Keputihan saat hamil sering kali meningkat dan bisa membuat Bunda khawatir. Kenali perbedaan keputihan yang normal dan yang perlu diwaspadai agar kehamilan tetap aman dan nyaman.

Kesehatan Anak

Kehamilan membawa banyak perubahan dalam tubuh Bunda, salah satunya adalah perubahan pada cairan vagina atau yang biasa disebut keputihan.&nbsp;
Tidak sedikit calon ibu yang merasa khawatir saat mengalami keputihan lebih sering atau dalam jumlah yang lebih banyak selama masa kehamilan. Apakah ini normal? Ataukah perlu diwaspadai? Yuk, Bunda, kita pahami lebih dalam agar bisa membedakan mana keputihan yang normal dan mana yang perlu perhatian khusus!
<h2>Mengapa Keputihan Meningkat Selama Kehamilan?</h2>
Keputihan sebenarnya adalah bagian dari mekanisme alami tubuh untuk menjaga kesehatan vagina. Selama kehamilan, produksi hormon estrogen meningkat secara signifikan, menyebabkan aliran darah ke area panggul juga meningkat. Ini mendorong kelenjar di dalam serviks dan vagina untuk menghasilkan lebih banyak cairan, yang berfungsi melindungi rahim dari infeksi.
Jenis keputihan normal selama kehamilan, yang dikenal dengan istilah leukorrhoea, biasanya:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berwarna putih susu atau bening</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak berbau atau memiliki bau yang sangat ringan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memiliki tekstur encer hingga sedikit kental</li>
</ul>
Fungsi utama keputihan ini adalah menjaga area vagina tetap bersih, lembab, dan bebas dari infeksi yang berisiko naik ke rahim.
<h2>Bagaimana Ciri-ciri Keputihan yang Tidak Normal?</h2>
Meski keputihan selama kehamilan pada dasarnya normal, ada beberapa tanda yang perlu Bunda waspadai, seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Warna keputihan berubah menjadi hijau, kuning, cokelat, atau abu-abu</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tekstur menjadi berbusa, sangat kental seperti keju cottage, atau sangat cair</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Muncul bau tidak sedap, tajam, atau amis</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Disertai rasa gatal, iritasi, atau nyeri di area vagina</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rasa perih saat buang air kecil</li>
</ul>
Bila Bunda mengalami salah satu atau lebih dari gejala di atas, segera konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
<h2>Kemungkinan Penyebab Keputihan Abnormal</h2>
Selama kehamilan, beberapa infeksi yang umum terjadi dan menyebabkan keputihan tidak normal meliputi:
<h3>1. Infeksi Jamur (Candidiasis atau Thrush)</h3>
Ditandai dengan keputihan putih pekat seperti keju, gatal-gatal hebat, dan iritasi di sekitar vagina.
Pencegahan:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gunakan pakaian dalam berbahan katun</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari penggunaan sabun atau produk pembersih yang mengandung pewangi </li>
</ul>
<h3>2. Bacterial Vaginosis (BV)</h3>
Infeksi ini disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri baik dan jahat di vagina, dengan gejala keputihan berbau amis dan berwarna keabu-abuan.
<h3>3. Penyakit Menular Seksual (PMS)</h3>
Seperti klamidia, gonore, atau trikomoniasis, yang dapat menyebabkan keputihan berwarna abnormal dan berbau kuat.
Penting: Semua infeksi ini bisa berdampak pada kesehatan kehamilan, sehingga penanganan medis yang cepat sangat disarankan.
<h2>Apa Itu "Bloody Show" Menjelang Persalinan?</h2>
Menjelang akhir kehamilan, Bunda mungkin akan mengalami keputihan yang bercampur lendir tebal berwarna merah muda atau kecokelatan. Ini disebut "bloody show", yakni keluarnya lendir dari serviks yang mulai membuka jalan untuk proses persalinan.
Ciri-cirinya:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Konsistensi lengket atau seperti jelly</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Disertai bercak darah ringan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Terjadi beberapa hari sebelum atau saat mulai kontraksi </li>
</ul>
Catatan: Jika ada pendarahan merah terang yang deras, segera hubungi dokter atau bidan.
<h2>Bagaimana Membedakan Keputihan dengan Air Ketuban Pecah?</h2>
Terkadang, cairan yang keluar dari vagina sulit dibedakan apakah itu keputihan atau air ketuban. Berikut perbedaannya:
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
Keputihan
</td>
<td>
Air Ketuban Pecah
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Tekstur kental atau encer
</td>
<td>
Cair seperti air, terus-menerus keluar
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Tidak menyebabkan rasa basah berlebihan
</td>
<td>
Biasanya membasahi pakaian dalam secara nyata
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Tidak bisa ditahan
</td>
<td>
Tidak bisa ditahan (seperti urinasi tak terkendali)
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Jika Bunda ragu, lebih baik langsung memeriksakan diri ke tenaga medis.
<h2>Tips Menjaga Kesehatan Area Kewanitaan Selama Hamil</h2>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pakailah pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap keringat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari penggunaan produk pembersih vagina yang mengandung parfum.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jaga area vagina tetap kering setelah mandi atau berolahraga.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Konsumsi makanan probiotik seperti yogurt untuk menjaga keseimbangan bakteri baik. </li>
</ul>
<h2>Kapan Harus Segera Konsultasi ke Dokter?</h2>
Segera hubungi tenaga medis bila Bunda mengalami:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Keputihan berwarna abnormal</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bau keputihan menyengat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rasa gatal, perih, atau sakit saat buang air kecil</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pendarahan dari vagina dalam jumlah banyak</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Keluar cairan berlebih yang diduga air ketuban </li>
</ul>
Selalu lebih baik memeriksakan diri jika ada perubahan yang terasa tidak biasa, demi keamanan Bunda dan bayi.
<h2>Kesimpulan</h2>
Keputihan yang meningkat selama kehamilan umumnya adalah hal yang normal dan bahkan membantu melindungi rahim dari infeksi. Namun, perubahan pada warna, bau, atau tekstur keputihan bisa menjadi tanda adanya infeksi atau masalah lain yang perlu ditangani.&nbsp;
Dengan memperhatikan ciri-ciri keputihan dan menjaga kebersihan area kewanitaan, Bunda dapat menjalani masa kehamilan dengan lebih nyaman dan aman. Jangan ragu untuk segera menghubungi dokter atau bidan jika ada kekhawatiran mengenai perubahan pada keputihan.&nbsp;
Yuk, jaga kesehatan Bunda dan calon buah hati sejak dini!

