Tentang Anak LogoTentang Anak-Hamil dan ParentingCari info anak, lebih lengkap di aplikasi
water birth

Mengenal Metode Water Birth, Proses Melahirkan dalam Air

  • Ditulis oleh Tim Tentang Anak
  • Ditinjau oleh dr. Dinda Derda, SpOG

Bagi banyak Bunda, proses melahirkan adalah momen yang penuh dengan harapan dan tantangan. Salah satu metode yang kini semakin populer dan diminati adalah water birth, atau melahirkan dalam air. Metode ini menawarkan pengalaman melahirkan yang lebih rileks, nyaman, dan alami bagi bunda dan bayi.

Water birth dilakukan dengan melahirkan di dalam kolam berisi air hangat. Air hangat ini membantu mengurangi rasa nyeri, meningkatkan rasa rileks, dan mempermudah pergerakan bunda selama proses persalinan. Selain itu, bagi bayi, kelahiran ke dalam air dipercaya dapat memberikan transisi yang lebih lembut dari rahim ke dunia luar.

Namun, seperti halnya metode persalinan lainnya, water birth memiliki kelebihan, tantangan, dan pertimbangan medis tertentu. Dalam artikel ini, akan membahas secara mendalam apa itu water birth, manfaatnya, serta hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih metode ini.

Yuk, simak lebih lanjut untuk mengenal metode persalinan yang penuh ketenangan ini!

Apa Itu Metode Persalinan Water Birth?

Water birth adalah metode persalinan di mana sebagian atau seluruh proses persalinan—mulai dari fase pembukaan hingga melahirkan bayi—dilakukan di dalam kolam khusus berisi air hangat. Banyak bunda yang memilih metode ini karena manfaatnya, seperti suasana yang lebih tenang, rasa nyeri yang berkurang, dan risiko robekan perineum yang lebih kecil.

Water birth dapat dilakukan di berbagai lokasi, seperti rumah sakit, pusat bersalin, atau bahkan di rumah, asalkan didampingi oleh tenaga medis profesional seperti dokter atau bidan.

Namun, untuk menjalani metode water birth, ada beberapa kriteria kesehatan yang perlu dipenuhi, antara lain:

  • Kehamilan cukup bulan dengan risiko rendah.
  • Tidak ada infeksi atau kondisi medis tertentu.
  • Mengandung satu bayi (bukan hamil kembar).
  • Tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau gangguan pembekuan darah.
  • Tidak mengalami komplikasi selama kehamilan atau persalinan.
  • Memenuhi kriteria indeks massa tubuh (BMI) sebelum kehamilan.

Untuk kehamilan berisiko tinggi, seperti yang memerlukan pemantauan janin atau intervensi medis lainnya, dokter atau bidan mungkin akan menyarankan untuk tidak menggunakan metode water birth demi kemudahan akses saat proses persalinan.

Kelebihan Melahirkan dengan Metode Water Birth

Melahirkan dengan metode water birth semakin diminati karena banyak ibu yang merasakan manfaat positif dari proses persalinan di dalam air hangat.

Meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan, pengalaman para ibu menunjukkan bahwa water birth memberikan dampak yang menenangkan dan menyenangkan, tidak hanya untuk bunda tetapi juga untuk bayi yang baru lahir. 

Berikut adalah beberapa kelebihan yang sering dilaporkan:

1. Pengalaman Persalinan yang Lebih Santai

Air hangat dikenal memiliki efek relaksasi, seperti saat mandi setelah hari yang melelahkan. Selama persalinan, berada di air hangat dapat membantu menurunkan stres dan tekanan darah ibu, menciptakan suasana yang lebih tenang dan nyaman.

2. Durasi Persalinan yang Lebih Pendek

Dengan daya apung yang diberikan air, bunda dapat bergerak dan mengubah posisi lebih mudah selama persalinan. Hal ini dapat membantu kontraksi berlangsung lebih efisien, sehingga mempercepat proses persalinan.

3. Mengurangi Kebutuhan Obat Pereda Nyeri

Relaksasi yang didapat dari air hangat dapat merangsang pelepasan endorfin dan meningkatkan aliran darah ke otot-otot rahim. Hal ini membantu bunda mengatasi nyeri persalinan secara alami, sehingga mengurangi kebutuhan akan obat-obatan pereda nyeri.

4. Lebih Terhubung dengan Proses Persalinan

Bagi beberapa ibu, melahirkan di air memberikan tingkat rasa sakit yang dapat dikelola sehingga mereka merasa lebih "hadir" dan terlibat dalam proses kelahiran. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih intim dan bermakna.

Dengan berbagai manfaat ini, metode water birth menjadi pilihan yang menarik bagi bunda yang mencari pengalaman melahirkan yang lebih alami dan nyaman.

Namun, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan metode ini sesuai dengan kondisi kesehatan bunda dan bayi.

