Agar rambut anak lebat, cukur rambut tak pengaruhi ketebalan. Beri nutrisi dari minyak kemiri atau losion untuk rambut lebih tebal dan sehat.

Kesehatan Anak

Sejak dulu, tradisi <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1685">mencukur habis rambut bayi</a> baru lahir sudah banyak dilakukan di Indonesia. Alasan di baliknya beragam, mulai dari keyakinan bahwa rambut bayi perlu dibersihkan hingga kepercayaan agar rambut anak lebat.
Namun, benarkah menggunduli bayi dapat membuat rambutnya lebih lebat?
<h2>Cukur Rambut agar Rambut Anak Lebat Itu Mitos!</h2>
Sebenarnya, tidak ada waktu yang "tepat" untuk mencukur rambut agar lebih lebat.
Jumlah folikel rambut bayi sudah tetap sejak lahir dan tidak akan bertambah hingga dewasa. Mencukur rambut hanya membantu membersihkan kulit kepala, bukan meningkatkan ketebalan rambut.
Baca Juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=2038">15 Rekomendasi Sampo Aman untuk Bayi dan Anak Bebas SLS Bantu Rambut Tumbuh Sehat</a>
<h2>Perlukah Menggunakan Minyak Kemiri atau Losion Rambut?</h2>
Untuk memberikan tampilan rambut yang lebih tebal, AyBun bisa menggunakan minyak kemiri atau losion yang menutrisi.
Nutrisi ini bisa memperkuat akar rambut dan membuat helaian rambut terlihat lebih bervolume. Namun, karena kulit bayi masih sangat sensitif, sebaiknya pilih losion yang ringan daripada minyak murni untuk mencegah iritasi.
AyBun bisa gunakan <a href="tentanganak://commerce_category?type=commerce_category&amp;id=81a17466-5829-49a6-895c-25aa2bbcf1fd">Expert Care Hair Nutrilotion</a>, produk ini dirancang dengan bahan-bahan alami yang menjaga kesehatan rambut bayi secara optimal.
<h2>Tahap Pertumbuhan Rambut Bayi</h2>
Rambut bayi yang terlihat saat baru lahir umumnya akan rontok secara alami pada usia 3-4 bulan dan digantikan oleh rambut permanen hingga sekitar usia 1 tahun.
Kerapatan rambut anak pun lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik dan perawatan nutrisi, bukan hanya oleh cukuran pertama.
Rambut anak akan tumbuh sesuai tahap perkembangannya. Jadi, perawatan yang tepat akan lebih bermanfaat daripada sekadar menggunduli rambut.
<h2>Kesimpulan</h2>
Mencukur habis rambut bayi tidak akan membuat rambutnya tumbuh lebih lebat, karena jumlah folikel rambut sudah tetap sejak lahir. Tradisi menggunduli bayi memang bermanfaat untuk menjaga kebersihan kepala, namun tidak memengaruhi ketebalan rambut.
Agar rambut anak tampak sehat dan tebal, berikan nutrisi dari luar dengan minyak kemiri atau losion ringan yang aman bagi kulit sensitif bayi.
Rambut bayi akan melalui <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1839">fase rontok alami</a> dan tumbuh kembali seiring waktu, jadi yang terpenting adalah memastikan rambut anak cukup nutrisi agar kuat dan tampak tebal sesuai pertumbuhannya.

Agar Rambut Anak Lebat, Dicukur atau Diberi Minyak Kemiri?

Bayi 12 bulan mulai melakukan banyak hal tanpa bantuan, seperti berdiri hingga berjalan. Perkembangan bahasa yang signifikan juga mulai terlihat pada usia ini.&nbsp;

