Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
Monkeypox

Waspada Kasus Cacar Monyet di Indonesia Meningkat, Ini yang Perlu Kita Tahu

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh Tim Tentang Anak

Meningkatnya kasus cacar monyet di Indonesia khususnya DKI Jakarta ada 13 kasus cacar monyet atau monkeypox di Jakarta sejak ditemukan pada Agustus 2022.

Dari 13 kasus tersebut, terdapat 12 pasien merupakan kasus positif aktif atau belum dikatakan sembuh.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta Ngabila Salama mengatakan jumlah tersebut berdasarkan data per 25 Oktober pukul 09.00 WIB.

12 pasien positif cacar monyet hingga kini masih menjalani isolasi di rumah sakit.

Salah satu pasien yang terkonfirmasi positif cacar monyet pada 23 Oktober 2023 tertular yaitu lewat kontak seksual.

Hingga kini ada sembilan orang yang diduga bergejala cacar monyet, yakni satu kasus temuan 23 Oktober, enam kasus temuan 24 Oktober dan dua kasus temuan 25 Oktober.

Bukan hanya itu, kini vaksin cacar monyet telah diberikan kepada 79 orang kelompok yang berisiko tinggi.

Sejarah Cacar Monyet

Cacar monyet merupakan penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus ini termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.

Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox.

Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat.

Sejarah Cacar Monyet

Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus.

Virus penyebab monkeypox juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin.

Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi.

Virus monkeypox juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.

Monkeypox menular dari manusia ke manusia lain melalui kontak langsung dengan luka infeksi atau cairan tubuh penderita.

Penyakit monkeypox juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan saat melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.

Gejala dan Tanda Cacar Monyet

Gejala cacar monyet pada manusia mirip dengan gejala cacar air, tetapi memiliki tanda yang lebih ringan. Dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, hingga kelelahan.

Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak.

Masa inkubasi cacar monyet yaitu berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.

  • Sakit kepala
  • Demam akut >38,5oC
  • Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)
  • Nyeri otot/Myalgia
  • Sakit punggung
  • Asthenia (kelemahan tubuh)
  • Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Selama 1 sampai 3 hari atau lebih lama ia akan ada setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, tetapi sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2−4 minggu. Di Afrika, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.

Pencegahan Cacar Monyet

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, yang meliputi :

  • Hindari kontak dengan binatang yang dapat menjadi reservoir atau perantara virus (termasuk hewan yang sakit atau ditemukan mati di daerah cacar monyet ada).
  • Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
  • Jauhkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
  • Cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan binatang atau manusia yang terinfeksi.
  • Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi
  • Memasak daging dengan benar dan matang

Walaupun penyakit cacar monyet ini belum dilaporkan ada di daerah Indonesia selain DKI Jakarta, tetapi kita tetap perlu waspada dan berhati-hati. Jika mendapati gejala dan tanda seperti yang tertera di atas diharapkan untuk dapat segera melapor ke fasilitas pelayanan Kesehatan agar dapat segera tertangani. 

Foto: Freepik

Sumber: 

https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/index.html

https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON385 

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua