Banyak orang tua yang bingung dan bertanya, kapan anak boleh disekolahkan? Temukan jawabannya dari Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(k),&nbsp;Dokter Spesialis Konsultan Tumbuh Kembang Anak.

Kesehatan Anak

Pertanyaan mengenai kapan anak sebaiknya mulai sekolah sering menjadi bahan diskusi para orang tua. Ada yang memilih memasukkan anak ke sekolah sejak usia dini, bahkan sebelum 2 tahun, sementara yang lain menunggu hingga usia TKA atau TKB. Mana yang lebih baik? Apakah ada patokan usia tertentu?
Yuk, baca terus untuk menemukan jawaban dari Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(k). Dokter Spesialis Konsultan Tumbuh Kembang Anak.
<h2>Kapan Anak Boleh Disekolahkan?</h2>
Sebenarnya, dari sisi psikologi dan pendidikan, tidak ada aturan resmi mengenai <a href="https://tentanganak.com/artikel/kapan-idealnya-anak-mulai-sekolah-cek-tips-persiapannya/">kapan anak harus mulai sekolah</a>, kecuali untuk pendidikan formal seperti SD.
Namun, kebutuhan anak akan stimulasi, perkembangan sosial, dan kesiapan emosi bisa menjadi panduan dalam mengambil keputusan.
<h2>Memahami Kebutuhan Anak di Usia Dini</h2>
Pada dasarnya, anak usia bayi hingga balita lebih membutuhkan perlekatan (attachment) dengan orang tua atau pengasuh utama. Masa ini adalah waktu yang ideal untuk membangun rasa aman, kelekatan emosional, dan perkembangan sosial dasar.
Sekolah bayi atau kelompok bermain bisa menjadi pilihan untuk memberikan stimulasi tambahan, tetapi sifatnya pelengkap, bukan pengganti interaksi di rumah. Idealnya, sekolah dini dilakukan hanya beberapa kali seminggu, dengan catatan orang tua tetap terlibat aktif dalam kegiatan stimulasi di rumah.
Selain itu, anak usia dini memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi saat berada di lingkungan sekolah, seperti tertular penyakit akibat sistem imun yang belum matang. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan aspek kesehatan ketika memutuskan menyekolahkan anak sejak dini.
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/cara-memilih-sekolah-untuk-anak/">8 Tips yang Perlu Diketahui saat Memilih Sekolah untuk Anak</a>
<h2>Sekolah Formal dan Alternatifnya</h2>
Sekolah formal di Indonesia dimulai pada jenjang SD, biasanya pada usia 6-7 tahun.
Sebelumnya, anak dapat mengikuti prasekolah seperti PAUD, playgroup, atau TKA/TKB, yang bersifat opsional tetapi bermanfaat untuk membantu anak belajar bersosialisasi dan mempersiapkan diri untuk pendidikan formal.
Alternatif lain seperti homeschooling juga menjadi pilihan beberapa keluarga.
Homeschooling memberikan fleksibilitas bagi orang tua untuk mendidik anak sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan belajarnya. Namun, metode ini membutuhkan komitmen dan kemampuan mengajar yang baik dari orang tua.
<h2>Kesimpulan</h2>
Tidak ada usia yang mutlak benar untuk mulai sekolah, karena setiap anak dan keluarga memiliki kebutuhan yang berbeda. Yang terpenting adalah memastikan anak mendapatkan stimulasi yang sesuai dengan usianya, baik di rumah maupun di sekolah.
Jika orang tua memilih sekolah dini, pastikan lingkungan tersebut mendukung perkembangan anak secara positif dan tetap melibatkan interaksi yang hangat di rumah.
Bingung melakukan stimulasi sendiri rumah? AyBun bisa mencoba di <a href="tentanganak://activity?type=activity">fitur Stimulasi</a> yang menampilan beragam permainan yang menyenangkan dan mendidik!
Untuk informasi lengkapnya, AyBun bisa menyaksikan podcast di atas. Selamat menonton!

Bingung Kapan Anak Boleh Disekolahkan? Ini Jawabannya!

Pelajari kenapa alergi bisa muncul saat dewasa dan cara mencegahnya dengan menjaga imunitas tubuh sejak dini. Klik untuk tahu lebih lanjut!

Sebagian besar alergi memang bereaksi saat usia dini, dengan sekitar 80% kasus alergi muncul pada masa kanak-kanak. Namun, sebenarnya alergi bisa juga muncul pada usia berapapun, termasuk saat dewasa.
<h2>Kenapa sih bisa seperti itu?</h2>
Singkatnya, alergi tidak selalu muncul saat pertama kali terpapar alergen. Paparan pertama biasanya disebut dengan sensitisasi. Dalam tahap ini, tubuh belum menunjukkan tanda-tanda alergi, dan tahap sensitisasi tidak tentu jangka waktunya.
Faktor daya tahan tubuh juga memainkan peran penting. Individu yang mengalami alergi saat dewasa mungkin sudah memiliki alergi sejak kecil, namun tidak bergejala karena sistem imun yang lebih kuat. Seiring beranjak dewasa, daya tahan tubuh bisa menurun karena berbagai faktor seperti penyakit, terpapar polutan terlalu sering, hingga kekurangan vitamin D.&nbsp;
Simak selengkapnya melalui video di atas:

Video:  Kenapa Alergi Baru Muncul Saat Beranjak Dewasa?

