Pendarahan saat hamil muda bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan, tetapi tidak selalu berbahaya. Ketahui penyebab, cara mengatasi, dan kapan harus segera ke dokter untuk memastikan kehamilan tetap sehat.

Kesehatan Anak

<p><span style="font-weight: 400;">Kehamilan adalah momen yang penuh kebahagiaan bagi calon ibu, tetapi terkadang muncul kekhawatiran ketika mengalami pendarahan di awal kehamilan. Apakah ini normal atau tanda bahaya? Faktanya, sekitar 1 dari 4 wanita mengalami pendarahan di awal kehamilan, dan banyak di antara mereka tetap menjalani kehamilan yang sehat hingga melahirkan.</span></p>
<p><span style="font-weight: 400;">Namun, meskipun pendarahan saat hamil muda cukup umum, tetap penting untuk mengetahui penyebabnya dan segera menghubungi dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Artikel ini akan membahas berbagai penyebab pendarahan selama kehamilan, cara mengatasinya, serta kapan harus segera mencari pertolongan medis.</span></p>
<h2><strong>Penyebab Pendarahan saat Hamil Muda</strong></h2>
<p><span style="font-weight: 400;">Pendarahan selama trimester pertama kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang bersifat normal maupun yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Berikut beberapa penyebab utama:</span></p>
<h3><strong>1. Pendarahan Implantasi</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Pendarahan implantasi terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel pada dinding rahim, biasanya sekitar 10&ndash;14 hari setelah pembuahan. Ini seringkali terjadi pada waktu yang sama dengan jadwal menstruasi dan dapat disalahartikan sebagai menstruasi ringan.</span></p>
<p><strong>Ciri-ciri:</strong></p>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Warna darah merah muda atau kecoklatan</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Tidak disertai nyeri hebat</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Hanya berlangsung selama 1&ndash;2 hari</span></li>
</ul>
<h3><strong>2. Perubahan Hormonal</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Peningkatan hormon progesteron selama kehamilan dapat menyebabkan pendarahan ringan atau bercak (spotting), yang umumnya tidak berbahaya.</span></p>
<h3><strong>3. Perubahan Serviks</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Serviks (leher rahim) menjadi lebih sensitif selama kehamilan karena peningkatan aliran darah. Akibatnya, aktivitas seperti berhubungan seksual atau pemeriksaan panggul dapat menyebabkan pendarahan ringan.</span></p>
<h3><strong>4. Infeksi</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Infeksi seperti infeksi saluran kemih (ISK) atau infeksi menular seksual (IMS) bisa menyebabkan iritasi pada serviks dan memicu pendarahan.</span></p>
<h3><strong>5. Kehamilan Ektopik</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Kehamilan ektopik terjadi ketika embrio berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Ini adalah kondisi serius yang memerlukan penanganan medis segera.</span></p>
<p><strong>Gejala:</strong></p>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Pendarahan ringan hingga berat</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Nyeri perut yang tajam di satu sisi</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Pusing atau pingsan</span></li>
</ul>
<h3><strong>6. Kehamilan </strong><strong>Mola</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Kehamilan </span><span style="font-weight: 400;">mola</span><span style="font-weight: 400;"> adalah kondisi langka di mana jaringan abnormal berkembang di dalam rahim, bukan janin. Ini juga dapat menyebabkan pendarahan abnormal.</span></p>
<h3><strong>7. Subchorionic Hematoma</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Kondisi ini terjadi ketika darah terkumpul di antara dinding rahim dan plasenta, menyebabkan bercak darah.</span></p>
<h3><strong>8. Keguguran Dini</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Sayangnya, pendarahan juga bisa menjadi tanda awal keguguran, terutama jika disertai kram perut yang parah dan keluarnya jaringan dari vagina.</span></p>
<h2><strong>Bagaimana Cara Mendiagnosis Pendarahan saat Hamil?</strong></h2>
<p><span style="font-weight: 400;">Jika Bunda mengalami pendarahan selama kehamilan, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:</span></p>