Baca Juga: Waktu Berhubungan Saat Hamil yang Dilarang Secara Medis

Risiko Melahirkan dengan Metode Water Birth

Meski memiliki banyak kelebihan, metode water birth juga memiliki sejumlah risiko yang perlu diperhatikan. Bagi bunda yang mempertimbangkan metode ini, penting untuk memahami potensi kelemahannya agar dapat membuat keputusan yang tepat dan aman. 

Berikut beberapa risiko yang terkait dengan metode water birth:

1. Hanya Direkomendasikan untuk Kehamilan Berisiko Rendah

Water birth umumnya hanya diperuntukkan bagi ibu dengan kehamilan risiko rendah, mengandung satu bayi, dan sudah mencapai usia kehamilan cukup bulan.

Jika terjadi komplikasi selama proses persalinan, mengeluarkan ibu dari kolam air untuk tindakan medis darurat dapat memakan waktu berharga.

2. Penelitian Terbatas Mengenai Risiko dan Manfaat

Meskipun ada penelitian tentang manfaat water birth, risikonya masih belum sepenuhnya dipahami.

Beberapa organisasi, seperti American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), mendukung persalinan dalam air pada tahap awal tetapi menyarankan proses melahirkan bayi dilakukan di darat karena bukti manfaatnya bagi bayi masih terbatas.

3. Potensi Paparan Bakteri di Air

Air dalam kolam persalinan dapat terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, atau kotoran selama proses persalinan.

Ada kekhawatiran bahwa bayi yang membuka mata atau mulut di dalam air bisa terpapar bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Namun, sejauh ini belum ditemukan bukti peningkatan risiko infeksi pada bayi yang lahir dengan metode ini.

4. Pilihan Manajemen Nyeri yang Terbatas

Bunda yang melahirkan di air tidak dapat menggunakan metode manajemen nyeri tertentu, seperti epidural.

Walaupun air hangat seringkali cukup membantu meredakan nyeri, jika rasa sakit menjadi tak tertahankan, ibu mungkin harus keluar dari kolam untuk mendapatkan bantuan medis lainnya.

5. Tantangan Logistik dan Akses ke Perawatan Medis

Jika terjadi komplikasi, baik pada ibu maupun bayi, berada di kolam dapat memperlambat akses tenaga medis untuk memberikan intervensi.

Oleh karena itu, lokasi persalinan (rumah sakit, pusat bersalin, atau rumah) harus dipilih dengan hati-hati, terutama jika ibu menginginkan fleksibilitas dalam perawatan medis selama persalinan.

Meski risiko ini dapat diminimalkan dengan persiapan yang tepat dan pendampingan oleh tenaga medis profesional, konsultasi dengan dokter atau bidan sangat penting untuk memastikan metode water birth adalah pilihan yang aman sesuai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

Baca Juga: Tips Hamil Sehat agar Lahirkan Anak Cerdas

Water Birth Tidak Direkomendasikan di Indonesia

Berdasarkan surat edaran dari Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) yang dipublikasikan pada 2010, water birth tidak direkomendasikan di Indonesia. 

Keputusan ini diambil berdasarkan masukan dari Himpunan Fetomaternal Indonesia (HKFMI) dan hasil diskusi pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-XII di Makassar tahun 2011.

Menurut POGI, water birth tidak masuk dalam kurikulum pendidikan dokter di Indonesia. Hingga saat ini pun, belum tersedia standar pelatihan dan sertifikasi khusus untuk tenaga kesehatan yang menangani water birth di Indonesia..

Selain itu, risiko yang terkait dengan metode ini dianggap terlalu besar dibandingkan manfaatnya. Lalu, persalinan dalam air dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama jika air dalam kolam tercemar oleh feses. 

Selain itu, robekan pada jalan lahir yang terjadi saat proses mengejan dapat memicu masuknya gelembung udara ke pembuluh darah, yang berpotensi menyebabkan emboli udara sehingga membuat kondisi fatal.

Apalagi pelaksanaan water birth, terutama di rumah, dapat menjadi tantangan jika lokasinya jauh dari fasilitas kesehatan atau rumah sakit. Hal ini menyulitkan penanganan medis yang cepat apabila terjadi komplikasi.

Kesimpulan

Jadi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum memutuskan metode persalinan. Meskipun water birth populer di beberapa negara, metode ini belum memiliki dasar ilmiah yang kuat untuk diterapkan secara luas di Indonesia.

Keputusan untuk memilih water birth harus didasarkan pada pertimbangan medis dan ketersediaan tenaga ahli yang kompeten.

Ingin mengetahui perkembangan janin bunda? Yuk, cek lewat fitur Kembang Hamil!

water birth
Sumber:

Sumber Foto: Freepik

Referensi:

Tamily

Artikel Terkait

Lihat Semua