rekomendasi sunscreen bayi & anak terbaik

Temukan 15 rekomendasi sunscreen terbaik untuk anak yang aman dan efektif melindungi kulit si kecil dari sinar UV. Pilih produk yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas anak agar kulit tetap sehat dan terlindungi!

Kesehatan Anak

15 Rekomendasi Sunscreen Bayi dan Anak Terbaik untuk Melindungi Kulit

Berat badan bayi yang tidak sesuai dengan usianya dapat menjadi indikasi masalah kesehatan. Ketahui berat badan bayi 3 bulan yang normal di artikel ini.

Newborn

Bayi

Pertumbuhan

Tinggi badan bayi adalah salah satu parameter pertumbuhan yang paling penting untuk diperhatikan oleh orangtua dan dokter. Pertumbuhan tinggi badan bayi yang sehat adalah indikator utama kesehatan mereka. Melalui artikel ini, kita akan membahas mengenai tinggi badan bayi dan panduan berdasarkan standar World Health Organization (WHO) yang telah diakui secara internasional.
Menurut World Health Organization (WHO), tinggi badan bayi laki-laki lebih panjang dari bayi perempuan.
<h2><img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64e058c3-acbfc4c6-0a5a-4d89-aeb4-3162983bdffe.jpg" /></h2>
Tinggi badan bayi adalah ukuran dari jarak vertikal dari kepala hingga tumit bayi. Pengukuran ini digunakan sebagai salah satu cara untuk menilai pertumbuhan bayi. Biasanya, tinggi badan bayi diukur dalam satuan sentimeter (cm) atau inci (inches). Pengukuran ini penting karena pertumbuhan yang sehat adalah indikator utama kesehatan bayi. Bayi yang tumbuh dengan baik cenderung memiliki tinggi badan yang sesuai untuk usia mereka.
<h2>Standar Pertumbuhan WHO</h2>
World Health Organization (WHO) telah mengembangkan standar pertumbuhan bayi yang dikenal sebagai WHO Child Growth Standards. Standar ini adalah hasil dari penelitian yang luas dan mencakup data pertumbuhan anak-anak dari berbagai latar belakang etnis dan geografis. Standar pertumbuhan WHO memberikan panduan yang kuat untuk mengevaluasi apakah seorang bayi tumbuh dengan baik atau tidak.
Standar pertumbuhan WHO mencakup grafik pertumbuhan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Ini memungkinkan dokter dan orangtua untuk membandingkan pertumbuhan bayi dengan bayi sebaya mereka. Dengan mengikuti standar ini, kita dapat mengidentifikasi masalah pertumbuhan lebih awal dan mengambil tindakan yang sesuai.
<h2>Tips Jika Tinggi Badan Bayi Tidak Sesuai Target</h2>
Jika tinggi badan bayi tidak sesuai dengan ukuran tinggi badan yang normal, maka dokter anak akan mengevaluasi dan memberikan rekomendasi tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa tindakan yang dapat diambil jika tinggi badan bayi tidak sesuai dengan ukuran berat badan yang normal:
<h3>1. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan</h3>
Bawa si kecil ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. Bisa jadi tinggi badan yang tidak tumbuh sesuai usia disebabkan oleh penyakit atau masalah kesehatan mendasar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi.
<h3>2. Tambah Frekuensi Minum Susu</h3>
Salah satu cara untuk meningkatkan tinggi badan bayi adalah menambah frekuensi pemberian ASI atau susu formula (atas seijin dokter) agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
<h3>3. Berikan Makanan Padat</h3>
Jika bayi sudah memasuki usia 4 hingga 6 bulan serta telah memenuhi syarat kesiapan makan, dokter anak dapat merekomendasikan pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI agar bayi mendapatkan nutrisi yang lebih banyak.
&nbsp;
<h2>Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tinggi Badan Bayi</h2>
Tinggi badan bayi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk:
<h3>1. Faktor Genetik</h3>
Genetik memainkan peran penting dalam menentukan tinggi badan seorang bayi. Bayi cenderung memiliki tinggi badan yang serupa dengan orangtua mereka. Namun, genetik hanya satu bagian dari cerita ini, dan faktor lain juga memiliki pengaruh.
<h3>2. Gizi</h3>
Asupan gizi yang mencukupi sangat penting untuk pertumbuhan tinggi badan yang baik. Bayi yang menerima nutrisi yang cukup akan memiliki peluang yang lebih baik untuk mencapai tinggi badan yang sesuai dengan potensinya.
<h3>3. Kesehatan Umum</h3>
Kesehatan umum bayi juga dapat mempengaruhi pertumbuhan mereka. Penyakit kronis atau masalah kesehatan tertentu dapat memperlambat pertumbuhan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan bayi secara keseluruhan.
<h3>4. Lingkungan</h3>
Lingkungan tempat bayi tinggal juga dapat memainkan peran dalam pertumbuhan mereka. Faktor seperti paparan polusi udara atau air yang tidak sehat dapat memengaruhi pertumbuhan.
Oleh karena itu, selalu pantau kenaikan dan BB serta TB per bulannya ya, serta jangan ragu untuk memeriksakan kepada dokter anak tersayang!
Berikut ini adalah tabel rerata tinggi badan bayi berdasarkan usia menurut WHO. Akan tetapi, Aybun harus ingat bahwa kecepatan pertumbuhan setiap bayi dapat saja berbeda, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk usia kehamilan, berat lahir, dan panjang badannya.
<h2>Tabel Tinggi Badan Bayi Perempuan</h2>
<table style="border-collapse: collapse; width: 100%;" border="1">
<tbody>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
Usia
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
Berat
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
Panjang
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
Lahir
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
2.3 - 4.4 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
44.7 - 53.6 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
1 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
3.0 - 5.7 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
49.0 - 58.2 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
2 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
3.8 - 6.9 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
52.3 - 61.7 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
3 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
4.4 - 7.8 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
54.9 - 64.8 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
4 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
4.8 - 8.6 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
57.1 - 67.1 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
5 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
5.2 - 9.2 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
58.9 - 69.1 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
6 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
5.5 - 9.7 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
60.5 - 71.1 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
7 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
5.8 - 10.2 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
62.0 - 72.6 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
8 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
6.0 - 10.6 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
63.2 - 74.4 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
9 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
6.2 - 11.0 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
64.5 - 75.7 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
10 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
6.4 - 11.3 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
65.5 - 77.2 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
11 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
6.6 - 11.7 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
67.1 - 78.5 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
12 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
6.8 - 12.0 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
68.1 - 80.0 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
15 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
7.3 - 12.9 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
71.1 - 83.8 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
18 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
7.8 - 13.8 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
73.9 - 87.4 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
21 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
8.2 - 14.6 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
76.5 - 90.7 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
24 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
8.7 - 15.5 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
79.0 - 94.0 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
27 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
9.2 - 16.4 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
80.5 - 96.0 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
30 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
9.6 - 17.3 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
82.5 - 98.8 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
33 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
10.0 - 18.1 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
84.3 - 101.6 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
36 Bulan
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
10.4 - 19.0 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
86.1 - 103.9 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.7934%;">
4 Tahun
</td>
<td style="width: 35.2066%;">
11.8 - 22.6 kg
</td>
<td style="width: 39.9174%;">
92.7 - 112.8 cm
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
&nbsp;
<h2>Tabel TinggiTingg Badan Bayi Laki-laki</h2>
<table style="border-collapse: collapse; width: 100%;" border="1">
<tbody>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
Usia
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
Berat
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
Panjang
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
Lahir
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
2.3 - 4.6 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
45.5 - 54.4 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
1 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
3.2 - 6.0 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
50.3 - 59.2 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
2 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
4.1 - 7.4 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
53.8 - 63.0 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
3 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
4.8 - 8.3 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
56.6 - 66.3 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
4 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
5.4 - 9.1 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
58.9 - 68.6 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
5 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
5.8 - 9.7 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
61.0 - 70.9 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
6 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
6.1 - 10.2 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
62.5 - 72.6 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
7 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
6.4 - 10.7 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
64.0 - 74.2 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
8 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
6.7 - 11.1 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
65.5 - 75.7 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
9 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
6.9 - 11.4 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
66.8 - 77.2 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
10 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
7.1 - 11.8 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
68.1 - 78.5 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
11 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
7.3 - 12.1 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
69.1 - 80.0 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
12 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
7.5 - 12.4 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
70.1 - 81.3 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
15 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
8.0 - 13.4 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
73.4 - 85.1 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
18 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
8.4 - 9.7 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
75.9 - 88.4 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
21 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
8.9 - 15.0 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
78.5 - 91.7 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
24 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
9.3 - 15.9 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
80.8 - 95.0 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
27 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
9.7 - 16.7 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
82.0 - 97.0 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
30 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
10.1 - 17.5 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
84.1 - 99.8 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
33 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
10.5 - 18.3 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
85.6 - 102.4 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
36 Bulan
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
10.8 - 19.1 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
87.4 - 104.6 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 24.5455%;">
4 Tahun
</td>
<td style="width: 34.9587%;">
12.2 - 22.1 kg
</td>
<td style="width: 40.4132%;">
94.0 - 113.0 cm
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
&nbsp;
&nbsp;
Sumber:
&nbsp;
https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards

Berapa Tinggi Badan Bayi yang Normal?

Asah Kecerdasan Anak dengan Mendengarkan Musik

Temukan bagaimana mendengarkan musik dapat membantu perkembangan bahasa, membaca, mendengarkan, hingga perkembangan otak. Dapatkan juga tips aktivitas yang menstimulasi kecerdasan anak lewat musik &amp; rekomendasi lagu Madley Senandung Kejora dari Tentang Anak.

Mendengarkan musik bukan hanya sekadar hobi atau kegiatan menyenangkan bagi anak-anak, tetapi ternyata juga dapat memiliki dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan berbagai aspek kecerdasan mereka. Melalui artikel ini, Tentang Anak akan menjelaskan berbagai manfaat mendengarkan musik untuk anak-anak:
<h2>Manfaat Musik dalam Meningkatkan Kecerdasan Anak</h2>
Banyak yang belum tahu bahwa musik bisa menjadi instrumen efektif untuk meningkatkan kecerdasan anak. Berikut beberapa manfaatnya:
<h3>Meningkatkan Keterampilan Perseptual, Bahasa, dan Literasi</h3>
Mendengarkan musik dapat meningkatkan jumlah kosakata dan mengasah kemampuan verbal anak. Musik mampu meningkatkan kesadaran fonemik yang membantu anak dapat membedakan pola nada, ritme, dan harmoni. Kemampuan dalam mengidentifikasi suara dan penggalan lirik dalam lagu akan membentuk dasar kemampuan membaca dan mengeja.
<h3>Merangsang Perkembangan Otak</h3>
Mendengarkan musik berperan penting dalam memicu perkembangan otak anak. Ketika anak lebih sering mendengarkan musik, otak akan lebih mampu memahami berbagai pola intonasi linguistik. Hal ini penting untuk perkembangan kemampuan membaca dan pengucapan kata.&nbsp;
Hasil penelitian tahun 2016 di Brain and Creativity Institute, University of Southern California, menemukan bahwa mendengarkan musik sejak dini dapat membantu perkembangan area korteks otak&nbsp; yang terlibat dalam pemrosesan suara, keterampilan mendengarkan, dan kemampuan berbahasa sehingga perkembangan anak, terutama dalam hal kemampuan bahasa dan membaca, menjadi lebih unggul.
<h3>Melatih Kemampuan Attentive Listening</h3>
Kemampuan attentive listening sering diartikan sebagai kemampuan mendengar dengan penuh perhatian. Mendengarkan musik membantu anak fokus dalam membedakan suara, mengikuti instruksi, dan memperkuat memori auditori.&nbsp;
Memasukkan aktivitas mendengarkan musik ke dalam rutinitas harian anak dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan attentive listening yang berharga sebagai dasar dalam berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain.
<h2>Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak Lewat Musik</h2>
Berikut berbagai cara yang dapat AyBun terapkan untuk meningkatkan kecerdasan anak lewat musik dengan efektif:
<h3>Memperkenalkan Berbagai Jenis Musik</h3>
Perkenalkan anak-anak pada berbagai jenis musik, dari klasik hingga pop, jazz, dan musik tradisional. Hal ini akan membantu mereka mengenal instrumen musik yang luas dan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengenali berbagai pola dan ritme.
<h3>Mengikuti Kelas Musik atau Bermain Alat Musik</h3>
Mendaftarkan anak-anak ke kelas musik atau mengajarkan mereka bermain alat musik adalah cara yang baik untuk meningkatkan kecerdasan mereka. Pilih alat musik yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka. Belajar bermain alat musik tidak hanya meningkatkan keterampilan musik tetapi juga kemampuan kognitif dan motorik mereka.
<h3>Menyanyikan Lagu dan Menari Bersama</h3>
Sertakan waktu untuk menyanyi dan menari bersama anak-anak. Lagu-lagu dengan lirik yang sesuai untuk anak dan mudah diingat serta gerakan tarian yang sederhana membantu anak-anak mengembangkan kemampuan bahasa, motorik, dan koordinasi. Ini juga merupakan cara yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama dan memperkuat ikatan emosional.
<h2>Penutup</h2>
Musik telah terbukti dalam meningkatkan berbahasa, melatih kemampuan attentive listening, dan merangsang perkembangan otak. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang kaya dengan musik menjadi penting untuk mendukung perkembangan optimal anak.
Aybun dapat merangsang kecerdasan anak dengan mendengarkan lagu sesuai usianya, salah satunya Madley Senandung Kejora dari Tentang Anak yang berisikan 3 lagu anak terkenal ciptaan AT Mahmud, yaitu:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Paman Datang</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cemara</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bintang Kejora.</li>
</ul>
<iframe src="https://www.youtube.com/embed/3moSvqi09mM" width="560" height="314" allowfullscreen="allowfullscreen"></iframe>
Composer: Abdullah Totong Mahmud. Lyricist : Abdullah Totong Mahmud. Arranger : Andreas Arianto. Producer : Andreas Arianto
Ingatlah bahwa mengembangkan kecerdasan anak adalah proses yang panjang. Oleh karena itu, perlu terus menstimulasi kemampuan auditorinya termasuk intonasi, serta pelafalan huruf vokal dan konsonan, sejalan hingga Anak tumbuh dewasa.

Asah Kecerdasan Anak dengan Lagu Senandung Kejora

Ketahui milestone perkembangan anak menurut CDC dan AAP untuk memantau tumbuh kembang si kecil agar berjalan optimal.

