Pelajari kenapa alergi bisa muncul saat dewasa dan cara mencegahnya dengan menjaga imunitas tubuh sejak dini. Klik untuk tahu lebih lanjut!

Kesehatan Anak

Sebagian besar alergi memang bereaksi saat usia dini, dengan sekitar 80% kasus alergi muncul pada masa kanak-kanak. Namun, sebenarnya alergi bisa juga muncul pada usia berapapun, termasuk saat dewasa.
<h2>Kenapa sih bisa seperti itu?</h2>
Singkatnya, alergi tidak selalu muncul saat pertama kali terpapar alergen. Paparan pertama biasanya disebut dengan sensitisasi. Dalam tahap ini, tubuh belum menunjukkan tanda-tanda alergi, dan tahap sensitisasi tidak tentu jangka waktunya.
Faktor daya tahan tubuh juga memainkan peran penting. Individu yang mengalami alergi saat dewasa mungkin sudah memiliki alergi sejak kecil, namun tidak bergejala karena sistem imun yang lebih kuat. Seiring beranjak dewasa, daya tahan tubuh bisa menurun karena berbagai faktor seperti penyakit, terpapar polutan terlalu sering, hingga kekurangan vitamin D.&nbsp;
Simak selengkapnya melalui video di atas:

Video:  Kenapa Alergi Baru Muncul Saat Beranjak Dewasa?

Studi: Pengguna KB IUD Hormonal Miliki Risiko Kanker Payudara Lebih Tinggi

Penggunaan IUD hormonal bermanfaat mengatur kehamilan, tapi perlu dipahami risikonya, seperti peningkatan kecil kanker payudara dan penurunan risiko kanker lain.

KB IUD hormonal telah menjadi salah satu pilihan alat kontrasepsi bagi banyak perempuan untuk mengatur jarak kehamilan.
Namun, seperti <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=2020">metode kontrasepsi</a> lainnya, memahami manfaat dan risikonya sangat penting sebelum mengambil keputusan.
<div class="flex max-w-full flex-col flex-grow">
<div class="min-h-8 text-message flex w-full flex-col items-end gap-2 whitespace-normal break-words [.text-message+&amp;]:mt-5" dir="auto" data-message-author-role="assistant" data-message-id="6837e3b9-92c3-43c1-9ca0-b3a4b8b0b732" data-message-model-slug="gpt-4o">
<div class="flex w-full flex-col gap-1 empty:hidden first:pt-[3px]">
<div class="markdown prose w-full break-words dark:prose-invert light">
<h2>Hasil Penelitian Terbaru tentang IUD Hormonal dan Risiko Kanker</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/673709fd-4e448b26-b8e2-413d-9e46-1150ee00d574.jpg" />
Penelitian di Swedia yang melibatkan lebih dari 500.000 perempuan selama 13 tahun memberikan wawasan penting mengenai dampak penggunaan IUD hormonal terhadap risiko kanker. Berikut temuan utama penelitian tersebut:
<h4>Peningkatan Risiko</h4>
<ul>
<li>Kanker payudara: Penggunaan IUD hormonal meningkatkan risiko hingga 13%.</li>
</ul>
<h4>Penurunan Risiko</h4>
<ul>
<li>Kanker endometrium: Risiko berkurang sebesar 33%.</li>
<li>Kanker serviks: Risiko berkurang sebesar 14%.</li>
<li>Kanker ovarium: Risiko berkurang sebesar 9%.</li>
</ul>
<h4>Hal yang Perlu Diperhatikan soal Risiko Kanker Payudara</h4>
<ul>
<li>Peningkatan risiko kanker payudara yang ditemukan relatif kecil.</li>
<li>Faktor lain, seperti riwayat keluarga dengan kanker payudara, dapat memengaruhi risiko.</li>
<li>Risiko lebih tinggi pada perempuan pasca-menopause dibandingkan perempuan muda.</li>
</ul>
<h4>Faktor Risiko Lain Kanker Payudara</h4>
Selain penggunaan IUD hormonal, beberapa faktor risiko lain yang perlu diperhatikan meliputi:
<ul>
<li>Usia</li>
<li>Pola makan</li>
<li>Indeks Massa Tubuh (BMI)</li>
<li>Riwayat keluarga</li>
<li>Faktor genetik</li>
</ul>
</div>
</div>
</div>
</div>
<div class="mb-2 flex gap-3 empty:hidden -ml-2">
<div class="items-center justify-start rounded-xl p-1 flex">&nbsp;</div>
</div>
<h2>Pandangan Para Ahli</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/67370a7f-03688941-b80c-45c7-8877-ed235ae0d004.jpg" />
Para ahli menyatakan bahwa manfaat penggunaan IUD hormonal lebih besar dibandingkan risikonya. Meski demikian, perempuan disarankan untuk tetap memperhatikan kemungkinan risiko dan berkonsultasi dengan tenaga medis secara rutin.
Kemudian, penelitian mengenai hubungan antara IUD hormonal (levonorgestrel) dan kanker payudara menghasilkan temuan yang beragam. Perempuan dengan faktor risiko tertentu dianjurkan lebih berhati-hati, terutama jika memiliki kondisi berikut:
<ul>
<li>Belum pernah melahirkan</li>
<li>Tidak menyusui</li>
<li>Melahirkan pada usia lanjut</li>
<li>Obesitas</li>
<li><a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1680">Kebiasaan merokok</a></li>
<li>Riwayat keluarga dengan kanker payudara</li>
</ul>
Bagi perempuan dengan faktor-faktor tersebut, pemeriksaan rutin menggunakan USG atau mamografi setiap tahun sangat disarankan.
Baca Juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=930">Kenali Jenis KB yang Paling Efektif Cegah Kehamilan di Sini</a>
<h2>Efektivitas Berbagai Jenis Kontrasepsi</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/67370a0e-b8898371-7026-44ff-9d1e-80a3093579a7.jpg" />
Berikut tingkat efektivitas berbagai metode kontrasepsi jika digunakan sesuai aturan:
<ul>
<li>Sterilisasi: 99,9%</li>
<li>Implan: 99,9%</li>
<li>IUD Copper T: 99,8%</li>
<li>IUD hormonal: 99,2%</li>
<li>Injeksi/suntik: 96%</li>
<li>Pil KB: 91%</li>
</ul>
<h2>Kesimpulan</h2>
Meskipun penggunaan IUD hormonal dapat meningkatkan risiko kanker payudara, risikonya relatif kecil dan sebanding dengan manfaatnya.
Bunda disarankan untuk memperhatikan faktor risiko lain, melakukan pemeriksaan rutin, serta menjalani gaya hidup sehat untuk meminimalkan risiko penyakit.
Untuk informasi lebih lengkap tentang kontrasepsi, Bunda dapat menonton webinar &ldquo;<a href="tentanganak://event?type=event&amp;id=57">Cara Tepat Memilih Kontrasepsi Atur Jarak Kehamilan dan Cegah Stunting</a>&rdquo;.

Saat hamil, asupan nutrisi yang cukup sangat penting untuk kesehatan Bunda dan si Kecil dalam kandungan. Salah satu cara mudah dan praktis untuk memenuhi kebutuhan gizi harian adalah dengan mengonsumsi jus yang bagus untuk ibu hamil.

