Ayah Bunda menginginkan anak yang berani dan percaya diri? Tentunya karakter tersebut dipersiapkan supaya si Kecil siap menghadapi masa depannya. Lalu, apa sih makna berani dan percaya diri, serta bagaimana cara melatih supaya ia berani dan percaya diri? Yuk, simak selengkapnya pada artikel di bawah ini! Melatih Anak Menjadi Pemberani

Kesehatan Anak

Ayah Bunda menginginkan anak yang berani dan percaya diri? Tentunya karakter tersebut dipersiapkan supaya si Kecil siap menghadapi masa depannya. Lalu, apa sih makna berani dan percaya diri, serta bagaimana cara melatih supaya ia berani dan percaya diri? 
Yuk, simak selengkapnya pada artikel di bawah ini!
<h3>Melatih Anak Menjadi Pemberani</h3>
Berani adalah sikap saat menghadapi tantangan, ancaman, atau kesulitan apapun. Hal ini melibatkan penilaian terhadap suatu tujuan atau keyakinan dan bertindak atas dasar tujuan tertentu. Yang perlu diingat menjadi pemberani ini utamanya adalah menghadapi, bukan menghindari rasa takut.
Ada tiga jenis keberanian (seseorang mungkin memiliki salah satu dari ini atau kombinasinya):
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Keberanian fisik merupakab keberanian yang berkaitan dengan aktivitas fisik beresiko, misalnya petugas pemadam kebakaran.&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Keberanian psikologis adalah keberanian menghadapi ancaman terhadap kesejahteraan dalam diri (misalnya menghadapi aspek menyakitkan dari diri sendiri)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Keberanian moral yaitu keberanian untuk melindungi, membela orang lain dan kelompok, dalam berbagai situasi sosial yang sulit. (misalnya, menyuarakan apa yang benar, meskipun pendapat tersebut merugikan suatu kelompok)</li>
</ul>
<h3>Pentingnya Berani pada si Kecil</h3>
Menurut beberapa penelitian manfaat melatih membantu meningkatkan kepercayaan diri anak. Ketika anak merasa mampu mengatasi kesulitan dan takut, mereka akan memiliki kepercayaan diri yang lebih besar dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Selanjutnya anak-anak yang pemberani cenderung lebih mandiri. Mereka tidak cemas dan tidak takut mencoba hal-hal baru atau berjuang melawan rintangan, yang membantu mereka menjadi individu yang lebih mandiri.
Selain itu, anak-anak yang pemberani lebih mampu menghadapi kegagalan dan kembali bangkit. Mereka belajar bahwa kegagalan adalah bagian dari proses, dan mereka memiliki kemampuan untuk mengatasinya.
Dan tentunya dengan sikap Berani anak memiliki kreativitas lebih, karena hal tersebut merangsang imajinasi dan kreativitas anak. Mereka merasa lebih bebas untuk bereksperimen dan mencoba hal-hal baru, yang berkontribusi pada perkembangan kreativitas mereka.
<h3>Cara Melatih Anak Menjadi Berani dan Percaya Diri</h3>
Ayah Bunda bisa mengenalkan anak dengan sikap Berani melalui beberapa cara, misalnya dengan membacakan buku ilustrasi anak yang bercerita tentang Keberanian hingga mempraktikan langsung di kehidupan sehari-hari.
<h3>1. Baca Buku Tentang Keberanian</h3>
Buku-buku anak tentang keberanian dapat menjadi sumber inspirasi yang hebat. Bacalah buku cerita COURAGE dari Tentang Anak yang dapat memberikan contoh bagi si Kecil, cara menjadi anak yang pemberani dalam situasi apapun.
AyBun bisa dapatkan buku tersebut di aplikasi Tentang Anak dengan klik di bawah artikel ini, atau beli di <a href="https://www.tokopedia.com/tentanganakofficial">e-commerce</a> kesayangan!
<h3>2. Berikan Dukungan Emosional</h3>
Selanjutnya, setelah sudah mengilustrasi dan bercerita melalui buku, pastikan anak tahu bahwa Ayah Bunda selalu ada di samping mereka, siap memberikan dukungan dan pengertian ketika mereka merasa takut atau cemas.
<h3>3. Biarkan Anak Mencoba Hal Baru</h3>
Dorong anak untuk mencoba hal-hal baru, bahkan jika mereka merasa takut atau ragu. Ini bisa termasuk kegiatan bermain, belajar, atau aktivitas yang belum pernah mereka mainkan sebelumnya.
<h3>4. Beri Anak Tanggung Jawab</h3>
Memberikan anak tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka dapat membantu mereka merasa lebih pemberani. Misalnya, biarkan mereka merawat hewan peliharaan kecil atau memberi mereka tanggung jawab dalam pekerjaan rumah tangga.
Orang tua memiliki peran kunci dalam melatih anak-anak mereka menjadi pemberani dengan memberikan dukungan, contoh, dan kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Dengan panduan dan perhatian yang tepat, Ayah Bunda dapat membantu anak-anak Ayah Bunda menjadi pribadi yang lebih pemberani dan siap untuk menghadapi dunia dengan kepercayaan diri.&nbsp;
Selain itu, AyBun bisa menemukan ide-ide seru tentang melatih keberanian anak di menu STIMULASI pada aplikasi Tentang Anak! Buruan unduh aplikasinya dan gunakan sekarang!
Foto: Freepik
Sumber:&nbsp;
https://www.researchgate.net/profile/Neriman-Aral/publication/357399203_An_investigation_of_preschool_children%27s_creativity_in_terms_of_their_courage_value_and_competition/links/64217b09315dfb4cceb2097d/An-investigation-of-preschool-childrens-creativity-in-terms-of-their-courage-value-and-competition.pdf&nbsp;
https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/17405629.2020.1822161?scroll=top&amp;needAccess=true

Manfaat dan Tips Melatih Anak Jadi Percaya Diri

Kapan bayi bisa tengkurap? AyBun mungkin penasaran soal salah satu perkembangan si Kecil ini. Yuk, cek penjelasannya di sini!

<a href="https://tentanganak.com/artikel/perkembangan-bayi-4-bulan-tengkurap-hingga-angkat-kepala/">Perkembangan bayi </a>adalah proses luar biasa yang melibatkan banyak tahap perkembangan. Salah satu momen penting adalah saat bayi mulai bisa tengkurap dan mengangkat kepala.&nbsp;
Kemampuan ini sangat berharga karena membantu menguatkan otot leher, punggung, dan lengan sebagai dasar perkembangan motorik lainnya. Namun, kapan tepatnya bayi memulai kemampuan ini, dan bagaimana AyBun dapat membantu? Yuk, simak penjelasannya!
<h2>Usia Kapan Bayi Bisa Tengkurap dan Mengangkat Kepala</h2>
<h3>1. Mengangkat Kepala</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">0&ndash;2 Bulan:</li>
</ul>
Sejak lahir, bayi hanya memiliki kontrol kepala yang sangat terbatas. Dalam posisi tengkurap, mereka mulai mencoba mengangkat kepala meskipun hanya sesaat. Hal ini menjadi latihan alami untuk memperkuat otot leher.
Pada usia 6&ndash;8 minggu, beberapa bayi yang kuat dan terkoordinasi bisa mencoba mengangkat kepala saat berbaring telentang.
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">3&ndash;4 Bulan:</li>
</ul>
Bayi biasanya bisa mengangkat kepala hingga 45&ndash;90 derajat saat tummy time. Pada usia ini, mereka juga mulai melakukan "mini push-up," yakni mengangkat kepala dan dada dengan bertumpu pada lengan.
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">5&ndash;6 Bulan:</li>
</ul>
Pada usia ini, bayi memiliki kontrol kepala yang stabil. Saat ditarik ke posisi duduk, mereka dapat membawa kepala ke depan tanpa bantuan.
<h3>2. Tengkurap</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">3&ndash;4 Bulan:</li>
</ul>
Bayi biasanya mulai berguling dari tengkurap ke telentang terlebih dahulu karena posisi ini lebih mudah dilakukan.
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">5&ndash;6 Bulan:</li>
</ul>
Pada usia ini, bayi mulai belajar berguling dari terlentang ke tengkurap, yang membutuhkan koordinasi otot lebih baik. Aktivitas ini juga mempersiapkan mereka untuk duduk, merangkak, dan aktivitas motorik lainnya.
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/perkembangan-motorik-berdasarkan-usia/">Perkembangan Motorik Bayi Berdasarkan Usia: Normal VS Red Flag</a>
<h2>Cara Mendukung Bayi Belajar Tengkurap dan Mengangkat Kepala</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/67517894-83a3a067-e968-4295-9027-d0de7d2792ef.jpg" />
Memberikan dukungan yang tepat dapat membantu bayi mencapai tahap ini lebih optimal. Berikut beberapa cara sederhana untuk membantu:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rutin Lakukan Tummy Time</li>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Mulailah tummy time sejak bayi baru lahir, dengan durasi 1&ndash;2 menit beberapa kali sehari. Tummy time membantu menguatkan otot leher, bahu, dan punggung.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Secara bertahap tingkatkan durasinya menjadi 3&ndash;5 menit saat bayi mulai nyaman. Pastikan bayi dalam keadaan terjaga dan diawasi dengan baik.</li>
</ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gunakan Mainan sebagai Stimulasi</li>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Letakkan mainan warna-warni atau cermin di depan bayi saat tummy time untuk menarik perhatiannya. Ini mendorong bayi mengangkat kepala dan meningkatkan kekuatan ototnya.</li>
</ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Beri Variasi Posisi Duduk</li>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Ketika bayi mulai memiliki kontrol kepala yang lebih baik (usia 3&ndash;6 bulan),&nbsp;<a href="https://tentanganak.com/artikel/cara-stimulasi-yang-tepat-agar-bayi-cepat-duduk-dan-merangkak/"> bantu mereka duduk </a>dengan sandaran, seperti bantal atau pangkuan AyBun. Pastikan posisinya aman dan stabil.</li>
</ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kurangi Penggunaan Alat Penyangga Terlalu Lama</li>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Hindari membiarkan bayi terlalu lama di kursi bayi, stroller, atau car seat karena dapat menghambat waktu mereka melatih otot tubuh.</li>
</ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berikan Dukungan Positif</li>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Berikan pujian, senyuman, atau tepuk tangan saat bayi berhasil mengangkat kepala atau mencoba berguling. Dukungan emosional ini dapat meningkatkan rasa percaya diri bayi untuk terus mencoba.</li>
</ul>
</ol>
<h2>Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?</h2>
Setiap bayi berkembang pada kecepatan yang berbeda, tetapi jika AyBun melihat tanda-tanda berikut, konsultasikan dengan dokter:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi belum dapat mengangkat kepala dengan baik pada usia 4 bulan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi tidak menunjukkan usaha untuk berguling atau tengkurap pada usia 6 bulan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perkembangan bayi tampak jauh tertinggal dibandingkan dengan tonggak perkembangan umumnya.</li>
</ul>
Beberapa bayi, terutama yang lahir prematur, mungkin mencapai tahap perkembangan ini sedikit lebih lambat, tetapi evaluasi medis dapat membantu memastikan bahwa pertumbuhannya tetap sehat.
<h2>Manfaat Mengangkat Kepala dan Tengkurap untuk Bayi</h2>
Kemampuan mengangkat kepala dan tengkurap tidak hanya penting untuk perkembangan motorik, tetapi juga memberikan banyak manfaat lain, seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menguatkan otot leher dan bahu: Ini adalah dasar untuk keterampilan duduk, merangkak, hingga berjalan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengembangkan koordinasi tangan-mata: Saat bayi mengangkat kepala untuk melihat mainan, mereka mulai belajar mengoordinasikan penglihatan dengan gerakan tubuh.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengurangi risiko flat head syndrome: Waktu bermain di lantai dapat mencegah&nbsp;<a href="https://tentanganak.com/artikel/bentuk-kepala-bayi-normal-sejumlah-kelainan-yang-perlu-diwaspadai/"> kepala bayi </a>menjadi datar akibat terlalu sering berbaring telentang.</li>
</ul>
Baca Juga:<a href="https://tentanganak.com/artikel/skincare-anak/"> 12 Rekomendasi Skincare Anak dan Bayi Terbaru 2024, Aman untuk Kulit Sensitif</a>
<h2>Kesimpulan</h2>
Mengangkat kepala dan tengkurap adalah tahap perkembangan penting yang terjadi bertahap sesuai usia bayi. AyBun dapat membantu bayi mencapai keterampilan ini dengan menyediakan stimulasi yang tepat melalui tummy time, mainan, dan latihan duduk.
Jika ada kekhawatiran mengenai perkembangan bayi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Dengan dukungan dan perhatian yang konsisten, <a href="https://tentanganak.com/artikel/milestone-perkembangan-anak/">bayi akan tumbuh dan berkembang</a> dengan optimal.&nbsp;
Nikmati setiap momen kecil dalam perjalanan pertumbuhan si kecil, karena setiap langkah kecil adalah awal dari pencapaian besar!

Kapan Bayi Bisa Tengkurap dan Mengangkat Kepala?

Masa pertumbuhan si Kecil diperlukan adanya asupan protein yang dan zat besi cukup, tapi terkadang untuk memenuhi tersebut terdapat harga daging yang mahal. Lalu, apa ya alternatif daging? Yuk, baca cari tahu di sini!

Psikologi Anak

Parenting

Memiliki lebih dari satu anak memang sebuah anugerah yang sangat membahagiakan, terlebih ketika hadirnya kakak dan adik membuat Ayah Bunda semakin belajar bagaimana menjadi orang tua. Sebagian dari orang tua memilih jarak yang jauh antara anak pertama dan kedua, tapi apa benar demikian? Nah, kenali dulu yuk berapa jarak ideal jika ingin adanya kehadiran adik bagi anak.
Jarak usia yang dekat memang bisa saja membuat anak-anak tumbuh bersama dan saling bonding satu sama lain, tapi jika terlalu lama pun akan ada risiko kesehatannya nah Ayah Bunda perlu tahu detailnya seperti di bawah ini:
<h3>Jika jarak kelahiran dekat kurang dari 2 tahun</h3>
Pro:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak-anak cenderung akrab dan sering bermain bersama dapat memperkuat bonding antar adik dan kakak</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jika Bunda cuti hamil, waktu dapat dihabiskan untuk bonding dengan anak pertama</li>
</ul>
Kontra:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Risiko komplikasi persalinan meningkat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengasuh bayi sembari mengandung dapat sangat melelahkan&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Biaya yang dikeluarkan cenderung lebih banyak apabila belum memiliki barang &lsquo;warisan&rsquo; dari anak sebelumnya</li>
</ul>
<h3>Jarak kelahiran 2-4 tahun</h3>
Pro:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kondisi fisik dan batin Ayah Bunda cenderung sudah lebih stabil</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Lebih hemat terkait adanya barang &lsquo;warisan&rsquo; dari anak pertama</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak pertama sudah lebih mengerti mengenai situasi, terutama apabila diberi penjelasan</li>
</ul>
Kontra:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak pertama terbiasa nyaman sendiri</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak akan memiliki perbedaan minat terkait berada pada fase yang berbeda</li>
</ul>
<h3>Jarak kelahiran lebih dari 4 tahun</h3>
Pro:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memiliki lebih banyak waktu untuk mengurus bayi karena anak pertama sudah lebih mandiri</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kehadiran bayi mungil menghadirkan suasana baru&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak pertama dapat membantu AyBun mengurus anak kedua</li>
</ul>
Kontra:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Risiko masalah kesehatan saat kehamilan maupun persalinan lebih tinggi, terutama terkait usia ibu</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">AyBun perlu belajar dan beradaptasi lagi mengenai cara mengasuh anak</li>
</ul>
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO merekomendasikan untuk menunggu paling tidak 24 bulan antar jarak kehamilan untuk mengurangi risiko kematian ibu dan anak.
Berapapun keputusan jarak usia kehamilan, AyBun perlu memastikan:
<ol>
<li> Kondisi kesehatan Bunda paska kelahiran anak pertama sudah pulih atau kembali stabil</li>
<li> Sudah melakukan perencanaan keuangan keluarga</li>
<li> Semua kebutuhan nutrisi Bunda dan anggota keluarga tercukupi</li>
<li> Persiapan yang matang untuk menyambut kelahiran anak selanjutnya</li>
</ol>
Selain itu penting untuk Ayah Bunda meningkatkan kemampuan mengelola emosi untuk menjaga kualitas hubungan baik dengan pasangan, anak maupun orang lain. Melakukan sounding pada anak pertama tentang kehadiran adik dalam membantu anak bersiap menyambut anggota baru di keluarga. Mengalokasikan quality time rutin dengan anak pertama supaya anak tetap merasa dikasihi dan mengurangi risiko terjadinya sibling rivalry. 
Memang di satu sisi usia antara anak-anak yang dekat ataupun jauh tetap membutuhkan Ayah Bunda kembali menyiapkan mental dan materiil. Namun, Ayah Bunda setidaknya bisa mempersiapkan. Jadi gimana nih Ayah Bunda si Kecil memiliki jarak usia berapa? Atau Ayah Bunda berencana memiliki anak dengan jarak berapa tahun?&nbsp;
Masih kewalahan mengasuh anak-anak di rumah? Yuk, tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari para Ahli tepercaya hanya di aplikasi Tentang Anak, solusi parenting&nbsp;terlengkap, unduh sekarang!
Foto: Tentang Anak Photostock
Sumber:
https://www.nct.org.uk/pregnancy/having-another-baby/whats-best-age-gap-between-siblings
https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/photo-stories/planning-a-second-baby-this-is-the-ideal-gap-you-must-maintain/photostory/62444551.cms?picid=62444609

Ini Jarak Usia Ideal Kakak dan Adik

Fase "tidak" adalah salah satu tahap perkembangan yang umum dialami oleh anak-anak, terutama pada masa toddler. Meskipun bisa menjadi tantangan bagi orang tua, penting untuk memahami mengapa anak-anak melalui fase ini dan bagaimana cara menghadapinya dengan bijaksana.&nbsp;

<div class="w-full text-token-text-primary" data-testid="conversation-turn-66">
<div class="px-4 py-2 justify-center text-base md:gap-6 m-auto">
<div class="flex flex-1 text-base mx-auto gap-3 md:px-5 lg:px-1 xl:px-5 md:max-w-3xl lg:max-w-[40rem] xl:max-w-[48rem] group">
<div class="relative flex w-full flex-col agent-turn">
<div class="flex-col gap-1 md:gap-3">
<div class="flex flex-grow flex-col max-w-full">
<div class="min-h-[20px] text-message flex flex-col items-start gap-3 whitespace-pre-wrap break-words [.text-message+&amp;]:mt-5 overflow-x-auto" data-message-author-role="assistant" data-message-id="6416963a-eddc-48d2-90ae-14e59bcf8c44">
<div class="markdown prose w-full break-words dark:prose-invert light">
Fase "tidak" adalah salah satu tahap perkembangan yang umum dialami oleh anak-anak, terutama pada masa toddler. Meskipun bisa menjadi tantangan bagi orang tua, penting untuk memahami mengapa anak-anak melalui fase ini dan bagaimana cara menghadapinya dengan bijaksana.
Artikel ini akan membahas mengapa fase "tidak" pada anak begitu penting dan memberikan tips tentang cara menghadapi anak yang sering bilang "tidak".
<h3>Pentingnya Fase "Tidak" pada Anak</h3>
Fase "tidak" adalah bagian alami dari perkembangan anak dan sebenarnya memiliki beberapa manfaat penting:
<ol>
<li>
Ekspresi Diri: Melalui kata "tidak", anak belajar untuk menyatakan keinginan dan preferensi mereka sendiri. Ini adalah langkah penting dalam pengembangan kemandirian dan identitas.
</li>
<li>
Pengujian Batas: Dengan mengatakan "tidak", anak-anak mencoba memahami batasan dan kewenangan mereka dalam lingkungan sekitar. Ini adalah cara mereka bereksperimen dengan otonomi dan kontrol.
</li>
<li>
Kemampuan Berkomunikasi: Fase "tidak" juga merupakan tahap dalam pengembangan keterampilan berkomunikasi. Anak-anak belajar bagaimana menyampaikan ketidaksetujuan atau ketidaknyamanan mereka.
</li>
</ol>
<h3>Cara Menghadapi Anak yang Sering Mengatakan "Tidak"</h3>
<ol>
<li>
Pilih Pertempuran: Terkadang, lebih baik untuk memilih pertempuran mana yang akan dihadapi. Jika permintaan anak tidak terlalu penting atau tidak membahayakan, Anda bisa memilih untuk membiarkannya.
</li>
<li>
Berikan Pilihan: Memberikan pilihan kepada anak dapat membantu mereka merasa lebih memiliki kontrol atas situasi. Misalnya, daripada bertanya, "Apakah kamu ingin mandi sekarang?" cobalah, "Apakah kamu ingin mandi sekarang atau setelah bermain sebentar lagi?"
</li>
<li>
Beri Pemahaman: Berbicara dengan tenang dan jelas kepada anak tentang mengapa sesuatu perlu dilakukan dapat membantu mereka memahami pentingnya tindakan tersebut. Misalnya, "Kita perlu pergi sekarang karena ada janji dengan dokter untuk memeriksa kesehatanmu."
</li>
<li>
Tetap Konsisten: Konsistensi adalah kunci dalam mengatasi fase "tidak". Jika Anda membiarkan anak mendapat jalan dengan mengatakan "tidak" terus-menerus, mereka mungkin akan terus menggunakan strategi tersebut.
</li>
<li>
Berikan Pujian: Ketika anak mengikuti arahan atau berperilaku dengan baik, berikan pujian dan penghargaan. Ini akan memperkuat perilaku positif dan membantu mengurangi kecenderungan untuk terus mengatakan "tidak".
</li>
<li>
Berikan Perhatian: Terkadang, perilaku "tidak" bisa menjadi panggilan perhatian. Pastikan Anda menyediakan waktu khusus untuk berinteraksi dengan anak, memberikan perhatian dan kasih sayang yang mereka butuhkan.
</li>
</ol>
<h3>Kesimpulan</h3>
Fase "tidak" adalah bagian alami dari perkembangan anak dan penting untuk dipahami oleh orang tua. Sementara bisa menjadi tantangan, fase ini juga merupakan peluang untuk anak memahami diri mereka sendiri, memperkuat keterampilan komunikasi, dan belajar memahami batasan.
Dengan menggunakan strategi yang tepat, orang tua dapat membantu anak mengatasi fase ini dengan baik, memperkuat hubungan orang tua-anak, dan menciptakan lingkungan yang positif untuk pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Foto: Freepik
Sumber: Yanek, D. 2021. Why your toddler&rsquo;s &ldquo;no!&rdquo; phase is so important (and how to survive it). Today's Parent
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>
</div>

Cara Menghadapi Anak yang Sering Bilang "Tidak": Kenali Fasenya

Anak yang mulai menatap mata Ayah Bunda mungkin terdengar sederhana, tetapi tahukah Ayah Bunda ini merupakan hal penting untuk awal si Kecil berkomunikasi dan melatih kemampuan bahasa sejak bayi.

Perkembangan

Setiap orang tua tentunya ingin menjalin ikatan yang kuat dengan si Kecil. Namun, anak yang masih berusia di bawah dua tahun atau bayi tentu saja belum sepenuhnya mengerti kalimat yang dilontarkan Ayah Bundanya sehingga salah satu cara untuk membangun ikatan antara Ayah Bunda dan anak yaitu kontak mata.
Meski terdengar sederhana, melakukan kontak mata dengan bayi merupakan hal penting, ini karena kemampuan anak berbicara dapat distimulasi sejak janin di dalam kandungan Bunda. Tahukah AyBun, bayi yang berusia di bawah 4 bulan lebih suka menatap mata AyBun dan mulai lebih tertarik menatap gerakan mulut setelah usia 4-8 bulan.
Bukan hanya itu, kontak mata dengan bayi penting untuk proses babbling (mengoceh) seperti mamama, papapa, dadada. Lalu, apa yang bisa dilakukan agar kemampuan bahasa anak optimal?
<h2>3 Cara Optimalkan Kontak Mata dengan Bayi</h2>
<h3>1. Menarik perhatian anak sebelum berbicara&nbsp;</h3>
Membuat anak tertarik dengan apa yang akan Ayah Bunda katakan dapat melakukan tiga hal di bawah ini, misalnya:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memanggil namanya</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memperlihatkan mainan yang menarik</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menepuk pundaknya</li>
</ul>
<h3>2. Tatap mata anak pada level pandangan sama dan jarak dekat saat berbicara&nbsp;</h3>
Memandang dengan jarak dekat dan level yang setara akan memudahkan anak belajar untuk meniru dan cara pengucapan yang benar.
<h3>3. Hindari menstimulasi kemampuan bicara anak di ruangan yang banyak distraksi</h3>
Poin ketiga ini biasanya disepelekan oleh Ayah Bunda, tetapi suasana ruangan yang penuh distraksi atau bahkan bising dapat mengganggu fokus anak, misalnya:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak terpasang suara TV, radio, atau musik</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jangan terlalu banyak mainan di sekitarnya</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">AyBun tidak melakukan kegiatan lain seperti bermain gadget&nbsp;</li>
</ul>
Ayah Bunda perlu waspada bila bayi enggan menatap mata di usia lebih dari 6 bulan memungkinkan adanya masalah perkembangan yang harus segera diteliti lebih lanjut. 
Bayi mungkin enggan menatap wajah Ayah Bunda saat sedang emosional misalnya saat ia sedih, takut, atau marah. Namun, jika ia tetap enggan menatap wajah Ayah Bunda /lawan bicara lainnya padahal tidak sedang emosional, silakan segera konsultasikan ke dokter ya!
Foto: Pexels
Sumber:
Bastianello T, Keren-Portnoy T, Majorano M, Vihman M. Infant looking preferences towards dynamic faces: a systematic review. Infant Behav Dev. 2022;67:101709.&nbsp;
Jones W, Klin A. Attention to eyes is present but in decline in 2&ndash;6-month-old infants later diagnosed with autism. Nature. 2013;504:427-31

3 Cara Ampuh Kontak Mata dengan Bayi untuk Cegah Terlambat Bicara

Pelajari cara menanamkan empati pada anak untuk mencegah perilaku perundungan. Temukan strategi efektif seperti diskusi perasaan, permainan peran, dan membaca cerita yang dapat membantu anak lebih memahami dan menghormati perasaan orang lain.