<h3><strong>1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Dokter akan melakukan pemeriksaan panggul untuk melihat kondisi serviks dan mencari tanda-tanda pendarahan.</span></p>
<h3><strong>2. USG (Ultrasonografi)</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">USG vaginal atau perut dapat membantu memastikan apakah janin berkembang dengan baik dan mendeteksi kehamilan ektopik atau keguguran.</span></p>
<h3><strong>3. Tes Darah</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Pemeriksaan kadar hormon hCG (human chorionic gonadotropin) dalam darah dapat membantu menilai apakah kehamilan berkembang secara normal.</span></p>
<h3><strong>4. Tes Urine dan Kultur</strong></h3>
<p><span style="font-weight: 400;">Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan infeksi </span><span style="font-weight: 400;">urine</span><span style="font-weight: 400;"> yang </span><span style="font-weight: 400;">biasa </span><span style="font-weight: 400;">menyebabkan </span><span style="font-weight: 400;">kontraksi dan </span><span style="font-weight: 400;">pendarahan.</span></p>
<p><strong>Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/ciri-ciri-keguguran/">Ciri-Ciri Keguguran: Pendarahan hingga Nyeri Hebat</a></strong></p>
<h2><strong>Kapan Harus Segera Menghubungi Dokter?</strong></h2>
<p><span style="font-weight: 400;">Meskipun pendarahan ringan bisa jadi normal, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai. Segera cari pertolongan medis jika Bunda mengalami:</span></p>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Pendarahan berat yang membuat Bunda harus mengganti pembalut dalam waktu singkat</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Nyeri perut atau kram yang parah</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Pusing atau pingsan</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Demam tinggi atau menggigil</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><span style="font-weight: 400;">Keluar jaringan atau gumpalan darah dari vagina</span></li>
</ul>
<p><span style="font-weight: 400;">Jika gejala-gejala di atas terjadi, segera periksa ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat.</span></p>
<h2><strong>Penanganan Pendarahan saat Hamil Muda</strong></h2>
<p><span style="font-weight: 400;">Tindakan yang diberikan oleh dokter tergantung pada penyebab pendarahan. Berikut beberapa langkah penanganan yang mungkin direkomendasikan:</span></p>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><strong>Istirahat total</strong><span style="font-weight: 400;"> jika pendarahan ringan dan tidak disertai gejala serius</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><strong>Minum banyak air</strong><span style="font-weight: 400;"> untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><strong>Menghindari hubungan seksual</strong><span style="font-weight: 400;"> sampai pendarahan berhenti</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><strong>Pengobatan dengan progesteron</strong><span style="font-weight: 400;"> jika pendarahan disebabkan oleh kadar hormon yang rendah</span></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><strong>Pembedahan darurat</strong><span style="font-weight: 400;"> untuk menangani kehamilan ektopik atau keguguran yang tidak tuntas</span></li>
</ul>
<p><span style="font-weight: 400;">Dalam banyak kasus, wanita yang mengalami pendarahan di awal kehamilan tetap bisa melanjutkan kehamilan dengan sehat, terutama jika pendarahan tidak disebabkan oleh kondisi yang serius.</span></p>
<h2><strong>Kesimpulan</strong></h2>
<p><span style="font-weight: 400;">Pendarahan saat hamil muda memang bisa menjadi sumber kekhawatiran, tetapi tidak selalu berarti ada masalah serius. Beberapa penyebabnya bersifat normal, seperti pendarahan implantasi atau perubahan serviks. Namun, pendarahan juga bisa menjadi tanda keguguran, kehamilan ektopik, atau kondisi lain yang memerlukan perhatian medis.</span></p>
<p><span style="font-weight: 400;">Jika Bunda mengalami pendarahan selama kehamilan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan deteksi dini dan penanganan yang tepat, kehamilan bisa tetap berjalan dengan baik dan ibu serta bayi dalam kondisi sehat.</span></p>