Perkembangan

6-12 bulan

Bayi

Selamat merayakan ulang tahun pertama untuk bayi Ayah Bunda! Momen hari jadi yang pertama si kecil membawa kebahagiaan di tengah keluarga, apalagi melihat tumbuh kembangnya yang pesat!&nbsp;
&nbsp;
Bayi berusia 12 bulan semakin memperlihatkan kemajuan dari sisi perkembangan motorik dan bahasa. Memasuki tahap awal usia toddler atau balita, bayi berusia 12 bulan mengalami berbagai perubahan baik fisik, kognitif, bahasa, dan sosial.
&nbsp;
Artikel ini akan memberikan detail dan penjelasan atas perkembangan bayi 12 bulan, sehingga memungkinkan Ayah Bunda untuk memberikan stimulasi yang tepat. Simak semua informasinya pada artikel ini.&nbsp;
<h2>Empat Perkembangan Bayi 12 Bulan&nbsp;</h2>
Bayi usia 12 bulan semakin menunjukkan minatnya terhadap sebuah objek atau hal baru. Ia juga semakin mahir dalam banyak hal yang membuat Ayah Bunda bangga dengan pencapaiannya. Umumnya ada empat perkembangan yang menonjol pada bayi 12 bulan. Apa saja? Berikut ini rinciannya.&nbsp;
<h3>1. Perkembangan Motorik</h3>
Bayi berusia 12 bulan semakin terlihat kemandiriannya, ia mampu melakukan berbagai hal sendiri tanpa lagi bantuan. Misalnya, ia mulai belajar berdiri sendiri tanpa bantuan, berjalan dengan bantuan kursi atau mainan dorong hingga merangkak atau merayap.&nbsp;&nbsp;&nbsp;
<h3>2. Perkembangan Bahasa</h3>
Kata-kata pertama dengan arti yang jelas dapat sudah mulai diucapkan oleh bayi usia 12 bulan, terutama panggilan kepada orang tuanya dengan sebutan: mama atau papa. Sebagian juga telah memahami kata-kata sederhana yang merupakan kegiatan favoritnya seperti main, tidur, makan dan minum. Sebagian kecil lainnya masih dalam tahapan babbling.
<h3>3. Perkembangan Sosial&nbsp;</h3>
Sejalan dengan kemampuan motoriknya yang pesat, respons bayi usia 12 bulan terhadap lingkungan sekitarnya juga semakin baik. Ia menunjukkan rasa ingin tahu yang lebih besar terhadap orang dewasa serta meniru gerakan dan tingkah laku yang dilihat. Bayi 12 bulan juga sudah mulai menunjukkan rasa kasih sayang dan kebersamaan dengan orang-orang terdekatnya.
<h3>4. Perkembangan Kognitif</h3>
Pada usia 12 bulan, otak bayi terus berkembang dan semakin memahami apa yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia. Bayi 12 bulan semakin belajar untuk memahami,mengolah informasi, memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu. Konsep sederhana juga semakin dipahami seperti mengetahui maksud &ldquo;di atas&rdquo; dan &ldquo;di bawah&rdquo;.&nbsp;
&nbsp;
Hal mengagumkan yang juga terlihat adalah mereka mulai dapat memecahkan masalah sederhana, seperti: mencari mainan yang tersembunyi di bawah selimut. Bayi mulai memperhatikan detail kecil dan mulai bermain dengan lebih cermat.&nbsp;
<h2>Stimulasi Permainan Bayi 12 Bulan&nbsp;</h2>
Saat tumbuh kembang anak semakin pesat di usia 12 bulan, kebutuhan anak untuk bermain semakin tinggi. Bayi 12 bulan semakin aktif bergerak dan mengeksplorasi lingkungan sekitarnya, karena itu Ayah Bunda perlu mengimbanginya dengan stimulasi yang tepat. Cara yang bisa diberikan adalah dengan melakukan sejumlah permainan sederhana. Lewat permainan, gerak motorik halus dan kasar bayi akan semakin terasah sehingga tumbuh kembangnya semakin sempurna. Berikut sejumlah stimulasi sesuai kebutuhan bayi berusia 12 bulan yang bisa Ayah Bunda lakukan.&nbsp;
<h3>1. Permainan Balok&nbsp;</h3>
Mengambil, memindahkan dan menumpuk balok dapat mengasah koordinasi antara mata dan tangan. Ayah Bunda bisa memulainya dengan memberikan bayi balok kayu atau plastik berukuran besar kemudian ajak untuk merangkai balok-blok tersebut. Lewat permainan balok, bayi Ayah Bunda juga semakin terasah dalam meningkatkan keterampilan motorik dan daya pikir.
<h3>2. Membaca Buku Cerita dan Menyanyi&nbsp;&nbsp;</h3>
Mengenalkan buku sejak dini sangat besar manfaatnya. Meski belum bisa membaca tapi lewat buku cerita bergambar anak bisa mendengar dan mengenal suara dari pembacanya, pola, kosakata, dan penggunaan beberapa kata sehingga kemampuan berbahasa bayi juga semakin pesat.&nbsp;
&nbsp;
Begitu juga dengan bernyanyi selain mampu menambah kata-kata, dengan bernyanyi membuat anak menjadi gembira dan bersemangat. Sehingga suasana hatinya juga semakin baik.&nbsp;
<h3>3. Permainan Interaktif</h3>
Mengajak bayi untuk bermain interaktif seperti main kucing-kucingan atau main boneka juga bisa dilakukan karena dapat meningkatkan keterampilan sosial dan emosional bayi. Permainan tersebut juga bisa menumbuhkan imajinasi anak, plus media pembelajaran kepada anak untuk bersikap baik.&nbsp;
<h3>4. Mainan yang Dapat Ditarik dan Didorong</h3>
Mainan seperti mobil mainan yang dapat ditarik atau didorong dapat membantu bayi untuk bergerak dan berlatih keterampilan motoriknya. Permainan ditarik dan didorong juga melatih otot kaki serta tangan bayi sehingga ia semakin terampil menggunakannya.&nbsp;
&nbsp;
Mengajaknya untuk menarik atau mendorong barang juga membantu bayi berusia 12 bulan untuk berlatih berjalan, sehingga belajar berjalan pun menjadi menyenangkan.&nbsp;
<h3>5. Bermain di Luar Ruangan&nbsp;</h3>
Selain bermain di rumah, Ayah Bunda juga perlu mengajak bayi untuk bermain di luar ruangan, seperti di taman atau pantai. Suasana yang berbeda akan membuat bayi semakin kaya pengalaman lingkungan, dan menumbuhkan kegembiraan karena bisa mengeksplore lingkungan baru.&nbsp;
&nbsp;
Bermain di luar juga membantu bayi mengembangkan keterampilan motorik dan merangsang rasa ingin tahu bayi terhadap lingkungan sekitarnya.&nbsp;
<h2>Merawat Bayi 12 Bulan</h2>
Mobilitas yang semakin tinggi dan rasa ingin tahu yang terus tumbuh pada bayi 12 bulan, harus disertai dengan perawatan yang tepat mulai dari makanan, waktu tidur yang cukup, perawatan kesehatan hingga memberikan pendidikan sejak dini.&nbsp;
&nbsp;
Ayah Bunda juga dituntut untuk ekstra dalam pengawasan di tengah pergerakan bayi yang semakin aktif, meski demikian berikan juga kebebasan untuk bayi mengeksplor banyak hal yang berguna untuk perkembangan motoriknya. Berikut cara merawat bayi 12 bulan yang bisa Ayah Bunda lakukan.&nbsp;
<h3>1. Nutrisi yang Baik dan Seimbang&nbsp;</h3>
Supaya tumbuh kembangnya optimal, bayi membutuhkan makanan yang kaya nutrisi, seperti protein baik hewani maupun nabati, juga buah-buahan dan sayuran. Berikan juga susu atau produk susu lainnya, seperti yogurt atau keju, untuk memastikan asupan kalsium yang cukup.&nbsp;
&nbsp;
Pada usia 12 bulan, bayi mulai diajarkan untuk memakan makanan dewasa. Ia belajar untuk mengenal tekstur makanan supaya makin memahami banyak rasa. Tips sederhana untuk memulainya dengan memberikan porsi kecil dan diiris tipis agar tidak kesulitan mengunyah.
<h3>2. Istirahat yang Cukup&nbsp;</h3>
Bayi membutuhkan waktu istirahat yang cukup, yaitu sekitar 12-14 jam per hari, termasuk tidur siang dan malam. Istirahat pada bayi 12 bulan berguna untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan meningkatkan perkembangan kognitif bayi.
&nbsp;
<ol start="3">
<li> Olahraga dan Kegiatan Fisik yang Sehat</li>
</ol>
Ajak bayi secara rutin ke luar rumah di tempat yang aman dan asri. Biarkan ia bergerak seperti: berjalan atau merangkak dengan pengawasan. Lakukan aktivitas ringan seperti olahraga menangkap atau mengambil bola hingga sekedar berjalan di taman. Semakin banyak bayi beraktivitas fisik, perkembangan motoriknya akan semakin baik. Selain itu dengan beraktivitas fisik di luar rumah, ia akan merasa senang dan bahagia.&nbsp;
<h3>4. Perawatan Kesehatan yang Baik&nbsp;</h3>
Pastikan bayi Ayah Bunda mendapatkan imunisasi, vaksin dan pemeriksaan rutin dengan dokter anak. Rutin memeriksakan anak meski tidak dalam kondisi sakit adalah salah satu langkah untuk menjaga kesehatannya.&nbsp;
<h3>5. Interaksi Sosial yang Sehat&nbsp;</h3>
Bayi membutuhkan interaksi dengan orang dewasa dan bayi lain untuk mendukung perkembangan sosial dan emosionalnya. Berikan kesempatan anak bisa mengenali orang-orang di sekitar dan ajarkan sejak dini untuk menyapa orang yang dikenalnya.&nbsp;
&nbsp;
Pastikan saat sedang berinteraksi, anak tetap mendapatkan pengawasan dari orang tua dan pengasuh. Plus, upayakan interaksi dilakukan di ruang terbuka dengan tetap memberi jarak antara anak dengan lawan bicaranya.&nbsp;
<h3>6. Stimulasi dan Pendidikan&nbsp;</h3>
Bayi 12 bulan perlu dirangsang dengan berbagai aktivitas dan mainan yang sesuai untuk usianya seperti buku cerita atau mainan, karena stimulasi yang tepat akan membuat perkembangan bayi menjadi pesat. Jika AyBun mempertimbangkan mengikutkan anak dalam kegiatan latihan atau kelas khusus oleh profesional, dapat terlebih dahulu berkonsultasi ya dari dokter anak untuk mendapatkan saran yang sesuai bagi si kecil.&nbsp;
Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://www.unicef.org/parenting/child-development/your-toddlers-developmental-milestones-1-year

Perkembangan Bayi 12 Bulan dan Stimulasi yang Tepat Sesuai Kebutuhan

Pelajari risiko penggunaan dot pada bayi, termasuk bingung puting, karies gigi, dan infeksi telinga. Temukan tips memilih dot yang aman serta cara menggunakannya dengan benar.

Penggunaan dot memang bisa menjadi solusi praktis saat AyBun tidak bisa menyusui secara langsung atau direct breastfeeding (DBF).&nbsp;
Namun, sebelum menjadikan dot sebagai pilihan utama, penting untuk memahami risiko dan dampak yang bisa terjadi pada si Kecil. 
Berikut ulasan lengkap yang perlu AyBun ketahui mengenai penggunaan dot pada bayi.
<h2>Risiko Penggunaan Dot Pada Bayi</h2>
Salah satu risiko utama dari penggunaan dot adalah bingung puting. 
Bingung puting terjadi ketika bayi kesulitan beralih antara menyusu langsung dari payudara (DBF) dan menggunakan dot
Akibatnya, bayi bisa kesulitan melekat dengan baik di payudara dan bunda kesulitan memproduksi dan memompa ASI secara maksimal.
Selain itu, jika dot digunakan terlalu lama, terutama setelah bayi berusia lebih dari 18 bulan, beberapa risiko lain dapat muncul, seperti:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Karies gigi: Menyusu dari dot, terutama saat tidur, meningkatkan risiko terbentuknya plak yang menyebabkan kerusakan gigi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Infeksi telinga: Posisi menyusu dengan dot yang tidak tepat dapat memicu masuknya cairan ke saluran telinga, meningkatkan risiko infeksi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Obesitas: Bayi yang terbiasa menyusu dari dot berisiko mengalami overfeeding, yang bisa menyebabkan kenaikan berat badan berlebih.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gerakan tutup mulut (GTM): Terlalu lama menggunakan dot bisa membuat anak sulit menerima makanan padat saat waktunya MPASI.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perubahan struktur gigi: Penggunaan dot yang berlebihan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan struktur gigi bayi.</li>
</ol>
<h2>Kapan Harus Menghentikan Penggunaan Dot?</h2>
Para ahli merekomendasikan penggunaan dot mulai dihentikan secara bertahap sejak bayi berusia 6 bulan. 
Paling lambat, AyBun disarankan untuk menghentikan penggunaan dot saat si Kecil berusia 12 hingga 18 bulan.
Namun, jika kondisi tertentu mengharuskan penggunaan dot, seperti adanya indikasi medis, pastikan AyBun memilih dot dengan bahan dan bentuk yang tepat serta menerapkan teknik pemberian yang benar.
Saat DBF tidak memungkinkan dilakukan, terdapat beberapa alternatif metode pemberian ASI pada anak, yaitu menggunakan:
<ul>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Spuit</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pipet</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sendok/spoon feeder</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cup feeder</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gelas</li>
</ul>
</ul>
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=2016">Waspadai! 3 Kebiasaan yang Bisa Bikin Anak Tonggos &amp; Sulit Mengunyah!</a>
<h2>Tips Memilih Dot dan Bahan Botol yang Tepat</h2>
Jika AyBun perlu menggunakan dot, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih dot dan botol yang aman untuk si Kecil:
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66f54d16-28a7ed76-b64a-41c3-bff8-4d471fd344da.jpg" alt="tips memilih dot &amp; bahan botol yang tepat" width="60%" height="60%" />
Sumber: instagram.com/tentanganakofficial/
<h2>Teknik Pemberian Dot yang Benar</h2>
Gunakan paced bottle feeding agar laju alir susu dikontrol oleh bayi, seperti saat menyusu langsung dari payudara. Teknik ini bisa membantu mengurangi risiko overfeeding dan mendekati pengalaman menyusu alami.
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66f55416-cb49dfcd-aada-4d6c-8d19-5476bab51fd0.jpg" alt="teknik pemberian dot yang benar" width="60%" height="60%" />
Sumber: instagram.com/tentanganakofficial/
<h2>Pilih Dot dengan Laju Alir Rendah</h2>
Pastikan dot yang digunakan memiliki laju alir rendah untuk menyerupai proses menyusu dari payudara. AyBun bisa memilih dot dengan &lsquo;level&rsquo; yang sesuai usia bayi, seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Level 0: Untuk bayi prematur</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Level 1: Baru lahir (0-3 bulan)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Level 2: 3-6 bulan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Level 3: 6 bulan atau lebih</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Level 4: 9 bulan atau lebih.</li>
</ul>
Namun, perhatikan sinyal dari bayi. Jika terlihat terlalu berusaha menyedot, laju alir mungkin terlalu lambat. Jika bayi tersedak atau muntah, laju alir terlalu cepat.
<h2>Bentuk Dot yang Direkomendasikan</h2>
Meskipun belum ada rekomendasi resmi dari lembaga seperti AAP, WHO, atau UNICEF mengenai bentuk dot terbaik, AyBun bisa mencari dot dengan ciri-ciri berikut:
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/66f54d70-ab017c0a-7ddf-4018-a5c9-b3b2aabdf597.jpg" alt="bentuk dot yang direkomendasikan" width="60%" height="60%" />
Sumber: instagram.com/tentanganakofficial/
Tujuannya adalah untuk meniru posisi mulut dan lidah bayi saat menyusu langsung dari payudara.
Namun, sering kali AyBun perlu mencoba beberapa tipe dot untuk menemukan yang paling cocok untuk si Kecil.
<h2>Kesimpulan</h2>
Penggunaan dot memang bisa membantu AyBun saat direct breastfeeding tidak memungkinkan, tetapi ada risiko yang perlu diwaspadai.&nbsp;
Untuk mengurangi dampak negatifnya, pastikan memilih dot yang tepat, menerapkan teknik pemberian susu yang benar, dan tidak menggunakan dot terlalu lama.&nbsp;
Jika memungkinkan, mulai hentikan penggunaan dot saat bayi memasuki usia 6 bulan. Dengan memahami risiko dan dampaknya, AyBun dapat mengambil keputusan terbaik untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil secara optimal!