6-12 bulan

Selain kesehatan anak, milestones perkembangan menjadi hal penting yang harus AyBun pantau setiap waktu. Milestones ini dapat membantu Ayah dan Bunda untuk memantau perkembangan anak.&nbsp;
American Academy of Pediatrics (AAP) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) baru-baru ini memperbarui pedoman atau checklist terbaru untuk membantu Ayah dan Bunda mengidentifikasi keterlambatan perkembangan anak dan kemajuan dalam pertumbuhannya.
AAP dan CDC memperbarui pedoman ini sejak diluncurkan pada tahun 2005. Lalu, apa itu CDC dan APP, apa saja pembaruan milestones checklist yang harus Ayah dan Bunda tahu? Simak penjelasan berikut ini.
<h2>Apa itu Milestone Perkembangan Anak</h2>
Milestone merupakan pencapaian tumbuh kembang anak, meliputi kemampuan fisik dan perilaku selama masa pertumbuhan dan perkembangannya. Seiring bertambahnya usia anak, kemajuan dalam perkembangan anak akan terus bertambah.
Namun, meski tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, milestone anak dapat menjadi acuan bagi Ayah dan Bunda untuk memantau pertumbuhan anak berdasarkan rentang usia.
<h2>Apa itu CDC dan AAP</h2>
Centers for Disease Control and Prevention atau CDC merupakan badan Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat Amerika yang berfungsi meningkatkan kesehatan masyarakat dengan menyediakan informasi kesehatan dan melakukan kerja sama dengan departemen kesehatan lainnya.&nbsp;
Salah satu organisasi yang bekerja sama dengan CDC adalah AAP. American Academy of Pediatrics (AAP) adalah asosiasi profesional pediatri atau dokter spesialis bayi dan anak.
CDC dan AAP bekerja sama dalam melakukan pembaruan dalam milestone perkembangan anak pada tahun 2022 agar Ayah dan Bunda dapat memantau perkembangan anak sekaligus mengetahui keterlambatan mereka selama pertumbuhannya.
<h2>Pembaruan Milestone CDC dan AAP</h2>
American Academy of Pediatrics (AAP) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah memperbarui milestone perkembangan anak pada tahun 2022. Ini merupakan pembaruan pertama pedoman sejak pertama kali rilis pada tahun 2005.
Dengan milestone ini, Ayah dan Bunda dapat mengidentifikasi perkembangan anak dan keterlambatan perkembangan anak mereka. Berikut ini merupakan milestone checklist terbaru dari CDC: <a href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/pdf/FULL-LIST-CDC_LTSAE-Checklists2021_Eng_FNL2_508.pdf">Developmental Milestone Checklist for WIC - English</a>&nbsp;
CDC dan AAP melakukan pembaruan agar Ayah dan Bunda mengetahui kondisi autimse anak lebih awal dan memberikan garis yang jelas untuk mengukur pencapaian dalam perkembangan anak. Mereka juga melakukan pembaruan dalam meningkatkan persentasi keberhasilan anak yang memenuhi milestone dari 50 persen menjadi 75 persen.
Selain itu, ada pembaruan lainnya yang dilakukan oleh CDC dan AAP, yakni sebagai berikut.
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menambahkan milestone checklist pada anak usia 15 dan 30 bulan;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengidentifikasi milestone sosial dan emosional tambahan (misalnya, tersenyum sendiri untuk menarik perhatian Ayah dan Bunda saat usia 4 bulan);</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menghapus bahasa yang tidak jelas seperti "mungkin" atau "dimulai" saat mengacu pada pencapaian tertentu;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menghapus milestone yang duplikat;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memberikan pertanyaan baru dan terbuka yang dapat dijawab oleh Ayah dan Bunda (misalnya, Apakah ada sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh anak yang dapat mengkhawatirkan Ayah dan Bunda?);</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bahasa lebih sederhana.</li>
</ul>
Lalu, apa saja ya milestone perkembangan untuk anak usia 15 bulan?
<ol>
<li> Bahasa</li>
</ol>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berusaha ucapkan 1-2 kata lain selain panggilan Ayah Bunda</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengikuti perintah verbal dan non-verbal (gestur) Misal: &ldquo;Dik, beri Bunda mainannya&rdquo; sambil Bunda menyodorkan tangan</li>
</ul>
<ol>
<li> Motorik</li>
</ol>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berjalan beberapa langkah secara mandiri</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menyuapkan makanan dengan jari untuk dirinya sendiri&nbsp;</li>
</ul>
<ol>
<li> Sosial-emosional</li>
</ol>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Meniru anak lain saat bermain</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tepuk tangan saat bersemangat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menunjukkan kasih sayang: peluk, cium</li>
</ul>
<ol>
<li> Kognitif</li>
</ol>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mencoba menggunakan barang sesuai fungsinya, misal buku untuk dibaca</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menyusun 2 benda kecil misal balok</li>
</ul>
____________________________________________________________________________
Untuk lihat checklist lengkap terbaru, pantau dan cek selalu menu pencapaian atau milestone Tentang Anak di laman resmi CDC, ya! AyBun juga bisa download ceklisnya di link berikut ini: <a href="https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/pdf/FULL-LIST-CDC_LTSAE-Checklists2021_Eng_FNL2_508.pdf">Developmental Milestone Checklist for WIC - English</a>

Milestone Perkembangan Anak Menurut CDC & AAP Beserta Pembaruannya

Temukan rentang berat badan normal untuk bayi usia 3 bulan menurut World Health Organization (WHO) dan tips penting jika berat badan bayi tidak sesuai target. Pelajari cara memantau pertumbuhan bayi dan tindakan yang dapat diambil untuk mendukung kesehatan mereka

