
Pelajari tentang muntaber pada anak, termasuk penyebab, gejala, dan cara mengatasinya. Ketahui informasi penting agar si kecil bisa cepat pulih dari muntah dan diare. Baca selengkapnya untuk tips kesehatan yang berguna!

Kesehatan Anak

Muntaber adalah kondisi medis dengan gejala muntah dan diare akibat peradangan atau infeksi pada saluran pencernaan.&nbsp;
Muntaber adalah kondisi yang bisa dialami oleh siapa saja, namun terdapat beberapa kelompok individu yang cenderung lebih rentan mengalami kondisi ini, salah satunya anak-anak.&nbsp;
Artikel ini akan membahas penyebab muntaber pada anak, gejala yang perlu diperhatikan, serta cara efektif untuk mengatasinya.
<h2>Penyebab Muntaber pada Anak</h2>
Muntaber, flu perut, atau gastroenteritis adalah gangguan sistem pencernaan yang dapat menimbulkan gejala diare disertai mual dan muntah.
Berikut penyebab utama terjadinya muntaber pada anak:&nbsp;
<h3>1. Infeksi Virus, Bakteri, atau Parasit</h3>
Infeksi virus seperti rotavirus, norovirus, dan adenovirus adalah penyebab umum muntaber pada anak-anak.&nbsp;
Selain itu, infeksi bakteri penyebab disentri seperti Salmonella, Shigella, dan E. coli juga dapat menjadi penyebab.
Parasit juga dapat menyebabkan muntaber, terutama parasit Giardia yang menyebabkan giardiasis. Beberapa hal yang bisa menyebabkan giardiasis adalah:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menelan air kolam atau sungai saat sedang berenang</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Minum air tidak matang dari sumber air yang terkontaminasi oleh kotoran dari septic tank</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengonsumsi makanan yang tidak matang</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak mencuci tangan sebelum makan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mencuci alat makan dengan air yang terkontaminasi</li>
</ul>
<h3>2. Makanan atau Minuman Terkontaminasi</h3>
Makanan dan minuman yang tidak higienis atau terkontaminasi dapat menyebabkan muntaber. Makanan yang sering menjadi penyebab antara lain tanaman seperti jamur yang beracun atau beberapa jenis makanan laut.&nbsp;
Selain itu, muntaber&nbsp; juga dapat terjadi saat anak minum air atau makan makanan yang terkontaminasi bahan kimia berbahaya seperti arsenik, timbal, merkuri, atau kadmium.&nbsp;
Jadi, penting bagi AyBun untuk selalu memastikan makanan dan minuman si kecil aman dan bersih.
<h3>3. Alergi atau Intoleransi Makanan</h3>
Reaksi alergi maupun intoleransi terhadap makanan tertentu dapat memicu gejala muntaber.
Salah satu intoleransi yang sering ditemui adalah intoleransi laktosa, yaitu ketidakmampuan anak mencerna laktosa (salah satu jenis gula yang ditemui pada susu dan produk susu).&nbsp;
Ketika laktosa tidak dicerna dengan baik, laktosa yang tidak tercerna masuk ke usus besar. Di sana, laktosa berfungsi sebagai substrat bagi bakteri usus.
Bakteri di usus besar memfermentasi laktosa yang tidak dicerna, menghasilkan gas (seperti hidrogen, metana, dan karbon dioksida) dan asam.
Gas yang dihasilkan menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan perut. Asam dapat menyebabkan iritasi pada dinding usus dan meningkatkan motilitas usus, yang mengarah pada diare.
<h3>5. Efek Samping Obat</h3>
Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping seperti mual dan muntah, seperti antibiotik dan obat kemoterapi.
<h3>6. Stres atau Kecemasan</h3>
Kondisi emosional yang tidak stabil dapat mempengaruhi sistem pencernaan anak dan menyebabkan muntaber.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=2011">Waspada! Melengkungkan Badan Tanda Gejala Gerd Pada Anak</a>
<h2>Gejala Muntaber pada Anak</h2>
Beberapa gejala muntaber pada Anak yang terlihat yakni:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Muntah Berulang: Anak mungkin mengalami muntah beberapa kali dalam sehari, yang sering disertai diare.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Diare: Feses cair tanpa ampas atau lembek, lebih dari 3 kali sehari.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Demam: Suhu tubuh anak bisa meningkat pada muntaber yang disebabkan infeksi bakteri, virus, atau parasit.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kehilangan Nafsu Makan: Anak mungkin kehilangan nafsu makan dan enggan makan atau minum.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kelelahan dan Kelemahan: Anak bisa merasa lemas dan kurang berenergi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Nyeri Perut: Rasa sakit atau kram di area perut seringkali menyertai muntaber.</li>
</ol>
<h2>Cara Mengatasi Muntaber pada Anak</h2>
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi muntaber pada anak antara lain yakni:
<h3>1. Cegah Dehidrasi</h3>
Berikan cairan oral rehidrasi (oral rehydration solution/ORS) seperti oralit dalam jumlah kecil dan sering untuk mencegah dehidrasi.&nbsp;
Jangan berikan minuman manis atau jus yang bisa memperburuk diare karena mengandung tinggi gula. Jika si Kecil muntah, tunggu 15 - 20 menit sebelum memberikan cairan.&nbsp;
Tetap terus susui si Kecil, gunakan alat suntik atau sendok untuk memberikan cairan sedikit demi sedikit pada bayi yang tidak mau menyusu.
Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda dehidrasi seperti lemas, mulut kering, berkurangnya frekuensi berkemih, atau mata cekung, segera cari bantuan medis.
<h3>2. Makanan dan Minuman Ringan dan Mudah Dicerna</h3>
Setelah muntah mereda, perkenalkan makanan ringan seperti ginger ale dan kaldu. Berikan dengan perlahan-lahan atau sedikit tegukan air.
Jika anak sudah siap makan, berikan makanan ringan dan hambar seperti pisang, roti, atau nasi. Namun, jangan paksa anak untuk makan jika mereka tidak mau.
<h3>3. Jaga Kebersihan</h3>
Cuci tangan dengan sabun secara teratur dan pastikan makanan serta minuman yang dikonsumsi bersih untuk mencegah penyebaran infeksi.
<h3>4. Istirahat yang Cukup</h3>
Pastikan anak mendapatkan cukup istirahat untuk membantu pemulihan. Ajak mereka menonton film favorit atau membaca buku kesayangan untuk menghibur mereka.
<h2>Tips Pengobatan Muntaber</h2>
Beberapa tips untuk pengobatan muntaber antara lain yaitu:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jangan berikan obat anti-diare atau anti-mual kecuali direkomendasikan oleh dokter, karena muntah dan diare bisa menjadi cara tubuh mengeluarkan virus.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Dokter mungkin menyarankan obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol untuk membuat anak lebih nyaman. Pastikan AyBun bertanya pada dokter anak mengenai dosis yang tepat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari memberikan aspirin karena dapat menyebabkan sindrom Reye, kondisi serius pada anak-anak dan remaja.</li>
</ul>
<h2>Kesimpulan</h2>
Muntaber pada anak adalah kondisi yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi, keracunan makanan, dan alergi.&nbsp;
Dengan memahami penyebab dan gejala muntaber, serta mengikuti langkah-langkah penanganan yang tepat, orang tua dapat membantu anak merasa lebih baik dan cepat pulih.&nbsp;
Jika gejala berlangsung lebih dari 24 jam, memburuk, atau disertai dengan gejala berat seperti demam tinggi, darah dalam muntahan atau tinja, segera konsultasikan dengan dokter.
Semoga informasi di atas bermanfaat!

