
Anak susah makan nasi bisa jadi karena bosan atau gangguan pola makan. Temukan cara mengatasinya dengan membaca artikel ini.

Nutrisi

Kesehatan Anak

Sejak si kecil memulai tahap MPASI, sebagian besar orang tua di Indonesia pasti akan memasukan nasi sebagai salah satu menu untuk memenuhi kebutuhan karbohidratnya. Namun, tidak jarang terjadi si kecil justru menolak makan nasi. Akibatnya, orang tua yang kebingungan pun mencari solusi dengan memberikan anak vitamin penambah nafsu makan. Padahal, ketika merujuk pada berbagai penelitian ilmiah, tidak ada suplemen atau vitamin yang terbukti dengan sahih dapat meningkatkan nafsu makan anak.
&nbsp;
Lantas, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi anak yang susah makan nasi? Untuk membantu ayah-bunda mencari solusi yang tepat, berikut ini sejumlah penyebab anak susah makan nasi dan cara mengatasinya.
<h2>Penyebab Anak Susah Makan Nasi</h2>
Banyak orang tua yang tidak mengetahui kenapa anaknya susah makan nasi. Padahal, jika mau mengamati pola makan dan keseharian si kecil, kita dapat mengetahui kenapa anak menolak untuk makan nasi. Berikut ini adalah sejumlah penyebab umum yang membuat anak susah makan nasi.
<h3>1. Bosan</h3>
Jika anak menolak makan nasi namun masih mau makan makanan yang lain, bisa jadi ini adalah indikasi anak bosan makan nasi. Pada dasarnya, nasi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat anak. Jika anak menolak untuk makan nasi, orang tua masih bisa memberikan alternatif sumber karbohidrat lainnya seperti kentang, ubi, singkong, oat, roti dan pasta.
<h3>2. Terlalu Sering Makan Makanan Gurih atau Manis</h3>
Pemberian makanan yang terlalu manis atau gurih ternyata dapat mempengaruhi pola makan anak. Ketika terlalu sering mengkonsumsi makanan yang gurih dan manis, anak jadi tidak menyukai rasa dan aroma alami makanan seperti sayuran, buah dan nasi.
<h3>3. Picky Eater</h3>
Picky eater merujuk pada anak yang sangat memilih makanan. Picky eater cenderung menolak makanan tertentu, hanya mau makanan tertentu, atau meminta makanan yang sama berulang kali. Banyak anak yang menjadi picky eater dalam tahap perkembangan mereka, dan ini bisa membuat mereka sulit untuk makan makanan, termasuk nasi. Ada beberapa alasan mengapa anak bisa menjadi picky eater, seperti rasa takut atau cemas terhadap makanan baru, atau memperhatikan perilaku makan dari orang tua atau orang lain di sekitarnya.
<h3>4. Gangguan Sensorik</h3>
Anak-anak dengan gangguan sensorik mungkin menghindari makanan dengan tekstur atau rasa tertentu, seperti nasi. Salah satunya adalah Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder (ARFID). Ciri gangguan ini mirip dengan picky eater. Namun, jika pada picky eater kebiasaan ini bisa berkurang dan hilang seiring pertumbuhan anak, pada ARFID kondisi ini akan berlangsung lama.
<h2>Cara Mengatasi Anak Susah Makan Nasi</h2>
Jika anak tidak mau makan sama sekali, bisa jadi si kecil mengalami gangguan kesehatan yang mempengaruhi pola makannya. Untuk itu, disarankan agar ayah-bunda berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter anak untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun, jika si kecil hanya susah makan nasi saja, berikut ini sejumlah tips yang dapat membantu:
&nbsp;
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cobalah untuk menyajikan nasi dengan cara yang berbeda dan menarik. Jika selama ini nasi disajikan dengan cara dibuat nasi tim dan diaduk dengan lauk lainnya, cobalah untuk dipisah penyajiannya. Anda juga bisa mencoba membuat bento dengan nasi yang lucu dan menarik.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari memaksa anak untuk makan. Memaksa anak untuk makan dapat membuat mereka merasa stres dan cemas. Cobalah untuk memberikan pujian dan dorongan positif ketika anak berhasil makan nasi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengajak anak makan bersama dapat membantu meningkatkan nafsu makan, sekaligus menciptakan suasana yang menyenangkan dan nyaman. Hasilnya, anak jadi merasa lebih santai dan dapat menikmati makanan dengan lebih baik.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Agar anak mau makan nasi, ayah-bunda harus bersabar dan mencobanya secara berkelanjutan. Berikan jeda jika si kecil mulai menolak makan nasi dan ganti dengan alternatif karbohidrat lain seperti kentang, ubi, singkong, oat, roti dan pasta.</li>
</ul>
Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://kumparan.com/kumparanmom/mengenal-arfid-gangguan-makan-yang-sering-terjadi-pada-balita-1s2B71Mv6XT/1
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180707/0426689/konsumsi-makanan-terlalu-manisasin-bikin-nafsu-makan-anak-menurun/

Anak Susah Makan Nasi, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pertumbuhan gigi bayi adalah salah satu indikator tumbuh kembang anak. Ketahui tahapan pertumbuhan gigi &amp; cara merawatnya bayi di artikel ini.