<div class="flex flex-grow flex-col max-w-full">
<div class="min-h-[20px] text-message flex w-full flex-col items-end gap-2 whitespace-pre-wrap break-words [.text-message+&amp;]:mt-5 overflow-x-auto" dir="auto" data-message-author-role="assistant" data-message-id="d662b1e4-c355-4b92-b727-8ce7e63d44fb">
<div class="flex w-full flex-col gap-1 empty:hidden first:pt-[3px]">
<div class="markdown prose w-full break-words dark:prose-invert light">
Menurut World Health Organization (WHO), berat badan bayi laki-laki usia 3 bulan dengan pertumbuhan normal dan ukuran lahir normal berkisar mulai dari 4,2 - 7,0 kilogram, dan bayi perempuan 3,9 - 6,5 kilogram.
</div>
</div>
</div>
</div>
<h2>Tips Jika Berat Badan Bayi 3 Bulan Tidak Sesuai Target</h2>
Jika berat badan bayi pada usia 3 bulan tidak sesuai dengan ukuran berat badan yang normal, maka dokter anak akan mengevaluasi dan memberikan rekomendasi tergantung pada penyebabnya. 
Berikut beberapa tindakan yang dapat diambil jika berat badan bayi tidak sesuai dengan ukuran berat badan yang normal:
<h3>1. Lakukan Pemeriksaan Kesehatan</h3>
Bawa si kecil ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan. 
Bisa jadi berat badan yang tidak tumbuh sesuai usia disebabkan oleh penyakit atau masalah kesehatan mendasar yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi.
<h3>2. Tambah Frekuensi Minum Susu</h3>
Salah satu cara untuk meningkatkan berat badan bayi adalah menambah frekuensi pemberian ASI atau susu formula (atas seijin dokter) agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.
<h2>Tabel Berat Badan Bayi Usia 3 Bulan</h2>
Berikut tabel rerata berat badan bayi perempuan berdasarkan usia menurut WHO. 
Akan tetapi, Aybun harus ingat bahwa kecepatan pertumbuhan setiap bayi dapat saja berbeda, dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk usia kehamilan, berat lahir, dan panjang badannya. 
Oleh karena itu, selalu pantau kenaikan dan BB serta TB per bulannya ya, serta jangan ragu untuk memeriksakan kepada dokter anak tersayang!
<h3>Tabel Berat Bayi Perempuan Usia 3 Bulan</h3>
<table style="border-collapse: collapse; width: 80.3752%;" border="1">
<tbody>
<tr>
<td style="width: 20.7832%; text-align: center;">
Usia
</td>
<td style="width: 30.1341%; text-align: center;">
Berat
</td>
<td style="width: 49.0497%; text-align: center;">
Panjang
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 20.7832%;">
Lahir
</td>
<td style="width: 30.1341%; text-align: center;">
2.3 - 4.4 kg
</td>
<td style="width: 49.0497%; text-align: center;">
44.7 - 53.6 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 20.7832%;">
1 Bulan
</td>
<td style="width: 30.1341%; text-align: center;">
3.0 - 5.7 kg
</td>
<td style="width: 49.0497%; text-align: center;">
49.0 - 58.2 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 20.7832%;">
2 Bulan
</td>
<td style="width: 30.1341%; text-align: center;">
3.8 - 6.9 kg
</td>
<td style="width: 49.0497%; text-align: center;">
52.3 - 61.7 cm
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 20.7832%;">
3 Bulan
</td>
<td style="width: 30.1341%; text-align: center;">
4.4 - 7.8 kg
</td>
<td style="width: 49.0497%; text-align: center;">
54.9 - 64.8 cm
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h3>Tabel Berat Bayi Laki-Laki Usia 3 Bulan</h3>
<table style="border-collapse: collapse; width: 79.0412%; height: 262.922px;" border="1">
<tbody>
<tr style="height: 62.4219px;">
<td style="width: 23.2478%; height: 62.4219px; text-align: center;">
Usia
</td>
<td style="width: 29.3819%; height: 62.4219px; text-align: center;">
Berat
</td>
<td style="width: 47.3357%; height: 62.4219px; text-align: center;">
Panjang
</td>
</tr>
<tr style="height: 54.375px;">
<td style="width: 23.2478%; height: 54.375px;">
Lahir
</td>
<td style="width: 29.3819%; height: 54.375px; text-align: center;">
2.3 - 4.6 kg
</td>
<td style="width: 47.3357%; height: 54.375px; text-align: center;">
45.5 - 54.4 cm
</td>
</tr>
<tr style="height: 64.375px;">
<td style="width: 23.2478%; height: 64.375px;">
1 Bulan
</td>
<td style="width: 29.3819%; height: 64.375px; text-align: center;">
3.2 - 6.0 kg
</td>
<td style="width: 47.3357%; height: 64.375px; text-align: center;">
50.3 - 59.2 cm
</td>
</tr>
<tr style="height: 54.375px;">
<td style="width: 23.2478%; height: 54.375px;">
2 Bulan
</td>
<td style="width: 29.3819%; height: 54.375px; text-align: center;">
4.1 - 7.4 kg
</td>
<td style="width: 47.3357%; height: 54.375px; text-align: center;">
53.8 - 63.0 cm
</td>
</tr>
<tr style="height: 27.375px;">
<td style="width: 23.2478%; height: 27.375px;">
3 Bulan
</td>
<td style="width: 29.3819%; height: 27.375px; text-align: center;">
4.8 - 8.3 kg
</td>
<td style="width: 47.3357%; height: 27.375px; text-align: center;">
56.6 - 66.3 cm
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1592">Berapa Berat Badan Bayi yang Normal? Cek Sesuai Usianya, Yuk!</a>
<h2>Penutup</h2>
Ingatlah bahwa setiap bayi memiliki pola pertumbuhan yang unik, dan faktor-faktor seperti usia kehamilan dan berat lahir dapat memengaruhi kecepatan tumbuh mereka.
Untuk membantu AyBun memantau pertumbuhan bayi secara lebih akurat, gunakan fitur <a href="tentanganak://growth_screen?type=growth_screen">Tumbuh</a> di aplikasi Tentang Anak.
Dengan fitur ini, AyBun dapat memantau berat badan, tinggi badan, dan perkembangan lainnya, serta mendapatkan rekomendasi yang sesuai dari para ahli.
Pastikan bayi AyBun mendapatkan perhatian dan perawatan yang mereka butuhkan untuk tumbuh sehat dan bahagia!

Berapa Berat Badan Bayi 3 Bulan yang Normal?


Ketahui penyebab munculnya sifat temperamental dan ciri-ciri anak temperamental. Pelajar jugai cara mengatasi anak temperamental dengan tips praktis seperti tetap tenang saat anak marah, membangun hubungan emosional, dan menghindari perbandingan. 