Mulai akhir bulan Agustus 2022 terdapat kasus gangguan ginjal misterius yang dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Hingga tanggal 3 November pukul 16.00 tercatat 323 kasus dari 20 provinsi dengan tingkat kematian 48% dan 5 provinsi dengan jumlah kasus terbanyak yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa

Ginjal

Masalah Kesehatan

Berita

Mulai akhir bulan Agustus 2022 terdapat kasus gangguan ginjal misterius yang dialami oleh anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Hingga tanggal 3 November pukul 16.00 tercatat 323 kasus dari 20 provinsi dengan tingkat kematian 48% dan 5 provinsi dengan jumlah kasus terbanyak yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Namun, angka terbaru kasus ini mulai berangsur surut.
Gejala gangguan ginjal akut pada anak ini ditandai dengan Infeksi Saluran Pernapasan Atas, Diare dengan dehidrasi, Nyeri Bagian Perut, Dehidrasi, Anuria (tidak buang air kecil), dan Oliguria atau buang air kecil kurang, kejang, hingga penurunan kesadaran.
Sehubungan dengan hal tersebut salah satu penyebab yang diduga yaitu adanya larutan pada obat sirup demam atau batuk pada anak, hal ini membuat Tenaga kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan (termasuk vitamin) dalam bentuk sediaan cair/syrup, sampai hasil penelusuran dan penelitian dari Kemenkes dan BPOM tuntas.
Untuk melakukan pengobatan gangguan ginjal akut pada anak, sementara ini dihimbau tidak mengonsumsi obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Sebagai alternatif dapat menggunakan obat tablet, kapsul, suppositoria (jenis obat yang diberikan lewat dubur), puyer.
Perlu AyBun ketahui, jika frekuensi dan volume BAK anak menurun/tidak BAK sama sekali dalam lebih dari 6 jam terutama berusia kurang 6 tahun, dengan atau tanpa demam, segera dirujuk ke Fasilitas Kesehatan.
Perawatan anak sakit yang menderita demam di rumah lebih mengedepankan tatalaksana non farmakologis, seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mencukupi kebutuhan cairan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kompres air hangat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menggunakan pakaian tipis</li>
</ul>
<a href="https://bit.ly/updateobatbpom"> Cek daftar 198 Obat Sirup yang Aman dikonsumsi dapat diunduh pada link</a>
<h2>Tips Membeli Obat Anak dari BPOM</h2>
TIPS dari BPOM mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada ketika membeli obat-obatan di apotek dan toko lainnya dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:&nbsp;
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membeli obat melalui sarana resmi, yaitu di apotek, toko obat berizin, Puskesmas atau rumah sakit terdekat.&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Membeli obat secara online hanya dilakukan di apotek yang telah memiliki izin Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF).&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menerapkan Cek KLIK (Cek Kemasan, Label , Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pastikan kemasan produk dalam kondisi baik, baca informasi produk yang tertera pada label, dan produk telah memiliki izin edar BPOM serta belum melebihi masa kedaluwarsa.</li>
</ol>
Foto: Designed by freepik
Press Conference: Perkembangan Acute Kidney Injury di Indonesia. Kemenkes 19 Oktober 2022
Surat Perihal Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) Pada Anak. Kemenkes 18 Oktober 2022
https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/157/Penjelasan-BPOM-RI-Tentang-Isu-Obat-Sirup-yang-Berisiko-Mengandung-Cemaran-Etilen-Glikol--EG--dan-Dietilen-Glikol--DEG-.html
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20221027/5041435/kasus-baru-gangguan-ginjal-akut-menurun/&nbsp;
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/20221027/27102022_Lampiran_-Penjelasan_Keenam_terkait_Sirup-Final-MERGED.pdf

Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak serta Update Terbarunya

Gejala Monkeypox & Cara Penularan Monkeypox


WHO telah menyatakan monkeypox sebagai darurat kesehatan global dengan meningkatnya kasus di negara non-endemik, termasuk Indonesia. Pelajari ciri khas lesi, perkembangan gejala, cara penularan, dan langkah perawatan penting untuk melindungi diri dari monkeypox.