Kesehatan Gigi & Mulut

Gigi pertama bayi adalah tonggak penting dalam perkembangan mereka. Gigi ini mungkin kecil, tetapi memiliki peran besar dalam pertumbuhan anak Anda. Artikel ini akan mengulas pentingnya merawat gigi pertama bayi serta memberikan panduan dan tips untuk menjaga kesehatan gigi mereka.
<h2>Gigi Pertama Bayi</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64e620c4-38702ea7-4473-432c-b844-6445fec32bee.jpg" />
Gigi pertama bayi, yang juga dikenal sebagai gigi susu atau gigi deciduous, biasanya muncul pada usia sekitar enam bulan. Gigi ini sering kali diabaikan oleh orangtua karena dianggap sebagai gigi sementara yang akan digantikan oleh gigi permanen di kemudian hari. Namun, gigi pertama bayi sebenarnya memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak.
<h2>Peran Gigi Pertama Bayi</h2>
<h3>Proses Pengunyahan&nbsp;</h3>
Gigi pertama bayi memungkinkan anak untuk mengunyah makanan dengan lebih efektif. Ini adalah langkah awal dalam pencernaan yang sehat dan membantu anak mencerna makanan dengan baik.
<h3>Pengucapan Kata&nbsp;</h3>
Gigi pertama bayi juga berperan dalam pengucapan kata-kata. Mereka membantu anak dalam pembentukan suara-suar tertentu yang diperlukan untuk berbicara dengan benar.
<h3>Pemeliharaan Bentuk Wajah&nbsp;</h3>
Gigi pertama juga membantu dalam pemeliharaan bentuk wajah anak. Mereka memberikan dukungan untuk bibir dan pipi, sehingga wajah anak terlihat simetris.
<h3>Perkembangan Gigi Permanen</h3>
Gigi pertama bayi juga berperan dalam memandu gigi permanen untuk tumbuh dengan baik. Jika gigi pertama rusak atau hilang terlalu awal, ini dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi permanen dibagi ke dalam beberapa kelompok usia di bawah ini
<h3>1. Usia 0-6 bulan&nbsp;</h3>
Kebanyakan Bayi lahir tanpa gigi dan hingga usia 5 bulan, di usia ini belum terlihat kemunculan gigi pertamanya, tetapi bayi memiliki kelenjar ludah yang menghasilkan air liur untuk membantu proses pencernaan dan menjaga kelembaban daerah mulut.
<h3>2. Usia 6-12 bulan</h3>
Memasuki usia 6 bulan, gigi bawah seri biasanya muncul pertama kali. Selanjutnya diikuti oleh gigi atas. Pada umur sekitar 9 bulan, gigi samping (incisivus lateral) mulai muncul.
<h3>3. Usia 12-24 bulan</h3>
Pada usia ini, gigi geraham belakang muncul, serta gigi samping atas dan bawah yang lain. Sehingga, pada usia 2 tahun, sebagian besar bayi sudah memiliki setidaknya 8 gigi seri dan beberapa gigi geraham.
<h3>4. Usia 2-3 tahun</h3>
Gigi belakang bayi biasanya mulai tumbuh, termasuk gigi geraham tiga yang besar dan kuat. Sehingga lebih kuat untuk mengunyah makanan yang keras.&nbsp;
<h3>5. Usia 3-6 tahun</h3>
Pada tahap ini, gigi susu telah tumbuh semua dan biasanya terdiri dari 20 gigi. Gigi susu biasanya mulai tanggal secara alami ketika gigi permanen mulai tumbuh.
<h2>Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Gigi Bayi Tumbuh</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64e620e6-194e60f3-413d-4898-b065-4d3861278fd2.jpg" />
Saat gigi bayi tumbuh, bayi akan merasa tidak nyaman sehingga menjadi rewel atau mengalami penurunan nafsu makan. Ayah Bunda perlu ekstra perhatian dan penanganan saat gigi bayi tumbuh demi kesehatannya. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan saat gigi bayi tumbuh:&nbsp;
<h3>1. Mulai Perawatan Sejak Dini</h3>
Anda dapat mulai merawat gigi pertama bayi bahkan sebelum gigi pertama mereka muncul. Gunakan kain lembut atau sikat gigi bayi yang sangat lembut untuk membersihkan gusi bayi setelah makan. Ini membantu menghilangkan sisa makanan dan bakteri. <a href="https://tentanganak.com/artikel/sariawan-pada-bayi-ini-hal-yang-perlu-anda-tahu/">Jangan sampai bakteri dan sisa makanan yang tertinggal menjadi penyebab sariawan.</a>
<h3>2. Pilih Sikat Gigi Bayi yang Tepat</h3>
Ketika gigi pertama bayi mulai muncul, pilihlah sikat gigi bayi yang lembut dan sesuai usia mereka. Jangan gunakan pasta gigi fluoridated sampai anak Anda cukup besar untuk meludah dengan baik, biasanya sekitar usia dua tahun.
<h3>3. Batasi Konsumsi Gula</h3>
Gula adalah musuh utama gigi. Hindari memberikan makanan atau minuman manis pada bayi, terutama sebelum tidur. Gula dapat menyebabkan kerusakan gigi yang dikenal sebagai karies gigi.
<h3>4. Periksa Kesehatan Gigi secara Teratur</h3>
Jadwalkan kunjungan pertama bayi Anda ke dokter gigi sekitar usia satu tahun. Ini akan membantu memantau perkembangan gigi mereka dan memberikan saran tentang perawatan lebih lanjut. <a href="https://tentanganak.com/artikel/ciri-ciri-gusi-bengkak-pada-anak-cara-pengobatan-dan-pencegahannya/">Jika anak mengalami gusi bengkak cek cara pengobatannya di sini</a>.
<h3>5. Berikan Makanan Sehat</h3>
Makanan yang sehat mendukung kesehatan gigi. Berikan makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan susu untuk menguatkan gigi pertama bayi.
<h3>6. Jaga Kebersihan Botol Susu</h3>
Jika anak Anda masih menggunakan botol susu, pastikan untuk membersihkannya dengan baik setelah digunakan. Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susu yang berisi cairan manis, seperti jus atau susu formula.
<h3>7. Awasi Perkembangan Gigi</h3>
Pantau perkembangan gigi pertama bayi Anda. Jika Anda melihat tanda-tanda masalah, seperti bercak putih atau coklat pada gigi, segeralah berkonsultasi dengan dokter gigi.
 Foto: Freepik
Sumber:
https://www.pregnancybirthbaby.org.au/baby-teeth#:~:text=Babies%20are%20usually%20born%20with,teeth%20will%20usually%20have%20appeared.

Pentingnya Merawat Gigi Pertama Bayi: Panduan dan Tips

Pneumonia adalah penyakit yang berasal dari penularan bakteri dan menjangkit paru-paru seseorang. Berikut penyebab, gejala, dan jenis-jenis pneumonia selengkapnya.

Pernapasan

Masalah Kesehatan

Pneumonia adalah penyakit yang dialami seseorang akibat infeksi pada kantung-kantung udara dalam paru-paru. Kantung udara yang terinfeksi tersebut akan memiliki cairan maupun dahak.
Gangguan ini dapat menyebabkan batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, hingga kesulitan bernapas.
Infeksi yang ditimbulkan pneumonia dapat terjadi, baik pada salah satu sisi paru-paru maupun keduanya.&nbsp;
Pneumonia juga dapat menyerang orang dari segala usia. Namun, dua kelompok umur berisiko lebih tinggi terkena pneumonia dan mengalami pneumonia yang lebih serius.
Bayi dan anak-anak, berusia 2 tahun atau di bawahnya, berisiko lebih tinggi karena sistem kekebalannya masih berkembang. Risiko ini lebih tinggi untuk bayi prematur.
Orang dewasa yang lebih tua, berusia 65 tahun atau lebih,&nbsp; juga berisiko lebih tinggi karena sistem kekebalan mereka umumnya melemah seiring bertambahnya usia.&nbsp;
Bayi, anak-anak, dan lansia yang tidak mendapatkan vaksin yang direkomendasikan untuk mencegah pneumonia memiliki risiko lebih tinggi.
&nbsp;
<h2>Penyebab Penyebab Pneumonia</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1689145882.jpg" />
Penyebab utama dari pneumonia ini adalah infeksi virus, bakteri, dan jamur. Pneumonia biasanya dikenal sebagai paru-paru basah.&nbsp;
Penyakit gangguan inflamasi ini bukan hanya dapat menimpa orang dewasa, melainkan juga terjadi pada anak-anak, bahkan bayi yang baru lahir.
Baik berasal dari virus dan bakteri, pneumonia adalah penyakit yang bisa menular. Seseorang dapat menyebarkan ke orang lain melalui menghirup tetesan udara dari bersin atau batuk.
Maka dari itu, pengidap gangguan ini perlu menghindari cairan keluar dari mulutnya dengan menggunakan masker.
<h3>1. Bakteri</h3>
Infeksi ini umumnya disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae (pneumococcus) dan, terutama pada anak-anak, Mycoplasma pneumoniae.
<h3>2. Virus</h3>
Virus yang menyebabkan pneumonia di masyarakat memang berbeda-beda bisa disebabkan oleh Virus influenza, Virus sinkronisasi pernapasan (RSV), dan SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19).
<h3>3. Jamur</h3>
Jamur seperti Pneumocystis jirovecii dapat menyebabkan pneumonia, terutama bagi orang yang sistem kekebalannya lemah.&nbsp;
Beberapa jamur yang ditemukan di tanah di Amerika Serikat bagian barat daya dan di lembah Sungai Ohio dan Mississippi juga dapat menyebabkan pneumonia.
&nbsp;
<h2>Gejala Pneumonia</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1688724696.jpg" />
Pada dasarnya, gejala awal pneumonia hampir serupa dengan masalah paru-paru lainnya. Antara lain batuk dengan disertai demam. Namun, pada pneumonia terjadi gangguan pertukaran oksigen sehingga akan ada gejala tambahan yaitu sesak, napas cepat, tarikan dinding dada, hidung kembang kempis, disertai anak yang rewel, lemas, menolak makan dan minum, bahkan hingga turun kesadaran. Kadar oksigen dalam darah akan berkurang.&nbsp; Apabila ada gejala tersebut, segera bawa anak ke RS!
<h2>Pencegahan Pneumonia</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1688724757.jpg" />
Pneumonia juga dapat dicegah dengan meningkatkan tindakan-tindakan perlindungan, seperti memastikan asupan gizi anak terpenuhi, mengurangi faktor risiko dari polusi udara (yang membuat paru-paru lebih rentan infeksi), dan menerapkan praktik hidup bersih.
&nbsp;
<h3>Cuci Tangan</h3>
&nbsp;
Studi menunjukkan bahwa mencuci tangan dengan sabun dapat mengurangi risiko pneumonia dengan mengurangi paparan terhadap bakteri. Di Indonesia, 64% populasi memiliki fasilitas pencucian tangan dasar di 2017.
&nbsp;
<h3>Ventilasi Udara</h3>
Polusi udara di luar ruangan mengancam anak-anak, terutama dengan meningkatnya tingkat urbanisasi di negara-negara dengan angka pneumonia yang tinggi. Akan tetapi, polusi udara di dalam ruangan &ndash; yang diakibatkan oleh udara kotor dari bahan bakar untuk memasak dan menghangatkan &ndash; menimbulkan risiko global yang lebih tinggi. Polusi udara di dalam ruangan berkontribusi terhadap kematian anak dari pneumonia yang berkaitan dengan polusi udara sebanyak 62%.
<h3>Hidari Asap Rokok</h3>
Merokok mencegah paru-paru si Kecil menyaring dengan benar dan mempertahankan tubuh si Kecil dari kuman. Sehingga pastikan anak terhindar dari paparan asap rokok.
<h3>Vaksinasi (PCV DLL)</h3>
Vaksin dapat membantu mencegah pneumonia yang disebabkan oleh bakteri pneumococcus atau virus flu. Vaksin tidak dapat mencegah semua kasus pneumonia. Namun dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi, mereka yang divaksinasi dan masih terkena pneumonia cenderung mengalami:
<ul>
<li>Lebih sedikit komplikasi serius</li>
<li>Infeksi yang lebih ringan</li>
<li>Pneumonia yang tidak berlangsung lama</li>
</ul>
Pengobatan dan penanganan untuk pneumonia melibatkan upaya untuk mengatasi infeksi dan memberikan dukungan terapi.&nbsp;
Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis. Selain itu, terapi suportif juga diberikan, yang mencakup:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memberikan obat penurun demam jika pasien mengalami demam tinggi yang mengganggu aktivitas sehari-hari.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Menggunakan obat batuk untuk mengurangi frekuensi batuk dan membantu melunakkan dahak yang sulit dikeluarkan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Dalam beberapa kondisi, dokter akan menyarankan pasien untuk dirawat di rumah sakit, yaitu jika mereka:</li>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Berusia di atas 65 tahun.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Mengalami gangguan kesadaran.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Memiliki fungsi ginjal yang tidak optimal.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Tekanan darah mereka sangat rendah (&lt;90/&lt;60 mmHg).</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Mengalami napas yang sangat cepat (lebih dari 30 kali per menit).</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Suhu tubuh mereka di bawah normal.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="2">Denyut nadi mereka kurang dari 50 kali per menit atau lebih dari 100 kali per menit.</li>
</ul>
</ol>
Untuk kasus pneumonia pada anak, Ayah Bunda juga bisa <a href="https://tentanganak.onelink.me/Shof/egeg10er" target="_blank" rel="noopener">konsultasi pada dokter anak di aplikasi Tentang Anak</a>. Semoga sehat selalu.
Foto: Freepik
Sumber:
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1879/ketahui-apa-itu-pneumonia
https://www.nhlbi.nih.gov/health/pneumonia/causes
https://www.nhs.uk/conditions/pneumonia/
https://www.cdc.gov/pneumonia/causes.html#:~:text=Common%20causes%20of%20bacterial%20pneumonia,from%20those%20in%20healthcare%20settings.