Perkembangan Anak

Temperamen merupakan bagian dari kepribadian yang dimiliki seseorang sejak lahir.
AyBun dapat mengenali temperamen anak dari cara mereka merespons dunia di sekitarnya.
Beberapa anak memiliki respon yang mudah diprediksi dan tenang, sementara yang lain mungkin lebih menantang dan sulit mengekspresikan diri.
Anak dengan temperamen yang sulit mungkin membuat AyBun merasa bingung dalam menghadapinya.
Anak-anak ini seringkali tidak sabaran, emosional, keras kepala, sering membuat ulah, dan sulit untuk ditenangkan.&nbsp;
Namun, sebenarnya mereka hanya membutuhkan bantuan dari orang tua dan lingkungannya untuk mengelola emosi mereka. Biasanya anak dengan sifat ini sering disebut temperamental.
Oleh karena itu, peran AyBun sangat penting dalam membentuk kepribadian anak ke depannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang temperamen anak, pelajari informasi berikut:
<h2>Penyebab Sifat Temperamental pada Anak</h2>
Anak yang memiliki sifat temperamental bukan berarti nakal, melainkan menunjukkan perbedaan alami dalam kepribadian dan gaya individu yang berkaitan dengan orang, peristiwa, dan lingkungan.
Beberapa penyebab sifat temperamental pada anak:
<h3>1. Pola Asuh</h3>
Menurut penelitian Micalizzi (2015) salah satu faktor yang mempengaruhi temperamental anak adalah pola asuh.
Temperamen anak yang sulit dan metode didikan yang keras dapat saling mempengaruhi seiring berjalannya waktu.
Didikan yang terlalu keras serta kurangnya pendekatan emosional antara anak dan orang tua adalah dua alasan utama mengapa anak menjadi temperamental.
<h3>2. Indikasi Gangguan Pada Anak</h3>
Terkadang sifat temperamental pada anak dapat menjadi adanya indikasi masalah psikologis tertentu.&nbsp;
Sifat temperamental bisa menunjukkan adanya gangguan seperti spektrum autisme, Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), atau gangguan emosi.
Jika anak secara teratur menunjukkan tanda-tanda gangguan tersebut, sebaiknya AyBun berkonsultasi dengan dokter tumbuh kembang anak.&nbsp;
Dokter akan mengevaluasi gejala dan perilaku anak untuk menentukan apakah ada kondisi lain selain sifat temperamental yang mungkin mempengaruhi perkembangan anak.
<h3>3. Genetik</h3>
Faktor genetik memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian anak.&nbsp;
Para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 20 - 60% temperamen anak dipengaruhi oleh faktor genetik.&nbsp;
Namun, belum ada gen khusus yang dapat menentukan ciri-ciri temperamen tertentu.
Menurut MedlinePlus, anak kembar identik memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki temperamen yang serupa dibandingkan dengan saudara kandung non-kembar.&nbsp;
Bahkan, kembar identik yang dibesarkan terpisah dalam rumah tangga yang berbeda tetap cenderung memiliki sifat temperamen yang sama.
<h2>Ciri-Ciri Anak Temperamental</h2>
Seorang anak dapat dikatakan memiliki sifat temperamental jika memiliki beberapa karakter berikut, seperti:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mudah tersinggung</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Emosional</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sering marah meledak-ledak</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memiliki masalah tidur</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Keras kepala</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sulit untuk ditenangkan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak sabaran</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sulit bergaul dengan teman sebayanya.</li>
</ol>
<h2>Cara Mengatasi Anak Temperamental</h2>
Jika anak sering menunjukkan perilaku temperamental, ada beberapa langkah yang dapat AyBun lakukan untuk membantu mereka mengontrol diri.&nbsp;
Berikut adalah cara-cara yang bisa AyBun coba:
<h3>1. Tetap Tenang Saat Anak Marah atau Merengek</h3>
Ketika anak marah atau merengek, penting bagi AyBun untuk tetap tenang. Berikan pelukan dan pengertian, serta jawab mereka dengan suara lembut.&nbsp;
Hindari membentak atau mengabaikan mereka. Pada saat-saat seperti ini, kesabaran AyBun pastinya akan lebih diuji.
Namun, sebaiknya AyBun menarik napas dalam-dalam setiap kali merasa ingin memarahi anak. Usahakan untuk tetap tenang, sehingga anak juga bisa menjadi tenang dengan sendirinya.
Gunakan waktu jeda untuk menenangkan anak atau ingatkan mereka tentang peraturan di rumah.&nbsp;
Misalnya, AyBun bisa mengingatkan anak untuk tidak melempar barang dan minta mereka untuk meredakan dirinya terlebih dahulu.
Cari tahu penyebab kemarahan atau rengekan mereka&mdash;apakah mereka menginginkan sesuatu atau merasa tidak nyaman.&nbsp;
Setelah emosi mereka mereda, jangan beri hukuman. Sebaliknya, berikan dukungan untuk membantu mereka mengelola emosinya dengan baik.
Berikan nada suara yang tenang dan intonasi lembut, dan ajak anak berbicara dengan AyBun tanpa merengek atau berteriak.&nbsp;
<h3>2. Bangun Hubungan Emosional dengan Anak</h3>
Anak-anak dengan temperamen tinggi sangat dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan pengasuh, yaitu orang tua.&nbsp;
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki kelekatan aman dengan ibunya lebih mampu bergaul dengan baik di kemudian hari.&nbsp;
Jadilah pendengar yang baik, dan ajak anak untuk berbicara tentang perasaan dan masalah mereka. Ini membantu menemukan solusi dan membuat anak merasa diperhatikan.
<h3>3. Jangan Membanding-bandingkan Anak</h3>
Setiap anak memiliki temperamen dan kepribadian yang unik. Hindari membandingkan anak dengan saudara atau teman mereka.&nbsp;
Sebaliknya, terima perbedaan ini dan bantu anak merasa nyaman dengan diri mereka sendiri.
Dengan tidak membanding-bandingkan, anak akan lebih percaya diri dan berkembang menjadi individu yang unik dan jujur.
<h3>4. Menjadi Pendengar yang Baik untuk Anak</h3>
Ketika anak ingin meluapkan isi hatinya dan mengungkapkan apa yang membuatnya emosi, AyBun sebaiknya menjadi pendengar yang baik.&nbsp;
Tunjukkan bahwa AyBun memahami perasaan mereka dan hindari memberikan tanggapan yang bisa meremehkan masalah yang sedang mereka hadapi.&nbsp;
Jika anak tampak kesulitan untuk berbicara, tawarkan bantuan untuk membantu mereka menemukan solusi masalah untuk dipecahkan, konflik yang perlu diperbaiki, atau jika mereka perlu meminta maaf.&nbsp;
Jelaskan bahwa emosi yang tidak diinginkan bukanlah alasan untuk berperilaku buruk.
Tegaskan kepada anak bahwa marah adalah perasaan yang wajar, namun penting untuk diingat bahwa berteriak-teriak atau bertindak sembarangan bukanlah cara yang baik untuk mengekspresikannya.
<h3>5. Jangan Memaksakan Kehendak</h3>
Walaupun AyBun ingin yang terbaik untuk anak, hindari memaksakan kehendak mereka. Memaksakan kehendak bisa membuat anak menjadi agresif dan temperamental.&nbsp;
Dukung keputusan anak selama itu positif, dan jika tidak setuju, berikan kritik atau masukan yang membangun tanpa menyudutkan mereka.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1976">Dari Mengamuk Tidak Jelas hingga Sering Memukul. Cara Memperbaiki Perilaku Anak dengan Kenalkan Sikap Baik</a>
<h2>Penutup</h2>
Dengan memahami sifat temperamental dan cara mengatasinya, AyBun bisa membantu anak mengelola emosinya dengan lebih baik.&nbsp;
Berikan kasih sayang dan jadi role model yang baik dalam mengelola emosi. Dukungan AyBun sangat penting untuk membantu anak menjadi individu yang baik di masa depan.
Jika AyBun merasa perlu bimbingan lebih lanjut atau memiliki pertanyaan spesifik, jangan ragu untuk bertanya pada fitur <a href="tentanganak://consult_list?type=consult_list">Tanya Ahli</a>.&nbsp;
Semoga informasi di atas bermanfaat!

Pahami Penyebab Anak Temperamental dan Cara Mengatasinya

Temukan gejala autisme yang mungkin muncul pada bayi usia 12 bulan, seperti kurangnya respons sosial dan komunikasi. Pelajari tanda-tanda awal dan pentingnya deteksi dini untuk mendukung perkembangan optimal anak dalam artikel ini.