Penyebab Muntaber pada Anak, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Kisah seorang ibu yang menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam menjalani perannya sebagai orang tua sering kali menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi kita semua. Salah satu tokoh yang telah menginspirasi banyak orang dalam hal parenting adalah Queen of Tears, seorang karakter fiksi yang memiliki kekuatan emosional yang luar biasa.

Kisah seorang ibu yang menghadapi berbagai rintangan dan tantangan dalam menjalani perannya sebagai orang tua sering kali menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi kita semua. Salah satu tokoh yang telah menginspirasi dan&nbsp; banyak orang belajar dalam hal parenting adalah ibu dari Hong Hae In.
Queen of Tears, seorang karakter fiksi yang memiliki kekuatan emosional yang luar biasa. Dalam artikel ini, kita akan membahas 3 hal penting dalam parenting yang dapat dipelajari dari Queen of Tears.
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/6640866d-67ea134a-7c9a-4398-84c3-28d66028fc50.jpg" />
<ol>
<li>
<h3> Keterbukaan dalam Ekspresi Emosi</h3>
</li>
</ol>
Salah satu hal yang dapat dipelajari dari Queen of Tears adalah pentingnya keterbukaan dalam ekspresi emosi sebagai orang tua. Queen of Tears tidak pernah menyembunyikan perasaannya, baik itu kebahagiaan, kesedihan, kekhawatiran, atau ketakutan. 
Dia mengajarkan kepada kita bahwa menjadi ibu tidak berarti harus selalu kuat dan tegar. Penting untuk memberikan contoh kepada anak-anak bahwa setiap emosi memiliki tempatnya dan bahwa penting untuk mengungkapkannya dengan jujur, walaupun pada awal-awal episode ia adalah sosok yang berusaha kuat dan cenderung angkuh.
<ol start="2">
<li>
<h3> Kesabaran dalam Menghadapi Tantangan</h3>
</li>
</ol>
Sebagai ibu dari anak dengan berbagai kepribadian berbeda, misalnya Hong Hae In yang keras kepala dan Hong Soo Cheol yang memiliki kepribadian yang lebih sensitif, Queen of Tears telah belajar arti kesabaran dalam menghadapi berbagai tantangan. Dia telah menghadapi berbagai rintangan dan hambatan dalam perjalanannya sebagai orang tua, namun dia tidak pernah menyerah. 
Queen of Tears mengajarkan kepada kita pentingnya kesabaran dalam menghadapi anak-anak kita, terutama saat mereka menghadapi kesulitan atau mengalami masalah. Dengan kesabaran dan ketekunan, kita dapat membantu anak-anak kita mengatasi rintangan dan tumbuh menjadi individu yang kuat dan tangguh.
<ol start="3">
<li>
<h3> Kepedulian dan Kasih Sayang yang Tak Terbatas</h3>
</li>
</ol>
Queen of Tears adalah contoh yang sempurna dari seorang ibu yang penuh kasih sayang dan peduli terhadap anak-anaknya. Meskipun dia memiliki beban yang berat sebagai ibu dan berasal dari keluarga yang berada, namun dia selalu memberikan kasih sayang yang tak terbatas kepada mereka. 
Dia mengajarkan kepada kita bahwa tidak ada batasan dalam memberikan cinta dan perhatian kepada anak-anak kita, dan bahwa kasih sayang adalah kekuatan terbesar yang dapat membantu kita melewati berbagai kesulitan.
Kisah Queen of Tears adalah pengingat bagi kita semua tentang pentingnya keterbukaan dalam ekspresi emosi, kesabaran dalam menghadapi tantangan, dan kasih sayang yang tak terbatas dalam parenting. Sebagai orang tua, kita dapat belajar banyak dari karakter ini tentang bagaimana menjadi orang tua yang lebih baik bagi anak-anak kita. 
Dengan mengikuti contoh Queen of Tears, kita dapat membimbing, mendukung, dan mencintai anak-anak kita dengan lebih baik, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang bahagia, sehat, dan sukses dalam kehidupan mereka.

3 Hal Parenting Bisa Dipraktikan dari Drama Queen of Tears

Ketahui jenis makanan yang dapat mengganggu kesuburan di artikel ini. Pelajari dampak makanan tertentu dan buat pilihan makanan yang cerdas untuk mendukung perjalanan menuju kehamilan yang sehat. Baca lebih lanjut untuk informasi yang bermanfaat bagi Calon Aybun dan Para Aybun!

Siapa disini Calon Aybun atau Para Aybun yang sedang menantikan kehadiran buah hati? Kehamilan merupakan perjalanan yang kompleks. Berbagai faktor dapat mempengaruhi kemampuan pasangan untuk hamil.
Makanan menjadi faktor penting dalam kehidupan sehari-hari karena tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik, tetapi juga kesuburan. Bagi Calon Aybun atau Para Aybun yang sedang merencanakan kehamilan, penting untuk memahami dampak makanan tertentu terhadap kesuburan.&nbsp;
Dalam artikel ini, Sismin akan membahas dengan lebih mendalam jenis makanan yang dapat mengganggu kesuburan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang makanan-makanan ini, Aybun dapat membuat pilihan makanan yang lebih cerdas untuk mendukung perjalanan menuju kehamilan yang sehat.
<h2>Jenis Makanan yang Menyebabkan Gangguan Kesuburan</h2>
Tiga jenis makanan yang mungkin tidak Aybun sadari dapat mengganggu kesuburan, yakni:
<h3>1. Olahan Daging Merah</h3>
Menurut penelitian terkini, konsumsi tinggi daging merah olahan, seperti bacon, hot dog, dan sosis, kemungkinan besar berperan dalam masalah infertilitas baik bagi Calon Aybun ataupun Para Aybun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengkonsumsi banyak daging olahan memiliki kualitas sperma, jumlah sperma, dan kemampuan gerak sperma yang lebih rendah dibandingkan dengan pria yang lebih memilih konsumsi ikan dan ayam.
Daging merah olahan juga cenderung mengandung tingkat lemak jenuh yang tinggi. Hal ini berhubungan dengan penurunan kesuburan akibat gangguan ovulasi. Studi lain menemukan bahwa wanita yang memiliki tingkat fertilitas atau kesuburan tinggi didominasi oleh wanita yang mengonsumsi lebih banyak protein nabati daripada protein hewani.&nbsp;
Untuk mengatasi masalah ini, coba Aybun pertimbangkan untuk mengganti daging merah dan olahan dengan alternatif protein nabati seperti seitan, tofu, tempeh, kacang-kacangan, dan lentil.
<h3>2. Produk Goreng-Gorangan</h3>
Terutama yang digoreng dengan minyak atau menggunakan margarin. Seringkali margarin dan minyak mengandung lemak jenuh yang berpotensi dapat mengganggu kesuburan. Hal ini disebabkan saat penggorengan berlangsung, lemak jenuh akan terbentuk sehingga meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL).
Lemak jenuh meningkatkan risiko gangguan ovulasi hingga 73% yang lebih lanjut dapat menyebabkan masalah kesuburan karena lemak jenuh menyumbang lebih dari 1% dari total asupan kalori.
Walaupun lemak penting sebagai cadangan sumber tenaga, tapi pilihlah lemak tak jenuh tunggal. Aybun juga bisa memilih sumber lemak tak jenuh seperti alpukat, minyak zaitun, kacang, dan biji-bijian.&nbsp;
<h3>3. Konsumsi Susu Sapi Murni Berlebihan</h3>
Konsumsi susu sapi murni secara berlebihan dapat mengurangi jumlah sperma sehat dan sperma bergerak menjadi lebih sedikit. Hal ini disebabkan karena kontaminan kimia dalam lingkungan, yang menempel pada lemak susu.
Pilihan yang lebih baik: beralihlah ke susu rendah lemak. Studi menunjukan bahwa pria yang mengonsumsi beberapa porsi susu rendah lemak per hari memiliki jumlah sperma yang lebih tinggi dan lebih bergerak.&nbsp;
Susu rendah lemak dapat meningkatkan kadar hormon insulin growth factor-1, yang membantu produksi sperma. Terlebih lagi, sel pendukung sperma juga dapat terpengaruh oleh asupan makanan, seperti susu rendah lemak, yang berkontribusi pada kematangan sperma.
Baca juga:&nbsp; <a href="https://share.tentanganak.com/Shof/41mp83yz">Amankah Berhubungan Intim saat Haid? Simak Faktanya</a>
<h2>Penutup</h2>
Dalam perjalanan merencanakan kehamilan, menjaga pola makan yang sehat dan seimbang sangat penting. Dengan menghindari jenis makanan yang dapat mengganggu kesuburan, Aybun dapat meningkatkan peluang untuk memiliki kehamilan yang sehat.&nbsp;
Semoga informasi yang Tentang Anak bagikan dapat membantu Calon Aybun dan Para Aybun dalam membuat pilihan makanan yang lebih cerdas. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan kebutuhan pribadi.&nbsp;
Selamat menanti kehadiran buah hati dan semoga perjalanan menuju kehamilan berjalan lancar dan sehat! 🌟