Apa Itu Penyakit Pneumonia dan Penyebabnya? Cek Selengkapnya!

Pelajari cara efektif memperbaiki perilaku agresif anak dengan mengenalkan sikap baik seperti "tolong," "maaf," dan "terima kasih." Temukan manfaat membangun kecerdasan emosional sejak dini untuk membantu anak mengelola stres dan konflik, meningkatkan empati, dan memperbaiki interaksi sosial mereka.

Ketika kita melihat seorang anak mengamuk berkepanjangan, bahkan menjadi agresif hingga memukul atau menyakiti orang terdekatnya, tentu situasi ini bisa menimbulkan stres dan kekhawatiran bagi semua pihak, bukan hanya orang tua dari sang anak.&nbsp;
Munculnya perilaku agresif seperti memukul dan berteriak biasa terjadi karena anak masih kesulitan mengelola emosi yang meluap-luap, sehingga kehilangan kendali dan melampiaskan rasa frustasi mereka dengan berteriak, melempar benda, memukul, bahkan menggigit temannya.
Yuk, simak lebih lanjut cara meminimalisir perilaku agresif yang ampuh dengan mengembangkan kecerdasan emosional pada Anak!
<h2>Penyebab Munculnya Perilaku Suka Memukul hingga Berteriak Pada Anak</h2>
Pada dasarnya, seorang anak seringkali belum memiliki kemampuan untuk mengelola emosi dan mengekspresikan perasaannya dengan cara yang lebih efektif. 
Perilaku yang mereka tunjukkan adalah cara untuk berkomunikasi tentang apa yang sedang mereka rasakan.
Ketika anak menunjukkan perilaku agresif seperti memukul, berteriak, bahkan menggigit, itu adalah cara mereka mengungkapkan bahwa mereka sedang mengalami kesulitan dan belum memiliki kemampuan untuk mengatasi rasa frustrasi atau kemarahan dengan cara yang lebih efektif.
Bagaimanapun, respons AyBun terhadap perilaku agresif anak akan mempengaruhi apakah mereka akan terus bereaksi dengan cara yang sama atau belajar serta mengadopsi cara-cara yang lebih baik untuk meluapkan emosi mereka.
<h2>Mengenal Kecerdasan Emosional</h2>
Penting bagi orang tua untuk mengenalkan sikap baik dalam menghadapi situasi anak yang suka mengamuk tidak jelas, memukul, melempar barang, hingga berteriak.&nbsp;
Mengenalkan sikap baik membantu anak membangun kecerdasan emosional, yakni kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri.
Kecerdasan emosional sangat penting karena dapat membantu mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi secara efektif, termasuk menampilkan sikap baik sebagai alternatif dari perilaku yang sifatnya masih agresif atau perilaku yang bisa melukai diri sendiri maupun orang lain yang kemudian berdampak positif pada kualitas interaksi sosial mereka dengan teman dan bahkan dapat mempengaruhi prestasi akademik anak.
<h2>Cara &lsquo;Memperbaiki&rsquo; Perilaku Agresif dengan Mengenalkan Sikap Baik</h2>
Meskipun tampak sederhana, mengajarkan sikap baik kepada anak memiliki dampak besar dalam membentuk kecerdasan emosional anak. Berikut manfaat memperkenalkan sikap baik pada anak:
<h3>1. Mengembangkan Empati dan Pemahaman Sosial</h3>
Dengan mengenalkan sikap baik seperti mengatakan "tolong," "maaf," "terima kasih," dan belajar saling berbagi, anak akan belajar untuk memahami dan merasakan emosi orang lain. Hal ini membantu dalam mengembangkan empati yang merupakan komponen penting dalam kecerdasan emosional.
Anak yang sudah lebih mampu memahami emosi dan peka terhadap kebutuhan orang lain umumnya akan lebih siap menunjukkan sikap-sikap empati, dan sudah lebih mampu berpikir dasar terkait perilaku baik terhadap orang lain.
<h3>2. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi</h3>
Mengajarkan anak cara berkomunikasi yang efektif dapat membantu mereka memilih cara yang lebih baik untuk mengekspresikan perasaan sekaligus mengembangkan keterampilan penyelesaian konflik secara non-agresif.
Mengingat salah satu cara utama anak belajar adalah dengan meniru, orang tua harus, secara konsisten, menunjukkan contoh dengan berinteraksi secara tenang dan positif, serta mengajarkan anak untuk mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka dengan kata-kata yang baik.
Sebagai contoh, jika Si Kecil masih belum mau dan menunjukkan keengganan ketika diminta untuk menghentikan kegiatan yang sedang mereka nikmati, berikan peringatan dengan cara yang lembut sebelum kegiatan diakhiri.
Ketika anak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, kemungkinan ia menunjukkan perilaku agresif seperti memukul, menggigit, dan berteriak saat berinteraksi akan lebih kecil. Di saat yang sama, kualitas interaksi sosial mereka pun akan meningkat.&nbsp;
<h3>3. Mengelola Stres dan Konflik</h3>
Seiring dengan meningkatnya intensitas dan jumlah interaksi anak di lingkungan sosial, konflik pun menjadi satu isu yang tak terhindari. 
Dengan mengajarkan sikap baik, anak dapat meningkatkan kecerdasan emosional mereka, yang membantu mereka mengelola stres dan konflik secara efektif.
Anak-anak yang dapat mengelola stres dan konflik dengan positif cenderung lebih mampu berinteraksi secara positif dengan teman-teman mereka dan menghindari perilaku yang merugikan, seperti memukul dan berteriak.
Penelitian juga menunjukkan bahwa emosi positif membantu anak memperluas cara mereka berpikir dan bertindak, serta mendukung pengembangan strategi adaptif seperti regulasi emosi dan empati, yang krusial dalam mengelola interaksi sosial tanpa perilaku agresif.
Hal ini tentu tidak berdiri sendiri perlu dukungan keluarga dan sekolah yang diharapkan memperhatikan perkembangan kecerdasan emosional dengan seksama, mengusung gaya pengasuhan yang demokratis dan authoritative serta memberikan feedback positif secara tepat kepada anak-anak untuk mendukung komunikasi efektif saat terjadi konflik.
<h2>Cara Mengajarkan Sikap Baik untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional</h2>
Beberapa cara yang dapat dilakukan AyBun untuk mengajarkan sikap baik ke Anak antara lain:
<h3>1. Menjadi Contoh yang Baik</h3>
Anak-anak belajar banyak dari mengamati perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, penting bagi AyBun untuk menjadi contoh yang baik dalam berperilaku. Tunjukkan sikap baik dalam interaksi sehari-hari, seperti menghargai orang lain, meminta tolong, dan menunjukkan empati.
<h3>2. Memberikan Penghargaan dan Pujian</h3>
Ketika anak menunjukkan sikap baik, berikan penghargaan dan pujian. Hal ini dapat memperkuat perilaku positif dan memotivasi anak untuk terus berperilaku baik. Pujian yang spesifik, seperti "Mama bangga karena kamu mau berbagi mainan dengan teman", akan lebih efektif daripada pujian umum.
<h3>3. Menggunakan Cerita dan Permainan</h3>
Cerita dan permainan dapat menjadi alat yang efektif untuk mengajarkan sikap baik kepada anak-anak. Pilih cerita yang mengandung nilai-nilai positif dan ajak anak untuk berdiskusi tentang sikap baik yang ditunjukkan oleh karakter dalam cerita tersebut. 
Permainan yang melibatkan kerjasama dan komunikasi juga dapat membantu anak mengembangkan sikap baik.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1937">5 Cara Melatih Anak Tangguh untuk Menjadi Sukses di Masa Depan</a>
<h2>Penutup</h2>
Nah, itu tadi manfaat &amp; cara untuk mengajarkan sikap baik kepada Si Kecil dalam membangun kecerdasan emosional nya. 
Penting untuk mulai menerapkannya agar anak mampu mengembangkan kemampuan untuk mengelola emosi secara efektif, terutama di seribu hari pertama kehidupan, karena di masa ini 80% perkembangan otak terjadi.&nbsp;
Pada periode ini,otak sangat siap untuk beradaptasi, baik secara struktural maupun fungsional terhadap berbagai rangsangan. 
Oleh karena itu, memperkenalkan sikap-sikap baik seperti "tolong", "terima kasih", "maaf", dan menunjukkan sikap berbagi sejak dini sangatlah penting.
AyBun juga dapat menggunakan Buku Kumpulan Sikap Baik dari Tentang Anak yang memperkenalkan kepada Si Kecil berbagai sikap baik dengan ilustrasi kaya warna dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga mereka tidak akan mengalami kesulitan.
<img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/669fe612-c981e0b1-b5ca-45f6-9c0c-514476f5bca4.png" alt="Buku Kumpulan SIKAP BAIK" width="60%" height="60%" />
Penulis: Mesty Ariotedjo, Gianti Amanda, dan Reda Gaudiamo. Ilustrator: Bellansori
Sinopsis:
Buku ini berisikan contoh konkret dan sederhana dalam kehidupan sehari-hari dimana kata 'maaf', 'tolong', dan 'terima kasih' perlu diucapkan. Selain itu dalam buku ini juga dijelaskan pentingnya mengajarkan berbagi.
Dengan buku ini, diharapkan Si Kecil dapat menumbuhkan kebiasaan baik pada kesehariannya.&nbsp;
Dapatkan di <a href="https://s.shopee.co.id/4Aff3vo8Iz">marketplace</a> kesayangan AyBun atau langsung beli di <a href="tentanganak://commerce_collection?type=commerce_collection&amp;id=55d1eb4d-01c1-4ebb-8c45-351592a2f485">Fitur Belanja</a> pada aplikasi Tentang Anak!