Perundungan, baik di dunia nyata maupun online, masih sering terjadi di kalangan anak-anak. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi perilaku ini, penelitian menunjukkan bahwa pelaku bullying biasanya memiliki tingkat empati yang rendah.&nbsp;
Ketidakmampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain dapat membuat mereka acuh tak acuh dan meningkatkan risiko terjadinya perundungan.
<h2>Mengapa Empati Penting?</h2>
Menurut Profesor Psikologi Karina Schumann dari Universitas Pittsburgh, empati adalah kunci untuk perilaku prososial.&nbsp;
Empati tidak hanya mendorong tindakan positif seperti memaafkan dan berpartisipasi dalam kegiatan sukarela, tetapi juga mengurangi kecenderungan agresi dan penindasan.&nbsp;
Anak yang memiliki empati tinggi cenderung lebih sadar diri dan responsif terhadap perasaan orang lain, yang dapat melindungi mereka dari terlibat dalam bullying.
Empati berfungsi sebagai &ldquo;rem sosial&rdquo; yang membimbing perilaku seseorang di masyarakat.&nbsp;
Tingginya empati memungkinkan anak untuk lebih mudah memahami dan merasakan apa yang dialami orang lain, yang mempengaruhi keputusan mereka berdasarkan nilai moral yang diterima dari lingkungan sekitar.
<h2>Cara Efektif Mengajarkan Empati kepada Anak</h2>
Untuk menanamkan empati pada anak-anak, pertimbangkan strategi berikut:
<h3>1. Diskusikan Perasaan</h3>
Ajak anak berdiskusi tentang perasaan mereka sendiri dan orang lain. Gunakan pertanyaan terbuka seperti,&nbsp;
"Bagaimana perasaanmu jika berada di posisi temanmu yang sedang kesulitan?"&nbsp;
Ajarkan juga anak sedari kecil untuk mengenali ekspresi wajah yang menunjukkan berbagai emosi.
<h3>2. Baca Cerita dan Buku</h3>
Baca buku atau cerita yang membahas tema empati. Cerita tentang pengalaman orang lain membantu anak memahami perspektif yang berbeda.&nbsp;
Buku seperti seri Sikap Baik &ldquo;Empati&rdquo; dari Tentang Anak bisa menjadi pilihan yang baik agar Anak bisa memahami perspektif berbeda pengalaman orang lain.
<h3>3. Berikan Teladan</h3>
Kita semua tahu bahwa anak merupakan peniru ulung. Ketika anak melihat orang tua atau orang dewasa lainnya menunjukkan empati, mereka cenderung meniru dan mempraktikannya.&nbsp;
Oleh sebab itu, tunjukkan perilaku empati dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam interaksi dengan anak.&nbsp;
Misalnya, saat anak menghadapi situasi sulit, hampiri, validasi pengalaman mereka dan tunjukkan bahwa Ayah Bunda hadir untuk mendukung mereka.&nbsp;
<h3>4. Lakukan Permainan Peran</h3>
Gunakan permainan peran untuk membantu anak merasakan perasaan orang lain. Ajak anak berpura-pura menjadi orang lain untuk merasakan perasaan orang tersebut. Hal ini memungkinkan anak melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.&nbsp;
Meskipun anak mungkin belum sepenuhnya memahami, permainan peran dapat memperkenalkan mereka pada konsep empati.
<h3>5. Latihan Mendengarkan</h3>
Latih anak untuk mendengarkan dengan penuh perhatian ketika orang lain berbicara. Hal ini tidak hanya mencakup dengan mendengarkan kata-kata, tetapi juga membaca bahasa tubuh hingga ekspresi wajah.
<h3>6. Ajak Diskusi tentang Perbedaan</h3>
Ajarkan anak untuk menghormati dan merayakan perbedaan. Diskusikan bagaimana perbedaan budaya dan emosional dapat memperkaya kehidupan kita.
Anak akan menjadi lebih bisa memposisikan diri, terhindar dari sifat merundung, dan menganggap semua memiliki hak kebahagiaan yang sama sebagai manusia.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1706">Dampak Buruk Orang Tua Perfeksionis Terhadap Kesehatan Mental Anak</a>
<h2>Kesimpulan</h2>
Dengan mengajarkan empati melalui diskusi perasaan, membaca cerita, memberi teladan, permainan peran, dan latihan mendengarkan, orang tua dapat membantu anak menghindari perilaku agresif.&nbsp;
Menanamkan empati sejak dini tidak hanya melindungi anak dari bullying tetapi juga membentuk mereka menjadi individu yang lebih peka dan bertanggung jawab.
Semoga bermanfaat!

Kenalkan Empati Pada Anak untuk Mencegah Perilaku Perundungan atau Pembully

Jangan anggap sepele perilaku bullying yang dilakukan karenan dapat menyebabkan seseorang sakit hati, atau korban melakukan tindak berbahaya bahkan sampai melakukan kegiatan mengakhiri hidup. Untuk mencegah hal tersebut Ayah Bunda perlu menerapkan pengasuhan yang tidak menerapkan ini, simak selengkapnya!

Tak semua orang memiliki lesung pipi. Tak heran, banyak orang mempertanyakan asal muasal lesung pada pipi ini terbentuk. Apakah ini buatan atau memang ada dari lahir ya, AyBun?
Ada sebagian orang menganggap ini terjadi karena kecacatan pada kulit. Namun, benarkah demikian?
Absen yuk Ayah Bunda siapa yang pernah nempelin cabe ke pipi si Kecil supaya muncul lesung pipi?😆 Foto: I stock
Sumber: https://medlineplus.gov/genetics/understanding/traits/dimples/#:~:text=A%20dimple%20is%20an%20anomaly,get%20older%2C%20their%20dimples%20disappear.

Fakta: Lesung Pipi Ternyata Kelainan yang Tidak Disadari

Investasi saham, reksa dana hingga emas bisa menjadi pilihan bagi Anda yang menginginkan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan inflasi.&nbsp;