Risiko dan Dampak Penggunaan Dot Pada Bayi yang Perlu Diketahui

Mau menghemat pengeluaran setelah punya bayi? Baca tips menabung kami untuk menghemat anggaran belanja kebutuhan bayi Anda.

Gaya Hidup

Menjadi orang tua bukanlah perkara mudah. Tidak hanya wajib berkomitmen seumur hidup untuk merawat, membesarkan dan mencintai sang buah hati, Ayah Bunda juga harus menyiapkan biaya yang tidak sedikit, bahkan, sebelum si kecil lahir ke dunia. Untuk biaya perawatan antenatal (sebelum melahirkan) misalnya, ayah-bunda wajib mengeluarkan minimal Rp 200 ribu-Rp 500-ribu per bulan. Sedangkan, untuk kebutuhan persalinan dan perawatan setelah melahirkan, survei yang dilakukan oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada tahun 2019 menyebutkan angka Rp 6 juta hingga Rp 50 juta.
Pengeluaran juga terus berlanjut setelah si kecil lahir. Berbagai macam kebutuhan bayi mulai dari susu formula (jika ibu tidak bisa memberikan ASI), perlengkapan bayi seperti pakaian, selimut, popok, membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Begitu juga dengan pengeluaran untuk peralatan makan seperti botol susu dan dot hingga kebutuhan kesehatan bayi seperti imunisasi dan obat. Menurut laporan survei dari Kementerian Kesehatan Indonesia dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019, untuk pengeluaran kesehatan bayi saja, orang tua wajib menyediakan Rp 680 ribu. Namun, besaran tersebut berbeda-beda tergantung pilihan layanan kesehatan yang diambil.
Mengingat besarnya biaya, banyak orang tua yang mengeluh kesulitan menabung saat memiliki bayi. Padahal, menabung penting untuk menyiapkan dana kebutuhan mendadak atau kebutuhan penting di masa depan. Lantas, apa solusinya? Nah, bagi Ayah Bunda calon orang tua baru, jangan khawatir. Berikut ini sejumlah tips untuk menghemat pengeluaran sehingga bisa tetap menabung saat baru punya bayi.
<h2>Tips Menabung Harian dan Bulanan</h2>
<h3>1. Menabung dari Menghemat Kebutuhan Susu</h3>
Memberikan ASI eksklusif tidak hanya memberikan manfaat kesehatan bagi bayi, melainkan juga menguntungkan secara finansial. Sayangnya, masih banyak orang tua yang tidak sadar bahwa menyusui ASI merupakan salah satu cara untuk menghemat uang. Bayangkan saja, jika Ayah Bunda berencana memberikan susu formula, maka biaya yang harus disiapkan berkisar antara Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.
Agar nominal tabungan bisa lebih besar, usahakan untuk memberikan ASI eksklusif hingga anak berusia 2 tahun. Dengan perhitungan kasar, maka dana yang bisa Ayah Bunda sisihkan sebagai tabungan bisa mencapai Rp 4,8 juta hingga 24 juta.
<h3>2. Menabung dari Menghemat Pengeluaran untuk Sepatu Bayi</h3>
Sepatu hanya diperlukan ketika bayi mulai belajar berjalan, dan bahkan pada tahap tersebut, bayi dapat belajar berjalan dengan kaki telanjang atau memakai kaos kaki anti-slip yang lembut. Jadi, jika Ayah Bunda ingin menghemat pengeluaran, sebaiknya tidak perlu membeli sepatu bayi hingga mereka mulai belajar berjalan. Namun, pastikan bahwa kaki bayi tetap hangat dan dilindungi dari potensi cedera atau goresan dengan memakai kaos kaki. Ayah Bunda bisa menghemat uang puluhan ribu rupiah hingga Rp 500 ribu dengan menunda pembelian sepatu.
<h3>3. Membeli Barang Multi-purpose</h3>
Cara lain yang bisa Ayah Bunda lakukan untuk menghemat biaya kebutuhan perlengkapan bayi adalah membeli barang serba guna. Contohnya, saat membeli baby tafel untuk kebutuhan mengganti popok hingga memandikan bayi, pastikan membeli produk yang dapat digunakan untuk menyimpan baju bayi. Dengan cara ini, Ayah Bunda bisa menghemat pengeluaran untuk kebutuhan lemari pakaian bayi.
<h3>4. Jangan Membeli dalam Partai Besar</h3>
Terkadang membeli barang dalam jumlah besar memang dapat menghemat karena harga per unitnya jadi lebih murah. Namun, dalam kebutuhan bayi, teori ini tidak selalu benar. Berikut ini sejumlah alasannya:
<ul>
<li>Kebutuhan bayi berubah-ubah dengan cepat: Kebutuhan bayi seperti popok, baju, atau susu dapat berubah dengan cepat seiring pertumbuhan bayi. Jika Ayah Bunda membeli barang dalam jumlah besar, kemungkinan akan ada barang yang tidak terpakai karena bayi sudah tumbuh lebih besar atau membutuhkan jenis yang berbeda.</li>
<li>Keterbatasan ruang penyimpanan: Karena barang yang dibeli banyak, maka Ayah Bunda butuh ruang penyimpanan yang besar. Jika Ayah Bunda memiliki ruang penyimpanan yang terbatas, membeli barang dalam jumlah besar bukan pilihan yang tepat.</li>
<li aria-level="1">Resiko kadaluarsa: Beberapa produk bayi seperti susu formula, makanan bayi, dan obat-obatan memiliki kedaluwarsa yang relatif pendek. Jika Ayah Bunda membeli dalam jumlah besar, risiko produk tersebut kadaluarsa sebelum terpakai akan lebih tinggi.</li>
</ul>
<h3>5. Menghemat dengan Menyetok Kebutuhan Bayi di Mobil</h3>
Usahakan untuk menyimpan berbagai kebutuhan bayi seperti popok, susu formula, bedak dan minyak telon di dalam mobil. Jika Ayah Bunda lupa membawanya ketika berlibur atau dalam perjalanan, Ayah Bunda akan menghemat pengeluaran yang tidak terduga karena harus membeli dengan harga yang bisa jauh lebih mahal.
<h3>6. Menghemat dengan Menggunakan Barang Bekas</h3>
Membeli barang-barang bekas seperti baju bayi, stroller, kereta dorong, dan mainan bayi tentu akan menghemat biaya dibandingkan membeli baru karena barang bekas dijual dengan harga yang lebih murah. Ayah Bunda juga dapat meminta atau meminjam sekian kebutuhan tersebut dari saudara atau teman yang sudah tidak memakainya lagi.
Nah, ayah-bunda, demikianlah tips menabung yang bisa Ayah Bunda terapkan ketika baru memiliki bayi. Pastikan untuk konsisten melakukan penghemat agar jumlah uang yang bisa ditabung jadi lebih maksimal. Selamat mencoba, semoga berhasil!
Foto: drobotdean / freepik

6 Tips Menabung Saat Ayah Bunda Baru Punya Bayi

Anak-anak memiliki resiko cedera yang besar ketika bermain trampolin. Cari tahu bahaya bermain trampolin pada anak sekaligus alternatif permainannya di sini!