Dari Mengamuk Tidak Jelas hingga Sering Memukul. Cara Memperbaiki Perilaku Anak dengan Kenalkan Sikap Baik

Lakukan Pertolongan Pertama pada Bayi Tersedak!

Ketahui tanda-tanda anak tersedak dan langkah pertolongan pertama untuk bayi dan balita. Simak panduan lengkap agar AyBun siap menghadapi situasi darurat!

Pernahkah Ayah dan Bunda melihat si Kecil tersedak? Jika iya, penting untuk segera memahami tanda-tanda tersedak dan cara memberikan pertolongan pertama. Situasi ini rentan terjadi terutama pada bayi yang baru belajar makan.
<h3>Tanda-Tanda Anak Tersedak</h3>
Beberapa gejala yang menunjukkan si Kecil tersedak adalah:
<ol>
<li>Batuk mendadak tanpa sebab jelas</li>
<li>Suara mengi dan napas terdengar berat</li>
<li>Wajah pucat atau membiru</li>
<li>Hilang kesadaran</li>
</ol>
Jika tanda-tanda ini muncul, segera lakukan pertolongan pertama untuk mencegah kondisi semakin parah.
<h2>Pertolongan Pertama Saat Bayi Tersedak</h2>
Berikut langkah-langkah yang bisa AyBun lakukan saat bayi mengalami tersedak:
<ul>
<li>Jangan menarik atau mendorong objek di mulut bayi.</li>
<li>Posisikan bayi tengkurap di lengan atau pangkuan dengan posisi duduk.</li>
<li>Pastikan kepala lebih rendah dari tubuh bayi.</li>
<li>Tahan mulut bayi tetap terbuka dengan jari.</li>
<li>Tepuk punggung bayi dengan lembut di antara tulang belikat sebanyak lima kali.</li>
</ul>
<img style="font-family: -apple-system, BlinkMacSystemFont, 'Segoe UI', Roboto, Oxygen, Ubuntu, Cantarell, 'Open Sans', 'Helvetica Neue', sans-serif; display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1677143445.png" width="266" height="177" />
<ul>
<li>Periksa setiap tepukan, apakah objek sudah keluar.</li>
<li>Jika belum berhasil, posisikan bayi terlentang dengan kepala menghadap ke atas.</li>
<li>Temukan bagian tengah tulang dada.</li>
</ul>
<img style="display: block; margin-left: auto; margin-right: auto;" src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1677143430.png" width="268" height="176" />
<ul>
<li>Tekan tulang dada menggunakan dua jari sebanyak lima kali secara perlahan.</li>
</ul>
<h2>Pertolongan Pertama pada Balita Tersedak</h2>
Berbeda dengan bayi, penanganan pada balita melibatkan lebih banyak gerakan fisik. Berikut langkah-langkahnya:
<ol>
<li>
Minta anak batuk keras jika ia masih bisa bernapas dan mengeluarkan suara. Arahkan kepala sedikit menunduk dan badan condong ke depan.
</li>
<li>
Back Blows (Pukulan Punggung)
<ul>
<li>Posisikan anak membungkuk ke depan.</li>
<li>Pukul punggungnya sebanyak lima kali menggunakan tumit tangan AyBun.</li>
</ul>
</li>
<li>
Chest Thrusts (Tekanan Dada)
<ul>
<li>Letakkan satu tangan di tengah punggung dan satu di dada.</li>
<li>Berikan lima tekanan tajam dan lambat di dada menggunakan tumit tangan.</li>
</ul>
</li>
<li>
Abdominal Thrusts (Tekanan Perut)
<ul>
<li>Berdiri atau berlutut di belakang anak.</li>
<li>Lingkarkan kedua tangan di perut, tepat di bawah tulang rusuk.</li>
<li>Kepalkan tangan dan lakukan lima hentakan ke arah atas sambil menarik tubuh anak.</li>
</ul>
</li>
</ol>
Catatan: Hindari hentakan terlalu keras untuk mengurangi risiko cedera.
<h2>Kapan Harus Segera ke Fasilitas Kesehatan?</h2>
Jika objek yang menyebabkan tersedak tidak kunjung keluar atau kondisi anak memburuk seperti wajah membiru atau tidak sadarkan diri, segera bawa si Kecil ke fasilitas kesehatan terdekat.
<h3>Kesimpulan</h3>
Mengetahui cara memberikan pertolongan pertama saat bayi atau balita tersedak sangat penting bagi setiap orang tua. Tetap tenang dan lakukan langkah-langkah di atas dengan cepat untuk mencegah kondisi menjadi lebih serius.
<div class="flex max-w-full flex-col flex-grow">
<div class="min-h-8 text-message flex w-full flex-col items-end gap-2 whitespace-normal break-words [.text-message+&amp;]:mt-5" dir="auto" data-message-author-role="assistant" data-message-id="a08c8f92-8c34-46d8-acd7-b88a1ec64629" data-message-model-slug="gpt-4o">
<div class="flex w-full flex-col gap-1 empty:hidden first:pt-[3px]">
<div class="markdown prose w-full break-words dark:prose-invert light">
Dengan artikel ini, AyBun diharapkan lebih siap menghadapi situasi darurat dan dapat memberikan pertolongan dengan tepat.
</div>
</div>
</div>
</div>