Saat hamil, asupan nutrisi yang cukup sangat penting untuk kesehatan Bunda dan si Kecil dalam kandungan. Salah satu cara mudah dan praktis untuk memenuhi kebutuhan gizi harian adalah dengan mengonsumsi jus yang bagus untuk ibu hamil.&nbsp;
Jus segar kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, serta memberikan energi tambahan untuk Bunda.
Namun, tidak semua jus aman untuk dikonsumsi selama kehamilan. Beberapa jenis jus memiliki manfaat luar biasa bagi tumbuh kembang janin, sementara yang lain perlu dihindari karena bisa berisiko bagi kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk mengetahui pilihan jus yang bagus untuk ibu hamil agar tetap sehat dan bugar sepanjang masa kehamilan.
Yuk, simak daftar jus terbaik yang aman, sehat, dan praktis dikonsumsi oleh Bunda selama kehamilan!
<h2>Pilihan yang Jus Bagus untuk Ibu Hamil</h2>
<h3>1. Jus Jeruk</h3>
Jus jeruk adalah pilihan yang sangat baik bagi ibu hamil karena kaya akan vitamin C, yang membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan mempercepat penyerapan zat besi. Selain itu, kandungan asam folatnya juga berperan penting dalam perkembangan saraf bayi.
Manfaat Jus Jeruk untuk Ibu Hamil:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Meningkatkan sistem kekebalan tubuh</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membantu mencegah anemia dengan meningkatkan penyerapan zat besi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menjaga keseimbangan cairan tubuh</li>
</ul>
Tips Konsumsi: Pilih jus jeruk segar tanpa tambahan gula agar lebih sehat.
<h3>2. Jus Semangka</h3>
Semangka mengandung banyak air, sehingga jus semangka dapat membantu Bunda tetap terhidrasi dengan baik. Selain itu, kandungan likopen dalam semangka dapat membantu mengurangi risiko preeklampsia.
Manfaat Jus Semangka untuk Ibu Hamil:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mencegah dehidrasi karena kandungan airnya yang tinggi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membantu meredakan mual di pagi hari (morning sickness)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengandung likopen yang baik untuk kesehatan jantung</li>
</ul>
Tips Konsumsi: Sebaiknya konsumsi dalam keadaan segar tanpa tambahan gula atau pemanis buatan.
<h3>3. Jus Wortel</h3>
Wortel kaya akan vitamin A dan beta-karoten, yang penting untuk perkembangan mata dan sistem kekebalan tubuh bayi. Selain itu, jus wortel juga baik untuk kesehatan kulit Bunda selama kehamilan.
Manfaat Jus Wortel untuk Ibu Hamil:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mendukung perkembangan mata janin</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membantu menjaga kesehatan kulit dan mencegah jerawat kehamilan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memperkuat sistem imun tubuh</li>
</ul>
Tips Konsumsi: Bisa dikombinasikan dengan sedikit lemon atau apel agar rasanya lebih segar.
<h3>4. Jus Bayam</h3>
Bayam kaya akan zat besi, folat, dan kalsium yang sangat penting untuk kesehatan Bunda dan perkembangan janin. Jus ini juga membantu mencegah anemia selama kehamilan.
Manfaat Jus Bayam untuk Ibu Hamil:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mencegah anemia karena tinggi zat besi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang janin</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengandung kalsium untuk kesehatan tulang Bunda dan bayi</li>
</ul>
Tips Konsumsi: Campurkan dengan apel atau jeruk agar lebih lezat dan bernutrisi.
<h3>4. Jus Apel</h3>
Jus apel adalah pilihan yang aman dan menyegarkan untuk Bunda yang ingin mendapatkan manfaat serat dan antioksidan. Selain itu, apel juga mengandung pektin yang baik untuk sistem pencernaan dan dapat membantu mencegah sembelit selama kehamilan.
Manfaat Jus Apel untuk Ibu Hamil:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menjaga keseimbangan tekanan darah</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mencegah sembelit dengan kandungan seratnya</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membantu menghidrasi tubuh dengan kandungan air yang tinggi</li>
</ul>
Catatan: Pilih apel organik atau cuci bersih sebelum dibuat jus untuk menghindari residu pestisida.
<h3>5. Jus Pir</h3>
Jus pir memiliki kandungan serat yang tinggi, sehingga dapat membantu melancarkan pencernaan dan mencegah sembelit yang sering dialami ibu hamil. Selain itu, jus pir juga kaya akan vitamin B yang baik untuk sistem saraf.
Manfaat Jus Pir untuk Ibu Hamil:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menjaga kesehatan sistem pencernaan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengurangi stres dan kecemasan berkat kandungan vitamin B</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh</li>
</ul>
Catatan: Kombinasikan dengan jus jeruk atau apel agar mendapatkan lebih banyak variasi nutrisi.
<h3>6. Jus Tomat</h3>
Jus tomat mengandung likopen, vitamin C, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan kulit dan sistem kekebalan tubuh. Minuman ini juga membantu menjaga keseimbangan hormon selama kehamilan.
Manfaat Jus Tomat untuk Ibu Hamil:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menjaga keseimbangan hormon dan mengurangi perubahan suasana hati</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengandung antioksidan tinggi untuk kesehatan kulit</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membantu mengontrol tekanan darah selama kehamilan</li>
</ul>
Catatan: Bunda dengan gangguan lambung atau maag sebaiknya membatasi konsumsi jus tomat karena dapat memicu asam lambung naik.
<h3>7. Jus Kiwi</h3>
Jus kiwi adalah sumber alami folat yang sangat baik untuk perkembangan janin. Selain itu, kiwi juga kaya akan vitamin C yang dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh Bunda selama kehamilan.
Manfaat Jus Kiwi untuk Ibu Hamil:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mendukung perkembangan saraf bayi dengan kandungan folatnya</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membantu penyerapan zat besi untuk mencegah anemia</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengandung serat yang baik untuk sistem pencernaan</li>
</ul>
Catatan: Jika Bunda memiliki alergi terhadap kiwi, sebaiknya hindari jus ini untuk menghindari reaksi alergi.
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/makanan-sehat-untuk-ibu-hamil/">10 Macam Makanan yang Sehat untuk Ibu Hamil</a>
<h2>Tips Membuat Jus untuk Ibu Hamil</h2>
Membuat jus segar di rumah adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa jus yang dikonsumsi bebas dari bahan tambahan yang tidak sehat. Berikut adalah beberapa tips agar jus yang Bunda buat tetap aman dan bernutrisi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gunakan buah dan sayur organik. Hindari paparan pestisida dan zat kimia yang dapat membahayakan kehamilan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cuci bersih semua bahan sebelum dijus. Bahkan jika Bunda berencana mengupasnya, mencuci bahan tetap penting untuk menghilangkan bakteri dan kotoran.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kurangi kadar gula alami. Beberapa buah mengandung banyak gula alami, seperti anggur dan mangga. Campurkan dengan sayuran seperti bayam atau wortel untuk menyeimbangkan rasa dan nutrisi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Eksperimen dengan berbagai kombinasi. Campurkan jus buah dengan sayuran atau rempah-rempah seperti jahe untuk menambah manfaat kesehatan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tambahkan superfood. Chia seeds atau flax seeds bisa menjadi tambahan yang baik karena kaya akan serat dan lemak sehat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Minum jus segera setelah dibuat. Jus segar lebih baik dikonsumsi langsung untuk mendapatkan manfaat maksimal dari vitamin dan mineralnya.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gunakan wadah kedap udara jika ingin menyimpan. Jika Bunda harus menyimpan jus, pastikan untuk mengonsumsinya dalam waktu 24 jam dan simpan di lemari es.</li>
</ul>
Dengan menerapkan tips ini, Bunda dapat menikmati jus yang bagus untuk ibu hamil dengan manfaat optimal bagi kesehatan Bunda dan si Kecil!
<h2>Perhatikan Kandungan Gula dalam Jus yang Dikonsumsi</h2>
Meskipun jus segar memiliki banyak manfaat bagi ibu hamil, Bunda juga perlu memperhatikan kandungan gula alaminya. Jus buah biasanya mengandung gula lebih tinggi dibandingkan dengan buah utuh karena seratnya telah berkurang saat proses ekstraksi.
Kenapa lebih baik makan buah utuh dibanding jus?
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Buah utuh mengandung serat yang membantu memperlambat penyerapan gula, sehingga kadar gula darah tetap stabil.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jus, terutama yang dibuat hanya dari buah tanpa tambahan sayuran, memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi, yang dapat meningkatkan risiko lonjakan gula darah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Konsumsi gula yang berlebihan selama kehamilan bisa meningkatkan risiko diabetes gestasional, yang berpotensi membahayakan kesehatan Bunda dan janin.</li>
</ul>
<h2>Waktu Terbaik Konsumsi Jus dan Buah untuk Ibu Hamil</h2>
Disarankan untuk mengonsumsi jus atau buah dari pagi hingga sore hari. Hal ini karena tubuh lebih aktif dalam memproses gula pada siang hari, sehingga gula yang masuk bisa digunakan sebagai sumber energi. SePilihan Jus yang Bagus untuk Ibu Hamil, Sehat dan Praktis Dikonsumsi!baliknya, mengonsumsi jus atau buah dengan kandungan gula tinggi di malam hari kurang disarankan karena tubuh lebih lambat dalam metabolisme, yang bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah.
<h2>Kesimpulan</h2>
Mengonsumsi jus yang bagus untuk ibu hamil adalah cara mudah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Jus segar kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang mendukung daya tahan tubuh, kesehatan pencernaan, serta energi Bunda.
Namun, tidak semua jus aman. Pilih jus yang bernutrisi tinggi seperti jeruk, apel, semangka, wortel, dan bayam, serta hindari tambahan gula atau pengawet. Dengan memilih bahan segar dan mengikuti tips pembuatan yang tepat, Bunda bisa menikmati manfaat jus secara maksimal untuk kesehatan diri dan si Kecil.

