki

Pantau tinggi badan anak Anda sesuai standar WHO untuk memastikan pertumbuhannya optimal. Artikel ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi badan anak, seperti genetik, nutrisi, dan lingkungan, serta memberikan tabel tinggi badan ideal untuk anak Indonesia.