Keluar Darah saat Hamil Muda, Apakah Normal?

Ketua Satgas HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan sebanyak 274 anak usia kurang dari 4 tahun menderita HIV.

Balita

Bayi

Newborn

Kehamilan

<div class="flex-1 overflow-hidden @container/thread translate-y-[2rem] -mt-[2rem] pb-[1.5rem]">
<div class="flex h-full flex-col overflow-y-auto">
<div class="flex flex-col text-sm">
<article class="w-full text-token-text-primary focus-visible:outline-2 focus-visible:outline-offset-[-4px]" dir="auto" data-testid="conversation-turn-3" data-scroll-anchor="true">
<div class="m-auto text-base py-[18px] px-6">
<div class="mx-auto flex flex-1 text-base gap-4 md:gap-5 lg:gap-6 md:max-w-3xl lg:max-w-[40rem] xl:max-w-[48rem]">
<div class="group/conversation-turn relative flex w-full min-w-0 flex-col agent-turn @xs/thread:px-0 @sm/thread:px-1.5 @md/thread:px-4">
<div class="flex-col gap-1 md:gap-3">
<div class="flex max-w-full flex-col flex-grow">
<div class="min-h-8 text-message flex w-full flex-col items-end gap-2 whitespace-normal break-words text-start [.text-message+&amp;]:mt-5" dir="auto" data-message-author-role="assistant" data-message-id="c74e5020-b615-4d4a-a3c8-dd7225a23685" data-message-model-slug="gpt-4o">
<div class="flex w-full flex-col gap-1 empty:hidden first:pt-[3px]">
<div class="markdown prose w-full break-words dark:prose-invert light">
<p data-start="202" data-end="412">Pada 2022 silam, Ketua Satgas HIV Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan sebanyak 274 anak usia kurang dari 4 tahun menderita HIV.</p>
<p data-start="202" data-end="412">Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat penderitanya rentan terhadap infeksi dan penyakit. Anak-anak dapat tertular HIV melalui berbagai cara, termasuk:</p>
<ul data-start="414" data-end="624">
<li data-start="414" data-end="451">Penularan dari ibu saat kehamilan</li>
<li data-start="452" data-end="473">Proses persalinan</li>
<li data-start="474" data-end="491">Pemberian ASI</li>
<li data-start="492" data-end="532">Penggunaan jarum yang terkontaminasi</li>
<li data-start="533" data-end="568">Transfusi darah yang tidak aman</li>
<li data-start="569" data-end="624">Kekerasan seksual dari orang dewasa yang terinfeksi</li>
</ul>
<p data-start="626" data-end="810">Seorang anak yang terinfeksi HIV saat lahir sering kali terlihat sehat seperti anak lainnya. Namun, tanpa penanganan yang tepat, mereka lebih rentan mengalami infeksi serius seperti:</p>
<ul data-start="812" data-end="895">
<li data-start="812" data-end="828">Tuberkulosis</li>
<li data-start="829" data-end="854">Infeksi saluran cerna</li>
<li data-start="855" data-end="868">Pneumonia</li>
<li data-start="869" data-end="895">Infeksi telinga kronik</li>
</ul>
<h2 data-start="897" data-end="945"><strong data-start="901" data-end="943">Pentingnya Skrining HIV pada Ibu Hamil</strong></h2>
<p data-start="946" data-end="1167">Salah satu langkah utama dalam pencegahan penularan HIV adalah melakukan skrining HIV saat kehamilan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan secara gratis di puskesmas dan dianjurkan setidaknya satu kali selama masa kehamilan.</p>