3 Jenis Makanan yang Menyebabkan Gangguan Kesuburan Ayah Bunda

Sunat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan anak. Bagi orang tua, wajib untuk mengetahui manfaat sunat dan jenis sunat yang bisa dilakukan.

Pertumbuhan

Sebagian anggota masyarakat di Indonesia menganggap tindakan sirkumsisi atau sunat sebagai ritual tuntunan budaya maupun keagamaan. Namun, sejumlah ahli kesehatan menunjukkan manfaat sunat bagi anak.
Sirkumsisi atau lebih populer dengan istilah sunat merupakan tindakan membuang sebagian atau seluruh kulit penutup pada bagian depan kelamin. Pada anak laki-laki, tindakan ini dilakukan dengan membuang kulit penutup depan kelamin atau prepusium.
<h2>Manfaat Sunat</h2>
Para ahli menganjurkan tindakan sunat, khususnya bagi anak laki-laki. Sebab dengan membuang kulit penutup bagian depan kelamin, hal itu menjaganya bersih dari tumpukan lemak yang terdapat di bagian lipatan kulit prepusium.
Bagi anak laki-laki, tindakan sunat dianjurkan karena dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih, infeksi pada kemaluan, kanker, juga risiko penularan penyakit menular seksual.
Sunat umumnya dilakukan kepada anak laki-laki di usia balita ataupun usia sekolah. Biasanya, keputusan terkait kapan waktu anak disunat, tergantung kepada masing-masing AyBun.
Namun demikian, American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan sunat dilakukan saat usia anak kurang dari 3 bulan. Menurut AAP, sunat di usia kurang dari 3 bulan memiliki beberapa keuntungan yakni proses penyembuhan lebih cepat, bius lokal, dan risiko perdarahan rendah.
Tindakan sunat memang umum dilakukan pada anak laki-laki. Meskipun ada kelompok masyarakat yang melakukan tindakan sunat pada bayi perempuan, tetapi hal itu tidak direkomendasikan secara medis.
Pada bayi perempuan, tindakan sunat biasanya dilakukan dengan cara memotong atau melukai sedikit prepusium klitoris. Namun, sunat untuk bayi perempuan yang berupa female genital mutilation (FGM) ini tidak disarankan.
Bahkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 6 tahun 2014 tidak menyarankan sunat bagi anak perempuan. Permenkes tersebut menegaskan bahwa sunat perempuan hingga saat ini tidak merupakan tindakan kedokteran karena pelaksanaannya tidak berdasarkan indikasi medis dan belum terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
<h2>Jenis- Jenis Sunat</h2>
Ada beberapa metode sunat yang dapat dipilih AyBun untuk si jagoan kecil. Masing-masing metode tersebut memiliki plus minus yang dapat menjadi pertimbangan AyBun.
<h3>1. Metode Konvensional</h3>
Metode sunat ini dilakukan dengan menggunakan pisau bedah dengan bius. Kelebihan dari sunat metode konvensional yakni keamanan dan dapat diterapkan pada semua kasus. Hanya saja, pengerjaan dan penyembuhannya relatif lebih lama, sehingga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan.
<h3>2.&nbsp; Metode Klamp</h3>
Metode sunat klamp dilakukan dengan cara memotong kulup penis dengan bantuan alat klamp sesuai ukuran penis.Kelebihan dari sunat metode klamp adalah risiko perdarahan kecil dan tanpa jahitan. Namun, metode klamp tidak disarankan untuk kasus fimosis.
<h3>3. Metode Laser</h3>
Metode sunat laser dilakukan dengan cara memotong kulup penis dengan menggunakan laser CO2. Kelebihan dari sunat metode laser yakni minim perdarahan, tanpa jahitan, dan estetika lebih baik. Hanya saja, metode laser perlu biaya lebih mahal sehingga dapat menjadi pertimbangan AyBun.
<h3>4. Metode Cauter</h3>
Metode sunat cauter dilakukan dengan cara memotong kulup penis dengan menggunakan alat yang dialiri listrik. Kelebihan dari sunat metode cauter yakni minim perdarahan dan tanpa jahitan. Sama seperti metode laser, sunat dengan metode cauter juga berbiaya lebih mahal sehingga dapat menjadi pertimbangan AyBun.
Apapun metode sunat yang AyBun pilihkan untuk si Kecil, jangan lupa untuk konsultasi lebih dulu kepada dokter anak sebelum melakukannya.

Manfaat dan Jenis-Jenis Sunat untuk Anak

Babymoon adalah liburan yang dilakukan sebelum bayi lahir. Ketahui manfaat dan tips mengatur babymoon di artikel ini.&nbsp;