Autisme sering didiagnosis biasanya saat anak berusia 12 bulan atau 1 tahun, namun beberapa orang tua mungkin mulai melihat tanda-tandanya sejak bayi, tergantung pada gejala dan tingkat keparahannya.&nbsp;
Mengetahui apa yang perlu diperhatikan bisa membantu orang tua melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak secara optimal. 
Penting untuk AyBun mengenal tanda bahaya perkembangan si Kecil sebagai deteksi dini!
<h2>Memahami Autisme</h2>
Autisme adalah gangguan neurologis dan kumpulan gangguan perkembangan pada keterampilan sosial, emosional, bermain, belajar, dan berkomunikasi.&nbsp;
Gejala umum lainnya termasuk perilaku berulang, minat obsesif, serta tantangan dengan makanan dan makan.&nbsp;
Namun, penting diingat bahwa setiap individu dengan autisme adalah unik. Kasus autisme juga bervariasi pada spektrum yang berkisar dari ringan hingga berat.&nbsp;
Menurut CDC, autisme saat ini memengaruhi 1 dari 36 anak, dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki, yaitu empat kali lebih mungkin dibandingkan anak perempuan.
<h2>Penyebab Autisme</h2>
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan autisme, tetapi diduga merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik dan lingkungan.&nbsp;
Beberapa faktor risiko yang meningkatkan autisme meliputi:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memiliki saudara kandung yang juga autis</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kelahiran prematur</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berat badan lahir rendah</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Komplikasi selama kehamilan atau persalinan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kondisi genetik atau kromosom tertentu</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Orang tua yang berusia lanjut saat mengandung.</li>
</ol>
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak ada bukti yang mengaitkan vaksin dengan autisme.
<h2>Tanda-tanda Autisme pada Bayi</h2>
Pada usia 12 bulan, anak dengan autisme mungkin tidak berkomunikasi melalui suara atau gerakan dan mungkin tidak merespons rangsangan sosial.&nbsp;
Meskipun tanda-tanda ini tidak secara pasti menunjukkan autisme, hal ini bisa menjadi indikator untuk penilaian lebih lanjut. 
Faktor lain juga dapat memengaruhi perkembangan bayi.
Penting untuk AyBun mengenal tanda bahaya perkembangan si Kecil sebagai deteksi dini!
<h3>Tanda Autisme Sejak Usia 12 Bulan</h3>
Tanda-tanda autisme yang mungkin muncul pada bayi usia 12 bulan meliputi:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak atau sulit menoleh saat dipanggil namanya</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak ada ocehan (babbling) Misalnya mama, baba, papa</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak dapat menunjuk dengan jari telunjuk</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak menunjukkan mimik wajah yang wajar misalnya, tidak tertawa / tersenyum saat diajak bercanda.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Belum bisa merangkak dengan baik</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menghindari kontak mata</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Belum bisa berdiri dengan seimbang tanpa didukung.</li>
</ol>
<h3>Tanda Autisme Sejak Usia 16 - 24 Bulan</h3>
Tanda-tanda autisme yang mungkin muncul pada bayi usia 16 - 24 bulan meliputi:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak dapat mengucapkan kata berarti selain &ldquo;mama&rdquo; dan &ldquo;papa&rdquo; pada usia 16 bulan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak ada kalimat sederhana 2 kata selain meniru/mengulang kalimat AyBun pada usia 24 bulan . Misal: &ldquo;mau makan&rdquo;, &ldquo;mau mobil&rdquo;.</li>
</ol>
<h3>Tanda Autisme Pada Seluruh Usia</h3>
Hilangnya kemampuan berbahasa atau kemampuan sosial, misalnya anak sebelumnya sudah bisa ucapkan beberapa kata namun tiba-tiba tidak bisa berbicara sama sekali.
<h2>Lakukan Diagnosis Sejak Dini</h2>
Semakin dini diagnosis autisme dilakukan akan semakin cepat intervensi dapat diberikan. Studi menunjukkan 20% anak dengan autisme dapat mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
Jika AyBun menemukan salah satu tanda bahaya tersebut, jangan menunda untuk berkonsultasi dengan DSA ya!
Intervensi autisme disesuaikan berdasarkan usia, beratnya gejala, dan kemampuan intelektual anak.
Beberapa terapi yang terbukti secara ilmiah untuk menatalaksana autisme:
<ol>
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sensori Integrasi (SI)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Terapi perilaku</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sensory-based intervention</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Terapi wicara.</li>
</ol>
</ol>
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1470">ADHD pada Anak dan Bedanya dengan Autisme</a>
<h2>Penutup</h2>
Memahami tanda-tanda awal dapat membantu AyBun mendukung perkembangan anak dengan lebih baik. 
Diagnosis dan intervensi dini penting untuk meningkatkan kemungkinan anak mandiri dalam aktivitas sehari-hari.
AyBun bisa mencobai fitur <a href="tentanganak://screening?type=screening">skrining autisme</a> yang dimiliki oleh Aplikasi Tentang Anak untuk membantu&nbsp; mendeteksi tanda-tanda awal autisme. 
Semoga informasi di atas bermanfaat!

Gejala Autisme Sudah Muncul Sejak Anak 12 Bulan!


Cari tahu 15 rekomendasi lotion terbaik untuk merawat kulit anak yang sensitif dan kering. Teruji aman &amp; bisa menjaga kelembapan kulit di sini! 

15 Rekomendasi Lotion Terbaik Bayi & Anak 2024 untuk Merawat Kulit Kering Sensitif

Bayi yang mengalami dehidrasi bisa mengalami masalah kesehatan serius. Berikut 5 tanda bayi dehidrasi dan penyebabnya.