<p data-start="1169" data-end="1365">Jika seorang ibu hamil terdeteksi positif HIV, langkah selanjutnya adalah menjalani program <strong data-start="1261" data-end="1315">Prevention of Mother to Child Transmission (PMTCT)</strong> atau pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak.</p>
<h2 data-start="1367" data-end="1441"><strong data-start="1371" data-end="1439">Program PMTCT: Langkah Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak</strong></h2>
<p data-start="1442" data-end="1592">Program PMTCT bertujuan untuk menurunkan risiko penularan HIV dari ibu ke bayi seminimal mungkin. Beberapa langkah utama dalam program ini meliputi:</p>
<ol data-start="1594" data-end="2399">
<li data-start="1594" data-end="1738"><strong data-start="1597" data-end="1633">Terapi antivirus (ARV) untuk ibu</strong> &ndash; Ibu hamil dengan HIV perlu mendapatkan pengobatan ARV secara teratur dan tepat sejak awal kehamilan.</li>
<li data-start="1739" data-end="1899"><strong data-start="1742" data-end="1777">Diskusi dengan dokter kandungan</strong> &ndash; Pemilihan metode persalinan yang paling aman (normal atau operasi caesar) dapat membantu mengurangi risiko penularan.</li>
<li data-start="1900" data-end="2000"><strong data-start="1903" data-end="1933">Obat pencegahan untuk bayi</strong> &ndash; Setelah lahir, bayi diberikan obat untuk mencegah infeksi HIV.</li>
<li data-start="2001" data-end="2125"><strong data-start="2004" data-end="2036">Konsultasi pemberian nutrisi</strong> &ndash; Keputusan apakah bayi akan diberi ASI atau susu formula harus dibahas dengan dokter.</li>
<li data-start="2126" data-end="2250"><strong data-start="2129" data-end="2159">Deteksi HIV sedini mungkin</strong> &ndash; Bayi dapat menjalani tes HIV sejak usia 6 minggu untuk mengetahui status kesehatannya.</li>
<li data-start="2251" data-end="2399"><strong data-start="2254" data-end="2292">Imunisasi dengan pemantauan khusus</strong> &ndash; Pemberian vaksin, seperti BCG, dilakukan dengan pemantauan lebih ketat untuk memastikan keamanan bayi.</li>
</ol>
<p data-start="2401" data-end="2568">Jika program PMTCT dijalankan dengan baik, risiko penularan HIV pada anak bisa ditekan hingga <strong data-start="2495" data-end="2507">hanya 2%</strong>, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.</p>
<h2 data-start="2570" data-end="2626"><strong data-start="2574" data-end="2624">Mengatasi Stigma untuk Mendukung Eliminasi HIV</strong></h2>
<p data-start="2627" data-end="2869">Salah satu tantangan utama dalam upaya eliminasi HIV di Indonesia adalah stigma negatif terhadap orang dengan HIV. Stigma ini dapat menghambat mereka untuk mendapatkan akses pengobatan, dukungan sosial, dan kesempatan hidup yang lebih baik.</p>
<p data-start="2871" data-end="3164">Maka dari itu, penting bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung bagi mereka yang hidup dengan HIV. Dengan edukasi yang tepat, kita dapat membantu mengurangi diskriminasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan serta pengobatan HIV.</p>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</article>
</div>
</div>
</div>