Kehamilan

Bagi setiap perempuan,masa-masa kehamilan merupakan pengalaman yang luar biasa. Selain diliputi perasaan bahagia, ibu hamil, tak jarang, juga merasa kewalahan dan lelah karena berbagai perubahan yang dialami dalam satu waktu.&nbsp;
Untuk memastikan kesejahteraan ibu hamil terpelihara, sangatlah disarankan untuk menyediakan waktu melakukan hal yang menyenangkan sekaligus menyegarkan tubuh dan pikiran. Salah satunya dengan babymoon.
Babymoon adalah liburan atau perjalanan relaksasi yang dilakukan pasangan sebelum bayi lahir. Babymoon dapat dilakukan kapan saja. Namun, penting untuk memilih waktu dimana Bunda merasa fit, misalnya di trimester kedua, karena tujuannya adalah agar pasangan bisa beristirahat dan menikmati waktu bersama sebelum mereka memasuki fase baru sebagai orang tua.
Selama babymoon, pasangan dapat melakukan berbagai aktivitas seperti bersantai di spa, pantai, menikmati waktu romantis bersama di hotel, menjelajah destinasi yang belum pernah dikunjungi berdua.
<h2>Manfaat Babymoon&nbsp;</h2>
Bagi Ayah Bunda yang ingin tahu apa saja manfaat babymoon bagi ibu hamil, berikut ini penjelasan selengkapnya:
<h3>1. Memelihara Kesehatan mental</h3>
Babymoon memberikan waktu bagi ayah-bunda untuk bersantai dan menikmati waktu bersama sebelum kelahiran bayi. Momen ini dapat membantu mengurangi stres, rasa lelah dan kecemasan yang mungkin dialami selama kehamilan. Selama babymoon, ibu hamil memiliki waktu untuk beristirahat dengan lebih maksimal.&nbsp;
<h3>2. Mempererat Hubungan</h3>
Babymoon bisa mempererat ikatan suami istri karena Ayah Bunda mendapatkan kesempatan menghabiskan waktu untuk saling bercerita, bertukar pikiran, melakukan kegiatan yang disukai serta berefleksi berdua.
<h3>3. Waktu Terbaik untuk Menyusun Rencana Setelah Melahirkan</h3>
Momen babymoon yang rileks juga dapat digunakan untuk menyusun rencana, misalnya setelah beberapa hari Babymoon bisa mulai membahas pembagian tugas dalam mengasuh bayi, memetakan support system, maupun mengatur ulang prioritas keuangan keluarga.
<h2>Tips Menyiapkan Babymoon</h2>
Agar babymoon berjalan lancar, ada baiknya untuk mempersiapkan perjalanan dari jauh-jauh hari sebelum waktu keberangkatan. Berikut ini sejumlah tips yang dapat diterapkan agar babymoon berjalan lancar dan menyenangkan:
<h3>1. Pastikan Kondisi Janin Cukup Kuat</h3>
Sebelum babymoon, pastikan kondisi ibu hamil dan janin cukup kuat untuk melakukan perjalanan. Sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum melakukan perjalanan babymoon.
<h3>2. Pilih Destinasi dan Aktivitas yang Tepat</h3>
Traveling bisa sangat melelahkan, terlebih bagi ibu hamil. Untuk itu, pastikan memilih destinasi yang dapat dicapai dengan waktu perjalanan yang tidak terlalu lama dan tidak melelahkan untuk ibu hamil. Pilihlah destinasi yang menyediakan aktivitas yang cocok dan aman bagi ibu hamil, seperti staycation sambil mengunjungi spa yang menyediakan perawatan khusus untuk ibu hamil. Sebaiknya, hindari aktivitas yang berat atau tempat yang terlalu ramai.
Kemudian pilih tempat babymoon memiliki fasilitas kesehatan yang memadai seperti rumah sakit, klinik, apotek, dokter atau bidan yang dapat Anda hubungi jika dibutuhkan. Sebab, meskipun ibu hamil sehat, tetap ada risiko terjadinya masalah kesehatan yang memerlukan pertolongan medis.
<h3>3. Bawa Barang Secukupnya</h3>
Pastikan hanya membawa barang bawaan yang penting. Cari tahu fasilitas yang disediakan agar Ayah Bunda tidak perlu membawa barang-barang yang bisa diperoleh di tempat tujuan.&nbsp;
Nah, itulah penjelasan mengenai keuntungan babymoon dan tips menyiapkan babymoon agar berlangsung lancar dengan memperhatikan faktor-faktor di atas, ayah-bunda dapat memilih destinasi babymoon yang tepat sehingga kemudian mendapatkan manfaat yang optimal!
 Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://www.healthline.com/health/pregnancy/babymoon#babymoon-ideas
https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/00472875221125669

Pentingnya Babymoon untuk Menjaga Kesehatan Mental Pasangan

Tak jarang beberapa dari Ayah Bunda merupakan sandwich generation, sehingga hal ini menjadi beban untuk ke depannya. Lalu, bagaimana ya mencegahnya? Siapkan dana pensiun dengan cek langkahnya di sini!

Gaya Hidup

Ayah Bunda apakah sudah tidak asing dengan istilah sandwich generation? Akhir-akhir ini memang kata tersbut sering terlintas di publik dan sosial media ya. Sandwich generation merupakan istilah yang ditujukan pada individu untuk mencukupi kebutuhan ekonomi dengan banyak pilihan waktu dan bersamaan, yaitu untuk kebutuhan ekonomi untuk dirinya dan keluarga intinya.
Sandwich generation biasanya dijumpai pada masyarakat di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Terjadinya fenomena sandwich generation ini bisa dicegah apabila Ayah Bunda dapat mengelola pendapatan dan bergaya hidup sederhana, sehingga bisa mengalokasikan dana untuk tabungan dan investasi masa depan misalnya melalui dana pensiun. Lalu, apa yang bisa Ayah Bunda persiapkan untuk investasi dana pensiun? Yuk, simak di bawah ini!
<h2>5 Langkah Siapkan Dana Pensiun</h2>
Dalam mengelola keuangan bulanan dan sebelum menyisihkan anggaran tabungan sebagai dana pensiun, Ayah Bunda bisa melakukan lima langkah berikut:
<h3>1. Mulai menabung sedini mungkin&nbsp;</h3>
Ayah Bunda sebaiknya mulai menabung saat mulai bekerja, meskipun memulai karir di usia yang sangat muda menabung untuk dana pensiun justru sangat baik, karena semakin dini mulai menabung maka semakin banyak waktu yang dimiliki untuk mengumpulkan dana pensiun yang cukup. Contohnya dengan rutin menyisihkan 5% penghasilan per bulan khusus dana pensiun.
<h3>2. Investasi di produk yang tepat</h3>
Sebelum memulai investasi, AyBun perlu memahami risiko masing-masing instrumen dan memilih instrumen yang sesuai tingkat kenyamanan Ayah Bunda. Berikut tabel investasi berdasarkan tingkat risiko:
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1679152205.png" />
<h3>3. Memiliki aset produktif</h3>
Selain produk investasi, Ayah Bunda juga dapat mulai mengumpulkan aset yang bisa memberikan cukup keuntungan untuk menutupi kebutuhan nanti di masa pensiun.
Misal:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rumah untuk dikontrakan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Usaha sampingan</li>
</ul>
<h3>4. Pelajari dan manfaatkan program pensiun dari perusahaan</h3>
Beberapa perusahaan menyediakan program pensiun yang berasal dari sebagian gaji untuk diinvestasikan dalam program tersebut.
Misal: DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) dan BPJS Ketenagakerjaan
<h3>5. Pertimbangkan untuk membeli asuransi pensiun</h3>
Jika Ayah Bunda memutuskan untuk membeli asuransi pensiun di luar pembayaran iuran kantor, pastikan Ayah Bunda memperhatikan:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Semua aturan asuransi harus dipahami guna mencegah risiko merasa &lsquo;ditipu&rsquo;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mampu menanggung iuran bulanan (premi) dan tak mengganggu pos keuangan lainnya</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sudah memiliki asuransi jiwa &amp; kesehatan</li>
</ul>
Yuk, Ayah Bunda siapkan kelima hal di atas dan manfaatkan fitur-fitur di aplikasi Tentang Anak untuk menjawab semua pertanyaan Ayah Bunda mulai dari parenting, perencanaan keuangan, hingga belanja kebutuhan keluarga. Tunggu apalagi? Unduh sekarang aplikasi Tentang Anak!
Foto: Designed by Freepik

Beban Jadi Sandwich Generation, Cegah dengan Langkah Ini

Memilih sunscreen yang bagus untuk tipe kulit anak dan remaja sangat penting untuk kesehatan kulitnya. Cari selengkapnya di sini!