Pilihan Jus yang Bagus untuk Ibu Hamil, Sehat dan Praktis Dikonsumsi!

pemerintah kaji susu ikan sebagai alternatif susu sapi

Pemerintah mengkaji susu ikan sebagai alternatif susu sapi dalam program makan bergizi. Ketahui keunggulan, tantangan produksi, dan pendapat ahli di sini.

Dalam rangka mendukung program makan bergizi dan susu gratis, pemerintah mulai mengkaji penggunaan susu ikan sebagai alternatif pengganti susu sapi. Inovasi ini menjadi langkah baru dalam memanfaatkan hasil perikanan sebagai sumber protein bagi masyarakat.
<h2>Apa Itu Susu Ikan?</h2>
Susu ikan bukanlah susu alami seperti yang dihasilkan oleh mamalia, melainkan produk inovasi yang dibuat dari bahan baku ikan.&nbsp;
Tahun lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM meluncurkan Susu Ikan.&nbsp;
Produk ini dihasilkan melalui proses teknologi modern yang mengubah ikan menjadi Hidrolisat Protein Ikan (HPI), yang menjadi bahan utama dari susu ikan.
<h2>Keunggulan Susu Ikan</h2>
Susu ikan memiliki berbagai keunggulan yang menjadikannya pilihan yang menarik:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kaya akan EPA, DHA, dan Omega 3 yang penting bagi perkembangan otak dan kesehatan tubuh.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bebas alergen, sehingga lebih aman bagi mereka yang memiliki intoleransi terhadap susu sapi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mudah dicerna, dengan tingkat penyerapan protein mencapai 96%, yang membuatnya lebih efisien dalam menyediakan asupan gizi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Diproduksi dari ikan dalam negeri, mendukung potensi ekonomi perikanan lokal.&nbsp;</li>
</ul>
Baca juga: <a href="tentanganak://article?type=article&amp;id=1990">Susu Formula dan Susu Hewani, Mana yang Lebih Baik?</a>
<h2>Tantangan Implementasi Susu Ikan</h2>
Meski memiliki potensi, gagasan ini mendapat kritik dari beberapa ahli. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, MS, meragukan kemampuan industri untuk memproduksi susu ikan dalam skala besar.
"Susu ikan? Itu sekadar ide saja sih boleh. Tapi kalau dilakukan dalam skala besar, jawabannya pasti nggak mungkin. Kalau skala kecil mungkin," ujar Prof. Dwi Andreas.
<h2>Palatabilitas dan Kandungan Nutrisi</h2>
Selain itu, Dr. Epi Taufik, SPt, MVPH, MSi, yang merupakan pakar di bidang Biokimia Susu dari IPB University, menambahkan bahwa palatabilitas atau kesesuaian rasa susu ikan bagi konsumen menjadi tantangan tersendiri.
"Palatabilitas itu adalah orang yang mengonsumsi suka atau bisa meminum/memakannya nggak?" ungkap Dr. Epi.
Ia juga mencatat bahwa meskipun susu ikan memiliki kandungan protein yang tinggi, kualitas asam aminonya bervariasi tergantung proses pembuatannya.
&nbsp;"Terdapat beberapa mineral penting dalam susu ikan, namun tidak secara khusus menawarkan keunggulan kalsium yang tinggi seperti susu hewan (misal susu sapi) ," tambahnya.
Dengan berbagai potensi dan tantangan yang ada, kajian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah susu ikan dapat menjadi alternatif yang layak menggantikan susu sapi dalam skala nasional.
<h2>Kesimpulan</h2>
Susu ikan sebagai inovasi baru dalam program makan bergizi dan susu gratis menawarkan berbagai keunggulan, seperti kaya akan nutrisi penting dan mudah dicerna.&nbsp;
Namun, tantangan besar muncul dari sisi produksi dalam skala besar serta palatabilitas produk bagi konsumen.&nbsp;
Pendapat para ahli menunjukkan bahwa masih diperlukan kajian lebih lanjut sebelum susu ikan dapat menjadi alternatif yang layak menggantikan susu sapi.
AyBun sendiri gimana nih? Pro atau kontra terhadap susu ikan ini? Tulis pendapatnya di kolom komentar ya!

Pemerintah Kaji Susu Ikan Sebagai Alternatif Susu Sapi

Sunat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan anak. Bagi orang tua, wajib untuk mengetahui manfaat sunat dan jenis sunat yang bisa dilakukan.