Selama Hamil Keputihan Terus? Ini yang Perlu Bunda Perhatikan!

Simak perbincangan #eksklusif antar dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A bersama Ibu Dr. (HC) Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt pendiri dan Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation, dalam "Episode 02 Caring Mom Tentang Anak."&nbsp;

Bagaimana jika seorang Ibu rela meninggalkan impian demi mengurus anak-anak di rumah? Bagaimana mungkin sebuah perusahaan bisa bertahan di tengah badai pandemi COVID-19, hingga kini dilanjutkan oleh generasi kedua? Adakah yang lebih penting dari sekadar uang?
Simak perbincangan #eksklusif antar dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A bersama Ibu Dr. (HC) Dra. Hj. Nurhayati Subakat, Apt pendiri dan Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation, dalam "Episode 02 Caring Mom Tentang Anak."&nbsp;
Caring Mom adalah pemberian apresiasi oleh Tentang Anak ini karena pencapaian dan dedikasinya: Rela meninggalkan pekerjaan yang sudah ia jalani demi anak-anak terkasih, membangun perusahaan yang ramah terhadap perempuan, berdampak besar dan menjadi teladan untuk banyak orang.&nbsp;
Tentang Anak menghadirkan sosok inspiratif yang merepresentasikan peran seorang ibu dan pemimpin perusahaan yang tangguh.

EKSKLUSIF: Demi Anak, Pemilik Paragon (Wardah) ini Rela Tinggalkan Pekerjaan - Ibu Nurhayati Subakat

Momen, makna dan kehangatan di hari Idul Fitri sangat berarti bagi umat muslim. Bersilaturahim dengan keluarga dan sanak saudara, menjaga tali hubungan erat persaudaraan dan saling bermaafat menjadikan hari Lebaran sangat istimewa. Masyarakat Indonesia khususnya bagi yang merayakan hari Lebaran bahwa memiliki tradisi rutin yaitu memberi atau menerima THR lebaran,

Promo

Gaya Hidup

Momen, makna dan kehangatan di hari Idul Fitri sangat berarti bagi umat muslim. Bersilaturahim dengan keluarga dan sanak saudara, menjaga tali hubungan erat persaudaraan dan saling bermaafat menjadikan hari Lebaran&nbsp; sangat istimewa.
Masyarakat Indonesia khususnya bagi yang merayakan hari Lebaran, memiliki tradisi rutin yaitu memberi atau menerima Tunjangan Hari Raya atau THR lebaran, salah satu bentuk perayaan yang membahagiakan. Baik yang muda maupun tua, semua berhak kebagian hadiah di hari raya.
Namun, kali ini Tentang Anak akan berbagi ide THR Lebaran yang anti mainstream untuk Ayah Bunda semua. Tentang Anak mau bagi-bagi THR emas batang 0.2 gr spesial untuk 5 orang AyBun beruntung yang berbelanja sepanjang periode April, s.d tanggal 19 April 2023 di Aplikasi Tentang Anak, hanya dengan 1 syarat yaitu:
&ldquo;Berbelanja sepanjang periode April hingga tanggal 19 April 2023 di Aplikasi Tentang Anak dengan minimum pembelanjaan Rp2.000.000&rdquo; 😍
Yuk, ikutan challengenya AyBun dengan belanja <a href="tentanganak://commerce_home?type=commerce_home">di sini</a>!
Untuk pengumuman pemenang tanggal 20 April 2023 melalui whatsapp

Bagi-Bagi THR Emas Batangan di Momen Lebaran

Asam folat adalah vitamin B9 sintetis yang bermanfaat untuk kesehatan ibu hamil dan janin. Ketahui manfaat dan sumber makanan yang mengandung asam folat di sini!