Memilih sunscreen yang bagus jadi hal yang krusial untuk kesehatan kulit. Sunscreen atau tabir surya merupakan produk pelindung kulit untuk mencegah kerusakan akibat sinar matahari.&nbsp;
Pilihan sunscreen yang bagus dapat memberikan perlindungan maksimal terhadap radiasi ultraviolet (UV). Radiasi ultraviolet disebut bisa dapat menyebabkan penuaan dini, kanker kulit, dan masalah kulit lainnya.&nbsp;
Saat ini, ada tiga jenis utama sunscreen yang tersedia di pasaran. Antara lain, sunscreen chemical, physical, dan hybrid.&nbsp;
Dalam artikel ini, kami akan membahas perbedaan dan keunggulan masing-masing jenis sunscreen berdasarkan sumber-sumber jurnal terpercaya.
<h2>1. Sunscreen Chemical</h2>
Sunscreen chemical, juga dikenal sebagai sunscreen organic, bekerja dengan menyerap sinar UV sebelum mencapai kulit.&nbsp;
Molekul dalam sunscreen ini berinteraksi dengan sinar UV dengan mengubahnya menjadi energi panas. Energi panas ini kemudian dilepaskan dari kulit.&nbsp;
Berikut adalah beberapa kelebihan dan perbedaan utama sunscreen chemical:
<h3>Keunggulan Sunscreen Chemical:</h3>
Terasa ringan di kulit:&nbsp;
Sunscreen chemical cenderung terasa lebih ringan dan mudah diratakan di kulit. Hal ini membuatnya lebih nyaman digunakan, terutama untuk pemakaian sehari-hari.
Tidak meninggalkan residu putih:&nbsp;
Berbeda dengan sunscreen physical, sunscreen chemical tidak meninggalkan residu putih pada kulit. Sehingga, kulit tidak terlihat &ldquo;terlalu putih&rdquo;.
Perlindungan luas:&nbsp;
Sunscreen chemical dapat melindungi kulit dari sinar UVA dan UVB.
&nbsp;
<h3>Perbedaan Sunscreen Chemical:</h3>
- Cara kerja:&nbsp;
Sunscreen chemical bekerja dengan menyerap sinar UV, sehingga mencegahnya mencapai lapisan kulit yang lebih dalam.
- Waktu pemakaian:&nbsp;
Untuk memberikan perlindungan maksimal, sunscreen chemical harus diaplikasikan sekitar 15-30 menit sebelum terpapar sinar matahari.
- Reaksi kimia:&nbsp;
Beberapa orang dengan kulit sensitif mungkin mengalami iritasi atau reaksi alergi terhadap bahan kimia tertentu dalam sunscreen jenis ini.
&nbsp;
<h2>2. Sunscreen Physical</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1690545598.jpg" />
Sunscreen physical, juga dikenal sebagai sunscreen mineral, berfungsi dengan cara membentuk lapisan di atas kulit untuk mencerminkan sinar UV.&nbsp;
&nbsp;
Partikel sunscreen physical, seperti titanium dioksida dan seng oksida, membentuk penghalang fisik yang melindungi kulit.&nbsp;
&nbsp;
Berikut adalah beberapa kelebihan dan perbedaan utama sunscreen physical:
&nbsp;
<h3>Keunggulan Sunscreen Physical:</h3>
- Perlindungan langsung:&nbsp;
Sunscreen physical memberikan perlindungan instan begitu diaplikasikan di kulit karena memantulkan sinar UV.
- Cocok untuk kulit sensitif:&nbsp;
Karena tidak menyerap ke dalam kulit, sunscreen physical cenderung lebih cocok untuk kulit sensitif dan cenderung tidak menyebabkan iritasi.
- Stabilitas sinar UV:&nbsp;
Sunscreen ini tidak merubah sinar UV menjadi energi panas, sehingga dapat membantu mencegah terjadinya penuaan dini.
<h3>Perbedaan Sunscreen Physical:</h3>
- Terasa berat di kulit:&nbsp;
Salah satu kelemahan sunscreen physical adalah teksturnya yang relatif lebih tebal, yang dapat membuatnya terasa berat di kulit.
- Peningkatan risiko residu putih:&nbsp;
Beberapa produk sunscreen physical dapat meninggalkan residu putih pada kulit, terutama jika tidak diratakan dengan baik.
- Perlindungan UVB lebih baik daripada UVA:&nbsp;
Sunscreen physical cenderung memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap sinar UVB daripada sinar UVA.
<h2>3. Sunscreen Hybrid</h2>
Seiring berkembangnya teknologi, beberapa produk sunscreen menggabungkan bahan-bahan dari kedua jenis sunscreen di atas. Sunscreen ini disebut sebagai sunscreen hybrid.&nbsp;
Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan perlindungan yang luas dan meminimalkan kelemahan masing-masing jenis sunscreen.&nbsp;
Berikut adalah beberapa kelebihan dan perbedaan utama sunscreen hybrid:
&nbsp;
<h3>Keunggulan Sunscreen Hybrid:</h3>
- Perlindungan luas:&nbsp;
Sunscreen hybrid mampu memberikan perlindungan luas terhadap sinar UVA dan UVB.
- Terasa lebih ringan:&nbsp;
Dibandingkan dengan sunscreen physical, sunscreen hybrid biasanya terasa lebih ringan di kulit.
- Sedikit residu putih:&nbsp;
Dengan kombinasi bahan-bahan dari sunscreen chemical dan physical, beberapa sunscreen hybrid dapat mengurangi risiko residu putih.
&nbsp;
<h3>Perbedaan Sunscreen Hybrid:</h3>
- Kandungan bahan:&nbsp;
Karena merupakan campuran dari dua jenis sunscreen, kandungan bahan dalam sunscreen hybrid dapat bervariasi dari satu merek ke merek lainnya.
- Efektivitas:&nbsp;
Keefektifan sunscreen hybrid bergantung pada konsentrasi dan jenis bahan aktif yang digunakan dalam formulanya.
Dalam memilih sunscreen yang tepat, penting untuk memahami perbedaan antara jenis-jenis yang ada.&nbsp;
Sunscreen chemical menyerap sinar UV, sunscreen physical memantulkan sinar UV, sementara sunscreen hybrid adalah kombinasi keduanya.&nbsp;
Ayah Bunda perlu memilih sunscreen yang tepat untuk anakmu. Pilihkan sunscreen yang bagus dan cocok untuk kebutuhan kulit anakmu, seperti Sunscreen dari Expert Care.&nbsp;
Sunscreen Physical dari Expert Care merupakan pilihan bagus dan tepat untuk anak Ayah Bunda, terutama sejak dari usia 6 bulan. Kebutuhan anak akan sinar matahari dan perlindungan kulit yang sesuai membuat Sunscreen Expert Care menjadi pilihan yang tepat.
Sunscreen Expert Care akan segera launching tanggal 1 Agustus 2023 di semua marketplace kesayanganmu (Shopee, Tokopedia, TikTok Shop). Ayah Bunda juga bisa mendapat akses utama dengan mengunduh aplikasi Tentang Anak sekarang! Foto: freepik
Sumber:
S&aacute;nchez-Quiles, D., &amp; T&aacute;rraga, A. (2020). Hybrids sunscreens: Combining organic and inorganic filters. Cosmetics, 7(2), 27.
Burnett, M. E., &amp; Wang, S. Q. (2011). Current sunscreen controversies: a critical review. Photodermatology, Photoimmunology &amp; Photomedicine, 27(2), 58-67.
Konda, S., Yan, W., Dermawan, J. R., Kang, S., &amp; Konda, B. (2020). Sunscreen chemical absorption into the skin and beyond: a systematic review and meta-analysis. Journal of the American Academy of Dermatology, 83(2), 489-497.