Mengukur tinggi dan berat badan anak di rumah dengan akurat sangat penting untuk memantau pertumbuhan mereka. Gunakan alat ukur yang tepat dan ikuti panduan untuk hasil yang optimal &amp; akurat.

Mengukur tinggi dan berat badan anak dengan tepat sangat penting untuk memantau pertumbuhan mereka. Berikut adalah panduan praktis untuk melakukannya di rumah, baik untuk anak di bawah usia 2 tahun maupun yang lebih tua.&nbsp;
<h2>Faktor-faktor yang diperhatikan saat akan mengukur tinggi badan &amp; berat badan anak:</h2>
<h3>Usia Anak</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak di Bawah 2 Tahun: Pengukuran dilakukan dalam posisi berbaring. Hal ini untuk memastikan akurasi dan kenyamanan anak selama proses pengukuran.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak di Atas 2 Tahun: Pengukuran bisa dilakukan dari posisi berdiri.</li>
</ul>
<h3>Gunakan Alat Ukur yang Sesuai</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari Pita Ukur: Untuk mengukur tinggi badan anak dengan akurat, jangan gunakan pita ukur.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak Berbaring: Gunakan papan dengan alas keras atau infantometer untuk mengukur panjang badan anak yang berbaring.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak Berdiri: Gunakan stadiometer untuk mengukur tinggi badan anak yang berdiri.</li>
</ul>
<h3>Pengukuran Dilakukan oleh 2 Orang Dewasa</h3>
Pengukuran panjang badan atau tinggi badan anak memerlukan dua orang dewasa untuk memastikan hasil yang akurat:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pengukur Pertama: Pastikan kepala anak tegak lurus terhadap papan atau alat ukur.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pengukur Kedua: Pastikan kaki anak lurus dan lihat skala pengukur untuk mencatat hasilnya. Selama pengukuran, pastikan bagian belakang kepala, punggung, pantat, dan tumit anak menyentuh papan ukur.</li>
</ul>
&nbsp;
<h2>Cara Mengukur Tinggi Badan dengan Berdiri di Rumah Secara Akurat</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66868abb-f7da8061-8ebc-4854-8f23-9a469451bec0.png" alt="mengukur tinggi badan anak" width="40%" height="40%" />
Sumber Foto: CDC
&nbsp;
Mengukur tinggi badan anak atau remaja di rumah bisa jadi tantangan tersendiri. Tapi dengan langkah-langkah yang tepat, AyBun&nbsp; bisa mendapatkan hasil yang akurat. Yuk, simak cara-cara mudah dan praktis untuk mengukur tinggi badan mereka di rumah dari CDC:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Lepas sepatu, baju tebal, aksesoris rambut, dan uraikan rambut anak karena terkadang bisa mengganggu keakuratan dalam pengukuran</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Lakukan pengukuran di lantai yang gak berkarpet dan di dinding yang rata</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Minta anak berdiri dengan kaki datar, rapat, dan menempel ke dinding. Pastikan kaki lurus, tangan di samping, dan bahu sejajar</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pastikan anak melihat lurus ke depan dan garis pandangnya sejajar dengan lantai</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ukur tinggi badan saat anak dengan kepala, bahu, bokong, dan tumit menyentuh dinding. Namun perlu disesuaikan juga dengan bentuk tubuh Si Kecil, karena gak semua titik tubuh bisa menyentuh dinding</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gunakan alat pengukur datar untuk membentuk sudut siku-siku dengan dinding dan turunkan alat pengukur sampai menyentuh puncak kepala</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pastikan mata pengukur sejajar dengan alat pengukur</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tandai di mana bagian bawah alat pengukur bertemu dengan dinding. Lalu, ukur dari lantai hingga tanda di dinding untuk mendapatkan tinggi badan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Catat tinggi badan dengan akurat hingga 1/8 inci atau 0,1 sentimeter terdekat, pastikan untuk mencatatnya dengan presisi.</li>
</ol>
<h2>Cara Mengukur Berat Badan di Rumah dengan Akurat</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66868afb-e6fe2057-7abc-4a14-ae21-67915cf8c813.png" alt="mengukur berat badan anak" width="40%" height="40%" />
Sumber Foto: CDC
&nbsp;
Untuk mengukur berat badan di rumah secara akurat yakni:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gunakan timbangan digital. Hindari menggunakan timbangan yang menggunakan pegas</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tempatkan timbangan di lantai yang keras (seperti ubin atau kayu) dan bukan di atas karpet</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Minta anak melepas sepatu dan pakaian tebal seperti sweater</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Minta anak berdiri dengan kedua kaki di tengah timbangan.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Catat berat badan hingga pecahan desimal terdekat (misalnya, 25,5 kilogram atau 25,7 kilogram).</li>
</ol>
Baca juga: <a href="tentanganak://article?type=article&amp;id=1925">Cara Menghitung Tinggi Ideal Anak dari IDAI</a>
<h2>Penutup</h2>
Setelah melakukan pengukuran, masukkan hasil tinggi dan berat badan anak ke fitur <a href="tentanganak://growth_screen?type=growth_screen">tumbuh</a> di aplikasi Tentang Anak. Dengan demikian, AyBun&nbsp; bisa memantau pertumbuhan anak secara berkala dan mendapatkan rekomendasi yang sesuai untuk kesehatan dan perkembangan mereka.
Dengan mengikuti panduan ini, AyBun&nbsp; bisa memastikan pengukuran tinggi dan berat badan anak dilakukan dengan akurat, membantu memantau pertumbuhan mereka secara optimal.

Cara Mengukur Tinggi dan Berat Badan Anak di Rumah dengan Akurat


MPASI instan menjadi makanan praktis yang dapat diberikan untuk bayi. Simak beberapa fakta dan bahaya MPASI Instan bagi kesehatan bayi di artikel berikut ini!