Keputusan WHO yang menyatakan monkeypox sebagai darurat kesehatan global didasarkan pada meningkatnya jumlah kasus di negara-negara non-endemik tanpa adanya riwayat perjalanan ke wilayah endemik.&nbsp;
Situasi ini sangat tidak biasa dan memerlukan kesadaran serta tindakan cepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.&nbsp;
Dengan semakin meluasnya pengawasan, diharapkan lebih banyak kasus monkeypox yang teridentifikasi di negara-negara non-endemik, termasuk di Indonesia.&nbsp;
<h2>Mengenal monkeypox</h2>
Monkeypox sebenarnya bukan penyakit baru. Penyakit ini sudah endemik sejak lama di beberapa negara Afrika seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Kongo-Kinshasa, dan Nigeria sejak 1970.
Monkeypox sendiri merupakan penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Masa inkubasinya berlangsung antara 5 hingga 21 hari.&nbsp;
Gejala awal yang muncul biasanya adalah demam, nyeri tubuh, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening.&nbsp;
Kemudian, muncul ruam yang berubah dari bintik-bintik seperti jerawat menjadi lepuhan berisi cairan, nanah, dan akhirnya luka terbuka yang mengering.&nbsp;
Lesi ini dapat muncul di telapak tangan dan kaki, dan penularan hanya berhenti setelah lesi benar-benar sembuh.
<h2>Penanganan dan Pencegahan</h2>
Monkeypox biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2-4 minggu.&nbsp;
Namun, pada beberapa kasus, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti radang otak (ensefalitis) dan radang paru-paru (pneumonia).&nbsp;
Penanganan utama adalah isolasi, penggunaan masker, menjaga ventilasi, dan sering mencuci tangan.&nbsp;
Vaksin cacar (varicella) diketahui efektif mencegah infeksi monkeypox jika diberikan dalam waktu 3 hari setelah terpapar.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1980">Pemerintah Resmi Hapus Praktik Sunat Perempuan</a>
<h2>Harus Tahu tentang Monkeypox</h2>
Penting bagi AyBun untuk memahami penyakit yang kini menjadi perhatian global.&nbsp;
Mulai dari ciri khas lesi yang berkembang dari hari ke hari, hingga cara penularannya yang dapat terjadi melalui kontak langsung, seksual, atau bahkan melalui udara.
<h3>Ciri Khas Lesi Monkeypox</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c833f0-9f1d92d8-c45d-451e-a374-2333c8922827.jpg" alt="Ciri Khas Lesi Monkeypox" width="60%" height="60%" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Lesi bisa muncul di telapak tangan dan telapak kaki.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Lesi baru tidak menular setelah benar-benar sembuh.</li>
</ul>
<h3>Perkembangan Lesi Hari ke Hari</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c83409-9b846861-14a1-44a9-8f02-aba69baca70e.jpg" alt="Perkembangan Lesi Hari ke Hari" width="60%" height="60%" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hari ke-4: Ruam dimulai seperti jerawat atau benjolan keras.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hari ke-6: Lepuhan berisi cairan mulai terbentuk.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hari ke-18: Lepuhan berubah menjadi lepuhan berisi nanah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hari ke-24: Lepuhan menjadi luka terbuka, kemudian mengering.</li>
</ul>
<h3>Cara Penularan</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c834b6-63af4c0a-dcda-4959-9be6-4873820a1423.jpg" alt="Cara Penularan Monkeypox" width="60%" height="60%" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Kontak langsung dengan lesi atau luka penderita.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Kontak seksual dengan penderita.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Menyentuh benda dari penderita (pakaian, sprei, handuk).</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Droplets yang dihasilkan saat penderita berbicara, batuk, atau bersin.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Penularan dari ibu hamil ke janin.</li>
</ul>
<h3>Gejala Keseluruhan dari Monkeypox</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c834cf-5dded71f-7a59-4b86-83c1-99ccd3c2f02d.jpg" alt="Gejala Keseluruhan Monkeypox" width="60%" height="60%" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Masa Inkubasi: Biasanya 5 - 13 hari, bisa sampai 21 hari, tanpa gejala.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Gejala Sistemik: Demam, nyeri tubuh, sakit kepala, kelelahan, nyeri punggung, dan pembengkakan kelenjar getah bening selama 1-5 hari.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Ruam: Diikuti oleh ruam yang berubah menjadi lepuhan berisi cairan, kemudian nanah, dan akhirnya menjadi luka terbuka yang mengering.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Durasi Infeksi: 2-4 minggu. monkeypox umumnya ringan dan dapat sembuh sendiri, tetapi bisa menyebabkan komplikasi seperti radang otak (ensefalitis) dan radang paru (pneumonia).</li>
</ul>
<h3>Perawatan Monkeypox</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66c8354e-d75a2967-aef8-4f21-bbbf-e4185425cbc0.jpg" />
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Isolasi: Tetap di rumah dan hindari kontak dengan orang lain.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Masker dan Ventilasi: Gunakan masker dan pastikan ruangan berventilasi baik.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Cuci Tangan: Sering cuci tangan dengan sabun.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Pakaian dan Sprei: Gunakan sarung tangan dan masker saat membersihkan atau mencuci sprei atau pakaian penderita.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Vaksin Cacar (Varicella): Dapat mencegah 85% infeksi monkeypox jika diberikan dalam 3 hari setelah terpapar. Riwayat vaksin cacar sebelumnya dapat mencegah monkeypox berat, tetapi tidak memberikan perlindungan seumur hidup terhadap monkeypox</li>
</ul>
<h2>Penutup</h2>
Dengan memahami ciri khas lesi, perkembangan gejala, dan cara penularan Monkeypox. AyBun bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan yang tepat.&nbsp;
Penting untuk segera mengenali tanda-tanda awal dan mengikuti protokol perawatan guna mengurangi risiko komplikasi dan penyebaran penyakit.&nbsp;
Tetaplah waspada, jaga kesehatan, dan selalu upayakan perlindungan bagi diri sendiri serta orang-orang di sekitar AyBun.&nbsp;
Informasi yang tepat adalah kunci untuk menghadapi Monkeypox dengan bijak.

Waspada Penularan Virus Monkeypox. Ini Gejala & Cara Penularannya

high fructose corn syrup menyebabkan jantung


Kenalan dengan High Fructose Corn Syrup (HFCS) lebih berisiko menyebabkan penyakit jantung. Ketahui apa itu HFCS, dampaknya bagi kesehatan, dan cara menghindarinya di artikel ini.

Tahukah AyBun? Ternyata ada jenis gula yang lebih berisiko menyebabkan penyakit jantung daripada rokok!&nbsp;
Gula ini dikenal dengan sebutan "High Fructose Corn Syrup" atau disingkat "HFCS."
<h2>Apa Itu High Fructose Corn Syrup (HFCS)?</h2>
High Fructose Corn Syrup adalah pemanis buatan yang berasal dari sari pati jagung. Gula cair ini sering kita temui dalam minuman manis seperti minuman boba, saus, biskuit, granola bar, jus kemasan, sereal, dan bahkan susu formula.&nbsp;
HFCS menjadi pilihan produsen karena harganya lebih murah dan lebih mudah larut dibandingkan gula biasa.
<h2>Apakah Fruktosa Berbahaya?</h2>
Fruktosa sebenarnya bukanlah zat yang berbahaya bagi tubuh. Bahkan, fruktosa alami yang terdapat dalam buah-buahan bisa menjadi sumber energi.&nbsp;
Namun, jika dikonsumsi berlebihan, terutama dalam bentuk HFCS, fruktosa dapat meningkatkan kadar insulin, kolesterol, dan tekanan darah. Ketiga hal ini adalah pintu masuk bagi berbagai penyakit kronis.
Baca juga: <a href="tentanganak://article?type=article&amp;id=1984">Ketahui Arti Kadar Gula &amp; Nama Lain Gula dalam Kemasan Makanan &amp; Minuman</a>
<h2>HFCS dan Risiko Penyakit Jantung</h2>
Konsumsi minuman manis yang mengandung HFCS sebanyak 3 kali seminggu saja dapat meningkatkan risiko penyakit jantung hingga dua kali lipat! 
Oleh karena itu, sangat penting untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung HFCS.
<h2>Membedakan HFCS dengan Sirup Jagung Biasa</h2>
Perlu AyBun ketahui bahwa tidak semua produk berlabel "pati jagung" atau "sirup jagung" sama dengan HFCS.&nbsp;
HFCS dibuat dari pati jagung dan memiliki kandungan fruktosa yang lebih tinggi dibandingkan sirup jagung biasa.&nbsp;
Jadi, meski keduanya berasal dari jagung, HFCS dan sirup jagung biasa memiliki perbedaan yang signifikan dalam komposisi fruktosa.
<h2>Nama Lain HFCS yang Harus Diwaspadai</h2>
Saat memeriksa label makanan dan minuman, AyBun perlu waspada dengan nama-nama lain HFCS seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">High fructose corn syrup</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sirup jagung tinggi fruktosa</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Corn sugar</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Natural corn syrup</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Isolated fructose</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Maize syrup</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Glucose/fructose syrup</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tapioca syrup</li>
</ul>
<h2>Kesimpulan</h2>
High Fructose Corn Syrup memang lebih murah dan mudah digunakan, namun dampak konsumsi berlebihannya bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya.&nbsp;
Jadi, perhatikan selalu label kemasan dan batasi konsumsi produk yang mengandung HFCS!