Apa Sunscreen yang Bagus? Cari Tipe Sunscreen Cocok Untukmu

Diabates pada anak jangan dianggap remeh, ya, AyBun. Kini, penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa saja, anak-anak pun bisa saja mengalaminya.

Diabetes pada anak adalah kondisi kesehatan serius yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur <a href="https://tentanganak.com/artikel/tanda-gula-darah-tinggi-yang-terlihat-dari-kulit/">gula darah.</a> Walaupun sering diasosiasikan dengan orang dewasa, anak-anak juga berisiko mengalami diabetes.&nbsp;
Mempelajari penyebab, gejala, dan langkah pencegahan adalah cara terbaik untuk melindungi anak AyBun dari komplikasi yang mungkin timbul. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang diabetes pada anak, jenisnya, serta bagaimana mengenali dan mencegah kondisi ini.
<h2>Penyebab Diabetes pada Anak</h2>
Diabetes pada anak terbagi menjadi dua jenis utama, yakni diabetes tipe 1 dan tipe 2. Kedua jenis ini memiliki penyebab dan faktor risiko yang berbeda.
<h3>1. Diabetes Tipe 1</h3>
Diabetes tipe 1 merupakan jenis diabetes yang paling umum pada anak-anak. Penyebab utama diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.&nbsp;
Tanpa insulin, gula dalam darah tidak bisa masuk ke sel-sel tubuh untuk diolah menjadi energi. Faktor risiko diabetes tipe 1 meliputi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Genetika: Anak-anak yang memiliki anggota keluarga dengan diabetes tipe 1 lebih berisiko mengembangkan kondisi ini.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Riwayat keluarga: Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki diabetes tipe 1, risiko anak meningkat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Paparan virus tertentu: Beberapa infeksi virus dapat memicu gangguan autoimun yang menyebabkan diabetes.</li>
</ul>
<h3>2. Diabetes Tipe 2</h3>
Walaupun lebih sering ditemukan pada orang dewasa, diabetes tipe 2 kini semakin banyak terjadi pada anak-anak akibat perubahan pola hidup. Diabetes tipe 2 terjadi karena tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak memproduksi cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah tetap normal.
Faktor risiko diabetes tipe 2 meliputi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Obesitas: Anak-anak dengan berat badan berlebih memiliki risiko lebih tinggi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gaya hidup tidak sehat: Pola makan tinggi gula dan lemak, serta kurangnya aktivitas fisik, meningkatkan risiko diabetes tipe 2.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Faktor genetik: Anak-anak dengan riwayat keluarga diabetes tipe 2 juga lebih rentan.</li>
</ul>
Baca Juga: <a href="Akibat Kelebihan Gula pada Anak">Akibat Kelebihan Gula pada Anak</a>
<h2>Gejala Diabetes pada Anak</h2>
Gejala diabetes pada anak bervariasi tergantung pada jenis diabetes yang dialami. Penting untuk mengenali gejala sejak dini agar anak dapat segera mendapatkan perawatan medis.
<h3>Gejala Diabetes Tipe 1</h3>
Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul secara mendadak dan memburuk dengan cepat. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai meliputi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sering <a href="https://tentanganak.com/artikel/kapan-toilet-training-diajarkan-cara-melatihnya-agar-cepat-berhasil/">buang air kecil</a>: Anak mungkin mulai mengompol lagi meskipun sebelumnya sudah berhasil toilet training.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rasa haus berlebihan: Anak merasa sangat haus dan sulit terpuaskan meskipun minum banyak air.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Penurunan berat badan: Meskipun anak makan banyak, berat badannya tetap turun secara signifikan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kelelahan ekstrem: Anak tampak lesu dan tidak bertenaga tanpa alasan yang jelas.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perubahan perilaku: Anak menjadi mudah marah, rewel, atau kesulitan berkonsentrasi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Napas berbau buah: Kondisi ini disebabkan oleh keton yang menumpuk dalam tubuh akibat kekurangan insulin.</li>
</ul>
Jika gejala ini dibiarkan tanpa penanganan, anak dapat mengalami kondisi serius yang disebut diabetic ketoacidosis (DKA). Kondisi ini ditandai dengan muntah, dehidrasi berat, dan penurunan kesadaran. DKA adalah keadaan darurat medis yang memerlukan perawatan segera.
<h3>Gejala Diabetes Tipe 2</h3>
Gejala diabetes tipe 2 pada anak cenderung berkembang secara perlahan. Beberapa tanda yang sering muncul meliputi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pola makan meningkat, tetapi anak tetap merasa lemas dan kurang berenergi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berat badan bertambah secara signifikan tanpa alasan jelas.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Timbul bercak gelap di leher, ketiak, atau bagian tubuh lain (disebut acanthosis nigricans) yang merupakan tanda resistensi insulin.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Luka atau infeksi yang sulit sembuh.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><a href="https://tentanganak.com/artikel/bercak-putih-pityriasis-alba-atau-panu/">Infeksi kulit</a> atau jamur yang berulang.</li>
</ul>
<h2>Ciri-Ciri Diabetes pada Anak</h2>
Selain gejala utama, ada beberapa ciri fisik dan perilaku yang juga dapat mengindikasikan diabetes pada anak, seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Luka sulit sembuh: Hal ini terjadi akibat tingginya kadar gula darah yang menghambat proses penyembuhan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Infeksi berulang: Anak mungkin mengalami infeksi kulit, gusi, atau saluran kemih yang sering kambuh.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Penurunan performa akademik atau fisik: Anak-anak dengan diabetes sering kali merasa kelelahan, yang dapat <a href="https://tentanganak.com/artikel/ternyata-fokus-anak-2-tahun-hanya-2-4-menit-yuk-latih-dengan-cara-ini/">mempengaruhi konsentrasi</a> di sekolah atau performa dalam olahraga.</li>
</ul>
<h2>Makanan Penyebab Diabetes pada Anak</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/675a5ac5-430eceec-a057-4b7e-9e74-a3204a05e2bb.jpg" />
Diet yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko diabetes, terutama tipe 2. Beberapa jenis makanan yang perlu dibatasi adalah:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Minuman manis: Soda, <a href="https://tentanganak.com/artikel/anak-minum-teh/">teh manis</a>, dan jus kemasan mengandung gula tinggi yang dapat meningkatkan risiko resistensi insulin.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Camilan tinggi gula: Permen, cokelat, kue, dan biskuit olahan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah terbatas.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Makanan cepat saji: Burger, kentang goreng, dan makanan olahan lainnya mengandung lemak jenuh dan karbohidrat sederhana yang buruk untuk kesehatan.</li>
</ol>
Meskipun anak-anak sering menyukai makanan ini, penting bagi AyBun untuk mengajarkan pola makan sehat sejak dini untuk mengurangi risiko diabetes.
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/kenalkan-rasa-dari-realfood/">Kenalkan Rasa dari Realfood dengan Mulai MPASI Minim Garam</a>
<h2>Cara Mencegah Diabetes pada Anak</h2>
Pencegahan diabetes pada anak memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pemantauan kesehatan secara rutin.
<h3>1. Pola makan sehat:</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berikan anak makanan yang kaya serat seperti buah, sayur, dan biji-bijian.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Batasi konsumsi gula dan makanan olahan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perkenalkan lemak sehat dari sumber seperti kacang-kacangan, ikan, dan alpukat.</li>
</ul>
<h3>2. Aktivitas fisik:</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Dorong anak untuk aktif bergerak setiap hari. Kegiatan seperti bermain di luar ruangan, bersepeda, atau <a href="https://tentanganak.com/artikel/anak-dianjurkan-berenang-sejak-kecil/">berenang dapat membantu menjaga berat badan</a> ideal dan meningkatkan sensitivitas insulin.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kurangi waktu layar (televisi, ponsel, atau komputer) untuk mendorong lebih banyak aktivitas fisik.</li>
</ul>
<h3>3. Pantau berat badan:</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><a href="https://tentanganak.com/artikel/bayi-obesitas-pengaruhi-kecerdasan/">Cegah obesitas</a> dengan memastikan pola makan seimbang dan olahraga teratur.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari memberikan porsi makan berlebihan atau makanan tinggi kalori tanpa nilai gizi yang memadai.</li>
</ul>
<h3>4. Pemeriksaan kesehatan rutin:</h3>
Jika anak memiliki faktor risiko diabetes, seperti riwayat keluarga atau obesitas, konsultasikan dengan dokter untuk pemantauan gula darah secara berkala.
<h2>Penanganan Diabetes pada Anak</h2>
Jika anak AyBun didiagnosis dengan diabetes, penting untuk memahami bahwa kondisi ini memerlukan perawatan jangka panjang. Berikut adalah beberapa langkah yang biasanya dilakukan dalam pengelolaan diabetes:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Terapi insulin: Untuk diabetes tipe 1, insulin diperlukan untuk menggantikan hormon yang hilang. Insulin diberikan melalui suntikan atau pompa insulin.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pemantauan gula darah: Menggunakan glucometer untuk mengukur kadar gula darah secara rutin membantu menentukan dosis insulin yang tepat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Edukasi diabetes: AyBun dan anak perlu belajar tentang cara mengelola diabetes, termasuk <a href="https://tentanganak.com/artikel/3-kunci-utama-sukses-naikkan-bb-anak-dengan-nutrisi-ini/">pola makan</a>, aktivitas fisik, dan apa yang harus dilakukan jika terjadi kondisi darurat seperti hipoglikemia (gula darah rendah).</li>
</ol>
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/skincare-anak/">12 Rekomendasi Skincare Anak dan Bayi Terbaru 2024, Aman untuk Kulit Sensitif</a>
<h2>Kesimpulan</h2>
Diabetes pada anak adalah kondisi kronis yang memerlukan perhatian khusus. Baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2 dapat dikelola dengan baik jika gejalanya dikenali sejak dini dan dilakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.&nbsp;
AyBun memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat bagi anak, baik melalui pola makan seimbang, aktivitas fisik, maupun edukasi tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Jika AyBun mencurigai adanya tanda-tanda diabetes pada anak AyBun, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan lebih lanjut. Dengan manajemen yang baik, anak-anak dengan diabetes dapat menjalani kehidupan yang sehat dan aktif.
AyBun juga bertanya ke expert lewat <a href="tentanganak://consult_list?type=consult_list">fitur Tanya Ahli</a> di Aplikasi Tentang Anak!