Balita

Trampolin merupakan permainan yang menggunakan alat untuk bisa melompat tinggi. Ini adalah kegiatan seru dilakukan oleh semua usia, termasuk anak-anak. Namun, permainan ini memiliki resiko yang besar bagi anak.
Berdasarkan data yang dipublikasikan The American Academy of Pediatrics (AAP), ada lebih dari 91 ribu kasus kecelakaan pada anak karena bermain trampolin pada rentang tahun 2010&ndash;2014. Parahnya, beberapa kasus diantaranya ada yang mengalami kelumpuhan hingga kematian.&nbsp;
Trampolin dapat bikin anak berapi-api karena keseruan melompat di atas alatnya. Lantas, kapan anak bisa dengan aman bermain trampolin? Yuk, AyBun cari tahu selengkapnya di informasi berikut ini!
<h3>Kapan usia yang tepat untuk bermain trampolin?</h3>
Sejatinya, trampolin adalah permainan yang baik untuk kesehatan dan bisa membantu tumbuh kembang anak. Namun, olahraga ini memiliki resiko yang tinggi jika dilakukan pada anak kecil. Lantas, kapan usia yang tepat supaya anak bisa bermain trampolin?
Usia yang tepat untuk bermain trampolin adalah di atas 6 tahun. Hal itu sesuai dengan anjuran dari OrthoInfo. Mereka juga merekomendasikan untuk melepas tangga trampolin setelah digunakan agar mencegah anak kecil memanjat dan melompat tanpa pengawasan.
<h3>Bahaya Main Trampolin untuk Anak&nbsp; di bawah 6 Tahun</h3>
Menurut Stanford Medicine, cedera ketika bermain trampolin bisa jadi masalah yang serius. Anak kecil di bawah 6 tahun memiliki resiko yang besar ketika bermain permainan seru ini. Resiko patah tulang hingga kematian dapat terjadi.
Cedera dalam bermain trampolin dapat terjadi dengan beberapa cara, anak mungkin bisa mendarat di dataran yang salah, mereka bisa terjatuh, ataupun jatu di bingkau trampolin. Bahkan, apabila ada 2 orang atau lebih yang melompat, ada kemungkinan bisa menabrak satu sama lain.
Berikut adalah cedera yang bisa mungkin terjadi ketika bermain trampolin:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gegar otak</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Patah tulang</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Terkilir</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Memar, goresan dan luka</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cidera di kepala dan leher yang dapat menyebabkan kelumpuhan atau kematian</li>
</ul>
<h2>Manfaat Bermain Trampolin</h2>
Jika anak telah cukup umur, AyBun dapat memperbolehkannya bermain trampolin, tapi harus dengan pengawasan. Permainan ini sangat seru dan dapat meningkatkan kesehatan anak. Trampolin juga bisa dijadikan sebagai olahraga yang mampu meningkatkan energi dan stamina anak.
Masih banyak manfaat bermain trampolin untuk anak. Seperti:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jantung sehat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bahagia</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Meningkatkan energi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Meningkatkan kemampuan motor dan koordinasi antar tubuh anak</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mampu meningkatkan kepercayaan diri anak</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Daya tahan tubuh menjadi kuat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Anak jadi bisa berkonsentrasi dengan baik</li>
</ul>
<h2>Jenis Permainan Alternatif selain Trampolin</h2>
The American Academy of Pediactrics (AAP) menganjurkan agar orang tua tidak membelikan anak trampolin di rumah. Ini termasuk trampolin mini dan trampolin besar di luar. Mereka justru menyarankan agar orang tua mengajak anaknya untuk bermain aktivitas fisik lain.
Ada banyak permainan alternatif fisik seru selain bermain trampolin. Berikut adalah daftarnya:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">
<h3>Bersepeda</h3>
</li>
</ol>
Tak hanya trampolin saja yang dapat melatih keseimbangan tubuh anak, melainkan bersepeda juga bisa. Aktivitas ini dapat membuat anak melatih kemampuan motorik kasar dan berkonsentrasi lebih baik.&nbsp;
Dengan bersepeda, anak juga bisa bersosialisasi bersama teman sebayanya. Dari sisi kesehatan, kegiatan ini juga sangat baik untuk menyehatkan jantung dan tulang.&nbsp;
<h3>1. Berenang</h3>
Berenang adalah kegiatan yang sangat menyenangkan untuk anak. Mereka bisa bermain dan lebih akrab dengan air ketika berenang. AAP merekomendasikan untuk mengajarkan anak berenang sedini mungkin, dari usia 1 tahun.
Belajar berenang dapat meminimalisir kejadian tenggelam pada anak. Namun, orang tua harus mengawasi dengan baik ketika anaknya berenang.
<h3>2. Menari dengan lantunan musik</h3>
Kegiatan menari dapat membuat anak belajar koordinasi dan kontrol tubuh. Apalagi dengan musik yang ceria, menari dapat menjadi kegiatan yang seru untuk melepas stres. Menari juga dapat menjadi cara untuk menyalurkan energi anak, apalagi buat anak yang begitu aktif.
<h3>3. Bermain lempar tangkap bola</h3>
Permainan melambungkan lalu menangkap bola akan melatih koordinasi mata, tangan dan kaki si kecil. Kegiatan ini akan menguatkan otot-otot tangan dan kaki, sekaligus membantu anak berkonsentrasi lebih lama.
<h3>4. Bermain di taman bermain</h3>
Ajaklah anak untuk sering berjalan-jalan keluar setiap hari, kemudian sempatkan beberapa waktu di taman bermain untuk menikmati perosotan, ayunan atau jungkat-jungkit. Permainan ini cenderung lebih aman daripada trampolin.&nbsp;
Sekarang AyBun telah mengetahui bahaya bermain trampolin untuk anak di bawah 6 tahun. Walaupun anak sudah cukup usia bermain trampolin, AyBun tetap saja harus waspada mengawasi mereka ketika bermain trampolin.&nbsp;
Namun, AyBun tidak perlu parno dengan trampolin. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisir resiko seperti yang telah disebutkan di atas. Jadi, anak tetap bisa menikmati keseruan dengan trampolin dengan aman!
Foto: <a href="http://www.pexels.com/">www.pexels.com</a>
Sumber:
<a href="https://www.aaos.org/contentassets/1cd7f41417ec4dd4b5c4c48532183b96/1135---trampolines-and-trampoline-safety.pdf">https://www.aaos.org/contentassets/1cd7f41417ec4dd4b5c4c48532183b96/1135---trampolines-and-trampoline-safety.pdf</a>
<a href="https://www.medicalnewstoday.com/articles/243497#1">https://www.medicalnewstoday.com/articles/243497#1</a>
<a href="https://publications.aap.org/aapnews/news/14452">https://publications.aap.org/aapnews/news/14452</a>&nbsp;
Choi, Eun Seok; Hong, Jin Heon; Sim, Jae Ang (2017). Distinct features of trampoline-related orthopedic injuries in children aged under 6 years. Injury, (), S0020138317309051&ndash;. doi:10.1016/j.injury.2017.12.017&nbsp;
<a href="https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=224408">https://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=224408</a>