Makanan Pendamping ASI atau MPASI merupakan jenis makanan yang diberikan kepada bayi untuk mencukupi zat nutrisi dan kebutuhan energi setelah bayi berusia 6 bulan. Pada momen ini, Bunda akan menyediakan berbagai jenis makanan agar Si Kecil mau belajar makan.
Bagi Ayah atau Bunda yang harus pergi bekerja, terkadang MPASI instan atau fortifikasi menjadi pilihan. Makanan pendamping ini dikemas dengan praktis dan higienis.&nbsp;
Namun, dalam pembuatannya yang serba instan, Ayah dan Bunda terkadang khawatir akan kebutuhan nutrisi atau bahaya MPASI instan jika sering kali disajikan untuk si kecil.&nbsp;
Benarkah MPASI instan berbahaya bagi kesehatan bayi? Untuk mengetahui fakta lengkapnya, simak dalam penjelasan berikut ini.
<h2>Apa itu MPASI Instan dan Perbandingannya dengan MPASI Homemade?</h2>
<h3>Sebelum memberikan makanan terbaik untuk Si Kecil, Ayah dan Bunda perlu mengetahui pengertian MPASI instan dan perbandingannya dengan MPASI homemade untuk kebutuhan nutrisi bayi berikut ini.</h3>
<h3>1. MPASI Instan</h3>
MPASI Instan atau fortifikasi adalah makanan komersial yang dibuat untuk memenuhi nutrisi dan energi bayi mulai dari 6 bulan. Dilansir IDAI, makanan ini diproduksi berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan dunia (WHO).
Makanan ini memiliki protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan zat gizi yang aman dikonsumsi oleh bayi. Pembuatan MPASI instan biasanya menggunakan metode freeze dry dengan bahan makanan yang dikeringkan hingga kadar air sangat minimal dan kuman tidak bisa hidup.
Komposisi MPASI instan juga terukur sesuai kebutuhan anak sehingga tidak akan bisa beredar bebas tanpa izin Codex Alimentarius (standar internasional) dan BPOM.
<h3>2. MPASI Homemade</h3>
Agar memperkaya khazanah rasa dan tekstur anak, Ayah dan Bunda dapat memberikan MPASI homemade dan instan secara selang-seling. MPASI homemade merupakan makanan yang dibuat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang alami. Makanan ini perlu mengandung karbohidrat, protein, dan lemak untuk memenuhi zat gizi bayi.
Saat membuat MPASI homemade, Ayah dan Bunda wajib memerhatikan tingkat kematangan makanan dan kebersihan dari alat makan agar bisa disajikan secara higienis untuk bayi.&nbsp;
Dalam perbandingannya, MPASI instan memiliki bahan-bahan yang aman dan dapat dibuat dengan waktu yang cukup singkat, sedangkan MPASI homemade cukup memakan waktu yang lama, tetapi terjamin kebersihan dan nutrisinya dengan bahan-bahan yang alami.
<h2>Apakah Benar Ada Kandungan Pengawet dalam MPASI Instan?</h2>
Makanan serba instan dikenal dengan pembuatannya yang menggunakan zat aditif tertentu untuk mengawetkan makanan. Lalu, apakah benar ada kandungan pengawet dalam MPASI instan untuk bayi?
Dilansir IDAI, MPASI instan yang beredar di pasaran dibuat berdasarkan ketentuan khusus yang ditetapkan oleh lembaga kesehatan dunia (WHO) dengan zat pengawet yang aman untuk bayi. MPASI instan ini dibuat sesuai dengan kandungan nutrisi dan higienitasnya untuk memenuhi asupan zat besi bayi 11 mg/hari.
<h2>Cara Memilih MPASI Instan yang Baik</h2>
Tak ada satu pun yang bisa menjamin proses pembuatan MPASI instan melalui proses pembuatan yang bersih dan higienis. Tak ada juga yang bisa memprediksi apakah kandungan makanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan harian bayi.
Ayah dan Bunda perlu cermat dalam memilih MPASI instan untuk bayi. Usahakan untuk melihat kandungan kemasan dan produk yang berkualitas. Berikut ini cara memilih MPASI instan yang baik untuk bayi.
<h3>1. Cek kondisi kemasan dan tanggal kedaluwarsa</h3>
Langkah pertama setelah membeli produk MPASI instan komersial adalah mengecek kondisi kemasan tersebut. Usahakan kemasan masih tertutup rapat dan segelnya belum dibuka.
Cek juga tanggal kedaluwarsa produk, pastikan produk masih bisa dikonsumsi oleh bayi, tidak berjamur dan mengeluarkan bau yang kurang sedap.
<h3>2. Pembuatannya benar-benar mengikuti aturan di kemasan</h3>
Selanjutnya, Ayah dan Bunda perlu memerhatikan aturan penyajian yang terdapat di kemasan. Aturan ini biasanya terdapat di samping kanan atau kiri kemasan.&nbsp;
Ayah dan Bunda wajib untuk melakukan pembuatan benar-benar mengikuti aturan dalam kemasan agar MPASI instan bisa disajikan dengan baik dan aman dikonsumsi untuk bayi.
<h3>3. Tidak menyimpan MPASI jika tidak habis dimakan oleh anak dalam 2 jam akan berisiko kontaminasi.</h3>
Saat anak susah untuk makan dan MPASI tidak habis dimakan, Ayah dan Bunda diusahakan untuk tidak menyimpan sisa MPASI instan di ruangan terbuka atau di kulkas.
MPASI instan yang sudah disajikan berisiko terkena kontaminasi jika dibiarkan terlalu lama. Penyajian makanan instan hanya bisa dilakukan secara langsung, tanpa disimpan.
___________________________________________________________________________
&nbsp;
Nah, itu dia beberapa fakta mengenai MPASI instan untuk kesehatan bayi. Makanan ini aman dikonsumsi oleh bayi karena dibuat dengan standar lembaga kesehatan dunia (WHO). Pilih produk yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.
Jangan lupa untuk selingi dengan MPASI homemade untuk kebutuhan nutrisi yang lebih baik. Jadi, Si Kecil termasuk yang lahap saat makan MPASI instan atau nggak, nih?
Foto: freepik
Sumber:&nbsp;
IDAI. 2017. Apakah makanan pendamping ASI (MPASI) komersial berbahaya buat bayi?
The role of the Codex Alimentarius process in support of new products to enhance the nutritional health of infants and young children. https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/15648265100312S205

Benarkah MPASI Instan Berbahaya Bagi Kesehatan Bayi? Ini Faktanya

Bantu si kecil mengasah kemampuan motorik dan kognitifnya dengan memberikan 5 mainan untuk bayi 3 bulan.