Pencernaan

Masalah Kesehatan

Dehidrasi adalah suatu kondisi di mana seseorang kehilangan begitu banyak cairan tubuh sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Hal ini bisa terjadi karena muntah, diare, demam, atau karena tidak minum cukup air.
Jika seseorang, terutama anak-anak dan bayi, mengalami dehidrasi yang parah, mereka mungkin tidak dapat mengganti cairan yang hilang dengan cara biasa seperti minum atau makan.&nbsp;
Lalu, apa saja tanda dehidrasi pada bayi? Dan bagaimana cara mengatasinya? Untuk mengetahuinya, yuk simak pembahasan lengkap di bawah ini!
<h2>Penyebab Dehindrasi pada Bayi</h2>
Bayi baru lahir bisa mengalami dehidrasi jika tidak mendapatkan cukup ASI atau susu formula. Karena ukuran bayi yang kecil, kekurangan cairan dapat dengan cepat menjadi masalah medis yang serius.
Dalam hal ini, air sangat penting bagi sel-sel tubuh karena membantu mengontrol suhu, menjaga kesehatan organ dan jaringan, membawa nutrisi ke sel, dan menjaga fungsi optimal dari setiap sistem tubuh.
Perlu diketahui bahwa setiap hari, bayi akan kehilangan air melalui buang air kecil, buang air besar, berkeringat, menangis, dan bahkan bernapas. Komponen air tersebut diganti setiap kali mereka makan atau minum.
Namun, ini dapat terjadi karena berbagai alasan, termasuk:
<ul>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Masalah pemberian susu botol: Bayi yang diberi susu botol dapat mengalami dehidrasi jika mereka tidak cukup sering meminum susu botol atau mereka tidak mengonsumsi cukup susu formula atau ASI yang dipompa setiap kali menyusui.</li>
</ul>
</ul>
<ul>
<li aria-level="1">Masalah menyusui: Bayi yang disusui dapat mengalami dehidrasi jika mereka tidak menyusu dengan benar, tidak cukup sering atau cukup lama menyusu, atau ada masalah dengan suplai ASI.</li>
</ul>
<ul>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Demam: Peningkatan suhu tubuh anak Anda dapat menyebabkan kehilangan cairan yang lebih banyak. Selain itu, bayi mungkin juga tidak mau menyusu saat demam.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Diare: Jika si Kecil mengalami diare, maka cairan pada tubuhnya akan hilang setiap kali buang air besar (terkadang dalam jumlah yang signifikan).</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Muntah: Ketika bayi tidak dapat menahan sebagian besar waktu makannya, mereka kehilangan cairan penting yang dibutuhkan tubuh mereka. Dalam hal ini, muntah berulang dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi.</li>
</ul>
</ul>
<ul>
<li aria-level="1">Mogok untuk menyusu: Bayi dapat menolak untuk minum susu jika mereka merasa kesakitan atau tidak enak badan. Misalnya seperti hidung tersumbat, sakit telinga, atau sakit tenggorokan dapat mengganggu proses menghisap dan menelan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Paparan panas yang berlebihan: Suhu tinggi, kelembapan ekstrem, atau menghabiskan terlalu banyak waktu di luar ruangan di bawah terik matahari dapat menyebabkan keringat dan penguapan cairan melalui kulit bayi.</li>
</ul>
Hal di atas mengakibatkan kehilangan cairan lebih banyak daripada biasanya, yang bisa menyebabkan bayi mengalami dehidrasi.&nbsp;
<h2>Akibat Dehidrasi pada Bayi</h2>
Dehidrasi pada bayi bisa menjadi sangat berbahaya karena tubuh bayi kecil dan lebih rentan terhadap kehilangan cairan.&nbsp;
Dehidrasi pada bayi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, termasuk:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perubahan dalam kadar elektrolit darah</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gangguan pada kerja jantung</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ketidakseimbangan asam basa dalam tubuh</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Masalah dengan sistem pencernaan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Masalah dengan sistem penyerapan makanan</li>
</ul>
Apabila dehidrasi pada anak tidak diobati, maka itu dapat menyebabkan berbagai masalah serius seperti kegagalan organ, kejang, dan bahkan kematian.&nbsp;
Oleh sebab itu, jika Ayah dan Bunda merasa si Kecil mungkin menderita dehidrasi, maka segera carilah pertolongan medis untuk menanganinya.
<h2>Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi</h2>
Bayi dan anak-anak rentan mengalami kekurangan cairan yang masuk ke dalam tubuh atau dehidrasi. Ketika Si Kecil mengalami dehidrasi tentu ia belum bisa berbicara pada Ayah dan Bunda.&nbsp;
Padahal, kondisi kekurangan cairan tubuh berbahaya baginya, terlebih jika tidak ditangani dengan benar. Yuk, ketahui tanda-tanda bayi mengalami dehidrasi di sini.&nbsp;
Kondisi ini paling sering menghampiri bayi, sebab berat tubuhnya yang masih rendah, terlebih laju metabolisme pada bayi yang lebih tinggi jika dibandingkan Ayah dan Bunda atau manusia dewasa. Sehingga, membuatnya sensitif jika kehilangan cairan, walau jumlahnya sedikit.
Adapun 5 tanda bayi dehidrasi akibat diare, muntah, atau kurang asupan antara lain:
<h3>1. Ubun-ubun cekung</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1675375304.png" />
Bayi yang menderita dehidrasi seringkali memiliki ubun-ubun yang cekung karena kehilangan cairan dari tubuhnya. Ini adalah tanda dehidrasi yang mudah terlihat pada bayi.
<h3>2. BAK berkurang, tidak BAK 6x sehari dan berwarna pekat</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1675375285.png" />
Bayi yang menderita dehidrasi mungkin tidak mengeluarkan air seni sebanyak yang biasanya mereka lakukan, atau air seni mereka mungkin lebih pekat daripada biasanya.
<h3>3. Mata Cekung</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1675375265.png" />
Selain ubun-ubun yang cekung, mata bayi yang menderita dehidrasi juga dapat terlihat cekung. Ini adalah tanda bahwa tubuh bayi kekurangan cairan.
<h3>4. Bibir kering dan menolak minum</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1675375245.png" />
Tanda bayi dehidrasi yang selanjutnya adalah seringkali memiliki bibir yang kering dan menolak minum cairan, terutama jika mereka menderita diare atau muntah yang berlebihan.
<h3>5. Anak tampak kehausan, uring-uringan, lemas mengantuk terus menerus</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1675375228.png" />
Tanda bayi dehidrasi yang terakhir adalah si Kecil yang mungkin terlihat sangat kehausan dan akan terus mengeluh tentang haus.&nbsp;
Mereka juga mungkin menjadi lemas dan sering mengantuk. Jika Anda melihat tanda-tanda ini pada bayi Anda, segera carilah pertolongan medis.
Bila si Kecil mengalami tanda-tanda bayi dehidrasi di atas, maka segeralah bawa Ia ke fasilitas kesehatan terdekat dan konsultasikan dengan dokter.
<h2>Cara Mengatasi Dehidrasi pada Bayi</h2>
Cara mengatasi dehidrasi pada bayi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya serta usia bayi. Jika bayi baru lahir atau masih kecil (di bawah 3 bulan), dokter mungkin akan memeriksanya.&nbsp;
Apabila bayi mengalami dehidrasi karena diare atau penyakit lain telah berlangsung lama, maka dokter mungkin juga akan memeriksa bayi tersebut, tidak peduli usianya.&nbsp;
Lebih lanjut, jika Ayah dan Bunda merasa si Kecil mungkin menderita dehidrasi, maka segera hubungi penyedia layanan kesehatan. Mereka dapat memberi saran tentang apakah bayi Anda perlu diperiksa dan apa yang harus dilakukan.&nbsp;
Kemudian, jika bayi dehidrasi parah, segera carilah pertolongan medis darurat jika tanda-tandanya signifikan atau jika Anda merasa khawatir. Dehidrasi parah bisa sangat berbahaya dan bahkan mengancam nyawa.
Jika gejala dehidrasi pada bayi Anda tidak terlalu parah, dokter mungkin akan menyarankan Ayah dan Bunda untuk merawat bayi tersebut di rumah sambil terus memantau kondisinya.&nbsp;
AyBun mungkin akan disarankan untuk melakukan hal-hal berikut:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Melacak jumlah makanan yang dikonsumsi bayi dan jumlah popok yang basah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memindahkan bayi ke tempat yang sejuk dan mengeluarkan pakaian atau selimut yang berlebihan jika suhu tubuh bayi terlalu tinggi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sering menawarkan botol atau menyusui bayi, terutama jika bayi tidak minum banyak saat menyusui.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menunggu saran dokter sebelum memberikan cairan lain kepada bayi untuk penyakit, muntah, atau diare.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jika dokter anak merekomendasikan cairan rehidrasi oral, maka sebaiknya AyBun mengikuti petunjuknya. Cairan ini mengandung elektrolit dan dirancang khusus untuk rehidrasi dengan cepat.</li>
</ul>
Itu dia AyBun pembahasan tentang tanda-tanda dehidrasi yang harus diwaspadai pada bayi. Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika merasa khawatir atau melihat tanda-tanda dehidrasi yang signifikan pada bayi Anda.&nbsp;
Selalu ingat bahwa dehidrasi pada bayi bisa menjadi situasi yang sangat berbahaya dan bahkan mengancam jiwa. Jadi, jagalah kesehatan si Kecil dengan sebaik-baiknya ya!
Foto: www.pexels.com&nbsp;
Sumber:&nbsp;
<a href="https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-anak">https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-anak</a>&nbsp;
Sumber gambar:
<a href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/323912#causes">https://www.medicalnewstoday.com/articles/323912#causes&nbsp;</a>&nbsp;
<a href="https://www.stuff.co.nz/national/health/102378164/doctor-fails-severely-dehydrated-baby-allege-parents-who-drove-100km-to-another-hospital-for-help">https://www.stuff.co.nz/national/health/102378164/doctor-fails-severely-dehydrated-baby-allege-parents-who-drove-100km-to-another-hospital-for-help</a>&nbsp;&nbsp;
<a href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/323179">https://www.medicalnewstoday.com/articles/323179</a>&nbsp;&nbsp;
<a href="https://kenzen.com/dark-urine-what-does-it-mean/">https://kenzen.com/dark-urine-what-does-it-mean/</a>&nbsp;

5 Tanda Dehidrasi pada Bayi, Bunda Harus Tahu

ertambahnya usia ternyata membuat bayi tidur lebih sedikit. Buat jadwal aktivitas untuk membuat tidurnya lebih teratur.&nbsp;