Ini Bahaya Bermain Trampolin untuk Anak di Bawah 6 Tahun

Ketika orang tua terlibat dalam perselingkuhan, tidak hanya hubungan mereka yang terguncang, tetapi juga kehidupan emosional anak-anak mereka. Dampak psikologis dari situasi ini dapat sangat signifikan dan berdampak jangka panjang terhadap perkembangan anak. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dampak psikologis yang mungkin dialami anak ketika orang tua terlibat dalam

Ketika orang tua terlibat dalam perselingkuhan, tidak hanya hubungan mereka yang terguncang, tetapi juga kehidupan emosional anak-anak mereka.&nbsp;
Dampak psikologis dari situasi ini dapat sangat signifikan dan berdampak jangka panjang terhadap perkembangan anak.&nbsp;
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dampak psikologis yang mungkin dialami anak ketika orang tua terlibat dalam selingkuh, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk membantu mereka menghadapi situasi ini.
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/659e7371-134741a2-c796-4ad0-a3a6-3dcf331bf890.jpg" />
<h3>1. Perasaan Ketidakamanan dan Kekhawatiran</h3>
Anak-anak yang idealis juga memikirkan yang terbaik bagi ia dan orang tuanya, bagaimanapun orang tua menjadi anutan anak-anaknya. Ia akan kecewa dan merasa ketidakamanan batin.
<h3>2. Gangguan dalam Kepercayaan dan Kebenaran</h3>
Selingkuh melibatkan rahasia dan kebohongan, anak-anak akan mulai sulit mempercayai orang tua atau bahkan orang di sekitarnya.
<h3>3. Munculnya Rasa Bersalah</h3>
Anak-anak sering kali merasa bersalah dan bertanggung jawab atas masalah orang tua mereka. Mereka mungkin berpikir bahwa selingkuh terjadi karena kesalahan atau tingkah laku mereka.
<h3>4. Perubahan dalam Perilaku</h3>
Dampak psikologis dapat tercermin dalam perubahan perilaku anak. Beberapa anak mungkin menjadi lebih tertutup, tidak bersosialisasi dengan teman-temannya dalam upaya melindungi diri.
<h3>5. Kecenderungan untuk Meniru Perilaku</h3>
Anak-anak cenderung meniru model perilaku orang tua. Jika mereka melihat orang tua terlibat dalam selingkuh, mereka mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengulangi pola perilaku yang sama di masa dewasa.
<h3>6. Gangguan Kesehatan Mental</h3>
Dalam beberapa kasus, dampak psikologis dapat berlanjut hingga dewasa dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan, atau masalah emosional lainnya.
<h2>Mengatasi Dampak Psikologis pada Anak</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/659e7393-663825d4-0057-4141-85f2-236e78cfbcf5.jpg" />
<ol>
<li> Komunikasi Terbuka</li>
</ol>
Penting untuk menjaga saluran komunikasi terbuka dengan anak. Mendengarkan pertanyaan mereka dengan penuh perhatian dan memberikan jawaban yang sesuai dengan usia mereka dapat membantu meredakan kebingungan mereka.
<ol start="2">
<li> Memberikan Dukungan Emosional</li>
</ol>
Anak perlu merasa didukung dan dicintai. Berikan waktu dan perhatian ekstra untuk mereka, dan pastikan mereka tahu bahwa situasi ini bukanlah kesalahan atau tanggung jawab mereka.
<ol start="3">
<li> Menciptakan Rutinitas yang Stabil</li>
</ol>
Rutinitas yang stabil dan konsisten dapat membantu menciptakan rasa keamanan bagi anak. Hal ini dapat melibatkan menjaga rutinitas harian, seperti waktu makan dan tidur, tetap stabil.
<ol start="4">
<li> Melibatkan Orang Tua dalam Pengasuhan</li>
</ol>
Jika memungkinkan, melibatkan kedua orang tua dalam pengasuhan anak dapat membantu memastikan keberlanjutan dukungan dan kehadiran kedua orang tua dalam hidup anak.
Dampak psikologis pada anak ketika orang tua terlibat dalam selingkuh dapat sangat kompleks dan bervariasi.
Orang tua memegang peran kunci dalam membantu anak melewati masa sulit ini dengan memberikan dukungan emosional, komunikasi terbuka, dan, jika diperlukan, bimbingan profesional.
Dengan pendekatan yang sesuai, anak dapat memiliki peluang untuk pemulihan dan pembentukan hubungan yang sehat dengan kedua orang tua mereka.
Foto: freepik
Sumber: Josephs, L. (2021). &lsquo;Infedelity And Parental Estrangement&rsquo; Psychology Today

Dampak Psikologis pada Anak Ketika Orang Tua Selingkuh

Pelajari manfaat berbagai jenis imunisasi anak dan pentingnya mengikuti jadwal vaksinasi untuk melindungi anak dari penyakit berbahaya. Temukan informasi lengkapnya di sini untuk memastikan anak terlindungi dengan optimal.