Bayi

Mainan yang aman dan cocok untuk bayi 3 bulan merupakan hal penting bagi perkembangan bayi. 
Pada usia ini, si Kecil mulai mengeksplorasi tubuhnya, lingkungan sekitarnya dan belajar tentang warna, tekstur, dan suara. 
Mainan yang aman dan cocok dapat membantu dalam proses ini dan memperkaya pengalaman belajarnya.
Namun, memilih mainan tidak boleh sembarangan. 
Mainan yang tepat dapat membantu bayi mengembangkan kemampuan motorik. Seperti, belajar meraih, menggenggam, dan melempar benda. 
Mainan yang cocok juga dapat membantu bayi mengasah kemampuan kognitifnya. Mulai dari kemampuan memproses informasi, mengenal pola, hingga membedakan warna. 
Namun, jika orang tua salah memberikan mainan pada bayi, mainan justru bisa menjadi bahaya. 
Contohnya, seperti bahaya tersedak yang sangat sering dialami oleh bayi usia di bawah 3 tahun.
Tidak heran jika pemerintah di sejumlah negara seperti Australia, misalnya, memiliki standar persyaratan keamanan untuk mainan bayi. 
Jika mainan tidak sesuai, pemerintah bisa mengeluarkan keputusan untuk melakukan penarikan mainan dari pasar dan melakukan pemusnahan. 
Hal ini pernah terjadi pada tahun 2021 ketika pemerintah Australia mengeluarkan peringatan pada warganya.&nbsp;
Peringatan tersebut berupa himbauan untuk tidak membeli produk mainan oleh suatu perusahaan swasta. Perusahaan ini merupakan sebuah produsen kebutuhan bayi asal Amerika Serikat.&nbsp;
 Himbauan tersebut dikeluarkan karena perusahaan tersebut memiliki potensi membuat bayi tersedak
Belajar dari berbagai kejadian yang ada, penting bagi orangtua untuk mengetahui mainan yang sesuai dengan usia dan tahap perkembangan bayi. 
Artikel kali ini akan fokus membahas jenis-jenis mainan yang aman dan cocok untuk bayi 3 bulan.
Rekomendasi mainan ini dipilih karena mudah digunakan dan memberikan stimulasi yang tepat bagi bayi usia 3 bulan. 
Selain itu, mainan ini juga bisa mengembangkan kemampuan motorik dan kognitifnya secara optimal. Tanpa panjang lebar lagi, yuk, kita bahas satu per satu.
<h2>Faktor yang Harus Dipertimbangkan Saat Membeli Mainan Bayi&nbsp;</h2>
<h3>1. Mudah Dimainkan</h3>
Saat memilih mainan bayi, pastikan jika ukuran dan bentuknya sesuai untuk usia bayi Ayah Bunda.
Dengan demikian, si Kecil dapat memegang dan memainkannya dengan mudah dan aman.
<h3>2. Hindari Ukuran Mainan yang Kecil</h3>
Jangan memberikan mainan berukuran kecil atau memiliki bagian kecil yang mudah terlepas.
Mainan seperti ini dapat termakan oleh bayi. Dengan demikian, mainan ini dapat membuat bayi tersedak atau tercekik.
<h3>3. Terbuat dari Bahan yang Aman</h3>
Pastikan mainan yang Ayah Bunda berikan terbuat dari bahan ramah anak. 
Hindari mainan yang memiliki bau menyengat. Ini karena bisa saja mainan tersebut menggunakan cat yang mengandung zat berbahaya.
<h3>4. Tidak Tajam atau Runcing</h3>
Pastikan bahwa mainan tidak tajam atau memiliki sudut yang runcing, sehingga dapat melukai bayi. 
Hindari juga mainan yang terbuat dari besi atau bahan yang keras dan berpotensi menimbulkan cedera serius pada anak.
<h3>5. Tidak Mudah Rusak</h3>
Mainan yang mudah rusak atau pecah dapat berbahaya bagi bayi. Si Kecil bisa saja terluka karena terkena pecahan mainan. 
Mainan yang mudah rusak juga akan membuat AyBun lebih sering merogoh kocek lagi untuk membeli mainan baru.
<h3>6. Tanpa Potensi Tercekik</h3>
Sebaiknya, hindari mainan yang memiliki tali atau benang panjang. Mainan seperti ini dapat membentuk simpul sehingga membuat bayi berpotensi untuk tercekik.
<h2>Rekomendasi Mainan untuk Bayi 3 Bulan</h2>
<h3>1. Mainan Bola Kerincingan</h3>
Untuk bayi usia 3 bulan, mainan tidak perlu terlalu kompleks dan canggih. Yang penting, anak senang dan mainan dapat bermanfaat untuk menstimulasi tumbuh kembangnya. Mainan bola kerincingan ini merupakan salah satu yang cocok. Untuk memainkannya tidak dibutuhkan keterampilan motorik yang sudah terasah. Bayi bisa menggoyang dan meremasnya tanpa kesulitan. Suara kerincingan yang muncul ketika mainan ini digoyangkan juga dapat menstimulasi kemampuan pendengaran si kecil.&nbsp;
<h3>2. Boneka Tangan / Hand Puppet</h3>
Memainkan boneka tangan di depan si kecil juga dapat mengasah kemampuan penglihatannya. Cara memainkannya cukup sederhana, ayah-bunda bisa menurun-naikkan boneka sambil memanggil nama si kecil. Jika bayi Anda sudah mampu melacak pergerakan boneka dengan baik, buat gerakan yang semakin kompleks. Mainan ini juga dapat dimainkan hingga bayi tumbuh besar dan sudah dapat mengendalikan tangannya dengan lebih baik.
<h3>3. Mainan Musik</h3>
Di usianya sekarang, mainan yang mengeluarkan suara merupakan pilihan yang baik. Agar tidak hanya menstimulasi kemampuan pendengarannya, cari mainan musik yang berwarna warni serta memiliki bentuk yang unik atau bahkan dilengkapi dengan cermin bayi. Selain dapat menghibur bayi dan membuatnya tenang, mainan ini dapat mengasah berbagai kemampuan sensoriknya.
<h3>4. Play Gym</h3>
Play Gym adalah karpet dengan mainan yang dirancang untuk membantu tumbuh kembang bayi. Play Gym memiliki banyak fitur dan mainan yang berbeda, seperti mainan gantung, bola, atau mainan yang dapat diputar. Mainan-mainan ini dapat membantu dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halus bayi, seperti kemampuan meraih, menggenggam, dan memutar. Play Gym juga dapat menstimulasi kemampuan visual dan auditori bayi. Beberapa Play Gym bahkan memiliki lampu berkedip atau musik yang dapat membantu dalam perkembangan kognitif bayi dan kemampuan memproses informasi.
<h3>5. Buku Cerita</h3>
Meski masih berusia 3 bulan, membacakan buku secara rutin pada anak dapat membantu mengembangkan kemampuan bahasanya. Selain itu, membacakan buku secara rutin sejak dini juga dapat membentuk kebiasaan baca yang akan bermanfaat hingga si kecil dewasa.
Foto: Freepik

5 Mainan yang Aman dan Cocok untuk Bayi 3 Bulan, Ini Rekomendasi dari Ahlinya!

Kenali perbandingan gizi susu sapi dan susu kambing di sini

Air Susu Ibu adalah susu terbaik untuk mendukung tumbuh kembang anak di 6 bulan pertama kehidupan dan dapat diteruskan sampai usia anak &gt;2 tahun jika produksi ASI Bunda belum berhenti.
Sebagai pilihan, anak yang berusia lebih dari 12 bulan dapat diberikan asupan fresh milk lainnya seperti susu kambing maupun sapi jika diperlukan. Banyak orang yang gemar mengonsumsi susu sapi daripada susu kambing, baik dari produk yogurt, keju, hingga es krim. Lalu, bagaimana terkait gizinya? Apakah susu kambing lebih unggul dari susu sapi?
Perbandingan komposisi ASI, susu kambing, dan susu sapi&nbsp;
<table style="border-collapse: collapse; width: 100%;" border="1">
<tbody>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Komposisi
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
ASI
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
Susu sapi murni
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
Susu kambing murni
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Energi (kkal)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
64-80
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
64
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
69
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Karbohidrat (g)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
6,9
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
4,7
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
4,5
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Lemak (g)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
4,4
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
3,7
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
4,1
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Protein (g)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
1
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
3,3
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
3,6
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Kalsium (mg)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
32
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
119
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
134
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Fosfor (mg)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
14
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
93
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
111
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Natrium (mg)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
17
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
49
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
50
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Kalium (mg)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
51
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
151
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
204
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Besi (mg)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
0,03
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
0,05
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
0,05
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 25.1337%;">
Zinc (mg)
</td>
<td style="width: 12.2995%;">
0,2
</td>
<td style="width: 27.8075%;">
0,4
</td>
<td style="width: 34.7594%;">
0,3
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Catatan: komposisi per 100 ml
Dari tabel penelitian di atas dapat dilihat bahwa susu kambing memiliki kandungan kalsium yang lebih tinggi, lemak dan protein yang lebih unggul dari susu sapi.
Namun, susu sapi memiliki kandungan zinc yang sedikit lebih unggul dibandingkan susu kambing.
Memang susu kambing mengandung kalori dan protein yang lebih tinggi daripada susu sapi, tetapi pemberiannya dilarang untuk anak kurang dari 1 tahun jika susu murni.
Jika susu sudah dimodifikasi menjadi susu formula memang harus dikonsultasikan dengan Dokter Spesialis Anak. Kandungan protein dan mineral yang tinggi pada susu kambing tidak cocok untuk anak&nbsp; kurang dari 1 tahun sehingga adanya potensi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ketidakseimbangan elektrolit (hipernatremia)&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">pH dalam darah menjadi asam dan basa terganggu (asidosis metabolik)&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengganggu ginjal (azotemia)</li>
</ul>
Pemberian susu kambing tidak direkomendasikan oleh ESPHGAN atau Asosiasi Dokter Anak Khusus Nutrisi dan Pencernaan di Eropa sebagai pengganti susu anak yang mengalami alergi susu sapi.
Studi menunjukkan sebagian besar anak yang alergi terhadap susu sapi ternyata juga mengalami alergi terhadap susu kambing yaitu adanya cross-reactivity alergen pada susu sapi dan susu kambing, terutama kasein.
Studi menunjukkan bahwa BB anak balita malnutrisi dengan intervensi nutrisi baik susu sapi maupun dengan susu kambing sama-sama meningkat tanpa perbedaan yang bermakna. Kemudian ada 200 bayi yang mendapatkan susu formula berbasis susu sapi dan susu kambing tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dari peningkatan BB, PB, dan lingkar kepala.
Kesimpulannya pertumbuhan anak sama optimal, baik yang mendapat susu sapi maupun susu kambing.
Foto: www.pexels.com
Sumber:
Truck D. Cow&rsquo;s milk and Goat&rsquo;s milk. World Rev Nutr Diet. 2013;108:56-62.&nbsp;
Vita D, et al: Ass&rsquo;s milk in children with atopic dermatitis and cow&rsquo;s milk allergy: crossover comparison with goat&rsquo;s milk. Pediatr Allergy Immunol 2007;18:594&ndash;598.&nbsp;
Razafindrakoto O, Ravelomanana N, Rasolofo A, Rakotoarimanana RD, Gourgue P, Coquin P, dkk. Goat's milk as a substitute for cow's milk in undernourished children: a randomized double-blind clinical trial. Pediatrics. 1994;94:65-9.&nbsp;

Susu Kambing Lebih Baik dari Susu Sapi untuk Anak? Cek Faktanya!