Gejala Diabetes pada Anak yang Perlu AyBun Perhatikan

Apakah ibu menyusui boleh berpuasa dan bagaimana agar ASI tetap banyak selama berpuasa. Temukan penjelasannya di artikel ini!

Nutrisi

Menjelang bulan Ramadhan, biasanya Bunda yang baru saja melahirkan atau sedang berada dalam masa menyusui akan bertanya-tanya tentang bagaimana jika Ibu menyusui puasa.
Ini karena biasanya Busui yang berpuasa khawatir jika ASI yang menjadi satu-satunya asupan bagi si Kecil akan menurun dari segi kuantitas dan kualitasnya.&nbsp;
Jadi, sebenarnya Ibu menyusui boleh puasa apa tidak?&nbsp;
Yuk, simak pembahasan lebih lanjut dalam artikel ini untuk mengetahui lebih jauh tentang puasa selama masa menyusui dan apa yang perlu diperhatikan!
<h2>Bolehkah Ibu Menyusui Berpuasa?</h2>
Secara umum, Ibu menyusui diperbolehkan untuk berpuasa, khususnya di bulan Ramadhan. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Ibu menyusui ketika berpuasa.&nbsp;
Dalam hal ini, Bunda harus membatalkan puasa jika merasa kurang sehat atau jika anaknya mengalami masalah kesehatan. Kemudian, Bunda harus membayar fidyah atau qadha (menyempurnakan puasa yang tidak dilakukan di kemudian hari).&nbsp;
Namun, jika Bunda merasa sehat dan si Kecil tidak mengalami masalah kesehatan, maka Bunda diperbolehkan untuk berpuasa selama Ramadhan.
<h2>Kapan Ibu Menyusui Harus Berhenti Puasa?</h2>
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika Bunda merasa kurang sehat atau si Kecil mengalami masalah kesehatan, sebaiknya Bunda membatalkan puasa dan berbicara dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Bunda dan si Kecil aman.
Adapun beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa seorang Ibu menyusui harus berhenti puasa adalah:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sakit: Jika Ibu menyusui merasa sakit, lelah, atau tidak sehat saat berpuasa, sebaiknya ia berhenti puasa dan berbicara dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan kondisinya aman.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Produksi ASI yang menurun: Apabila produksi ASI Ibu menyusui menurun drastis atau berlangsung lama, itu dapat menjadi tanda bahwa Ibu harus berhenti puasa.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kondisi si Kecil yang kurang baik: Jika si Kecil mengalami masalah kesehatan atau pertumbuhan yang tidak normal, Ibu harus berhenti puasa dan berbicara dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan kondisi si Kecil aman.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kebutuhan hidrasi yang tidak tercukupi: Apabila Busui merasa sangat haus atau keringat berlebihan selama berpuasa, itu dapat menunjukkan bahwa tubuh Ibu tidak menerima cukup cairan dan hidrasi, sehingga harus berhenti puasa.</li>
</ul>
Selain itu, tanda bahaya berpuasa pada Bunda dan si Kecil juga dapat dilihat setelah 2-3 hari berpuasa. Apabila Bunda dan si Kecil mengalami:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">lemas</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Warna urin kuning pekat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sakit kepala</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi rewel saat menyusu</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berat badan (BB) bayi turun</li>
</ul>
Sebaiknya Bunda segera berhenti berpuasa dan berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan kondisi kesehatannya Bunda dan si Kecil aman.
<h2>Agar ASI Tetap Banyak saat Puasa</h2>
Sebenarnya tetap berpuasa atau tidak memang kembali pada Bunda, tetapi Bunda tetap bisa memenuhi nutrisi si Kecil dan sebelum Bunda ikut berpuasa, pastikan bayi dalam kondisi sehat ya. Jika bayi sakit atau ada masalah gizi maka sebaiknya ditunda puasa.
Lalu, apa yang harus dilakukan Bunda agar ASI tetap banyak saat puasa?&nbsp;
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu ibu menyusui untuk menjaga produksi ASI tetap stabil saat berpuasa:
<h3>1. Pertimbangkan puasa saat anak mulai MPASI</h3>
Sebaiknya Bunda mempertimbangkan untuk berpuasa saat si Kecil sudah mulai makan pokok dan tidak lagi hanya tergantung pada ASI. Ini karena ASI masih menjadi sumber nutrisi utama bagi si Kecil yang masih belum memasuki masa MPASI.&nbsp;
Selain itu, produksi ASI juga akan terpengaruh apabila Bunda mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan ASI selama berpuasa.
<h3>2. Jangan melewati jam makan sahur dan minum cukup air&nbsp;</h3>
Bunda harus memastikan untuk tidak melewati jam makan sahur dan minum minimal 2 liter air dalam sehari untuk menjaga produksi ASI tetap stabil. Air sangat penting untuk membantu proses produksi ASI dan memelihara kesehatan tubuh secara umum.
<h3>3. Penuhi asupan dengan gizi seimbang dan lengkap</h3>
Tips berikutnya adalah Bunda harus memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi bergizi seimbang dan lengkap selama berpuasa, termasuk protein yang cukup.&nbsp;
Protein merupakan nutrisi penting yang diperlukan oleh tubuh untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan ASI yang dihasilkan.&nbsp;
Di sisi lain, protein juga membantu dalam perkembangan otak si Kecil. Oleh sebab itu, pastikan Bunda mengonsumsi 2-3 porsi protein dalam sehari ya!
<h3>4. Utamakan camilan sehat jika masih lapar</h3>
Jika masih lapar setelah berbuka, ada baiknya Bunda mengonsumsi camilan yang sehat seperti buah, kacang-kacangan, kurma, sayur rebus, yoghurt, jika masih merasa lapar setelah berbuka.&nbsp;
Ini akan membantu Bunda untuk menjaga produksi ASI tetap stabil dan memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.&nbsp;
Usahakan untuk menghindari makanan yang tinggi kalori, lemak dan gula yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, karena dapat membuat tubuh merasa lelah dan kurang sehat.
<h3>5. Berbicara dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya</h3>
Jika Bunda mengalami masalah dengan produksi ASI selama berpuasa, sebaiknya Bunda segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan kondisi kesehatan Bunda dan si Kecil tetap aman.
Itu dia pembahasan tentang apa boleh ibu menyusui puasa. Sebagai ibu menyusui, berpuasa selama Ramadan dapat menjadi pilihan yang menantang.&nbsp;
Namun, dengan memperhatikan beberapa hal penting seperti konsumsi cairan yang cukup dan asupan nutrisi yang bergizi selama berpuasa, serta berbicara dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan Busui dan si Kecil aman, maka Bunda dapat berpuasa dengan aman.&nbsp;
Selain itu, Bunda juga perlu memantau kondisi kesehatan dan produksi ASI selama masa puasa. Jangan lupa untuk mengutamakan kesehatan Bunda dan si Kecil sebagai prioritas utama dalam memutuskan untuk berpuasa atau tidak.