Pertumbuhan

Imunisasi atau vaksinasi dasar adalah salah satu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak, melindungi mereka dari penyakit berbahaya, wabah, serta mengurangi risiko sakit.
Vaksin yang termasuk dalam imunisasi dasar lengkap antara lain polio, BCG, DPT, dan lainnya.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), imunisasi anak harus diberikan sesuai jadwal untuk mencapai perlindungan optimal.
Jadwal imunisasi terbagi atas imunisasi dasar dan ulangan. Ada imunisasi yang cukup diberikan sekali, beberapa kali, dan ada yang memerlukan ulangan pada usia tertentu.
Jadwal imunisasi disusun berdasarkan rekomendasi World Health Organization (WHO) dan organisasi profesi setelah melalui uji klinis.
Jika imunisasi anak tertunda, segera kejar imunisasi untuk mencapai perlindungan optimal.
Imunisasi yang telah diberikan sudah menghasilkan respons imunologis meski mungkin belum mencapai kadar proteksi yang optimal.
Dokter akan melanjutkan dan melengkapi imunisasi untuk memastikan anak terlindungi sepenuhnya.
<div class="flex flex-grow flex-col max-w-full">
<div class="min-h-[20px] text-message flex w-full flex-col items-end gap-2 whitespace-pre-wrap break-words [.text-message+&amp;]:mt-5 overflow-x-auto" dir="auto" data-message-author-role="assistant" data-message-id="5aa5f79c-28b0-46e1-aa88-eeb3937e96d0">
<div class="flex w-full flex-col gap-1 empty:hidden first:pt-[3px]">
<div class="markdown prose w-full break-words dark:prose-invert light">
Imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Kemenkes dan IDAI. Untuk memastikan tidak ada yang terlewat, berikut adalah penjelasan lengkapnya.
<h2>Jadwal Imunisasi Dasar Lengkap</h2>
Berikut adalah jadwal imunisasi dasar lengkap berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI):
<h3>Usia 0&ndash;6 Bulan</h3>
<ul>
<li>Hepatitis B: Diberikan empat kali, yaitu 24 jam setelah lahir, kemudian pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster diberikan saat usia 18 bulan.</li>
<li>DPT: Diberikan tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster diberikan dua kali pada usia 18 bulan dan 5&ndash;7 tahun.</li>
<li>BCG: Diberikan satu kali pada usia 0&ndash;1 bulan.</li>
<li>HiB: Diberikan tiga kali pada usia 2, 3, dan 4 bulan. Vaksin booster diberikan satu kali saat usia 18 bulan.</li>
<li>Polio: Vaksin polio oral diberikan saat lahir hingga usia 1 bulan. Vaksin polio suntik diberikan minimal dua kali sebelum usia 1 tahun, kemudian diulang setiap bulan pada usia 2, 3, dan 4 bulan.</li>
<li>PCV: Diberikan tiga kali pada usia 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin booster diberikan pada usia 12&ndash;15 bulan.</li>
<li>Rotavirus: Vaksin monovalen diberikan dua kali, dosis pertama pada usia 6 minggu dan dosis kedua 4 minggu setelahnya (maksimal usia bayi 24 minggu). Vaksin pentavalen diberikan tiga kali pada usia 6&ndash;12 minggu, dengan dosis kedua dan ketiga diberikan 4&ndash;10 minggu setelahnya (maksimal usia bayi 32 minggu).</li>
</ul>
<h3>Usia 6&ndash;12 Bulan</h3>
<ul>
<li>Influenza: Diberikan pada usia 6 bulan, kemudian diulang setahun sekali hingga usia 18 tahun.</li>
<li>Japanese Encephalitis (JE): Diberikan satu kali pada usia 9 bulan, dengan booster pada usia 2&ndash;3 tahun.</li>
<li>MMR: Diberikan pada usia 9 bulan, kemudian booster pada usia 18 bulan atau 5&ndash;7 tahun.</li>
</ul>
<h3>Usia 12&ndash;24 Bulan</h3>
<ul>
<li>Hepatitis A: Diberikan dua kali mulai usia 12 bulan, dengan interval 6&ndash;12 bulan setelah dosis pertama.</li>
<li>Varisela: Diberikan dua kali pada usia 12&ndash;18 bulan, dengan jarak 6 minggu hingga 3 bulan antara dosis.</li>
</ul>
<h3>Usia 2&ndash;18 Tahun</h3>
<ul>
<li>Tifoid: Diberikan satu kali pada usia 2 tahun, kemudian diulang setiap 3 tahun sekali hingga usia 18 tahun.</li>
<li>Dengue: Diberikan tiga kali pada rentang usia 9&ndash;16 tahun, dengan interval 6 bulan antara dosis.</li>
<li>HPV: Diberikan dua kali pada anak perempuan usia 9&ndash;14 tahun, dengan interval 6&ndash;15 bulan antara dosis.</li>
</ul>
<h2>Jenis-Jenis Imunisasi Dasar Lengkap</h2>
Beberapa imunisasi dasar yang wajib diberikan kepada anak meliputi:
<ul>
<li>Polio: Mencegah kelumpuhan akibat polio.</li>
<li>Hepatitis B: Mencegah infeksi hati akibat virus hepatitis B.</li>
<li>BCG: Mencegah TB (tuberkulosis) yang dapat menyebabkan meningitis.</li>
<li>HiB: Mencegah infeksi yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae type B, seperti meningitis dan pneumonia.</li>
<li>DPT: Mencegah difteri, pertussis, dan tetanus.</li>
<li>MMR: Mencegah gondok, campak, dan rubella.</li>
<li>Rotavirus: Mencegah gangguan pencernaan.</li>
<li>PCV: Mencegah pneumonia.</li>
</ul>
<h2>Manfaat Jenis Imunisasi Anak</h2>
<div class="flex flex-grow flex-col max-w-full">
<div class="min-h-[20px] text-message flex w-full flex-col items-end gap-2 whitespace-pre-wrap break-words [.text-message+&amp;]:mt-5 overflow-x-auto" dir="auto" data-message-author-role="assistant" data-message-id="d9862250-68f0-4823-aa48-61c1684b218b">
<div class="flex w-full flex-col gap-1 empty:hidden first:pt-[3px]">
<div class="markdown prose w-full break-words dark:prose-invert light">
Imunisasi memiliki banyak manfaat penting untuk kesehatan anak. Beberapa manfaat utama dari berbagai jenis imunisasi:
</div>
</div>
</div>
</div>
<ul>
<li>Vaksin Hepatitis B guna mencegah infeksi hati akibat virus hepatitis B yang dapat menyebabkan penyakit ringan yang berlangsung selama beberapa minggu atau mengakibatkan penyakit berat yang berlangsung seumur hidup.</li>
<li>Vaksin Polio untuk mencegah penyakit polio pada anak. Sebagian orang yang terinfeksi polio memiliki gejala ringan atau tanpa gejala. Namun, beberapa infeksi menjadi sangat serius dan menyebabkan kelumpuhan atau ketidakmampuan bergerak pada bagian tubuh tertentu, seperti lengan, kaki atau otot pernapasan. Tidak ada obat untuk infeksi polio, lho Ayah Bunda.</li>
<li>Vaksin BCG untuk mencegah TB atau tuberculosis, yang disebabkan oleh infeksi bakteri&nbsp;mycobacterium tuberculosis.</li>
<li>Vaksin DPT adalah vaksin kombinasi untuk mencegah tiga penyakit, yakni difteri, pertussis, dan tetanus.</li>
<li>Vaksin PCV guna mencegah penyakit seperti radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis) dan infeksi darah (bacteremia)</li>
<li>Vaksin rotavirus untuk melindungi anak dari penyakit gastroenteritis (radang pada lambung dan usus), yang ditunjukkan dengan gejala seperti diare akut, muntah, demam, anak sulit makan dan minum serta sakit perut.</li>
<li>Vaksin influenza untuk mencegah penyakit influeza atau biasa dikenal flu yang menyerang saluran pernapasan.</li>
<li>Vaksin MR/MMR untuk mencegah penyakit Campak, Rubella dan gondongan.</li>
<li>Vaksin Japanese encephalitis (JE) guna mencegah penyakit radang otak.</li>
<li>Vaksin Varisela untuk mencegah cacar air atau chickenpox.</li>
<li>Vaksin hepatitis A untuk mencegah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A.</li>
<li>Vaksin tifoid polisakarida untuk mencegah penyakit tifus.</li>
<li>Vaksin HPV untuk mencegah virus&nbsp;Human Papillomavirus&nbsp;yang menyebabkan infeksi kulit, termasuk kutil kelamin.</li>
</ul>
<h2>Efek Samping Imunisasi Dasar Lengkap</h2>
Imunisasi dapat menimbulkan beberapa efek samping ringan seperti ruam, demam ringan, dan nyeri di area suntikan.
Efek samping ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja membentuk antibodi.
Meskipun jarang, efek samping berat seperti alergi hingga anafilaksis bisa terjadi.
<h2>Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Belum Mendapatkan Vaksin?</h2>
Jika anak belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap melebihi batas usia yang dijadwalkan, imunisasi kejar dapat dilakukan hingga anak berusia 18 tahun.
Beberapa vaksin yang bisa dikejar meliputi polio, hepatitis B, DPT, dan MMR jika belum diberikan pada usia satu tahun.
Melewatkan jadwal imunisasi meningkatkan risiko tertularnya penyakit, sehingga penting bagi orang tua untuk memastikan anak mendapatkan vaksinasi sesuai jadwal imunisasi dasar lengkap yang telah ditetapkan.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1978">Mengetahui Pentingnya Vaksinasi PIN Polio</a>
<h2>Kesimpulan</h2>
Imunisasi harus diberikan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Kemenkes dan IDAI. Untuk memastikan tidak ada yang terlewat, berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Agar tidak kelupaan, AyBun dapat mencatat daftar imunisasi anak pada menu <a href="tentanganak://vaccine_list?type=vaccine_list">vaksin</a> di aplikasi Tentang Anak. Yuk, lengkapi data imunisasi anak sekarang juga!
</div>
</div>
</div>
</div>