Pertumbuhan

Sebagian anggota masyarakat di Indonesia menganggap tindakan sirkumsisi atau sunat sebagai ritual tuntunan budaya maupun keagamaan. Namun, sejumlah ahli kesehatan menunjukkan manfaat sunat bagi anak.
Sirkumsisi atau lebih populer dengan istilah sunat merupakan tindakan membuang sebagian atau seluruh kulit penutup pada bagian depan kelamin. Pada anak laki-laki, tindakan ini dilakukan dengan membuang kulit penutup depan kelamin atau prepusium.
<h2>Manfaat Sunat</h2>
Para ahli menganjurkan tindakan sunat, khususnya bagi anak laki-laki. Sebab dengan membuang kulit penutup bagian depan kelamin, hal itu menjaganya bersih dari tumpukan lemak yang terdapat di bagian lipatan kulit prepusium.
Bagi anak laki-laki, tindakan sunat dianjurkan karena dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih, infeksi pada kemaluan, kanker, juga risiko penularan penyakit menular seksual.
Sunat umumnya dilakukan kepada anak laki-laki di usia balita ataupun usia sekolah. Biasanya, keputusan terkait kapan waktu anak disunat, tergantung kepada masing-masing AyBun.
Namun demikian, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan sunat dilakukan saat usia anak kurang dari 3 bulan. Menurut AAP, sunat di usia kurang dari 3 bulan memiliki beberapa keuntungan yakni proses penyembuhan lebih cepat, bius lokal, dan risiko perdarahan rendah.
Tindakan sunat memang umum dilakukan pada anak laki-laki. Meskipun ada kelompok masyarakat yang melakukan tindakan sunat pada bayi perempuan, tetapi hal itu tidak direkomendasikan secara medis.
Pada bayi perempuan, tindakan sunat biasanya dilakukan dengan cara memotong atau melukai sedikit prepusium klitoris. Namun, sunat untuk bayi perempuan yang berupa female genital mutilation (FGM) ini tidak disarankan.
Bahkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 6 tahun 2014 tidak menyarankan sunat bagi anak perempuan. Permenkes tersebut menegaskan bahwa sunat perempuan hingga saat ini tidak merupakan tindakan kedokteran karena pelaksanaannya tidak berdasarkan indikasi medis dan belum terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
<h2>Jenis- Jenis Sunat</h2>
Ada beberapa metode sunat yang dapat dipilih AyBun untuk si jagoan kecil. Masing-masing metode tersebut memiliki plus minus yang dapat menjadi pertimbangan AyBun.
<h3>1. Metode Konvensional</h3>
Metode sunat ini dilakukan dengan menggunakan pisau bedah dengan bius. Kelebihan dari sunat metode konvensional yakni keamanan dan dapat diterapkan pada semua kasus. Hanya saja, pengerjaan dan penyembuhannya relatif lebih lama, sehingga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
<h3>2.&nbsp; Metode Klamp</h3>
Metode sunat klamp dilakukan dengan cara memotong kulup penis dengan bantuan alat klamp sesuai ukuran penis.Kelebihan dari sunat metode klamp adalah risiko perdarahan kecil dan tanpa jahitan. Namun, metode klamp tidak disarankan untuk kasus fimosis.
<h3>3. Metode Laser</h3>
Metode sunat laser dilakukan dengan cara memotong kulup penis dengan menggunakan laser CO2. Kelebihan dari sunat metode laser yakni minim perdarahan, tanpa jahitan, dan estetika lebih baik. Hanya saja, metode laser perlu biaya lebih mahal sehingga dapat menjadi pertimbangan AyBun.
<h3>4. Metode Cauter</h3>
Metode sunat cauter dilakukan dengan cara memotong kulup penis dengan menggunakan alat yang dialiri listrik. Kelebihan dari sunat metode cauter yakni minim perdarahan dan tanpa jahitan. Sama seperti metode laser, sunat dengan metode cauter juga berbiaya lebih mahal sehingga dapat menjadi pertimbangan AyBun.
Apapun metode sunat yang AyBun pilihkan untuk si Kecil, jangan lupa untuk konsultasi lebih dulu kepada dokter anak sebelum melakukannya.

Manfaat dan Jenis-Jenis Sunat untuk Anak


Artikel ini membahas kapan waktu ideal untuk hamil setelah keguguran, pentingnya pemulihan fisik dan emosional, serta langkah-langkah persiapan yang dapat membantu meningkatkan peluang kehamilan sehat.

Keguguran bisa menjadi pengalaman berat bagi Bunda maupun Ayah, baik secara fisik maupun emosional.&nbsp;
Namun, banyak Ayah &amp; Bunda yang tetap bersemangat untuk mencoba lagi dan bertanya-tanya, kapan waktu yang tepat untuk hamil setelah keguguran?&nbsp;
Dalam artikel ini, Tentang Anak akan membahas hal tersebut agar AyBun bisa lebih siap dan tenang.
<h2>Kapan Tubuh AyBun Pulih Secara Fisik?</h2>
Secara medis, tubuh biasanya membutuhkan waktu 4-6 minggu untuk pulih dari keguguran.
Proses ini melibatkan berhentinya perdarahan dan kembalinya siklus menstruasi.&nbsp;
Namun, beberapa dokter menyarankan menunggu 1-3 siklus menstruasi sebelum mencoba lagi agar lapisan rahim benar-benar siap menerima kehamilan baru. 
Meskipun penelitian terbaru menyatakan kehamilan pasca keguguran aman untuk dijalankan.
<h2>Pentingnya Memikirkan Pemulihan Emosional</h2>
Kehilangan janin bukan hanya soal fisik. Emosi seperti sedih, takut, atau cemas juga memerlukan waktu untuk pulih.&nbsp;
Cobalah berbicara dengan pasangan atau bergabung dengan komunitas yang bisa saling mendukung agar AyBun tidak merasa sendirian.
<h3>Tanda AyBun Siap Secara Emosional:</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sudah bisa menerima pengalaman keguguran dengan lebih tenang.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak merasa terlalu cemas atau tertekan ketika memikirkan kehamilan berikutnya.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sudah berdiskusi dengan pasangan dan siap mencoba lagi.</li>
</ul>
<h2>Waktu Ideal untuk Hamil Lagi</h2>
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hamil dalam 3 bulan setelah keguguran justru bisa meningkatkan peluang kehamilan yang sehat.&nbsp;
Hamil dalam 3 bulan setelah keguguran dapat meningkatkan peluang kehamilan sehat dan mengurangi risiko keguguran berulang yang seringnya disebabkan karena kurangnya mikronutrien yang menunjang pembentukan janin.
Tubuh segera memulai kembali siklus reproduksi, dengan ovulasi terjadi dalam dua minggu setelah keguguran, bahkan sebelum menstruasi berikutnya. Hal ini berarti kehamilan bisa terjadi lebih cepat dari yang diduga.
Studi pada 2017 menunjukkan bahwa hamil dalam waktu 3 bulan pasca keguguran memiliki hasil lebih baik dibandingkan menunggu lebih lama. Kehamilan sebelumnya dianggap dapat &ldquo;memicu&rdquo; tubuh untuk lebih siap menerima kehamilan baru.
Namun, beberapa kondisi membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Jika AyBun menjalani prosedur kuret, dokter mungkin menyarankan jeda beberapa bulan agar lapisan rahim pulih.&nbsp;
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=2020">Ketahui Berbagai Jenis Alat Kontrasepsi (Alat KB) dan Efek Sampingnya</a>
<h2>Pantau Kesehatan AyBun dan Persiapkan Kehamilan yang Lebih Baik</h2>
Setelah keguguran, fokus pada pemulihan dan persiapan kehamilan selanjutnya sangat penting. Berikut langkah-langkah yang bisa AyBun terapkan:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Makan Seimbang &amp; Hidrasi: Konsumsi sayur, buah, protein, dan tambahkan 300 kalori/hari di trimester kedua. Minum 10 gelas air/hari dan konsumsi multivitamin dengan asam folat dan vitamin D</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Olahraga Aman: Lakukan aktivitas seperti jalan kaki, yoga, atau berenang minimal 150 menit/minggu. Hindari olahraga dengan risiko cedera atau panas berlebih, dan konsultasi dengan dokter.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kelola Stress &amp; Emosi: Lakukan meditasi atau aktivitas relaksasi. Jika mengalami kecemasan atau depresi, pertimbangkan terapi atau bicarakan dengan orang terdekat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari Zat Berbahaya: Jauhi alkohol, nikotin, narkoba, dan batasi kafein hingga 200 mg/hari (1 cangkir kopi).</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kontrol Kesehatan Rutin: Jalani pemeriksaan kehamilan secara berkala dan konsultasikan jika ada kekhawatiran terkait kesehatan atau janin.</li>
</ol>
Risiko keguguran tidak selalu bisa dicegah, terutama akibat kelainan kromosom. Namun, dengan pola hidup sehat dan dukungan emosional, AyBun dapat mempersiapkan kehamilan yang lebih optimal.
<h2>Diskusikan dengan Dokter Tentang Penyebab Keguguran</h2>
Jika keguguran terjadi lebih dari satu kali, AyBun mungkin perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya.&nbsp;
Tes kesehatan seperti pemeriksaan hormon, infeksi, atau kondisi medis tertentu bisa membantu merencanakan kehamilan yang lebih baik.
Beberapa tes yang dapat dilakukan AyBun antara lain yakni:
<h3>Jenis Tes yang Dapat Dilakukan Saat Keguguran:</h3>
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tes Darah: Memeriksa kadar hormon (seperti hormon tiroid dan progesteron) dan gangguan pembekuan darah, serta gangguan autoimun.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tes Genetik: Juga dikenal sebagai karyotyping, untuk mencari variasi genetik pada pasangan yang dapat mempengaruhi kromosom saat pembuahan. Ini juga dapat mencakup pengujian jaringan keguguran.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ultrasound: Ultrasound Transvaginal atau Abdominal untuk memeriksa rahim, ovarium, dan tuba falopi.</li>
</ol>
<h2>Kesimpulan</h2>
Tidak ada waktu yang pasti kapan AyBun harus hamil lagi setelah keguguran, karena setiap orang memiliki kondisi berbeda.&nbsp;
Yang terpenting, AyBun merasa siap secara fisik dan emosional, serta mendapat dukungan dari pasangan dan dokter.&nbsp;
Dengan persiapan yang baik, peluang memiliki kehamilan sehat akan semakin besar.
AyBun, yakinlah bahwa setiap langkah kecil menuju pemulihan adalah bagian dari perjalanan besar menuju kebahagiaan berikutnya. 💕