Fertilitas

Kehamilan

Bagi para ibu hamil, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi menjadi salah satu hal penting yang perlu dilakukan. Nutrisi yang baik akan mendukung kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Selain itu, mengonsumsi vitamin dapat menjadi pelengkap untuk memenuhi kebutuhan gizi harian.
Salah satu vitamin tersebut adalah asam folat untuk ibu hamil. Asam folat penting untuk untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, terutama yang memasuki trimester 1. Asupan asam folat untuk ibu hamil berperan dalam membantu perkembangan otak, tengkorak, dan saraf tulang belakang. Asam folat juga dapat mencegah terjadinya cacat lahir pada bayi, terutama pada otak, saraf, dan jantung bayi.
Apa Itu Asam Folat?
Asam folat adalah vitamin B kompleks sintetis yang dapat larut dalam air. Karena berperan penting dalam perkembangan otak dan saraf, asupan asam folat untuk ibu hamil sangat diperlukan sejak perencanaan kehamilan hingga usia kehamilan 13 minggu. Dengan demikian, Bunda dapat mencegah kemungkinkan kelainan saraf pada bayi lebih dini.
Ibu hamil direkomendasikan untuk mengonsumsi suplemen asam folat sebanyak 400 mcg/hari. Selain suplemen, AyBun juga bisa mendapatkan asam folat dari beberapa sumber makanan seperti sayur, buah, dan kacang-kacangan. Konsumsi asam folat secara rutin tidak hanya bermanfaat bagi tumbuh kembang janin, tetapi juga untuk memperkuat tubuh ibu hamil.
<h2>Kegunaan Asam Folat untuk Ibu Hamil</h2>
Asam folat menjadi salah satu vitamin penting yang wajib dikonsumsi ibu hamil atau calon ibu hamil. Asam folat harus dikonsumsi dengan jumlah yang mencukupi agar memberikan hasil yang efektif. Namun, dosis asam folat perlu menyesuaikan dengan kondisi tubuh ibu hamil. Beberapa manfaat asam folat untuk ibu hamil dan janin adalah sebagai berikut:
<h3>1. Membantu Produksi Sel Darah Merah yang Sehat</h3>
Saat hamil, tubuh memproduksi lebih banyak darah merah untuk mendukung perkembangan tubuh janin. Jika Bunda tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, Bunda memiliki potensi dalam mengidap penyakit kekurangan darah atau anemia. Kondisi ini dapat membuat kurangnya pasokan darah merah untuk menyalurkan oksigen ke jaringan tubuh dan janin.&nbsp;
Maka dari itu, asam folat berguna untuk membantu produksi sel darah merah sehat. Konsumsi asam folat secara rutin dapat mencegah Bunda dari anemia dan mendorong pembuatan sel darah merah sehat di dalam tubuh. Selain asam folat, tubuh juga membutuhkan zat besi dan vitamin B12 untuk menghasilkan sel darah merah yang cukup.
<h3>2. Mendukung Proses Pembuatan Sel dan Jaringan Baru</h3>
Mirip dengan sel darah merah, asam folat juga dapat membantu pembuatan sel dan jaringan baru dalam tubuh. Dalam hal ini, asam folat akan bekerja sama dengan nutrisi lain, seperti asam amino, vitamin B12, dan vitamin C. Semua zat tersebut berperan dalam memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak serta mendukung proses pemulihan tubuh pada saat luka atau sakit.
<h3>3. Mencegah Cacat Lahir&nbsp;</h3>
Konsumsi asam folat sudah dianjurkan sejak Bunda akan merencanakan kehamilan. Asam folat dapat membantu tubuh ibu hamil dalam mempersiapkan kondisi optimal untuk mengandung bayi.&nbsp;
Proses pembentukan otak dan saraf janin sudah terjadi sejak awal kehamilan. Jadi, asupan asam folat yang cukup dapat mencegah terjadinya kelainan pada otak dan saraf janin. Asam folat turut berperan dalam mencegah terjadinya penyakit bawaan lahir pada otak dan saraf, seperti anensefali dan spina bifida. Asam folat juga berguna untuk meningkatkan berat badan janin.
<h3>4. Mencegah Risiko Komplikasi Kehamilan</h3>
Pada kehamilan, konsumsi asam folat yang memadai dapat membantu mencegah kelahiran prematur. Asam folat yang cukup untuk ibu hamil dapat membantu menurunkan risiko komplikasi kehamilan, seperti preeklamsia.&nbsp;
Penyakit preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urin selama kehamilan. Beberapa gejalanya adalah sakit kepala berat, gangguan penglihatan, nyeri di ulu hati atau perut kanan atas, hingga penurunan frekuensi atau volume urin.
<h3>5. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung</h3>
Tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan janin, asam folat juga berguna untuk meningkatkan kesehatan jantung dan menurunkan risiko penyakit jantung pada ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh peran asam folat dalam memecah homosistein yang dapat memicu naiknya risiko penyakit jantung jika memiliki kadar yang tinggi dalam tubuh.
<h3>Macam-Macam Kelainan Saraf pada Bayi</h3>
Perlindungan akan tumbuh kembang bayi sudah harus dilakukan sejak awal kehamilan. Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko cacat lahir. Beberapa kelainan saraf pada bayi yang dapat terjadi karena kurangnya asupan asam folat adalah sebagai berikut:
<ol>
<li> Spina Bifida</li>
</ol>
Spina Bifida adalah kondisi cacat lahir yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan tabung saraf pada janin di dalam kandungan. Akibat dari gangguan ini adalah munculnya celah pada ruas tulang belakang. Tabung saraf sendiri akan berkembang menjadi otak dan sistem saraf di tulang belakang.
Ciri dari spina bifida adalah ruas tulang belakang yang tidak menutup sempurna dan menimbulkan celah. Berdasarkan ukurannya, spina bifida terbagi menjadi 3 jenis, yaitu okulta (kecil), meningokel (sedang), dan mielomeningokel (besar). Beberapa gejala spina bifida adalah sejumput rambut di punggung, lesung kecil di punggung bawah, hingga kantung yang mencuat di punggung bayi.
<ol start="2">
<li> Epilepsi</li>
</ol>
Dikenal juga dengan nama ayan, epilepsi adalah kondisi kejang yang disebabkan oleh pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Epilepsi cenderung menyerang sistem saraf pusat. Seseorang dinyatakan mengidap epilepsi jika pernah mengalami kejang lebih dari sekali tanpa alasan yang jelas.