Bolehkah ibu hamil makan sate? Ini mitos atau fakta? Yuk, simak pembahasan tentang larangan makan di artikel berikut ini!

Fertilitas

Kehamilan

Sate menjadi salah satu makanan yang mungkin hampir digemari oleh kebanyakan orang Indonesia, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak sekalipun. Kelezatan cita rasa sate membuatnya menjadi makanan favorit bagi banyak orang. Tapi, bagaimana jika ibu hamil yang ingin makan sate, apakah boleh?
Buat para Bunda yang sedang hamil, Bunda mungkin pernah mendengar imbauan untuk tidak makan sate selama masa hamil bukan? Ini karena sate di anggap tidak sehat. Apakah itu benar? Jadi bolehkah ibu hamil makan sate?
Untuk mengetahui jawabannya, yuk simak pembahasan tentang mitos larangan ibu hamil makan sate berikut ini!
<h2>Mitos tentang ibu hamil dan larangan makanan</h2>
Beberapa mitos yang sering dikaitkan dengan larangan makanan untuk ibu hamil antara lain:
<h3>1. Makanan pedas</h3>
Mitos tentang Ibu hamil dan larangan makanan yang pertama adalah menghindari makanan pedas. Makan makanan yang pedas dianggap dapat membuat bayi yang dikandungnya terlahir dengan wajah yang merah.&nbsp;
Padahal ini tidak benar, karena warna wajah bayi saat lahir dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk genetik, dan tidak dipengaruhi oleh apa yang dikonsumsi oleh ibu selama masa kehamilan.
<h3>2. Hidangan sate</h3>
Banyak yang beranggapan bahwa ibu hamil harus menghindari sate karena dagingnya yang dianggap tidak terlalu matang.&nbsp;
Namun, tidak semua daging sate yang dibakar tidak matang. Beberapa daging yang digunakan untuk membuat sate biasanya sudah dimasak dengan baik sebelum dibakar, sehingga daging sate dapat matang dengan sempurna dan tidak ada risiko terjadinya infeksi yang dapat membahayakan ibu hamil.
<h3>3. Minuman bersoda</h3>
Bunda mungkin pernah mendengar kalau ibu hamil harus menghindari minuman bersoda. Ini karena minuman bersoda dianggap dapat menyebabkan kegemukan pada bayi yang dikandungnya.
Padahal mitos ini tidak benar, karena asupan kalori dari minuman bersoda tidak cukup untuk menyebabkan kegemukan pada bayi. Namun, minuman bersoda dapat meningkatkan risiko kegemukan pada ibu hamil jika dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.
<h3>4. Makanan berlemak</h3>
Kemudian ada juga mitos terkait larangan untuk memakan makanan yang berlemak, karena dapat menyebabkan bayi yang dikandungnya terlahir dengan berat badan yang berlebihan.&nbsp;
Namun, makanan berlemak merupakan sumber energi yang penting bagi ibu hamil, terutama pada trimester ketiga kehamilan. Asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang tepat, makanan berlemak dapat membantu menjaga kesehatan ibu dan pertumbuhan bayi yang sehat.
Secara umum, ibu hamil harus menjaga pola makan yang sehat dan seimbang. Untuk itu, sebaiknya Bunda konsultasikan terlebih dahulu kebutuhan gizi Bunda dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan bahwa Bunda mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Anda dan pertumbuhan bayi yang sehat.
<h2>Benarkah bumil dilarang makan sate?</h2>
Mitos sate dan ibu hamil adalah sebuah anggapan yang keliru mengenai makanan yang sebaiknya dihindari oleh ibu hamil. Salah satu mitos yang paling umum adalah sate merupakan makanan yang tidak sehat untuk ibu hamil karena terbuat dari daging yang tidak terlalu matang.&nbsp;
Namun, ini tidak sepenuhnya benar. Karena tidak semua penjual sate menggunakan daging mentah. Beberapa di antaranya menggunakan daging yang sudah dimasak dengan baik sebelum dibakar.
Selain itu, ada juga anggapan bahwa ibu hamil harus menghindari sate karena terlalu pedas. Namun, kebanyakan sate tidak terlalu pedas dan dapat dikonsumsi dengan aman oleh ibu hamil. Jika Bunda memang tidak suka makanan yang terlalu pedas, Bunda dapat meminta penjual sate untuk tidak menambahkan banyak bumbu pedas ke sate yang Anda pesan.
Secara umum, ibu hamil dapat mengonsumsi sate dengan aman asalkan memilih sate yang terbuat dari daging yang sudah dimasak dengan baik dan dibakar dengan benar. Periksa tanggal kadaluarsa daging yang digunakan untuk membuat sate dan memastikan bahwa daging tersebut masih layak dikonsumsi.
Namun demikian, sebaiknya Bunda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan bahwa makanan yang akan dikonsumsi aman untuk kondisi kesehatan Bunda dan calon buah hati saat ini.
<h2>Apakah sate aman untuk ibu hamil?</h2>
Ternyata saat hamil, Bunda tetap boleh mengonsumsi sate dengan syarat memastikan:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bahan dan cara masak sate terjamin kebersihannya</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Daging dimasak sampai benar-benar matang</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak ada bagian daging yang gosong</li>
</ul>
Selain itu, Bunda juga dapat mengetahui tingkat kematangan sate dengan cara menekan daging setelah dimasak sekitar 15 menit. Lalu, perhatikan warna cairan daging sate yang keluar:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bening -&gt; sudah matang</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Merah muda -&gt; perlu dimasak lagi</li>
</ul>
Penting bagi Bunda untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi sudah benar-benar matang. Jika Bunda sering mengonsumsi makanan yang tidak matang saat hamil, maka dapat menimbulkan risiko keracunan makanan, infeksi pencernaan, dan infeksi toksoplasma yang meningkat.&nbsp;
Oleh sebab itu, selain makan sate sebagai asupan protein, pastikan Bunda juga memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi si Kecil dengan mengonsumsi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sayur-sayuran hijau -&gt; bayam, brokoli, sawi, kubis, edamame</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Karbohidrat kompleks -&gt; nasi coklat, roti gandum, oat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Buah-buahan segar -&gt; jeruk, pisang, apel, mangga, alpukat</li>
</ul>
INGAT! Semakin bervariasi makanan yang Bunda konsumsi selama masa kehamilan, maka akan semakin banyak &lsquo;paparan rasa&rsquo; yang diterima si Kecil. Artinya Ayah dan Bunda dapat menurunkan risiko picky eating saat si Kecil saat tumbuh dewasa.
Sementara itu, jika pada masa kehamilan Bunda mengalami gejala keracunan makanan seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sakit perut</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pusing</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mual dan muntah</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Diare&nbsp;</li>
</ul>
Segera konsultasikan kondisi Bunda dan calon buah hati ke dokter ya!
Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://www.nhs.uk/pregnancy/keeping-well/foods-to-avoid/
https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/food-poisoning#:~:text=Food%20poisoning%20is%20caused%20by%20bacteria%20and%20viruses%20found%20in,may%20need%20to%20be%20hospitalized.
https://www.babycentre.co.uk/x553772/is-it-safe-to-eat-barbecued-food-in-pregnancy