Waktu Tepat untuk Hamil Setelah Keguguran

Ruam kemerahan dan gatal pada anak bisa jadi penyebab dari biang keringat pada anak. Kenali ciri-ciri dan cara mengatasinya di sini.

Penyakit Kulit & Kelamin

Masalah Kesehatan

Anak-anak cukup sering mengalami gejala biang keringat berupa ruam kecil kemerahan yang gatal dan menimbulkan sensasi perih di kulit. Ruam ini muncul karena kelenjar keringat anak belum berkembang dengan baik sehingga masih sering menimbulkan ruam yang cukup mengganggu anak.
Biang keringat pada ini biasanya muncul di lipatan kulit anak, seperti lipatan badan, leher, dada, dan tangan. Tak jarang, biang keringat muncul jika anak sedang berada di lokasi yang memiliki cuaca yang cukup panas.
Lalu, bagaimana mengatasinya? Simak penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi biang keringat pada anak berikut ini.
<h2>Penyebab Biang Keringat dan Ciri-Cirinya</h2>
Penyebab dan ciri-ciri biang keringat pada anak bisa terlihat jelas oleh Ayah dan Bunda. Permukaan kulit anak akan merasa gatal dan perih. Selain itu, simak beberapa penyebab lainnya berikut ini.
<h3>1. Anak Mengalami Kepanasan</h3>
Iklim tropis Indonesia yang cukup panas dan lembap menjadi penyebab utama dari biang keringat pada anak. Saat lipatan kulit anak lembap, hal ini dapat memicu biang keringat pada anak.
Tersumbatnya kelenjar keringat ini biasanya terjadi saat anak menggunakan pakaian terlalu tebal saat cuaca sedang panas.
<h3>2. Melakukan Aktivitas Tertentu</h3>
Selain menggunakan pakaian tebal, melakukan aktivitas tertentu, seperti bermain di luar ruangan atau olahraga dapat menyebabkan biang keringat pada anak.
Ayah dan Bunda bisa meminta anak untuk bermain di tempat yang teduh atau segera menyeka keringat anak saat kepanasan.
<h3>3. Kelenjar Keringat Anak Belum Berkembang</h3>
Penyebab berikutnya, kelenjar keringat bayi atau anak belum berkembang secara maksimal, keringat masih tertahan di dalam kulit.
Akibatnya, biang keringat bayi sangat mudah mengalami biang keringat berupa ruam kemerahan atau bintik-bintik yang cukup menonjol.
<h3>4. Berbaring Terlalu Lama</h3>
Anak-anak yang tidur cukup lama dalam keadaan panas atau sakit akan lebih mudah terjangkit biang keringat. Hal ini terjadi karena anak berbaring dalam waktu yang lama.
Ayah dan Bunda bisa mengganti pakaian anak secara rutin untuk menghindari kulit lembab yang menjadi penyebab biang keringat.
<h3>5. Anak Mengalami Obesitas</h3>
Obesitas merupakan sebuah kondisi saat seseorang atau anak-anak memiliki berat badan berlebih. Mereka lebih berisiko untuk mengalami biang keringat.
Alasannya, banyak lipatan-lipatan kulit, mulai dari perut, selangkangan, ketiak, hingga leher yang memicu biang keringat. 
<h2>Ciri-Ciri Biang Keringat</h2>
Biang keringat bukanlah penyakit yang cukup serius. Kondisi ini akan terjadi di lingkungan yang panas dan lembap dengan munculnya bintik-bintik berwarna merah, gatal, perih,dan memiliki ruam kemerahan.&nbsp;
Anak-anak biasanya akan mengalami biang keringat yang bernama Miliaria Kristalina, yakni biang keringat yang paling ringan dan hanya memengaruhi lapisan kulit bagian atas. Permukaan kulit anak akan muncul bintik merah yang berisi cairan berwarna jernih dan mudah pecah.
<h2>Cara Mengatasi Biang Keringat pada Anak</h2>
Ayah dan Bunda tidak perlu bingung dalam mengatasi biang keringat pada anak. Jika tidak terlalu parah, biang keringat ini dapat diobati dengan mudah, seperti:
<ol>
<li> Membersihkan bagian ruam keringat dengan air bersih dan sabun, Ayah dan Bunda juga bisa memandikan anak.</li>
<li> Mengompres bagian ruam kemerahan dengan es batu yang dibalut kain selama 10-20 menit.</li>
<li> Memberikan bedak anti gatal untuk mengurangi rasa gatal atau perih pada kulit.</li>
<li> Berada di tempat yang sejuk. Jika cuaca cukup panas, nyalakan AC atau kipas angin agar anak tidak kepanasan.</li>
<li> Hindari penggunaan pakaian yang ketat pada anak.</li>
<li> Pastikan pakaian anak berbahan lembut dan mudah menyerap keringat.</li>
<li> Seka keringat anak atau mengganti pakaian anak secara rutin, pastikan area lipatan seperti leher, lengan, kaki sudah benar-benar kering.</li>
<li> Ganti popok secara rutin, minimal 4 jam sekali.</li>
<li> Pastikan ruangan mendapatkan paparan sinar matahari agar ruangan tidak lembap, buka jendela rumah secara rutin dan bersihkan ruangan minimal 1 kali/minggu.</li>
</ol>
Jika biang keringat pada anak cukup parah, Ayah dan Bunda dapat memberikan obat golongan antihistamin untuk mengurangi rasa gatal, salep kortikosteroid atau losion calamine untuk mengurangi rasa gatal dan perih pada anak.
____________________________________________________________________________
Nah, itu dia pengertian biang keringat pada anak, ciri-ciri dan mengatasinya agar anak bisa tetap nyaman beraktivitas sehari-hari.&nbsp;
Tak perlu panik, biang keringat dapat diatasi secara mudah di rumah dengan membuat ruangan tetap sejuk dan pakaian anak tetap&nbsp; nyaman.