Asam folat banyak digunakan sebagai terapi kejang epilepsi. Bagi ibu hamil pengidap epilepsi, asam folat akan diberikan dengan dosis yang lebih tinggi sejak 3 bulan sebelum merencanakan kehamilan. Untuk menghindari risiko epilepsi pada janin, ibu hamil wajib mengonsumsi asam folat secara rutin sesuai anjuran dokter.
<ol start="3">
<li> Hidrosefalus Kongenital</li>
</ol>
Hidrosefalus adalah kondisi penumpukan cairan berlebihan di dalam otak. Penumpukan ini akan menyebabkan penekanan pada sel-sel otak dan saraf. Ibu hamil yang kekurangan asupan asam folat dapat memicu terjadinya hidrosefalus kongenital, yaitu kelainan bawaan yang terjadi akibat gangguan di dalam kandungan ibu hamil.
Gejala hidrosefalus kongenital pada bayi baru lahir dapat dilihat dari ukuran kepalanya yang lebih besar dari bayi sepantarannya. Selain itu, bayi akan terlihat selalu mengantuk, kurang responsif terhadap lingkungan, kulit kepala yang tipis, hingga kejang berulang.
<ol start="4">
<li> Autisme</li>
</ol>
Autisme atau gangguan spektrum autisme adalah kondisi kelainan pada perkembangan saraf yang menimbulkan gangguan perilaku serta interaksi sosial. Autisme cenderung menyerang sistem saraf di otak. Autisme dapat membuat anak kesulitan untuk memahami lingkungan di sekitarnya.
Sebuah studi menunjukkan bahwa indikasi autisme dapat ditimbulkan dari kelebihan atau kekurangan asam folat saat kehamilan. Maka dari itu, dosis asam folat yang dikonsumsi ibu hamil haruslah cukup dan sesuai dengan kondisi tubuh. Bunda dapat mengkonsultasikan dengan dokter untuk mengetahui kadar asam folat yang tepat.
<h3>Makanan Sumber Asam Folat</h3>
Tidak hanya melalui suplemen, Bunda juga bisa mendapatkan asupan asam folat dari berbagai jenis makanan. Mulai dari sayuran, buah-buahan, hingga kacang-kacangan, Bunda bisa mendapatkan asam folat alami tanpa efek samping.&nbsp;
<ol>
<li> Sayuran</li>
</ol>
Sayuran selalu menjadi pilihan untuk menu makanan sehat yang kaya gizi dan serat. Beberapa jenis sayuran memiliki kandungan asam folat yang tinggi, seperti brokoli, kubis, kembang kol, dan bayam. Sayuran tersebut juga memberikan nutrisi lainnya yang bermanfaat bagi ibu hamil, seperti vitamin dan mineral. Bunda dapat menyulap sayuran ini menjadi masakan lezat untuk dikonsumsi setiap hari.
<ol start="2">
<li> Buah-Buahan</li>
</ol>
Selain memiliki rasa yang lezat dan menyegarkan, beberapa buah-buahan juga memiliki kandungan tinggi asam folat yang baik bagi ibu hamil. Buah-buahan tersebut adalah alpukat, jeruk, anggur, lemon, limau, pepaya, dan pisang.&nbsp;
Selain asam folat, buah-buahan juga mengandung nutrisi lainnya yang penting bagi kesehatan janin, seperti potasium pada pepaya, pisang, dan alpukat, antioksidan pada pepaya, serta vitamin-vitamin lainnya.&nbsp;
<ol start="3">
<li> Kacang-Kacangan</li>
</ol>
Bagi Bunda yang tidak memiliki alergi kacang, makanan kacang-kacangan dapat menjadi sumber asam folat alami. Kacang-kacangan juga menawarkan nutrisi seperti protein, fiber, lemak sehat, dan mineral. Kacang-kacangan merupakan makanan padat nutrisi, sehingga Bunda dapat menjadikan makanan ini sebagai camilan saat lapar.&nbsp;
<ol start="4">
<li> Telur</li>
</ol>
Memasukkan telur ke dalam menu harian ibu hamil merupakan salah satu cara terbaik untuk meningkatkan asupan nutrisi penting, seperti misalnya asam folat. Selain itu, telur juga mengandung gizi penting lainnya untuk ibu hamil, seperti protein, vitamin B12, selenium, dan antioksidan untuk kesehatan janin.
<ol start="5">
<li> Jamur</li>
</ol>
Sering menjadi bahan masakan yang lezat, jamur juga mengandung banyak nutrisi yang baik untuk kesehatan ibu hamil. Kandungan asam folat dalam jamur tergolong tinggi, sehingga bisa Bunda konsumsi untuk mendapatkan asupan asam folat alami. Manfaat lainnya dari jamur adalah meningkatkan daya tahan tubuh serta menguatkan jantung.
<ol start="6">
<li> Hati Sapi</li>
</ol>
Hati sapi adalah salah satu makanan kaya gizi yang bisa Bunda konsumsi selama hamil. Ketika banyak daging-dagingan cenderung mengandung asam folat yang rendah, hati sapi justru memiliki kandungan tinggi asam folat. Hati sapi juga memberikan nutrisi seperti protein, vitamin A, vitamin B12, dan zat besi yang baik untuk ibu hamil.
Itu dia ragam manfaat asam folat dan juga sumber makanan kaya asam folat yang bisa Bunda konsumsi. Dalam memenuhi nutrisi lengkap dan seimbang saat hamil, pastikan Bunda juga tidak stres dan lakukan aktivitas fisik secara rutin. Dengan demikian, tubuh Bunda akan menjadi lebih kuat dan janin di dalam perut akan lebih sehat.
Aktivitas yang menyehatkan bagi ibu hamil akan berdampak pada perkembangan otak dan emosional anak di masa depan. Bunda juga dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai hal-hal apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama hamil.
Foto: Designed by Freepik
Sumber:
De-Regil L, Pe&ntilde;a-Rosas J, Fern&aacute;ndez-Gaxiola AC, Rayco-Solon P. Effects and safety of periconceptional oral folate supplementation for preventing birth defects. Cochrane Database of Systematic Reviews 2015, Issue 12. Art. No.: CD007950. DOI: 10.1002/14651858.CD007950.pub3&nbsp;
Hodgetts, V. A., Morris, R. K., Francis, A., Gardosi, J., &amp; Ismail, K. M. (2015). &ldquo;Effectiveness of folic acid supplementation in pregnancy on reducing the risk of small-for-gestational age neonates: a population study, systematic review and meta-analysis&rdquo;. BJOG : An International Journal of Obstetrics and Gynaecology, 122(4), 478&ndash;490. https://doi.org/10.1111/1471-0528.13202
https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/patients/patient-information-leaflets/pregnancy/pi-healthy-eating-and-vitamin-supplements-in-pregnancy.pdf&nbsp;
https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/news/folic-acid-supplementation.pdf&nbsp;
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/250796/9789241549912-eng.pdf&nbsp;&nbsp;
https://www.pregnancybirthbaby.org.au/folate-and-pregnancy&nbsp;