>200 Balita Terinfeksi HIV Banyak Tertular dari Ibunya, Cegah dengan Ini

Menurut ACOG, vasektomi pada laki-laki lebih aman dan efektif dibanding sterilisasi tuba. Simak perbandingan lengkap metode KB permanen dan non-permanen di sini.

<p class="" data-start="204" data-end="620">Saat Aybun merasa sudah cukup dengan jumlah anak yang dimiliki, pilihan kontrasepsi permanen seperti vasektomi dan sterilisasi tuba bisa jadi pertimbangan.</p>
<p class="" data-start="204" data-end="620">Namun, tahukah Aybun bahwa menurut ACOG (The American College of Obstetricians and Gynecologists), vasektomi pada laki-laki terbukti lebih aman dan efektif dibanding sterilisasi tuba pada perempuan? Yuk, simak informasi lengkapnya sebelum membuat keputusan!</p>
<h2 data-start="622" data-end="688">Perbandingan Efektivitas dan Risiko Berbagai Jenis Kontrasepsi</h2>
<p><img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/682bf167-4e681431-0789-4715-ba0a-4300a5f00137.jpg" /></p>
<p class="" data-start="690" data-end="856">Menurut data ACOG, berikut adalah perbandingan tingkat efektivitas, lama penggunaan, serta risiko dari berbagai metode kontrasepsi, baik permanen maupun non-permanen:</p>
<table style="border-collapse: collapse; width: 100.081%; height: 335.976px;" border="1">
<tbody>
<tr style="height: 44.7969px;">
<th style="width: 28.0645%; height: 44.7969px;" data-start="858" data-end="886" data-col-size="sm">Jenis Kontrasepsi</th>
<th style="width: 16.7742%; height: 44.7969px;" data-start="886" data-end="904" data-col-size="sm">Efektivitas (%)</th>
<th style="width: 14.6774%; height: 44.7969px;" data-start="904" data-end="921" data-col-size="sm">Durasi</th>
<th style="width: 40.4839%; height: 44.7969px;" data-start="921" data-end="995" data-col-size="md">Risiko</th>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="1134" data-end="1162" data-col-size="sm"><strong data-start="1136" data-end="1148">♀ Implan</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-start="1162" data-end="1180" data-col-size="sm">99,9%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-start="1180" data-end="1197" data-col-size="sm">3 tahun</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-start="1197" data-end="1270" data-col-size="md">Masalah pemasangan/pengambilan (jarang), kehamilan ektopik</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="1271" data-end="1299" data-col-size="sm"><strong data-start="1273" data-end="1288">♂ Vasektomi</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-start="1299" data-end="1317" data-col-size="sm">99,5&ndash;99,8%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-start="1317" data-end="1334" data-col-size="sm">Permanen</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-start="1334" data-end="1407" data-col-size="md">Perdarahan minor</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="1408" data-end="1436" data-col-size="sm"><strong data-start="1410" data-end="1432">♀ Sterilisasi Tuba</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="1436" data-end="1454">99,5&ndash;99,8%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="1454" data-end="1471">Permanen</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="1471" data-end="1544">Kehamilan ektopik</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="1545" data-end="1574" data-col-size="sm"><strong data-start="1547" data-end="1574">♀ IUD (Hormonal/Copper)</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="1574" data-end="1591">99,2&ndash;99,6%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="1591" data-end="1608">8&ndash;10 tahun</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="1608" data-end="1681">Keluar dari rahim, kehamilan ektopik, risiko keguguran</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="1682" data-end="1710" data-col-size="sm"><strong data-start="1684" data-end="1697">♀ Injeksi</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="1710" data-end="1728">96%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="1728" data-end="1745">3 bulan sekali</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="1745" data-end="1818">Kerusakan tulang, risiko jantung, kenaikan berat badan</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="1819" data-end="1847" data-col-size="sm"><strong data-start="1821" data-end="1830">♀ Pil</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="1847" data-end="1865">93%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="1865" data-end="1882">Harian</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="1882" data-end="1955">Tergantung hormon, risiko terlewat konsumsi</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="1956" data-end="1984" data-col-size="sm"><strong data-start="1958" data-end="1976">♀ Vaginal Ring</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="1984" data-end="2002">93%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="2002" data-end="2019">Bulanan</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="2019" data-end="2092">Gumpalan darah, risiko stroke &amp; serangan jantung</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="2093" data-end="2121" data-col-size="sm"><strong data-start="2095" data-end="2106">♀ Patch</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="2121" data-end="2139">93%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="2139" data-end="2156">Mingguan</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="2156" data-end="2229">Risiko kehamilan 13 dari 100 