Gaya Hidup

Keuangan Keluarga

Bagi sebagian kalangan, saving atau menyimpan uang dengan cara menabung dinilai kurang memberikan imbal hasil yang cukup untuk melawan kenaikan sejumlah harga barang dan jasa atau yang disebut dengan inflasi. Rata-rata imbal hasil investasi mampu melampaui rata-rata angka inflasi Indonesia sebesar 4-8% per tahun, dibandingkan rata-rata bunga tabungan yg hanya sebesar 1-2% per tahun. Tidak heran semakin banyak masyarakat yang memilih untuk berinvestasi untuk melawan inflasi.&nbsp;
Jika Ayah Bunda menjadi salah satu orang yang tertarik untuk mulai berinvestasi, yuk simak artikel ini sebelum memulai.&nbsp;
<h2>Jenis Instrumen Investasi</h2>
Apa saja pilihan investasi yang menguntungkan? Berikut ini bisa menjadi pertimbangan Ayah Bunda untuk memilihnya, namun pastikan sesuai dengan profil risiko AyBun, jangka waktu serta tujuan dari investasinya ya. Supaya keuntungan yang diharapkan bisa terwujud.&nbsp;
<h3>1. Investasi Saham</h3>
Tertarik untuk memiliki sebuah perusahaan terbuka yang memiliki kinerja bagus dan dianggap memiliki masa depan yang cerah? Ayah Bunda bisa berinvestasi dengan membeli saham perusahaan yang diperdagangkan di pasar modal. AyBun bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga saham tersebut atau mendapatkan dividen yang dibayar perusahaan kepada pemilik saham.&nbsp;
Sebagai informasi, harga saham sebuah perusahaan sewaktu-waktu dapat berubah tergantung kondisi perekonomian global &amp; performa perusahaan tersebut. Kenaikan atau penurunan harga bisa terjadi sangat drastis dalam jangka waktu pendek. Jadi, sebelum memutuskan untuk berinvestasi saham pastikan bahwa Anda adalah seorang yang memiliki toleransi risiko yang tinggi &amp; memahami betul cara kerja instrumen ini.
<h3>2. Investasi Obligasi&nbsp;</h3>
Obligasi atau surat utang merupakan instrumen investasi yang bisa memberikan keuntungan dalam jumlah pasti. Kupon dari obligasi bersifat mengikat hingga jatuh tempo, yang artinya investor berhak mendapatkan pembayaran kupon tersebut secara rutin setiap periode tertentu. Selain itu potongan pajak atas keuntungan obligasi juga relatif kecil, sehingga keuntungan bersihnya lebih tinggi dibandingkan deposito. Beberapa jenis obligasi negara yang bisa dipilih antara lain SBR, Sukuk Tabungan, ORI, FR dan sebagainya.
<h3>3. Investasi Reksa dana&nbsp;</h3>
Reksadana merupakan instrumen pasar modal yang pengelolaan investasinya dilakukan oleh perusahaan manajemen investasi. Ayah Bunda tidak perlu repot-repot mengurus portofolio aset investasi karena sudah diracik oleh manajer investasi untuk memberikan keuntungan yang maksimal.
Terdapat beberapa jenis reksa dana yang bisa Ayah Bunda sesuaikan dengan profil risiko. Jika toleransi Anda terhadap risiko tinggi, bisa memilih reksadana saham atau reksadana campuran. Namun, jika toleransi risiko rendah, bisa memilih reksadana obligasi atau pasar uang. Reksa dana memiliki keuntungan antara lain:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">modal relatif kecil</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">memungkinkan investor untuk meminimalkan risiko karena bisa diversifikasi investasi di beberapa instrumen pasar yang berbeda.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">mudah dan fleksibel, karena bisa membeli atau menjual unit reksadana kapan saja melalui aplikasi investasi.&nbsp;</li>
</ul>
<h3>4. Investasi Properti&nbsp;</h3>
Tidak jarang masyarakat berpendapat bahwa harga properti selalu naik dan tidak pernah turun. Salah satu alasannya adalah karena tanah tidak pernah bertambah, dan suatu saat ketersediaannya akan menjadi langka. Tentunya kenaikan harganya akan ditentukan oleh banyak faktor, seperti lokasi, supply demand, kondisi perekonomian dll. Jika Ayah Bunda tertarik untuk berinvestasi yang barangnya terlihat maka properti bisa menjadi pertimbangan.&nbsp;
Bentuk investasi properti bisa dimiliki dengan rumah atau ruko lalu menyewakannya untuk menghasilkan uang, atau dengan cara membeli kemudian menjualnya kembali dalam kurun waktu tertentu yang dapat menghasilkan keuntungan dari selisih harga beli dengan harga jual. Perlu diingat bahwa investasi properti ini membutuhkan modal yang tidak sedikit, &amp; butuh waktu yang cukup lama untuk bisa terjual hingga menjadi uang.
<h3>5. Investasi Logam Mulia atau Emas&nbsp;</h3>
Logam mulia dinilai sebagai investasi yang stabil dan aman karena memiliki nilai intrinsik yang tinggi dan cenderung tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar yang tajam. Investasi ini merupakan investasi real karena terlihat dalam bentuk fisik, seperti batangan atau koin, atau dalam bentuk emas digital.&nbsp;
Ayah Bunda bisa menyimpannya di bank atau di brankas, sehingga aksesnya mudah saat ingin menjualnya dan tidak sulit untuk kembali menjualnya.
<h2>Cara Memulai Investasi&nbsp;</h2>
<h3>1. Download Aplikasi</h3>
Sekarang ini sejumlah perusahaan investasi semakin memudahkan calon nasabah dan nasabahnya dalam berinvestasi. Tidak perlu alat khusus atau melalui tenaga penjualnya, Ayah Bunda bisa berinvestasi secara mandiri dari aplikasi investasi yang tersedia. Misalnya, jika ingin berinvestasi saham Ayah Bunda bisa mendownload aplikasi investasi saham yang dikeluarkan perusahaan sekuritas.&nbsp;
Ingin berinvestasi logam mulia? Tinggal download lembaga keuangan yang fokus pada jual beli emas atau ingin investasi crypto juga hanya perlu download aplikasi yang dikeluarkan pedagang aset kripto. Yang perlu Ayah Bunda perhatikan dan jeli untuk memiliki aplikasinya adalah perusahaan harus memiliki legalitas di Indonesia dan diawasi oleh otoritas setempat.&nbsp;
<h3>2. Jadi Nasabah&nbsp;</h3>
Usai mengunduh aplikasi investasi tahap selanjutnya adalah Ayah Bunda mendaftar menjadi nasabah. Pastikan data yang diinput atau dimasukkan telah benar dan sesuai supaya dapat segera diproses. Idealnya Ayah Bunda mendaftarkan diri sendiri dan bukan orang lain meskipun merupakan keluarga karena pemilik yang sah adalah sesuai data yang diajukan.&nbsp;
Proses pendaftaran berhasil, dan Ayah Bunda telah menjadi nasabah yang bisa segera melakukan transaksi. Pastikan telah memahami syarat dan ketentuan serta aturan yang dibuat perusahaan investasi pilihan Ayah Bunda ya, supaya tidak menjadi masalah di masa depan.&nbsp;
<h3>3. Mulai dari Nilai Kecil&nbsp;</h3>
Bijaklah dalam memulai berinvestasi, Ayah Bunda tidak perlu melakukannya dengan nilai yang langsung besar tapi bisa dilakukan nilai yang kecil supaya jika terjadi kerugian tidak membuat keuangan Ayah Bunda terpuruk. Sejalan dengan semakin memahami instrumen investasi tersebut, Ayah Bunda boleh meningkatkan nilai transaksinya.&nbsp;
Mengingatkan kembali bahwa berinvestasi memiliki risiko dan tidak selalu Ayah Bunda berada di posisi mendapatkan keuntungan dari investasi. Jadi bijaklah dalam mengelola investasi Ayah Bunda.&nbsp;
<h3>4. Belajar Setiap Hari&nbsp;</h3>
Membaca riset dan berita ekonomi terkait serta mendengarkan analis akan menambah wawasan Ayah Bunda. Sehingga keputusan berinvestasi Ayah Bunda dilakukan dengan teliti, dihitung dan dapat mempertimbangkan banyak hal.&nbsp;
Sempatkan waktu untuk membaca, menganalisis dan melakukan riset investasi Ayah Bunda untuk membantu membuat keputusan yang tepat. Lewat belajar Ayah Bunda dapat memperbaiki kesalahan saat melakukan investasi.&nbsp;&nbsp;
<h3>5. Evaluasi Setiap Saat&nbsp;</h3>
Menyadari kelemahan dan kesalahan investasi akan menumbuhkan keuntungan Ayah Bunda berlipat-lipat, oleh karena itu dibutuhkan evaluasi secara berkala. Melihat kembali history Ayah Bunda selama berinvestasi dan menganalisanya untuk mengetahui bagaimana kinerjanya.&nbsp;
Demikian ragam investasi yang bisa Ayah Bunda pilih. Semoga dapat memberikan wawasan yang cukup sebelum memutuskan untuk memilih produk investasi.&nbsp;
Foto: Designed by freepik
Sumber:&nbsp;
https://kumparan.com/berita-bisnis/investasi-yang-menguntungkan-bagi-pemula-dan-profesional-201xL4t7IXf
https://www.idxchannel.com/market-news/5-jenis-investasi-paling-aman-dan-menguntungkan-cocok-untuk-pemula
https://www.idxchannel.com/milenomic/intip-investasi-yang-menguntungkan-di-tahun-kelinci-air-potensi-cuan-melimpah