Konsumsi Asam Folat Pada Ibu Hamil Terbukti Cegah Kelainan Janin!

Saat anak tantrum biasanya Ayah Bunda akan merasa kebingungan bahkan sampai stres. Fase tantrum pada anak itu wajar terjadi, kok Ayah Bunda. Hal yang penting dilakukan orang tua adalah mendampingi anak ketika tantrum agar si Kecil bisa belajar mengelola emosinya jadi lebih baik.

Parenting

Cek Tumbuh Kembang Anak di Aplikasi Tentang Anak

Saat anak tantrum biasanya Ayah Bunda akan merasa kebingungan bahkan sampai stres. Fase tantrum pada anak itu wajar terjadi, kok Ayah Bunda. Hal yang penting dilakukan orang tua adalah mendampingi anak ketika tantrum agar si Kecil bisa belajar mengelola emosinya jadi lebih baik.
&nbsp;
Tantrum adalah kondisi emosi yang meledak biasanya ditandai dengan sikap si Kecil yang keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, mengamuk atau marah.
&nbsp;
Beberapa hal yang bisa AyBun lakukan ketika anak berada di fase awal tantrum adalah:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ingatlah bahwa jika AyBun tenang, maka anak juga lebih mudah tenang.</li>
</ol>
Anak yang tantrum sebaiknya dihadapi dengan langkah awal Ayah Bunda yang tenang, hal tersebut akan berdampak positif pada psikologis anak. Bila tanda-tanda tantru sudah disadari Ayah Bunda, segera lakukan:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Berhenti sejenak, tutup mata, atur napas, ulangi hingga merasa lebih tenang&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Sadari, pahami, dan terima setiap emosi (bahagia, sedih, marah) sama baiknya dan manusiawi, maka rasakan dan terima apa adanya, tanpa perlu menghakimi diri</li>
</ul>
&nbsp;
<ul>
<li aria-level="1">Berikan &lsquo;ruang&rsquo; aman bagi anak, agar dia bisa mengelola emosinya dengan tenang.&nbsp;</li>
</ul>
Misal: hadir di dekat anak dan beri ia waktu untuk menenangkan diri&nbsp;
&ldquo;Bunda tetap di sini ya temani Adik sampai merasa tenang&rdquo;
&nbsp;
<ul>
<li aria-level="1">Tanyakan alasan anak tantrum hanya saat ia sudah tenang</li>
</ul>
&ldquo;Adik tadi marah karena apa?&rdquo;
&nbsp;
<ul>
<li aria-level="1">Bantu kaitkan emosi anak dengan sebab-akibat</li>
</ul>
&ldquo;Jadi Adik marah soalnya Bunda tinggal buru-buru ya?&rdquo;
 
<h2>Cara Menghadapi Anak Tantrum, Begini Peraturannya</h2>
&nbsp;
Cara Ayah Bunda dalam menghadapi tantrum berhubungan dengan&nbsp; langkah mendukung perkembangan otak dan kemampuan regulasi emosi anak. Pastikan Ayah Bunda tidak melakukan kesalahan ini ya.
&nbsp;
Berikut beberapa cara menghadapi anak tantrum yang bisa Ayah Bunda lakukan beserta peraturannya di tabel bawah ini
&nbsp;
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
Dos
</td>
<td>
Don'ts
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Menyuruhnya diam karena berisik saat menangis&nbsp;
</td>
<td>
Ingatkan diri bahwa emosi anak valid
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Mengabaikan usaha anak untuk menyambungkan emosi dengan sebab akibat&nbsp;
 
&ldquo;Ya ampun, masa begitu aja nangis&rdquo;
</td>
<td>
Menghargai pengalaman emosi anak
 
&ldquo;Kakak sedih karena bonekanya rusak ya?&rdquo;
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Berpikir anak sengaja tantrum untuk cari perhatian
</td>
<td>
Sadari bahwa tantrum = peluang membangun hubungan &amp; mengajarkan emosi
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Berpikir kalau anak sengaja tantrum karena tahu saat-saat AyBun sedang sibuk
 
&ldquo;Kenapa sih rewel mulu? Nggak lihat Ayah lagi kerja, pusing tahu!&rdquo;
 
&ldquo;Udahlah Dik, nggak usah lebay&hellip;&rdquo;
</td>
<td>
AyBun sadar dengan perasaan cemasnya yang ternyata berdampak pada perilaku anak
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
&nbsp;
Namun, jika Ayah Bunda tanpa sengaja terlanjur ikut &lsquo;tantrum&rsquo; saat anak tantrum pastikan AyBun biasakan untuk meminta maaf. Hal ini bisa juga bisa meningkatkan pemahaman anak jika berbuat salah harus minta maaf, bertanggung jawab, dan berubah menjadi lebih baik.&nbsp;
&nbsp;
Menghadapi anak tantrum memang tidak mudah, semangat selalu ya AyBun. Untuk cari tau seputar anak tantrum AyBun bisa menggunakan fitur Tanya Ahli di Aplikasi tentang Anak!
Foto: Photo by pexels
Sumber:
Deichmann, F., &amp; Ahnert, L. (2021). The terrible twos: How children cope with frustration and tantrums and the effect of maternal and paternal behaviors. Infancy, 26(3), 469-493.
Ely, R., &amp; Gleason, J. B. (2006). I'm sorry I said that: Apologies in young children's discourse. Journal of Child Language, 33(3), 599-620.
Markham, L. (2017). How (and When) to Apologize to Your Child. Diakses dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/peaceful-parents-happy-kids/201706/how-and-when-apologize-your-child.
https://sdmommyandme.com/milestone-blog/the-lower-brain/attachment/brain-drawling/

Lakukan Ini saat Anak Tantrum, Jangan Sampai Salah Langkah

Puasa adalah waktu yang istimewa bagi umat Muslim di mana mereka menahan diri dari makanan dan minuman dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, menjaga kesehatan saat puasa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para orang tua yang juga harus mengurus anak-anak mereka. Dalam artikel ini, kami akan memberikan tips yang