Pola Tidur

Tidur adalah fondasi penting bagi tumbuh kembang dan kesehatan bayi.&nbsp;
Selama tidur, tubuh bayi mengalami banyak proses penting, termasuk perkembangan sistem imun.&nbsp;
Namun, tidak jarang bayi mengalami gangguan tidur yang bisa menyebabkan mereka menangis di malam hari.&nbsp;
Gangguan ini tidak hanya berdampak pada kesehatan si Kecil, tetapi juga bisa mempengaruhi mood dan pola tidur orang tua.
Memahami penyebab bayi menangis saat tidur dan mengetahui cara mengatasinya adalah langkah penting bagi setiap orang tua.&nbsp;
Dengan begitu, Ayah Bunda bisa membantu si kecil tidur lebih nyenyak dan tenang.&nbsp;
Selain itu, penting juga untuk mengetahui cara menidurkan bayi yang benar agar tidur mereka lebih berkualitas.
<h2>Pola Tidur Normal pada Bayi: Apa yang Perlu Diketahui Orang Tua</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1689162766.jpg" alt="Pola Tidur Normal pada Bayi: Apa yang Perlu Diketahui Orang Tua" width="60%" height="60%" />
Sumber: Freepik
Sebelum mengetahui penyebab bayi sering menangis saat tidur, penting untuk memahami pola tidur bayi yang berbeda dari anak yang lebih besar atau orang dewasa. 
Pola tidur bayi terbagi menjadi beberapa fase sebagai berikut:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Fase Mengantuk (Drowsiness): Bayi mulai jatuh tertidur.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidur Aktif atau rapid eye movement (REM): Terjadi hentakan pada tangan dan kaki, serta gerakan bola mata di bawah kelopak mata yang tertutup. Bayi mungkin mengalami pernapasan periodik yang berhenti selama 5-10 detik lalu diikuti napas cepat.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidur Ringan (Light Sleep): Bayi tampak lebih tenang dengan pola napas yang lebih teratur.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidur Dalam atau non rapid eye movement (NREM): Bayi lebih sulit dibangunkan dan tidur lebih dalam.&nbsp;</li>
</ol>
Bayi baru lahir memiliki keseimbangan antara fase REM dan NREM, dengan siklus tidur yang lebih pendek.&nbsp;
Seiring bertambahnya usia, bayi mulai mengalami durasi tidur yang lebih teratur dengan fase NREM yang lebih dominan.
<h2>Faktor Penyebab Bayi Menangis saat Tidur: Dari Genetik hingga Lingkungan</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1689162818.jpg" alt="Faktor Penyebab Bayi Menangis saat Tidur: Dari Genetik hingga Lingkungan" width="60%" height="60%" />
Sumber: Freepik
Sejumlah faktor yang dapat menjadi penyebab masalah tidur pada bayi, baik dari faktor bayi sendiri, maupun faktor lingkungan yakni:
<h3>1. Genetik&nbsp;</h3>
Beberapa penelitan menunjukan bahwa ekspresi gen, yaitu gen 5-HTTLPR turut berpengaruh ke pola perilaku dan durasi tidur pada batita.&nbsp;
Bayi dengan masalah alergi yang sifatnya diturunkan (atopi), seperti dermatitis atopik, asma, dan rinitis alergi juga sering dilaporkan mengalami masalah tidur. Namun, dampak genetik atopi umumnya bersifat tidak langsung.
<h3>2. Perilaku orangtua atau pengasuh</h3>
Pola pengasuhan orangtua dan tingkat pengetahuan terkait pola tidur yang sehat berpengaruh signifikan ke pola tidur anak.&nbsp;
Orangtua yang paham mengenai sleep hygiene dan pentingnya menghindari screen time sebelum tidur dapat menuntun anak untuk membangun kebiasaan tidur yang baik.&nbsp;
Selain itu, faktor psikologis orangtua juga turut berperan. Orangtua yang depresi hingga cenderung melakukan kekerasan menyebabkan anak mudah mengalami masalah tidur.
<h3>3. Masalah medis dan gangguan tidur</h3>
Banyak masalah medis yang bisa mengganggu tidur anak, misal alergi (dermatitis atopik, asma), gangguan perkembangan (autisme, palsi serebral), dan infeksi.&nbsp;
Selain itu, gangguan tidur, misal parasomnia, obstructive sleep apnea (napas berhenti saat tidur), juga dapat menyebabkan durasi tidur memendek, perubahan siklus tidur, dan membuat anak lebih sering terbangun di malam hari.
<h3>4. Kebiasaan dan lingkungan tidur&nbsp;</h3>
Kebiasaan tidur yang baik perlu ditanamkan sejak bayi, termasuk membuat rutinitas tidur, membuat jadwal tidur dan bangun yang rutin, tidak makan minum menjelang tidur, menghindari aktivitas fisik aktif sebelum tidur, menghindari screen time sebelum tidur, dan hanya menggunakan kasur untuk tidur saja.&nbsp;
Lingkungan tidur juga perlu diperhatikan, misal harus tenang dan cenderung redup. Bila kebiasaan tidur sejak masa bayi buruk, umumnya akan terbawa hingga usia anak dan remaja nantinya.&nbsp;
<h2>Cara Efektif Menangani Bayi Menangis saat Tidur</h2>
Jika bayi AyBun masih juga sering menangis saat tidur, cobalah beberapa cara berikut:
<h3>1. Kenali tanda mengantuk pada bayi&nbsp;</h3>
Beberapa bayi menangis atau tampak rewel ketika mengantuk. Perilaku lain yang juga sering dilakukan adalah menggosok mata, telinga, dan menunjukkan pandangan kosong.&nbsp;
Bayi umumnya mudah ditidurkan ketika ia mulai menunjukkan tanda-tanda tersebut.
<h3>2. Susun jadwal yang teratur&nbsp;</h3>
Bayi tidur lebih baik bila jadwal tidur dan bangun bersifat teratur. Tidur siang juga perlu diperhatikan karena bila frekuensi atau durasi terlalu pendek, risiko kelelahan dan gangguan tidur pada bayi meningkat.
<h3>3. Buat rutinitas tidur&nbsp;</h3>
Rutinitas tidur berupa kegiatan sebelum tidur yang bersifat menenangkan. Hal ini dapat berupa mandi sebelum tidur, dan membacakan buku.&nbsp;
Pada bayi di atas 6 bulan, hindari menjadikan proses menyusui atau makan menjadi rutinitas tidur.&nbsp;&nbsp;
<h3>4. Pastikan lingkungan tidur konsisten</h3>
Bayi perlu dibiasakan untuk tidur di tempat dan suasana tidur yang sama setiap malam. Pastikan juga kamar tidur cenderung gelap, dingin, dan tenang.&nbsp;
<h3>5. Baringkan bayi di kasur saat bayi mulai mengantuk</h3>
Setelah melakukan rutinitas sebelum tidur dan bayi menunjukkan tanda mengantuk, segera baringkan bayi di kasur meskipun belum sepenuhnya tertidur.&nbsp;
Hal ini akan mendorong bayi untuk belajar self soothing dan tidur sendiri.&nbsp;
Bila bayi sudah mampu mengembangkan self soothing, ia dapat tidur kembali dengan cepat ketika terbangun di malam hari.&nbsp;
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1988">Anak Tidur Mendengkur atau Ngorok, Normal atau tidak?</a>
<h2>Penutup</h2>
Bila dengan berbagai cara di atas masalah tidur belum dapat diatasi, perlu dipikirkan kemungkinan anak sedang mengalami masalah medis, seperti kolik, refluks yang mengganggu sehingga perlu konsultasi lebih lanjut dengan dokter anak.&nbsp;
AyBun juga bisa pantau waktu tidur bayi dengan <a href="tentanganak://baby-tracker?type=sleep_tracker">Sleep Tracker</a> di Aplikasi Tentang Anak! Dengan aplikasi ini, Ayah Bunda bisa mencatat dan memantau riwayat tidur si kecil, memastikan mereka mendapatkan kualitas tidur yang optimal.