Jenis-Jenis Investasi yang Aman dan Menguntungkan

Perkembangan si Kecil merupakan hal penting yang perlu Ayah Bunda pantau, terutama kemampuan komunikasi atau bicaranya. Salah satu cara stimulasi anak yaitu dengan metode montessori, lalu bagaimana ya tahapannya? Cek di sini!

Montessori salah satu cara metode untuk mengembangkan kemampuan anak dengan fokus pada kebebasan dan aktivitas anak-anak yang menerapkan gagasan pembelajaran secara langsung melalui latihan dan permainan. Metode ini dikembangkan oleh sosok Dr. Maria Montessori yang akhirnya istilah metode ini dikenal dengan Montessori.
Penerapan metode montessori untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan anak mulai dari kognitif, motor halus dan kasar, sosial emosional, hingga bahasa. Pada pembelajaran dan pengenalan kosakata dengan metode montessori terdapat 3 period lesson atau 3 tahapan anak belajar bicara.
<h2>3 Tahapan Anak Belajar Bicara Montessori</h2>
Dalam mengasah kemampuan anak dalam bicara dengan metode montessori terdapat 3 tahapan yang bisa dilakukan oleh anak sejak berusia 12 bulan atau 1 tahun, yaitu melalui pendekatan sambil bermain. Bagaimana caranya?
<h3>1. Introduce</h3>
Kenalkan kosa kata pertama dengan menunjuk sesuatu dan diulangi secara rutin, misalnya &ldquo;Ambil baju berwarna merah, kuning biru..&rdquo; ulangi sambil menunjuk &ldquo;baju warnah merah&rdquo; &ldquo;merah ya&rdquo;
<h3>2. Point and Say</h3>
Meminta si Kecil untuk menunjuk objek dan katakan berulang kali. Ayah Bunda bisa mencoba berkata &ldquo; Ayo coba Adik kasih Bunda baju yang merah&rdquo; Jika ia ternyata mengambil baju warna lain, kemungkinan ia belum mengerti warna merah. Maka, Ayah Bunda bisa bertanya atau katakan &ldquo;Adik mau baju warna biru ya?&rdquo;
Apabila berulang kali ia belum juga menunjuk dengan benar ulang dan kembali ke tahap pertama.
<h3>3. Recall</h3>
Lakukan tahap 3 jika Ayah Bunda mengetahui anak memang sudah mampu bicara dan mengucapkan. Tunjuk sambil menanyakan &ldquo;Ini warna apa ya?&rdquo; &ldquo;Adik masih ngga ingat ini warna apa?&rdquo;
Bila si kecil tidak menjawab dengan sesuai Ayah Bunda boleh memberikan sedikit bantuan seperti memberikan klu &ldquo;Uhmmm ini warna meeeee&hellip; rraaaah..&rdquo; Namun, jika anak masih belum dapat mengikuti juga tahap ini bisa dilewatkan terlebih dulu. 
Anak yang sudah diberikan bantuan tetapi ia terlihat belum benar-benar mengetahu kosakata tersebut, ulangi ke tahap 2 sambil lakukan pengamatan pada si Kecil, apakah belum berhasil karena Ayah Bunda terlalu cepat berbicara? Apakah benda yang ditunjuk tidak terlalu jelas? Atau si Kecil belum fokus saat diajarkan?
Nah, bagi anak yang sudah berusia 16 bulan namun belum bisa mengucapkan 1 kata yang berarti, langsung konsultasikan ke DSA masing-masing ya!
Foto: TaraWinstead/pexels.com

3 Tahapan Anak Belajar Bicara Ala Montessori

Memeluk anak itu merupakan bentuk ungkapan kasih sayang paling alami dan langsung dapat dirasakan manfaatnya. Saat dipeluk Ayah Bunda, si Kecil akan merasa nyaman dan dicintai.&nbsp;Nah, Ayah Bunda sudah melakukan itu pada si Kecil belum? Yuk, lakukan secara rutin kenali cara tepat memeluk anak di sini!