Puasa adalah waktu yang istimewa bagi umat Muslim di mana mereka menahan diri dari makanan dan minuman dari terbit fajar hingga terbenam matahari.&nbsp;
Namun, menjaga kesehatan saat puasa menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi para orang tua yang juga harus mengurus anak-anak mereka.&nbsp;
Dalam artikel ini, kami akan memberikan tips yang berguna bagi orang tua untuk menjaga kesehatan mereka sendiri, sambil tetap merawat dan mengurus anak-anak dengan baik selama bulan Ramadan.
<h2>1. Perhatikan Gizi Seimbang</h2>
Penting untuk memastikan bahwa Anda dan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang seimbang saat berbuka dan sahur. Pastikan makanan yang dikonsumsi kaya akan protein, karbohidrat kompleks, serat, vitamin, dan mineral. Pilihlah makanan yang rendah gula dan lemak jenuh, serta tinggi antioksidan.
<h2>2. Saat Berbuka, Konsumsi Makanan Ringan Terlebih Dahulu</h2>
Saat berbuka, hindari makan berlebihan atau minum air secara berlebihan sekaligus. Mulailah dengan makanan ringan seperti kurma atau buah segar, kemudian tunggu beberapa saat sebelum mengonsumsi makanan utama. Ini membantu tubuh untuk beradaptasi secara perlahan setelah berpuasa seharian.
<h2>3. Tetap Terhidrasi</h2>
Pastikan Anda dan anak-anak tetap terhidrasi selama bulan Ramadan. Minumlah air putih yang cukup saat sahur dan berbuka, serta hindari minuman bersoda atau berkafein yang dapat menyebabkan dehidrasi. Jika anak masih menyusui, pastikan untuk menyusui sesuai kebutuhan mereka.
<h2>4. Jaga Kesehatan Gigi</h2>
Makanan yang lengket atau manis saat sahur atau berbuka puasa dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi. Pastikan untuk membersihkan gigi dengan menyikat gigi setelah sahur dan sebelum tidur malam. Juga, hindari makan camilan manis atau lengket secara berlebihan selama bulan Ramadan.
<h2>5. Perhatikan Waktu Istirahat yang Cukup</h2>
Ketika menjalani puasa dan mengurus anak-anak, pastikan Anda dan mereka mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Jika memungkinkan, usahakan untuk tidur siang sejenak untuk mengisi energi dan mengurangi kelelahan. Hindari begadang atau aktivitas berat yang dapat menguras energi Anda.
<h2>6. Prioritaskan Aktivitas Fisik Ringan</h2>
Meskipun sedang berpuasa, tetaplah aktif secara fisik dalam batas kenyamanan Anda. Ajak anak-anak untuk melakukan aktivitas fisik ringan seperti jalan-jalan santai di sekitar lingkungan atau bermain di halaman rumah. Ini membantu menjaga kesehatan fisik dan mental Anda serta anak-anak.
<h2>7. Rencanakan Menu Makanan dengan Bijak</h2>
Selama bulan Ramadan, penting untuk merencanakan menu makanan dengan bijak untuk sahur dan berbuka. Pilihlah makanan yang mudah dicerna dan memberikan energi yang tahan lama. Buatlah menu yang beragam dan seimbang untuk memastikan asupan nutrisi yang cukup bagi Anda dan anak-anak.
<h2>8. Hindari Makanan Berlemak dan Berat saat Sahur</h2>
Saat sahur, hindari makanan berlemak atau berat yang dapat menyebabkan perut terasa kenyang dan lambat mencerna. Pilihlah makanan yang mudah dicerna seperti oatmeal, roti gandum, telur rebus, atau sayuran segar. Hindari makanan pedas atau berbumbu kuat yang dapat menyebabkan gangguan lambung.
<h2>9. Pantau Kesehatan Anak dengan Seksama</h2>
Selama bulan puasa, perhatikan kesehatan anak dengan lebih seksama. Pantau gejala dehidrasi, kelelahan, atau iritabilitas yang mungkin terjadi pada mereka. Jika anak terlihat tidak nyaman atau mengalami masalah kesehatan, segera konsultasikan dengan dokter.
<h2>10. Berbagi Tugas dengan Pasangan atau Keluarga Lain</h2>
Jika memungkinkan, bagilah tugas-tugas sehari-hari dengan pasangan atau anggota keluarga lainnya. Ini membantu mengurangi beban kerja Anda sebagai orang tua yang sedang berpuasa, sehingga Anda dapat fokus untuk merawat dan mengurus anak-anak dengan lebih baik.

Tips Jaga Kesehatan saat Berpuasa dan Mengasuh Anak

Pelajari langkah-langkah sederhana untuk mengajarkan anak tentang keselamatan diri dan melindungi anak dari penculikan, mulai dari melapor saat pergi hingga menjaga privasi di media sosial.