Video: Benarkah High Fructose Corn Syrup Lebih Berisiko Meningkatkan Penyakit Jantung?

Bertemu bayi, memegang, menyentuh, bahkan mencium bayi tidak boleh sembarang dilakukan sebab berisiko pada kesehatan bayi.

Bayi

Hampir semua orang pasti sangat senang akan betemu bayi kecil yang menggemaskan. Ingin rasanya orang-orang menyentuh atau memegang bahkan mencium pipi bayi.&nbsp;
Namun, bukan berarti Ayah Bunda bisa melakukan dan memperbolehkan orang lain menyentuh, mencium, atau menggendong bayi dengan bebas. Sebab ada risiko kesehatan saat bayi berkontakan dengan orang dewasa. Faktanya, menyentuh dan mencium bayi yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna bisa meningkatkan risiko tertular virus meningitis, penyakit kulit, simplex, dan penyakit-penyakit berbahaya lainnya. Selain menyentuh dan menciumnya simak 4 hal yang perlu diperhatikan saat bertemu bayi
<h2>1.Tidak Asal Sentuh&amp; Cium Bayi</h2>
Ketika momen kumpul lebaran dan bertemu bayi yang menggemaskan jangan sekali-kali Ayah Bunda coba menghibur dengan menyentuh bahkan mencium, karena kita tidak pernah tahu kondisi kulit bayi tersebut. Apabila Ayah Bunda ingin sekali menyentuh misalnya bayi keponakan mintalah persetujuan dari orang tuanya. Namun, memang dianjurkan tidak menyentuh sama sekali karena kuman yang ada di kulit AyBun bisa berpotensi pindah ke kulit bayi.
&nbsp;
<h2>2. Jangan Sembarang Mengambil Gambar Bayi</h2>
Mengabadikan momen dengan kamera baik handphone maupun kamera merupakan hal yang lazim bagi kebanyakan orang, tak terkecuali mengambil gambar sosok bayi yang ingin terus dilihat. Tapi, tahukah AyBun tidak semua orang tua senang anaknya diabadikan dengan kamera, jadi penting untuk Ayah Bunda perhatikan hal ini dan harus mendapatkan izin upload.
<h2>3. Tidak Mencoba Menggendong Bayi</h2>
Untuk mencegah hal-hal yang berbahaya pada bayi Ayah Bunda selain tidak menyentuh dan mencium, yaitu tidak mencoba menggendong bayi karena kita tidak tahu apakah bayi tersebut nyaman, atau ada kondisi tubuh yang sedang ia rasakan, atau bahkan belum terbiasa bertemu orang baru bisa saja ia tantrum.&nbsp;
<h2>4. Jangan Beri Makanan &amp; Minuman</h2>
Anak yang sudah bisa makan mendorong Ayah Bunda ingin memberikan mereka makanan seperti camilan, kue, permenm, dan susu. Termyata hal ini sebaiknya tidak dilakukan ya AyBun, karena bisa jadi makanan atau minuman yang AyBun berikan tidak dapat dimakan oleh si Kecil. Ayah Bunda juga tidak terpikirkan misal anak tersebut memiliki alergi tertentu pada makanan, atau makanan itu belum sesuai usianya hingga mungkin menyebabkan ia sakit.
Nah, gimana Ayah Bunda sudah siapkan keempat hal tersebut sebelum ketemu bayi, selain itu untuk tahu tentang kesehatan bayi bisa cek di sini!
Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://www.idntimes.com/life/inspiration/anjani-eka-lestari/etika-ketika-bertemu-bayi-di-tempat-umum?page=all

Tidak Asal Sentuh, Perhatikan Ini saat Ketemu Bayi di Kumpul Lebaran

Saat anak tantrum biasanya Ayah Bunda akan merasa kebingungan bahkan sampai stres. Fase tantrum pada anak itu wajar terjadi, kok Ayah Bunda. Hal yang penting dilakukan orang tua adalah mendampingi anak ketika tantrum agar si Kecil bisa belajar mengelola emosinya jadi lebih baik.

Parenting

Cek Tumbuh Kembang Anak di Aplikasi Tentang Anak

Saat anak tantrum biasanya Ayah Bunda akan merasa kebingungan bahkan sampai stres. Fase tantrum pada anak itu wajar terjadi, kok Ayah Bunda. Hal yang penting dilakukan orang tua adalah mendampingi anak ketika tantrum agar si Kecil bisa belajar mengelola emosinya jadi lebih baik.
&nbsp;
Tantrum adalah kondisi emosi yang meledak biasanya ditandai dengan sikap si Kecil yang keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, mengamuk atau marah.
&nbsp;
Beberapa hal yang bisa AyBun lakukan ketika anak berada di fase awal tantrum adalah:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ingatlah bahwa jika AyBun tenang, maka anak juga lebih mudah tenang.</li>
</ol>
Anak yang tantrum sebaiknya dihadapi dengan langkah awal Ayah Bunda yang tenang, hal tersebut akan berdampak positif pada psikologis anak. Bila tanda-tanda tantru sudah disadari Ayah Bunda, segera lakukan:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Berhenti sejenak, tutup mata, atur napas, ulangi hingga merasa lebih tenang&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Sadari, pahami, dan terima setiap emosi (bahagia, sedih, marah) sama baiknya dan manusiawi, maka rasakan dan terima apa adanya, tanpa perlu menghakimi diri</li>
</ul>
&nbsp;
<ul>
<li aria-level="1">Berikan &lsquo;ruang&rsquo; aman bagi anak, agar dia bisa mengelola emosinya dengan tenang.&nbsp;</li>
</ul>
Misal: hadir di dekat anak dan beri ia waktu untuk menenangkan diri&nbsp;
&ldquo;Bunda tetap di sini ya temani Adik sampai merasa tenang&rdquo;
&nbsp;
<ul>
<li aria-level="1">Tanyakan alasan anak tantrum hanya saat ia sudah tenang</li>
</ul>
&ldquo;Adik tadi marah karena apa?&rdquo;
&nbsp;
<ul>
<li aria-level="1">Bantu kaitkan emosi anak dengan sebab-akibat</li>
</ul>
&ldquo;Jadi Adik marah soalnya Bunda tinggal buru-buru ya?&rdquo;
 