Biang Keringat pada Anak, Ciri-ciri dan Cara Mengatasinya

Gejala Monkeypox & Cara Penularan Monkeypox


WHO telah menyatakan monkeypox sebagai darurat kesehatan global dengan meningkatnya kasus di negara non-endemik, termasuk Indonesia. Pelajari ciri khas lesi, perkembangan gejala, cara penularan, dan langkah perawatan penting untuk melindungi diri dari monkeypox.

Keputusan WHO yang menyatakan monkeypox sebagai darurat kesehatan global didasarkan pada meningkatnya jumlah kasus di negara-negara non-endemik tanpa adanya riwayat perjalanan ke wilayah endemik.&nbsp;
Situasi ini sangat tidak biasa dan memerlukan kesadaran serta tindakan cepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.&nbsp;
Dengan semakin meluasnya pengawasan, diharapkan lebih banyak kasus monkeypox yang teridentifikasi di negara-negara non-endemik, termasuk di Indonesia.&nbsp;
<h2>Mengenal monkeypox</h2>
Monkeypox sebenarnya bukan penyakit baru. Penyakit ini sudah endemik sejak lama di beberapa negara Afrika seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo-Kinshasa, dan Nigeria sejak 1970.
Monkeypox sendiri merupakan penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Masa inkubasinya berlangsung antara 5 hingga 21 hari.&nbsp;
Gejala awal yang muncul biasanya adalah demam, nyeri tubuh, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.&nbsp;
Kemudian, muncul ruam yang berubah dari bintik-bintik seperti jerawat menjadi lepuhan berisi cairan, nanah, dan akhirnya luka terbuka yang mengering.&nbsp;
Lesi ini dapat muncul di telapak tangan dan kaki, dan penularan hanya berhenti setelah lesi benar-benar sembuh.
<h2>Penanganan dan Pencegahan</h2>
Monkeypox biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2-4 minggu.&nbsp;
Namun, pada beberapa kasus, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti radang otak (ensefalitis) dan radang paru-paru (pneumonia).&nbsp;
Penanganan utama adalah isolasi, penggunaan masker, menjaga ventilasi, dan sering mencuci tangan.&nbsp;
Vaksin cacar (varicella) diketahui efektif mencegah infeksi monkeypox jika diberikan dalam waktu 3 hari setelah terpapar.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1980">Pemerintah Resmi Hapus Praktik Sunat Perempuan</a>
<h2>Harus Tahu tentang Monkeypox</h2>
Penting bagi AyBun untuk memahami penyakit yang kini menjadi perhatian global.&nbsp;
Mulai dari ciri khas lesi yang berkembang dari hari ke hari, hingga cara penularannya yang dapat terjadi melalui kontak langsung, seksual, atau bahkan melalui udara.
<h3>Ciri Khas Lesi Monkeypox</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c833f0-9f1d92d8-c45d-451e-a374-2333c8922827.jpg" alt="Ciri Khas Lesi Monkeypox" width="60%" height="60%" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Lesi bisa muncul di telapak tangan dan telapak kaki.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Lesi baru tidak menular setelah benar-benar sembuh.</li>
</ul>
<h3>Perkembangan Lesi Hari ke Hari</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c83409-9b846861-14a1-44a9-8f02-aba69baca70e.jpg" alt="Perkembangan Lesi Hari ke Hari" width="60%" height="60%" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hari ke-4: Ruam dimulai seperti jerawat atau benjolan keras.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hari ke-6: Lepuhan berisi cairan mulai terbentuk.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hari ke-18: Lepuhan berubah menjadi lepuhan berisi nanah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hari ke-24: Lepuhan menjadi luka terbuka, kemudian mengering.</li>
</ul>
<h3>Cara Penularan</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c834b6-63af4c0a-dcda-4959-9be6-4873820a1423.jpg" alt="Cara Penularan Monkeypox" width="60%" height="60%" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Kontak langsung dengan lesi atau luka penderita.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Kontak seksual dengan penderita.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Menyentuh benda dari penderita (pakaian, sprei, handuk).</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Droplets yang dihasilkan saat penderita berbicara, batuk, atau bersin.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Penularan dari ibu hamil ke janin.</li>
</ul>
<h3>Gejala Keseluruhan dari Monkeypox</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c834cf-5dded71f-7a59-4b86-83c1-99ccd3c2f02d.jpg" alt="Gejala Keseluruhan Monkeypox" width="60%" height="60%" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Masa Inkubasi: Biasanya 5 - 13 hari, bisa sampai 21 hari, tanpa gejala.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Gejala Sistemik: Demam, nyeri tubuh, sakit kepala, kelelahan, nyeri punggung, dan pembengkakan kelenjar getah bening selama 1-5 hari.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Ruam: Diikuti oleh ruam yang berubah menjadi lepuhan berisi cairan, kemudian nanah, dan akhirnya menjadi luka terbuka yang mengering.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Durasi Infeksi: 2-4 minggu. monkeypox umumnya ringan dan dapat sembuh sendiri, tetapi bisa menyebabkan komplikasi seperti radang otak (ensefalitis) dan radang paru (pneumonia).</li>
</ul>
<h3>Perawatan Monkeypox</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c8354e-d75a2967-aef8-4f21-bbbf-e4185425cbc0.jpg" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Isolasi: Tetap di rumah dan hindari kontak dengan orang lain.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Masker dan Ventilasi: Gunakan masker dan pastikan ruangan berventilasi baik.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Cuci Tangan: Sering cuci tangan dengan sabun.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Pakaian dan Sprei: Gunakan sarung tangan dan masker saat membersihkan atau mencuci sprei atau pakaian penderita.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Vaksin Cacar (Varicella): Dapat mencegah 85% infeksi monkeypox jika diberikan dalam 3 hari setelah terpapar. Riwayat vaksin cacar sebelumnya dapat mencegah monkeypox berat, tetapi tidak memberikan perlindungan seumur hidup terhadap monkeypox</li>
</ul>
<h2>Penutup</h2>
Dengan memahami ciri khas lesi, perkembangan gejala, dan cara penularan Monkeypox. AyBun bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.&nbsp;
Penting untuk segera mengenali tanda-tanda awal dan mengikuti protokol perawatan guna mengurangi risiko komplikasi dan penyebaran penyakit.&nbsp;
Tetaplah waspada, jaga kesehatan, dan selalu upayakan perlindungan bagi diri sendiri serta orang-orang di sekitar AyBun.&nbsp;
Informasi yang tepat adalah kunci untuk menghadapi Monkeypox dengan bijak.

Waspada Penularan Virus Monkeypox. Ini Gejala & Cara Penularannya

Bayi sering kentut adalah hal yang normal, tapi kapan harus khawatir? Temukan penyebab, cara mengatasi, dan tanda-tanda bayi perlu dibawa ke dokter dalam panduan lengkap ini.