Balita

Psikologi Anak

PAUD

Keselamatan anak adalah prioritas utama bagi setiap orang tua. Untuk itu, penting bagi kita mengajarkan anak cara bersikap waspada dan melindungi diri, terutama saat mereka menghadapi situasi yang melibatkan orang asing.
<h2 data-pm-slice="1 1 []">Cara Melindungi Anak dari Penculikan</h2>
<h3>1. Pastikan AyBun selalu mengetahui keberadaan anak</h3>
Biasakan anak untuk selalu melapor atau meminta izin sebelum pergi. Pastikan AyBun mengetahui lokasi, teman, dan kegiatan anak di luar rumah.
<h3>2. Amati interaksi dengan orang baru</h3>
<p data-pm-slice="1 1 [&quot;ordered_list&quot;,{&quot;spread&quot;:true,&quot;startingNumber&quot;:1,&quot;start&quot;:319,&quot;end&quot;:1545},&quot;regular_list_item&quot;,{&quot;start&quot;:502,&quot;end&quot;:610},&quot;list&quot;,{&quot;spread&quot;:false,&quot;start&quot;:546,&quot;end&quot;:610},&quot;regular_list_item&quot;,{&quot;start&quot;:546,&quot;end&quot;:610}]">Dampingi anak saat bertemu orang baru, termasuk pengasuh baru.
<h3>3. Rutin alokasikan waktu untuk mendengarkan apapun cerita anak</h3>
Hargai kejujurannya. Hindari meremehkan, menyalahkan, atau mengejek untuk membangun kepercayaan agar anak semakin terbuka.
<h3>4.Ajarkan anak melindungi diri</h3>
Ajarkan anak untuk berani menolak ajakan atau pemberian dari orang asing, seperti permen atau mainan.
Tidak memberikan data pribadi seperti nama, alamat rumah, atau nomor telepon kepada orang asing.
Berani berkata &ldquo;tidak&rdquo; dan mencari pertolongan jika merasa takut atau tidak nyaman
<h3>5. Bekali anak dengan identitas</h3>
Pastikan anak membawa kartu yang memuat nama, nomor telepon orang tua, dan alamat rumah.
Ingatkan anak untuk hanya memberikan informasi tersebut kepada orang terpercaya, seperti wali kelas.
6. Pantau Aktivitas Media Sosial
Perhatikan konten yang dibagikan anak di media sosial. Hindari membagikan informasi sensitif tentang anak di media sosial.
<h2>Kesimpulan</h2>
Mengajarkan anak tentang keselamatan adalah investasi penting untuk melindungi mereka dari situasi yang tidak diinginkan.
Dengan komunikasi yang baik dan pendidikan yang tepat, anak akan lebih percaya diri dan waspada dalam menjaga diri mereka sendiri.

Cara Melindungi Anak dari Penculikan, Ini yang Perlu AyBun Lakukan!

Kulit Gatal Bisa Sebabkan Anak Lebih Pendek dan Kurang Cerdas?

Simak cara mengatasi alergi hingga ke kemungkinan terburuk jika diabaikan bersama Prof. DR. Dr. Zakiudin Munasir Sp. A(K) dan dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A pada segmen Tanya Ahli berikut ini.

Benarkah jika alergi terhadap suatu makanan harus terus dicoba? Mengapa banyak anak alergi yang mengalami gangguan kenaikan BB, TB bahkan sampai berpengaruh terhadap IQ?
Simak cara mengatasi alergi hingga ke kemungkinan terburuk jika diabaikan bersama Prof. DR. Dr. Zakiudin Munasir Sp. A(K) dan dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A pada segmen Tanya Ahli berikut ini.
Prof. DR. Dr. Zakiudin Munasir Sp. A(K) adalah seorang dokter anak dengan keahliannya dibidang alergi dan imunologi pada anak.
Selengkapnya pada video di atas.

Ketahui 6 hak persalinan penting yang sering tidak disadari oleh ibu hamil dan pasangannya. Dari hak mendapatkan informasi hingga pendampingan saat melahirkan, lindungi proses persalinan Bunda dengan memahami hak-hak ini.

Melahirkan seharusnya menjadi momen penuh haru dan kasih sayang bagi setiap ibu. Sayangnya, tak sedikit yang justru mengalami tekanan, perlakuan tidak manusiawi, hingga intervensi medis tanpa penjelasan.
Banyak AyBun mungkin belum menyadari bahwa sebenarnya memiliki hak-hak yang dijamin selama proses persalinan. Mengenali hak ini penting untuk memastikan Bunda bisa melahirkan dengan rasa aman, nyaman, dan dihormati.
<h2 class="" data-start="590" data-end="634">Hak Persalinan yang Perlu Ibu Hamil Ketahui</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/681df13d-e34daf51-8a0a-4349-9ba2-b1f37da1eccf.jpg" />
Berikut adalah hak-hak persalinan yang kerap tidak disadari oleh AyBun:
<h3 class="" data-start="770" data-end="818">1. Didampingi oleh Suami atau Pendamping</h3>
Bunda berhak didampingi oleh orang yang dipercaya, seperti suami, selama proses persalinan berlangsung. Kehadiran pendamping bukan hanya mendukung secara emosional, tapi juga menjadi pengingat atas hak-hak ibu di ruang bersalin.
<h3 class="" data-start="1047" data-end="1084">2. Persetujuan Tindakan Medis</h3>
Setiap prosedur medis harus didasari atas informed consent, yakni penjelasan yang jelas dan persetujuan dari Bunda. Termasuk:
<ul>
<li data-start="1212" data-end="1254">Episiotomi (pengguntingan jalan lahir)</li>
<li data-start="1212" data-end="1254">Pemakaian alat bantu persalinan (seperti vakum atau forcep)</li>
<li data-start="1212" data-end="1254">Manuver Kristeller (menekan perut ibu untuk membantu proses lahir, yang kini tidak direkomendasikan WHO karena risiko komplikasi)</li>
<li data-start="1212" data-end="1254">Mengubah posisi tubuh saat bersalin</li>
</ul>
Semua tindakan tersebut tidak boleh dilakukan tanpa sepengetahuan dan izin Bunda.
<h3 class="" data-start="1581" data-end="1638">3. Informasi yang Jelas tentang Proses Persalinan</h3>
Bunda berhak tahu apa yang sedang dan akan terjadi selama proses persalinan. Termasuk perkembangan pembukaan, kondisi janin, serta alasan medis di balik setiap tindakan yang dilakukan.
<h3 class="" data-start="1823" data-end="1876">4. Diperlakukan dengan Empati dan Rasa Hormat</h3>
Perlakuan kasar, membentak, menyalahkan Bunda, atau mengabaikan keluhan adalah bentuk kekerasan obstetrik. Setiap ibu berhak mendapat pelayanan yang manusiawi, empatik, dan profesional dari tenaga kesehatan.
<h3 class="" data-start="2084" data-end="2137">5. Hak untuk Makan dan Minum Selama Observasi</h3>
Selama tidak ada kontraindikasi medis, Bunda boleh makan atau minum di ruang observasi sebelum proses aktif persalinan. Hal ini membantu menjaga energi ibu dalam menghadapi proses melahirkan.
<h3 class="" data-start="2329" data-end="2378">6. Melahirkan dengan Aman dan Penuh Kasih</h3>
Hak Bunda tidak hanya tentang prosedur medis, tapi juga pengalaman emosional. Setiap ibu berhak merasa aman, didengar, dan diperlakukan penuh kasih dalam proses melahirkan.
<h2 class="" data-start="2551" data-end="2564">Kesimpulan</h2>
Melahirkan bukan hanya soal fisik, tapi juga soal martabat. Saat Bunda berada dalam kondisi paling rentan, penting bagi suami dan tenaga medis untuk memastikan hak-haknya tetap dijaga.
Memahami enam hak persalinan ini dapat membantu Bunda melahirkan dengan rasa percaya diri, aman, dan tenang.
Catatan: Tenaga medis tentu memiliki pertimbangan medis tersendiri. Namun, keterbukaan informasi dan komunikasi yang baik adalah kunci untuk menjaga kepercayaan dan kenyamanan Bunda.