<h2>Cara Menghadapi Anak Tantrum, Begini Peraturannya</h2>
&nbsp;
Cara Ayah Bunda dalam menghadapi tantrum berhubungan dengan&nbsp; langkah mendukung perkembangan otak dan kemampuan regulasi emosi anak. Pastikan Ayah Bunda tidak melakukan kesalahan ini ya.
&nbsp;
Berikut beberapa cara menghadapi anak tantrum yang bisa Ayah Bunda lakukan beserta peraturannya di tabel bawah ini
&nbsp;
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
Dos
</td>
<td>
Don'ts
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Menyuruhnya diam karena berisik saat menangis&nbsp;
</td>
<td>
Ingatkan diri bahwa emosi anak valid
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Mengabaikan usaha anak untuk menyambungkan emosi dengan sebab akibat&nbsp;
 
&ldquo;Ya ampun, masa begitu aja nangis&rdquo;
</td>
<td>
Menghargai pengalaman emosi anak
 
&ldquo;Kakak sedih karena bonekanya rusak ya?&rdquo;
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Berpikir anak sengaja tantrum untuk cari perhatian
</td>
<td>
Sadari bahwa tantrum = peluang membangun hubungan &amp; mengajarkan emosi
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Berpikir kalau anak sengaja tantrum karena tahu saat-saat AyBun sedang sibuk
 
&ldquo;Kenapa sih rewel mulu? Nggak lihat Ayah lagi kerja, pusing tahu!&rdquo;
 
&ldquo;Udahlah Dik, nggak usah lebay&hellip;&rdquo;
</td>
<td>
AyBun sadar dengan perasaan cemasnya yang ternyata berdampak pada perilaku anak
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
&nbsp;
Namun, jika Ayah Bunda tanpa sengaja terlanjur ikut &lsquo;tantrum&rsquo; saat anak tantrum pastikan AyBun biasakan untuk meminta maaf. Hal ini bisa juga bisa meningkatkan pemahaman anak jika berbuat salah harus minta maaf, bertanggung jawab, dan berubah menjadi lebih baik.&nbsp;
&nbsp;
Menghadapi anak tantrum memang tidak mudah, semangat selalu ya AyBun. Untuk cari tau seputar anak tantrum AyBun bisa menggunakan fitur Tanya Ahli di Aplikasi tentang Anak!
Foto: Photo by pexels
Sumber:
Deichmann, F., &amp; Ahnert, L. (2021). The terrible twos: How children cope with frustration and tantrums and the effect of maternal and paternal behaviors. Infancy, 26(3), 469-493.
Ely, R., &amp; Gleason, J. B. (2006). I'm sorry I said that: Apologies in young children's discourse. Journal of Child Language, 33(3), 599-620.
Markham, L. (2017). How (and When) to Apologize to Your Child. Diakses dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/peaceful-parents-happy-kids/201706/how-and-when-apologize-your-child.
https://sdmommyandme.com/milestone-blog/the-lower-brain/attachment/brain-drawling/

Lakukan Ini saat Anak Tantrum, Jangan Sampai Salah Langkah


Berat badan bayi yang mencapai 2 kilogram menjadi salah satu ciri bayi sehat dalam kandungan usia delapan bulan. Temukan ciri penting lainnya di artikel ini.