Bagi banyak orang tua baru, mendengar suara kentut dari bayi bisa jadi hal yang menggelikan, tapi juga menimbulkan tanda tanya. Apakah normal kalau bayi sering kentut? Apakah itu pertanda masalah pencernaan atau sesuatu yang harus dikhawatirkan?
Kentut sebenarnya adalah bagian alami dari proses tubuh membuang gas, dan pada bayi, hal ini terjadi lebih sering karena sistem pencernaannya masih berkembang. Meski begitu, kentut yang terlalu sering, disertai tangisan atau gejala tidak nyaman lainnya, mungkin membuat AyBun merasa cemas.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara menyeluruh apa saja penyebab bayi sering kentut, bagaimana cara mengatasinya, kapan situasi ini masih dianggap normal, dan kapan sebaiknya AyBun membawa si kecil ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
<h2>Apakah Bayi Sering Kentut Itu Normal?</h2>
Kentut adalah hal yang sangat wajar terjadi pada bayi, bahkan bisa dibilang sehari-hari. Bayi yang sehat bisa kentut antara 13 hingga 21 kali dalam sehari. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan mereka masih dalam tahap perkembangan dan belum sepenuhnya matang.
Jadi, sering kentut pada bayi adalah hal normal, terutama jika bayi tetap terlihat nyaman, tidak rewel berlebihan, makan dan tidur dengan baik. Namun, jika bayi tampak kesakitan, menangis terus-menerus, atau menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman setiap kali kentut, ini bisa menjadi tanda ada masalah yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
<h2>Penyebab Bayi Sering Kentut</h2>
Beberapa penyebab umum yang membuat bayi sering kentut antara lain:
<h3>1. Menelan Udara saat Menyusu</h3>
Bayi sering menelan udara ketika menyusu, baik dari botol maupun langsung dari payudara. Hal ini bisa terjadi karena posisi menyusu yang kurang tepat atau dot botol yang terlalu cepat alirannya.
<h3>2. Menangis Berlebihan</h3>
Saat bayi menangis, mereka juga bisa menelan udara. Udara ini akan masuk ke dalam saluran pencernaan dan memicu pembentukan gas.
<h3>3. Sistem Pencernaan yang Belum Sempurna</h3>
Saluran cerna bayi masih belajar bagaimana cara mencerna makanan dengan efisien. Akibatnya, gas lebih mudah terbentuk dalam proses tersebut.
<h3>4. Alergi atau Sensitivitas terhadap Makanan</h3>
Beberapa bayi mungkin sensitif terhadap susu tertentu atau makanan yang dikonsumsi oleh ibu yang menyusui, seperti produk susu atau makanan bergas.
<h3>5. Kurangnya Aktivitas Fisik</h3>
Bayi yang banyak tidur atau tidak cukup aktif (belum bisa bergerak bebas) cenderung memiliki sistem pencernaan yang lebih lambat, sehingga gas mudah terperangkap.
<h2>Cara Mengatasi Bayi yang Sering Kentut</h2>
Jika bayi terlihat tidak nyaman karena gas, ada banyak cara sederhana yang bisa membantu:
<h3>1. Sendawakan Bayi secara Teratur</h3>
Sendawakan bayi setelah dan selama menyusu untuk membantu mengeluarkan udara dari perut sebelum berubah menjadi gas.
<h3>2. Lakukan &ldquo;Tummy Time&rdquo;</h3>
Tummy time membantu memperkuat otot perut dan mendorong gas keluar secara alami.
<h3>3. Gerakkan Kaki Seperti Mengayuh Sepeda</h3>
Letakkan bayi di atas punggung dan gerakkan kakinya seperti mengayuh sepeda. Ini membantu mendorong gas keluar dari perut.
<h3>4. Pijat Perut dengan Lembut</h3>
Pijat perut bayi searah jarum jam menggunakan jari secara lembut untuk membantu mengeluarkan gas.
<h3>5. Gendong dengan Posisi Tegak</h3>
Gendong bayi dalam posisi tegak setelah menyusu untuk memudahkan udara naik dan keluar sebagai sendawa.
<h3>6. Coba Dot dan Botol Khusus Anti-Kolik</h3>
Beberapa botol dirancang khusus untuk mengurangi masuknya udara saat menyusu.
<h2>Kapan Harus Membawa Bayi ke Dokter?</h2>
Meskipun kentut pada bayi umumnya normal, ada kalanya AyBun perlu konsultasi dengan dokter anak, terutama jika muncul tanda-tanda berikut:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi menangis terus-menerus atau tidak bisa ditenangkan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perut bayi tampak keras dan buncit</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Muntah berulang atau ada darah di feses</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Demam (suhu &ge; 38&deg;C)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi tidak buang air besar lebih dari 2 hari</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Penurunan berat badan atau tidak mau menyusu</li>
</ul>
Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, meminta asupan makanan, atau memeriksa feses untuk memastikan tidak ada kondisi medis yang lebih serius seperti alergi protein susu sapi atau infeksi pencernaan.
<h2>Kesimpulan</h2>
Bayi yang sering kentut adalah hal yang lumrah, selama tidak disertai tanda-tanda bahaya. Sebagian besar kasus dapat diatasi dengan langkah-langkah sederhana di rumah seperti tummy time, burping, dan pijat lembut. Namun, jika gas disertai gejala mengkhawatirkan, segera konsultasi dengan dokter untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

Apa yang Menyebabkan Bayi Sering Kentut? Normal atau Tidak?

Ingin mencoba metode persalinan water birth? Bunda perlu baca ini dulu sebelum memutuskan!