6 Hak Persalinan yang Perlu Dicatat oleh Ibu Hamil, Jangan Lupa!


Pelajari cara memposisikan carseat yang benar untuk mengurangi risiko cedera pada anak hingga 90%. Ikuti panduan ini agar si kecil aman selama perjalanan.

AyBun, masih pasang carseat si kecil menghadap ke depan?&nbsp;
Hati-hati, posisi ini hampir dua kali lebih berisiko menyebabkan cedera berat saat kecelakaan!&nbsp;
Penting banget untuk tahu cara memposisikan carseat yang benar demi keamanan si kecil.
<h2>Kenapa Posisi Carseat Itu Penting?</h2>
Tahukah AyBun, 3 dari 4 orang tua ternyata masih salah dalam memposisikan carseat? Ini bukan hal sepele, apalagi buat AyBun yang punya balita.&nbsp;
Memastikan posisi carseat yang benar bisa mengurangi risiko cedera serius bahkan kematian hingga lebih dari 90%!
Menurut CDC, posisi carseat yang paling aman untuk si kecil adalah menghadap ke belakang atau rear facing.&nbsp;
Ini karena kepala si kecil relatif lebih besar dibandingkan badannya dan otot lehernya masih lemah.&nbsp;
Dengan posisi menghadap ke belakang, tekanan saat kecelakaan bisa tersebar merata sehingga risiko cedera lebih ringan.&nbsp;
Kalau diposisikan menghadap ke depan (forward facing), kepala si kecil bisa terdorong ke depan dengan keras, yang bisa menyebabkan cedera serius bahkan fatal.
<h2>Kapan Harus Beralih ke Posisi Forward Facing?</h2>
Sebisa mungkin, posisikan carseat si kecil rear facing selama mungkin, biasanya hingga usia 4 tahun atau sampai berat dan tinggi si kecil mencapai batas maksimal carseat.&nbsp;
Setelah itu, AyBun bisa memindahkan ke posisi menghadap ke depan dengan memastikan strap terpasang dengan aman di sisi atas dan bawah.
<h2>Kapan Si Kecil Bisa Duduk di Jok Mobil?</h2>
Si kecil bisa duduk di jok mobil saat sabuk pengaman yang tersedia sudah bisa digunakan dengan pas, biasanya setelah usia 12 tahun, tergantung ukuran tubuhnya.&nbsp;
Tapi ingat ya, meski carseat dirancang untuk melindungi si kecil, dia tidak disarankan duduk atau tidur di carseat lebih dari 2 jam.
<h2>Bahaya Duduk Terlalu Lama di Carseat</h2>
Jika si kecil terlalu lama duduk di carseat, risikonya bisa meningkat:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kematian mendadak akibat posisi tidur yang tidak terlentang, yang bisa membuat jalan napasnya tertutup.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cedera tulang belakang.</li>
</ul>
<h2>Cara Mencegah Cedera Akibat Duduk Lama di Carseat</h2>
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Beri waktu jeda setiap 2 jam untuk mengajak si kecil keluar dari carseat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jika si kecil tertidur di carseat, pastikan AyBun mengawasinya dan angkat dia jika sudah lebih dari 2 jam.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Posisikan si kecil tidur terlentang di kursi belakang saat mobil tidak sedang berjalan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ajak si kecil jalan-jalan dan melakukan peregangan sebelum melanjutkan perjalanan.</li>
</ol>
<h2>Rekomendasi AAP untuk Keamanan Berkendara Anak</h2>
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Carseat Model Rear Facing: Dari usia newborn sampai sekitar 2 tahun.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Carseat Model Forward Facing: Dari usia 2 tahun sampai sekitar 4 tahun.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Booster Seat dengan Sabuk Pengaman: Sampai tinggi badan si kecil mencapai 145 cm.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kursi Penumpang Belakang dengan Sabuk Pengaman: Untuk anak di bawah 13 tahun, selalu dudukkan di kursi belakang dengan sabuk pengaman terpasang.</li>
</ol>
Pastikan AyBun memposisikan carseat dengan benar untuk menjaga keselamatan si kecil saat di jalan. Dengan mengikuti panduan ini, risiko cedera serius bisa ditekan, dan perjalanan jadi lebih aman dan nyaman.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1932">Posisi Makan Cegah Drama MPASI</a>
<h2>Penutup</h2>
Jadi, pastikan AyBun selalu memposisikan carseat dengan benar demi keamanan si kecil.&nbsp;
Dengan mengikuti panduan ini, AyBun bisa menjaga si kecil tetap aman selama perjalanan.&nbsp;
Jangan lupa, untuk tips dan info parenting terbaru lainnya, kunjungi <a href="tentanganak://article?type=article">artikel terbaru</a> dari Tentang Anak dan tetap update dengan berbagai informasi yang bermanfaat untuk AyBun &amp; si Kecil