Kehamilan

Tanpa terasa usia kandungan Bunda memasuki bulan terakhir kehamilan. Pada usia kandungan delapan bulan, Bunda mulai semakin nyaman dan terbiasa dengan perubahan tubuh serta gerak aktif yang ditimbulkan si kecil dalam perut.&nbsp;
Waktu kontrol atau cek kehamilan juga semakin rutin sebagai bagian dari persiapan kelahiran, dan untuk mengetahui kondisi bayi kesehatan dalam kandungan. Ciri-ciri bayi sehat dalam kandungan usia delapan bulan dapat terlihat dari kesehatan sang ibu, dan dari bayi itu sendiri. Fisik bayi sehat akan terlihat saat dilakukan pemeriksaan USG serta gerakan aktif yang dilakukan bayi di dalam perut.&nbsp;
Artikel ini akan membahas ciri bayi sehat dalam kandungan usia delapan bulan baik dan bagaimana cara menjaga kesehatannya sampai lahir serta nutrisi yang dibutuhkan bayi delapan bulan dalam kandungan. Berikut informasi yang tidak boleh Bunda lewatkan. 
<h2>Ciri Bayi Sehat Dalam Kandungan&nbsp;</h2>
Masuk usia kandungan delapan bulan atau 32 minggu pertumbuhan janin semakin besar, hal tersebut terlihat dari perut sang ibu karena bertambahnya berat badan bayi. Bobot badan bayi yang naik menjadi salah satu ciri bayi sehat dalam kandungan tubuh.&nbsp;
&nbsp;
Selain itu, gerakan bayi dalam kandungan semakin sering dirasakan ibu pada perutnya. Masih banyak lagi ciri yang menunjukkan bayi sehat dalam kandungan sebagai berikut:&nbsp;
<h3>1. Berat Badan dan Panjang Bayi Dalam Kandungan&nbsp;</h3>
Normalnya bayi dalam kandungan setiap bulan akan mengalami pertumbuhan berat badan mencapai antara 1,8 kilogram hingga 2,7 kilogram. Sejalan dengan itu, panjang bayi juga mengalami kenaikan dari 40 cm pada usia tujuh bulan menjadi 44 cm pada usia delapan bulan.&nbsp;
<h3>2. Gerakan Semakin Aktif&nbsp;</h3>
Atraksi bayi Bunda dalam kandungan semakin tinggi lewat tendangan di dalam perut Bunda. Gerakan yang semakin aktif menunjukkan perkembangan otak si kecil dalam kandungan berkembang pesat. Jangan ragu untuk mengajak buah hati Bunda untuk berbicara, karena ia mendengar apa yang diucapkan meski masih di dalam kandungan.&nbsp;
<h3>3. Denyut Jantung Bayi&nbsp;</h3>
Pada usia delapan bulan dalam kandungan, denyut jantung bayi akan semakin stabil berkisar antara 110-160 denyut per menit. Hal ini dapat diketahui dengan pemeriksaan USG.&nbsp;
<h3>4. Organ Tubuh Bayi&nbsp;</h3>
Waktu yang semakin dekat dengan kelahiran akan membuat organ tubuh bayi juga semakin lengkap dan fungsional. Pada usia delapan bulan dalam kandungan akan terlihat semakin jelas kedua tangan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya, kepala, bibir, mata, telinga, bentuk tubuhnya hingga rambut.&nbsp;
<h3>5. Jumlah Air Ketuban&nbsp;</h3>
Fungsi air ketuban untuk melindungi dan menopang janin dalam rahim dari goncangan, perkembangan tungkai, otot, paru-paru, hingga sistem pencernaan. Normalnya pada usia kandungan delapan bulan, jumlah air ketuban sebanyak satu liter hingga nanti mencapai 1,2 liter ketika hendak melahirkan.
<h2>Menjaga Kesehatan Janin Delapan Bulan&nbsp;&nbsp;</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64d7a56d-fed33b18-69c2-4dda-a905-bad5fa2cb51b.jpg" />
Dalam waktu satu bulan, bayi Bunda akan lahir ke dunia dan tentu harapan terbaik utamanya kesehatan Bunda harapkan untuk sang buah hati. Menanti hari tersebut datang, Bunda perlu melakukan persiapan kesehatan lebih cermat lagi dengan cara berikut ini:&nbsp;
<h3>1. Berlatih Pernapasan&nbsp;</h3>
Olahraga ringan yang melatih pernapasan sangat disarankan untuk dilakukan. Fungsinya untuk melatih napas Bunda saat hari kelahiran tiba. Ini berguna juga untuk mengurangi rasa sesak akibat semakin besarnya bobot badan Bunda bersama dengan bayi.&nbsp;
<h3>2. Asup Makanan Sehat&nbsp;</h3>
Diet gula saat menjelang persalinan sangat disarankan demi kesehatan ibu dan bayi. Usahakan dengan mengonsumsi banyak buah dan sayuran berwarna, biji-bijian, makanan kaya kalsium dan makanan rendah lemak jenuh.
<h3>3. Tetap Terhidrasi&nbsp;&nbsp;</h3>
Kebutuhan air ibu hamil lebih banyak air dibandingkan sebelum hamil. Pastikan minum delapan cangkir atau lebih setiap harinya.&nbsp;
<h3>4. Usahakan Tidak Stress&nbsp;</h3>
Kelola stress dan rasa cemas dengan memperbanyak ibadah dan berdoa, bergabung dalam komunitas ibu dan anak dapat membantu Bunda mendapatkan wawasan tentang kehamilan dan kelahiran.&nbsp;
<h3>5. Tidur Cukup&nbsp;</h3>
Usahakan untuk tidur tujuh hingga sembilan jam dalam sehari, dan pastikan tidur miring ke kiri untuk meningkatkan aliran darah dan mencegah sesak ketika tidur. Tidur cukup membuat Bunda lebih segar dan bahagia.&nbsp;
<h2>Nutrisi yang Dibutuhkan Bayi Dalam Kandungan 8 Bulan</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64d7a580-e86b0002-0289-4b96-befa-0082d1f9e4dc.jpg" />
Usia kandungan delapan bulan adalah masa dimana janin semakin kuat dan bersiap untuk kelahiran. Oleh karena itu pola makan ibu hamil pada periode ini sangat penting untuk kebutuhan nutrisi jadi lebih tinggi.&nbsp;
Berikut ini nutrisi yang diperlukan ibu hamil saat kandungannya genap mencapai delapan bulan:&nbsp;
<h3>1. Kalsium&nbsp;</h3>
Fungsinya untuk membantu tulang dan gigi janin berkembang lebih baik. Kalsium bisa didapatkan dari asupan makanan: susu, kacang almond, udang, ikan salmon, susu hingga sayuran hijau seperti brokoli atau pakcoy.&nbsp;
<h3>2. Zat Besi&nbsp;</h3>
Dibutuhkan sebagai persiapan untuk kelahiran karena saat melahirkan akan banyak darah yang dikeluarkan. Oleh karena itu, Bunda harus mulai menabung zat besi dengan mengasup makanan dari: daging sapi, daging ayam, ikan, telur, tahu, tempe, buah jeruk, juga sayur bayam.&nbsp;
<h3>3. Karbohidrat&nbsp;</h3>
Bunda masih membutuhkan karbohidrat untuk kebutuhan energi Bunda dan bayi dalam kandungan. Apabila kekurangan karbohidrat akan berdampak pada pertumbuhan bayi dan kesehatan, konsumsi dengan takaran yang tidak berlebihan dari: nasi, roti gandum atau kentang.&nbsp;
<h3>4. Protein&nbsp;</h3>
Konsumsi protein sekitar 75 &ndash; 100 gram protein setiap hari di bulan ke-8 kehamilan yang berasal dari: kacang-kacangan, sumber hewani, dan produk susu. Fungsi protein untuk perkembangan sistem saraf pada bayi.&nbsp;&nbsp;
<h3>5. DHA&nbsp;</h3>
Pesatnya pertumbuhan saraf dan otak bayi Bunda terjadi pada usia delapan bulan dalam kandungan, dan untuk memenuhinya dibutuhkan makanan yang mengandung DHA. Bunda bisa mendapatkannya dari makanan seperti: ikan tuna, dan minyak ikan.&nbsp;
Mengonsumsi makanan sehat dengan porsi yang tepat sangat penting di fase akhir kehamilan. Oleh karena itu, pastikan makanan bergizi, sehat dan bersih selalu Bunda asup dan diskusikan dengan dokter atau ahli kesehatan atas makanan yang konsumsi.&nbsp;
Foto: Freepik
Sumber:&nbsp;
https://brighamhealthhub.org/12-ways-to-stay-healthy-during-pregnancy/
https://www.invitra.com/en/8-months-pregnant/
https://www.aboutkidshealth.ca/Article?contentid=326&amp;language=English

Ciri Bayi Sehat Dalam Kandungan Usia 8 bulan

Kenapa bayi sering ngulet, menggeliat, atau meluruskan tubuh? Temukan alasan medis dan perkembangan di balik perilaku ini, serta kapan orang tua perlu waspada dan membawa bayi ke dokter.