Ibu Menyusui Ingin Puasa? Ini Caranya Agar ASI Tetap Banyak

Terjadinya kasus polio luar biasa di Jawa Barat menandakan munculnya kembali kasus polio yang sudah berhenti sejak tahun 2014, sehingga pemerintah Jawa Barat menyelenggarakan program Sub Pekan Imunisasi Nasional polio, untuk tahu detailnya simak di artikel.

Berita

Penyelenggaraan Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio (Sub PIN Polio) bagi 3,9 juta anak di Jawa Barat akan dilaksanakan 3-25 april 2023. Hal ini dilakukan akibat adanya beberapa penemuan kasus polio di Indonesia mulai dari empat bulan lalu adanya temuan kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh, hingga seorang anak perempuan berusia empat tahun di Kecamatan Maniis, Purwakarta mengalami Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau lumpuh layuh pada kaki kirinya.
Setelah sampel fesesnya diperiksa pada 14 Maret 2023, anak tersebut dikonfirmasi positif mengidap polio tipe 2 VDVP. Bebas polio 2014, sub pekan imunisasi nasional, berbeda dengan OPV karena kasus yang terjadi olio tipe 2 diberikan saja jeda 1 bulan.&nbsp;
Penetapan KLB polio di Jawa Barat sendiri berdasarkan surat dari Kementerian Kesehatan bertanggal 17 Maret 2023, menyusul ditemukannya kasus positif polio di Purwakarta. Kasus polio di Purwakarta merupakan virus polio tipe 2 sehingga dibutuhkan vaksin polio tipe 2.
Status itu diterapkan mengingat kondisi dari zero kasus atau sudah dinyatakan bebas menjadi ada kasus, juga mayoritas kota/kabupaten di Jawa Barat masuk dalam peta risiko KLB atau rawan terjadi kasus polio.&nbsp;
Dari 27 kota kabupaten di Jawa Barat, 17 di antaranya masuk dalam peta risiko KLB polio, antara lain Kota Bandung dan Cimahi. Pada vaksinasi polio ini setiap anak akan diberi dua tetes vaksin polio sebanyak dua kali dengan jarak 28 hari. Pemerintah Jawa Barat&nbsp; juga akan menyisir selama sepekan untuk memastikan semua anak yang ditargetkan mendapat imunisasi.
Pemda Provinsi Jawa Barat siap melaksanakan vaksinasi polio untuk anak usia 0-59 bulan yang dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama mulai 3-15 April dan dilanjutkan tahap kedua pada 15-27 Mei.&nbsp;
Menurut data penerima vaksinasi terbanyak ada di Kota Bogor, dengan total 546.000 anak dan terendah Kota Banjar sebanyak 12.000 anak sesuai dengan jumlah penduduk usia balita.&nbsp;
<h2>Imunisasi Polio</h2>
Vaksin polio yang wajib diberikan adalah imunisasi polio tetes atau oral polio vaccine (OPV) dan imunisasi polio suntik atau inactivated polio vaccine (IPV).
Imunisasi OPV menggunakan virus polio yang telah dilemahkan dan diberikan dengan cara diteteskan ke mulut. Sedangkan, IPV menggunakan virus polio yang dinonaktifkan dan diberikan dengan suntikan di lengan atas atau paha.
Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali, saat bayi baru lahir dan ketika bayi berusia 2, 3, serta 4 bulan. Jenis imunisasi polio pertama yang dianjurkan bagi bayi baru lahir yaitu OPV. Imunisasi selanjutnya, dapat diberikan OPV kembali atau berbeda dalam bentuk IPV.
Namun, setiap anak setidaknya disarankan untuk memperoleh 2 dosis IPV sebelum usia 1 tahun. Selain itu, bayi berusia 18 bulan juga disarankan untuk mendapatkan imunisasi polio booster. Tujuannya untuk memperkuat dan menjaga kekebalan tubuh terhadap virus polio yang mungkin menurun.
Jadi untuk Ayah Bunda yang memiliki anak berusi 0-59 bulan dan tinggal di Jawa Barat, segera berkunjung ke pusat kesehatan setempat untuk melakukan vaksinasi polio.&nbsp;
Ayah Bunda jangan lupa juga setelah imunisasi mencatat riwayat di aplikasi Tentang Anak untuk terus pantau tumbuh kembang dan kesehatannya, yuk unduh sekarang!
 Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://jabarprov.go.id/berita/vaksinasi-polio-di-jawa-barat-serentak-mulai-3-april-2023-8796
https://jabarprov.go.id/berita/bio-farma-siap-pasok-vaksin-polio-untuk-jabar-8810