pengguna</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="2230" data-end="2258" data-col-size="sm"><strong data-start="2232" data-end="2254">♂ Kondom Eksternal</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="2258" data-end="2276">87%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="2276" data-end="2293">Setiap hubungan</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="2293" data-end="2366">Risiko pecah atau pemakaian tidak tepat</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="2367" data-end="2395" data-col-size="sm"><strong data-start="2369" data-end="2392">♂ Senggama Terputus</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="2395" data-end="2413">80%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="2413" data-end="2430">Setiap hubungan</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="2430" data-end="2503">Tidak selalu tepat waktu, risiko tinggi</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="2504" data-end="2532" data-col-size="sm"><strong data-start="2506" data-end="2527">♀ Kondom Internal</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="2532" data-end="2550">79%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="2550" data-end="2567">Setiap hubungan</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="2567" data-end="2640">Kurang nyaman, potensi tergelincir</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="2641" data-end="2669" data-col-size="sm"><strong data-start="2643" data-end="2659">♀ Spermisida</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="2669" data-end="2687">79%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="2687" data-end="2704">Setiap hubungan</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="2704" data-end="2777">Risiko iritasi, tingkatkan risiko HIV bila sering digunakan</td>
</tr>
<tr style="height: 22.3984px;">
<td style="width: 28.0645%;" data-start="2778" data-end="2806" data-col-size="sm"><strong data-start="2780" data-end="2802">♂♀ Metode Kalender</strong></td>
<td style="width: 16.7742%;" data-col-size="sm" data-start="2806" data-end="2824">77%</td>
<td style="width: 14.6774%;" data-col-size="sm" data-start="2824" data-end="2841">Harian</td>
<td style="width: 40.4839%;" data-col-size="md" data-start="2841" data-end="2914">Butuh ketelitian tinggi, siklus tidak selalu stabil</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<div class="_tableContainer_16hzy_1">
<div class="_tableWrapper_16hzy_14 group flex w-fit flex-col-reverse" tabindex="-1">&nbsp;</div>
<div class="_tableWrapper_16hzy_14 group flex w-fit flex-col-reverse" tabindex="-1">
<div class="sticky end-(--thread-content-margin) h-0 self-end select-none">
<div class="absolute end-0 flex items-end"><span style="font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen, Ubuntu, Cantarell, 'Open Sans', 'Helvetica Neue', sans-serif;">Dari tabel di atas, terlihat bahwa </span><span style="font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen, Ubuntu, Cantarell, 'Open Sans', 'Helvetica Neue', sans-serif;">vasektomi</span><span style="font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen, Ubuntu, Cantarell, 'Open Sans', 'Helvetica Neue', sans-serif;"> memiliki efektivitas tinggi (99,5&ndash;99,8%) dengan risiko komplikasi yang relatif rendah. Sementara </span><span style="font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen, Ubuntu, Cantarell, 'Open Sans', 'Helvetica Neue', sans-serif;">sterilisasi tuba</span><span style="font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen, Ubuntu, Cantarell, 'Open Sans', 'Helvetica Neue', sans-serif;"> meskipun efektif, prosedurnya lebih kompleks dan memiliki risiko seperti kehamilan ektopik.</span></div>
</div>
</div>
</div>
<h2 data-start="3176" data-end="3214">Kapan Sterilisasi Menjadi Pilihan?</h2>
<p class="" data-start="3216" data-end="3378">Sterilisasi&mdash;baik vasektomi maupun ligasi tuba&mdash;cocok untuk pasangan yang yakin tidak ingin menambah anak lagi. Berikut ringkasan kelebihan dan pertimbangannya:</p>
<h3 data-start="3380" data-end="3426">Sterilisasi pada Laki-laki (Vasektomi)</h3>
<ul>
<li data-start="3429" data-end="3462">Prosedur cepat dan minim risiko</li>
<li data-start="3429" data-end="3462">Hanya membutuhkan anestesi lokal</li>
<li data-start="3429" data-end="3462">Pemulihan relatif singkat</li>
<li data-start="3429" data-end="3462">Harus dipastikan lewat tes lanjutan bahwa sperma sudah tidak ditemukan</li>
</ul>
<h3 data-start="3606" data-end="3654">Sterilisasi pada Perempuan (Ligasi Tuba)</h3>
<ul>
<li data-start="3657" data-end="3699">Bisa dilakukan bersamaan saat melahirkan</li>
<li data-start="3657" data-end="3699">Prosedur operasi lebih kompleks</li>
<li data-start="3657" data-end="3699">Risiko kehamilan ektopik dan komplikasi pasca operasi</li>
</ul>
<h2 data-start="3800" data-end="3854">Kesimpulan</h2>
<p class="" data-start="3856" data-end="4187">Pilihan kontrasepsi, apalagi yang bersifat permanen, sebaiknya tidak diambil terburu-buru. Diskusikan bersama pasangan dalam kondisi emosi yang stabil dan bebas tekanan.</p>
<p class="" data-start="3856" data-end="4187">Jika AyBun merasa steril adalah pilihan yang tepat, vasektomi bisa dipertimbangkan sebagai alternatif yang lebih aman dan efektif dibanding sterilisasi tuba.</p>
<p class="" data-start="4189" data-end="4345">Ingin diskusi langsung dengan dokter kandungan? Gunakan fitur <a href="tentanganak://consult_list?type=consult_list">Tanya Ahli</a> di Aplikasi Tentang Anak!</p>