Bayi yang baru lahir sering kali membuat gerakan seperti ngulet, meluruskan tangan dan kaki, menggeliat, bahkan disertai tangisan atau suara menggeram. Bagi banyak orang tua, ini bisa menimbulkan kekhawatiran: apakah ini wajar? Apakah ini tanda bayi merasa tidak nyaman atau sakit?
Tapi tenang, AyBun. Dalam artikel ini kita akan membahas secara mendalam kenapa bayi sering ngulet, kapan hal ini normal, dan kapan AyBun perlu lebih waspada. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
<h2>Mengapa Bayi Sering Ngulet?</h2>
Ngulet atau menggeliat adalah bagian dari proses perkembangan alami bayi. Sejak dalam kandungan, bayi sudah mulai melakukan gerakan-gerakan spontan yang menstimulasi otot dan sistem sarafnya. Ketika lahir, gerakan ini tetap terjadi karena beberapa alasan penting:
<h3>1. Merangsang Fungsi Tubuh Bayi</h3>
Saat bayi ngulet, mereka sebenarnya sedang membantu tubuhnya melakukan fungsi-fungsi penting seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Melancarkan pencernaan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengeluarkan gas dari perut</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Merangsang pergerakan usus agar BAB lebih mudah</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Melenturkan otot-otot yang kaku pasca kelahiran</li>
</ul>
Bayi belum bisa duduk, berdiri, atau berjalan, jadi ngulet adalah salah satu cara mereka membantu tubuhnya berfungsi optimal.
<h3>2. Adaptasi Otot dan Sendi Setelah Lahir</h3>
Saat proses persalinan, bayi bisa mengalami tekanan pada bagian tubuh tertentu, seperti leher atau kepala. Hal ini bisa membuat otot menjadi kaku. Ngulet menjadi cara alami bayi untuk "meregangkan" bagian tubuh tersebut, mirip seperti kita melakukan stretching saat bangun tidur.
<h3>3. Tanda Bahwa Bayi Sedang Nyaman (Atau Tidak Nyaman)</h3>
Menurut Dr. J. Evans, seorang dokter osteopatik, ada dua panduan penting dalam menilai ngulet bayi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jika bayi tampak senang dan tenang saat ngulet, maka itu bagian dari perkembangan normal.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jika bayi menangis dan terlihat kesakitan, bisa jadi ada masalah seperti gas yang terperangkap, konstipasi, atau refluks. </li>
</ul>
<h2>Ngulet dan Masalah Pencernaan</h2>
Masalah pencernaan adalah penyebab paling umum kenapa bayi sering ngulet, terutama disertai tangisan, mengerutkan wajah, atau mengangkat lutut ke dada. Beberapa kondisi yang bisa menjadi pemicunya antara lain:
<h3>1. Gas dan Kembung</h3>
Bayi yang baru lahir sering menelan udara saat menyusu. Jika udara ini tidak segera keluar sebagai sendawa, bisa menyebabkan kembung. Bayi akan mencoba mengeluarkan gas ini dengan menggeliat dan mengangkat kakinya.
<h3>2. Refluks atau Kolik</h3>
Bayi dengan refluks akan merasa tidak nyaman karena isi lambung naik ke kerongkongan. Gejalanya bisa meliputi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sering ngulet sambil melengkungkan punggung ke belakang</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menangis keras, terutama setelah makan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Groaning atau mengerang dalam waktu lama</li>
</ul>
Kolik juga menyebabkan bayi rewel dan menangis lama tanpa sebab jelas. Ngulet bisa menjadi ekspresi ketidaknyamanan akibat tekanan di perut.
<h2>Tanda-tanda Ngulet yang Perlu Diwaspadai</h2>
Ngulet biasanya tidak berbahaya, tapi AyBun harus waspada jika melihat tanda-tanda berikut:
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
Tanda
</td>
<td>
Penjelasan
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Bayi menangis terus saat ngulet
</td>
<td>
Bisa jadi ada nyeri atau gangguan pencernaan
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Tidak bisa tidur nyenyak dan selalu gelisah
</td>
<td>
Tanda adanya ketidaknyamanan
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Ngulet disertai demam atau tidak mau menyusu
</td>
<td>
Harus segera diperiksakan ke dokter
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Bayi tidak BAB atau buang angin selama lebih dari 1 hari
</td>
<td>
Bisa jadi konstipasi atau obstruksi usus ringan
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>Manfaat Membantu Bayi Ngulet</h2>
Tahukah AyBun? Membantu bayi melakukan gerakan stretching bisa sangat bermanfaat! Dengan bimbingan dan teknik yang benar, ini bisa membantu:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Meredakan nyeri perut karena gas</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Melancarkan BAB</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mencegah kepala peyang (flat head syndrome)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menenangkan bayi yang sedang rewel</li>
</ul>
AyBun bisa belajar teknik stretching bayi yang aman melalui video tutorial. Dengan cara ini, AyBun bisa membantu si Kecil merasa lebih nyaman setiap hari.
<h2>Kapan Harus ke Dokter?</h2>
Jika ngulet disertai dengan gejala berikut, sebaiknya segera periksakan bayi ke dokter:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi sangat lemas, tidak aktif</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak mau menyusu sama sekali</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Demam tinggi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak pipis dalam 6-8 jam</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menangis terus-menerus lebih dari 3 jam sehari selama lebih dari 3 hari berturut-turut</li>
</ul>
Ingat, menangis itu normal, tapi bayi yang diam, lemah, dan tidak responsif justru lebih mengkhawatirkan.
<h2>Kesimpulan</h2>
Ngulet adalah bagian alami dari pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tapi sebagai orang tua, penting untuk memahami kapan gerakan ini merupakan tanda bahwa si Kecil sedang merasa tidak nyaman.
Dengan memahami penyebab umum bayi sering ngulet, seperti pencernaan yang belum sempurna, gas, hingga kolik, AyBun bisa mengambil langkah yang tepat untuk membantu. Apalagi dengan teknik stretching yang tepat, banyak masalah bisa dicegah dan diredakan di rumah.
Tetap peka terhadap tanda-tanda yang menunjukkan bayi benar-benar sakit, dan jangan ragu untuk meminta bantuan medis saat dibutuhkan. Karena pada akhirnya, kesehatan dan kenyamanan si Kecil adalah prioritas utama.