Bagi banyak Bunda, <a href="https://tentanganak.com/artikel/persiapan-melahirkan-yang-wajib-diketahui/">proses melahirkan</a> adalah momen yang penuh dengan harapan dan tantangan. Salah satu metode yang kini semakin populer dan diminati adalah water birth, atau melahirkan dalam air. Metode ini menawarkan pengalaman melahirkan yang lebih rileks, nyaman, dan alami bagi bunda dan bayi.
Water birth dilakukan dengan melahirkan di dalam kolam berisi air hangat. Air hangat ini <a href="https://tentanganak.com/artikel/tingkat-nyeri-saat-melahirkan/">membantu mengurangi rasa nyeri,</a> meningkatkan rasa rileks, dan mempermudah pergerakan bunda selama proses persalinan. Selain itu, bagi bayi, kelahiran ke dalam air dipercaya dapat memberikan transisi yang lebih lembut dari rahim ke dunia luar.
Namun, seperti halnya metode persalinan lainnya, water birth memiliki kelebihan, tantangan, dan pertimbangan medis tertentu. Dalam artikel ini, akan membahas secara mendalam apa itu water birth, manfaatnya, serta hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih metode ini.
Yuk, simak lebih lanjut untuk mengenal metode persalinan yang penuh ketenangan ini!
<h2>Apa Itu Metode Persalinan Water Birth?</h2>
Water birth adalah metode persalinan di mana sebagian atau seluruh proses persalinan&mdash;<a href="https://tentanganak.com/artikel/mau-melahirkan-ketahui-5-tanda-tandanya-agar-siap-siaga/">mulai dari fase pembukaan hingga melahirkan bayi</a>&mdash;dilakukan di dalam kolam khusus berisi air hangat. Banyak bunda yang memilih metode ini karena manfaatnya, seperti suasana yang lebih tenang, rasa nyeri yang berkurang, dan risiko robekan perineum yang lebih kecil.
Water birth dapat dilakukan di berbagai lokasi, seperti rumah sakit, pusat bersalin, atau bahkan di rumah, asalkan didampingi oleh tenaga medis profesional seperti dokter atau bidan.
Namun, untuk menjalani metode water birth, ada beberapa kriteria kesehatan yang perlu dipenuhi, antara lain:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kehamilan cukup bulan dengan risiko rendah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak ada infeksi atau kondisi medis tertentu.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengandung satu bayi (bukan hamil kembar).</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau gangguan pembekuan darah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak mengalami komplikasi selama kehamilan atau persalinan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memenuhi kriteria indeks massa tubuh (BMI) sebelum kehamilan.</li>
</ul>
Untuk kehamilan berisiko tinggi, seperti yang memerlukan pemantauan janin atau intervensi medis lainnya, dokter atau bidan mungkin akan menyarankan untuk tidak menggunakan metode water birth demi kemudahan akses saat proses persalinan.
<h2>Kelebihan Melahirkan dengan Metode Water Birth</h2>
Melahirkan dengan metode water birth semakin diminati karena banyak ibu yang merasakan manfaat positif dari proses persalinan di dalam air hangat. 
Meski penelitian lebih lanjut masih diperlukan, pengalaman para ibu menunjukkan bahwa water birth memberikan dampak yang menenangkan dan menyenangkan, tidak hanya untuk bunda tetapi juga untuk bayi yang baru lahir.&nbsp;
Berikut adalah beberapa kelebihan yang sering dilaporkan:
<h3>1. Pengalaman Persalinan yang Lebih Santai</h3>
Air hangat dikenal memiliki efek relaksasi, seperti saat mandi setelah hari yang melelahkan. Selama persalinan, berada di air hangat dapat membantu menurunkan stres dan tekanan darah ibu, menciptakan suasana yang lebih tenang dan nyaman.
<h3>2. Durasi Persalinan yang Lebih Pendek</h3>
Dengan daya apung yang diberikan air, bunda dapat bergerak dan mengubah posisi lebih mudah selama persalinan. Hal ini dapat membantu kontraksi berlangsung lebih efisien, sehingga mempercepat proses persalinan.
<h3>3. Mengurangi Kebutuhan Obat Pereda Nyeri</h3>
Relaksasi yang didapat dari air hangat dapat merangsang pelepasan endorfin dan meningkatkan aliran darah ke otot-otot rahim. Hal ini membantu bunda mengatasi nyeri persalinan secara alami, sehingga mengurangi kebutuhan akan obat-obatan pereda nyeri.
<h3>4. Lebih Terhubung dengan Proses Persalinan</h3>
Bagi beberapa ibu, melahirkan di air memberikan tingkat rasa sakit yang dapat dikelola sehingga mereka merasa lebih "hadir" dan terlibat dalam proses kelahiran. Hal ini menciptakan pengalaman yang lebih intim dan bermakna.
Dengan berbagai manfaat ini, metode water birth menjadi pilihan yang menarik bagi bunda yang mencari pengalaman melahirkan yang lebih alami dan nyaman. 
Namun, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan metode ini sesuai dengan kondisi kesehatan bunda dan bayi.
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/waktu-berhubungan-saat-hamil-yang-dilarang-secara-medis/">Waktu Berhubungan Saat Hamil yang Dilarang Secara Medis</a>
<h2>Risiko Melahirkan dengan Metode Water Birth</h2>
Meski memiliki banyak kelebihan, metode water birth juga memiliki sejumlah risiko yang perlu diperhatikan. Bagi bunda yang mempertimbangkan metode ini, penting untuk memahami potensi kelemahannya agar dapat membuat keputusan yang tepat dan aman.&nbsp;
Berikut beberapa risiko yang terkait dengan metode water birth:
<h3>1. Hanya Direkomendasikan untuk Kehamilan Berisiko Rendah</h3>
Water birth umumnya hanya diperuntukkan bagi ibu dengan kehamilan risiko rendah, mengandung satu bayi, dan sudah mencapai usia kehamilan cukup bulan. 
Jika terjadi komplikasi selama proses persalinan, mengeluarkan ibu dari kolam air untuk tindakan medis darurat dapat memakan waktu berharga.
<h3>2. Penelitian Terbatas Mengenai Risiko dan Manfaat</h3>
Meskipun ada penelitian tentang manfaat water birth, risikonya masih belum sepenuhnya dipahami. 
Beberapa organisasi, seperti American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), mendukung persalinan dalam air pada tahap awal tetapi menyarankan proses melahirkan bayi dilakukan di darat karena bukti manfaatnya bagi bayi masih terbatas.
<h3>3. Potensi Paparan Bakteri di Air</h3>
Air dalam kolam persalinan dapat terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, atau kotoran selama proses persalinan. 
Ada kekhawatiran bahwa bayi yang membuka mata atau mulut di dalam air bisa terpapar bakteri yang dapat menyebabkan infeksi. Namun, sejauh ini belum ditemukan bukti peningkatan risiko infeksi pada bayi yang lahir dengan metode ini.
<h3>4. Pilihan Manajemen Nyeri yang Terbatas</h3>
Bunda yang melahirkan di air tidak dapat menggunakan metode manajemen nyeri tertentu, seperti epidural. 
Walaupun air hangat seringkali cukup membantu meredakan nyeri, jika rasa sakit menjadi tak tertahankan, ibu mungkin harus keluar dari kolam untuk mendapatkan bantuan medis lainnya.
<h3>5. Tantangan Logistik dan Akses ke Perawatan Medis</h3>
Jika terjadi komplikasi, baik pada ibu maupun bayi, berada di kolam dapat memperlambat akses tenaga medis untuk memberikan intervensi. 
Oleh karena itu, lokasi persalinan (rumah sakit, pusat bersalin, atau rumah) harus dipilih dengan hati-hati, terutama jika ibu menginginkan fleksibilitas dalam perawatan medis selama persalinan.
Meski risiko ini dapat diminimalkan dengan persiapan yang tepat dan pendampingan oleh tenaga medis profesional, konsultasi dengan dokter atau bidan sangat penting untuk memastikan metode water birth adalah pilihan yang aman sesuai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/tips-hamil-sehat/">Tips Hamil Sehat agar Lahirkan Anak Cerdas</a>
<h2>Water Birth Tidak Direkomendasikan di Indonesia</h2>
Berdasarkan surat edaran dari Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) yang dipublikasikan pada 2010, water birth tidak direkomendasikan di Indonesia.&nbsp;
Keputusan ini diambil berdasarkan masukan dari Himpunan Fetomaternal Indonesia (HKFMI) dan hasil diskusi pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) ke-XII di Makassar tahun 2011.
Menurut POGI, water birth tidak masuk dalam kurikulum pendidikan dokter di Indonesia. Hingga saat ini pun, belum tersedia standar pelatihan dan sertifikasi khusus untuk tenaga kesehatan yang menangani water birth di Indonesia..
Selain itu, risiko yang terkait dengan metode ini dianggap terlalu besar dibandingkan manfaatnya. Lalu, persalinan dalam air dapat meningkatkan risiko infeksi, terutama jika air dalam kolam tercemar oleh feses.&nbsp;
Selain itu, robekan pada jalan lahir yang terjadi saat proses mengejan dapat memicu masuknya gelembung udara ke pembuluh darah, yang berpotensi menyebabkan emboli udara sehingga membuat kondisi fatal.
Apalagi pelaksanaan water birth, terutama di rumah, dapat menjadi tantangan jika lokasinya jauh dari fasilitas kesehatan atau rumah sakit. Hal ini menyulitkan penanganan medis yang cepat apabila terjadi komplikasi.
<h2>Kesimpulan</h2>
Jadi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum memutuskan metode persalinan. Meskipun water birth populer di beberapa negara, metode ini belum memiliki dasar ilmiah yang kuat untuk diterapkan secara luas di Indonesia.
 Keputusan untuk memilih water birth harus didasarkan pada pertimbangan medis dan ketersediaan tenaga ahli yang kompeten.
Ingin mengetahui perkembangan janin bunda? Yuk, cek lewat fitur <a href="tentanganak://kembang_kehamilan?type=kembang_kehamilan">Kembang Hamil</a>!