Kenapa Bayi Sering Ngulet? Ini yang Perlu AyBun Ketahui!

Mengenal penyakit kuning pada bayi, penyebab, gejala, dan penanganannya. Temukan informasi penting untuk Ayah dan Bunda agar si kecil tetap sehat!

Kondisi kuning adalah kondisi yang sering terjadi pada <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1865">bayi baru lahir</a>. Hal ini ditandai dengan warna kuning pada kulit dan bagian putih mata bayi.&nbsp;
Penyakit kuning disebabkan oleh penumpukan bilirubin dalam darah bayi, yang terjadi karena hati bayi belum sepenuhnya berkembang untuk mengeluarkan bilirubin dengan baik.
<h2>Mengenal Lebih Dalam Kondisi Kuning Pada Bayi</h2>
Kondisi kuning terjadi ketika kadar bilirubin dalam darah bayi meningkat dari kadar normal. Bilirubin dihasilkan saat tubuh menghancurkan sel darah merah yang sudah tua. Hati seharusnya menyaring bilirubin dan mengeluarkannya melalui tinja dan urin.
Jika hati bayi belum berkembang dengan baik, bilirubin bisa menumpuk. Kebanyakan bayi mengalami penyakit kuning dalam beberapa hari pertama setelah lahir, karena hati mereka membutuhkan waktu untuk mulai berfungsi dengan baik.
Namun, jangan khawatir! Kondisi kuning sangat umum dan biasanya tidak berbahaya. Sebagian besar kasus akan membaik dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu.&nbsp;
Meskipun begitu, penting untuk memeriksakan bayi ke dokter agar kondisi ini dapat diatasi dengan tepat.
<h2>Seberapa Umum Kondisi Kuning pada Bayi?</h2>
Kondisi kuning sangat umum terjadi pada bayi baru lahir. Diperkirakan, sekitar 60% bayi cukup bulan mengalami kuning dalam minggu pertama kehidupannya. Angka ini bahkan bisa mencapai 80% pada bayi prematur.
<h2>Faktor Risiko Kondisi Kuning</h2>
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan kemungkinan bayi mengalami kuning, seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1"><a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1085">Kelahiran prematur</a></li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Riwayat kondisi kuning pada anak sebelumnya</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jenis kelamin laki-laki</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Keturunan Asia</li>
</ul>
<h2>Bagaimana Diagnosa Kondisi Kuning?</h2>
Dokter akan memeriksa tanda-tanda penyakit kuning pada bayi AyBun saat persalinan di rumah sakit. Kadar bilirubin biasanya mencapai puncaknya saat bayi berusia tiga hingga lima hari. Oleh karena itu, pemeriksaan lanjutan oleh dokter dalam rentang waktu ini sangat penting.
Dokter dapat memperkirakan kadar bilirubin dengan menggunakan alat yang ditempelkan di kepala bayi.&nbsp;
Jika kadar bilirubin terdeteksi tinggi, dokter akan melakukan tes darah untuk konfirmasi. Tes ini hanya mengambil sedikit darah dari tumit bayi.
Baca Juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1728">Bayi Kuning, Kenali Penyebab &amp; Cara Mengobatinya</a>
<h2>Kadar Bilirubin dan Usia Bayi</h2>
Berikut adalah panduan mengenai kadar bilirubin tinggi yang perlu diperhatikan berdasarkan usia bayi:
<table>
<tbody>
<tr>
<td>
Kadar Bilirubin (mg/dL)
</td>
<td>
Usia Bayi
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Di atas 10
</td>
<td>
Kurang dari 24 jam
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Di atas 15
</td>
<td>
24 hingga 48 jam
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Di atas 18
</td>
<td>
49 hingga 72 jam
</td>
</tr>
<tr>
<td>
Di atas 20
</td>
<td>
Lebih dari 72 jam
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>Bagaimana Penanganan untuk Penyakit Kuning?</h2>
Kebanyakan bayi dengan kuning ringan tidak memerlukan pengobatan khusus. Kondisi ini akan membaik dengan sendirinya saat hati bayi berkembang, biasanya dalam waktu satu hingga dua minggu.&nbsp;
Memberi minum bayi dengan sering (10 hingga 12 kali sehari) dapat membantu mempercepat pengeluaran bilirubin melalui tinja.
Namun, jika kadar bilirubin bayi tinggi atau terus meningkat, dokter mungkin akan merekomendasikan fototerapi.&nbsp;
Dalam prosedur ini, bayi akan ditempatkan di bawah lampu biru khusus dengan hanya mengenakan popok dan penutup mata untuk melindungi matanya.&nbsp;
Terapi ini membantu mengeluarkan bilirubin berlebih ke tinja dan urin. Prosedur ini dilakukan sampai kadar bilirubin bayi mencapai kadar aman. Jika kadar bilirubin tidak terlalu tinggi, tidak perlu dilakukan fototerapi khusus.&nbsp;
Dalam kasus yang sangat jarang, jika fototerapi tidak efektif, dokter mungkin akan merekomendasikan transfusi tukar, yaitu mengganti sebagian darah bayi dengan darah donor yang segar.
<h2>Kesimpulan</h2>
Penting bagi Ayah dan Bunda untuk memahami kondisi kuning pada bayi demi menjaga kesehatan si kecil.&nbsp;
Selalu konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut dan tindakan yang diperlukan jika bayi menunjukkan tanda-tanda kondisi kuning.&nbsp;
Dengan penanganan yang tepat, penyakit kuning biasanya tidak menimbulkan masalah serius dan bayi akan tumbuh sehat.