Imunisasi Anak Wajib Dilengkapi untuk Mencegah Penyakit Menular

Butuh daftar nomor darurat saat liburan? AyBun bisa cek semua daftarnya di sini!

Liburan adalah momen yang ditunggu-tunggu untuk bersantai dan menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman. Namun, situasi darurat bisa terjadi kapan saja, terutama ketika AyBun berada di tempat yang tidak dikenal. Oleh karena itu, menyimpan nomor-nomor darurat adalah langkah bijak untuk memastikan keselamatan AyBun dan keluarga selama liburan.
Berikut ini adalah daftar nomor darurat yang wajib AyBun simpan saat liburan:
<h2>Daftar Nomor Darurat di Indonesia</h2>
<h3>1. Layanan Panggilan Darurat (112)</h3>
Nomor ini adalah nomor darurat umum yang dapat digunakan untuk meminta bantuan dalam berbagai situasi, termasuk polisi, ambulans, dan pemadam kebakaran.
<h3>2. Nomor Polisi (110)</h3>
Nomor ini sangat penting jika AyBun membutuhkan bantuan hukum atau menghadapi situasi darurat seperti pencurian, kehilangan, atau insiden lain yang memerlukan intervensi pihak berwajib.
<h3>3. Nomor Pemadam Kebakaran (113)</h3>
Kebakaran bisa terjadi kapan saja, baik di tempat penginapan, kendaraan, maupun tempat umum. Menyimpan nomor pemadam kebakaran akan sangat membantu jika AyBun menghadapi situasi ini.
<h3>4. Nomor Ambulans atau Kementerian Kesehatan (118 atau 119)</h3>
Jika terjadi kecelakaan atau masalah kesehatan yang mendesak, AyBun harus segera menghubungi layanan ambulans. Nomor ini juga dapat diakses untuk kondisi darurat medis lainnya.
<h3>5. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) (115)</h3>
Nomor ini berguna untuk situasi darurat yang memerlukan bantuan pencarian dan pertolongan, terutama saat berada di area wisata alam atau laut.
<h3>6. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (117)</h3>
Jika AyBun menghadapi situasi bencana alam, nomor ini bisa dihubungi untuk mendapatkan bantuan atau informasi lebih lanjut.
<h3>7. Jasa Marga (14080)</h3>
Nomor ini sangat membantu jika AyBun bepergian melalui jalan tol dan membutuhkan informasi terkait kondisi jalan, atau bantuan darurat di jalan tol.
<h3>8. Layanan Informasi Jalan Tol (0813-8006-8000)</h3>
Selain Jasa Marga, AyBun juga dapat menghubungi nomor ini untuk mendapatkan informasi tentang kondisi jalan tol atau melaporkan masalah di jalan tol.
<h3>9. Layanan Derek (0254-2078-787)</h3>
Nomor ini penting untuk mendapatkan layanan derek jika kendaraan AyBun mengalami kerusakan di perjalanan.
<h3>10. Layanan BBM Pertamina (135)</h3>
Jika AyBun menghadapi masalah terkait ketersediaan bahan bakar atau memerlukan informasi mengenai SPBU terdekat, nomor ini sangat berguna.
<h3>11. Nomor Kantor Polisi dan Rumah Sakit Terdekat</h3>
Sebelum bepergian, pastikan AyBun mencari tahu dan mencatat nomor telepon kantor polisi dan rumah sakit terdekat di lokasi tujuan. Langkah ini akan memudahkan jika memerlukan bantuan darurat selama berada di sana.
<h2>Tips Menyimpan Nomor Darurat</h2>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gunakan Catatan di Ponsel: Simpan semua nomor darurat di aplikasi catatan di ponsel.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cetak dan Bawa Salinannya: Selain menyimpannya di ponsel, buat salinan fisik daftar nomor tersebut dan simpan di dompet.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Simpan di Kontak dengan Nama yang Jelas: Gunakan nama seperti &ldquo;Polisi&rdquo; atau &ldquo;Ambulans&rdquo; agar mudah ditemukan.</li>
</ul>
Dengan menyimpan daftar nomor darurat ini, AyBun dapat lebih tenang dan siap menghadapi situasi yang tidak terduga saat liburan. Pastikan untuk selalu menjaga keselamatan dan menikmati waktu liburan dengan penuh kebahagiaan!
Mau mencari tips lainnya? AyBun bisa&nbsp;sharing&nbsp;dengan orang tua lain lewat <a href="tentanganak://forum_homepage?type=forum_homepage">fitur&nbsp;Community</a>&nbsp;di aplikasi Tentang Anak!

Daftar Nomor Darurat yang Wajib Disimpan saat Liburan!


Saat 7 bulan, bayi telah mengembangkan sejumlah kemampuan seperti merangkak &amp; berguling. Pelajari lebih lanjut di artikel ini.

Sebagai orang tua yang memiliki bayi, Aybun wajib memperhatikan tumbuh kembang anak kita. Hal ini termasuk pola makan dan kualitas asupan yang diberikan, kesehatan bayi secara umum hingga perkembangan motorik, kognitif, perkembangan bahasa dan sosialnya.
Memperhatikan tumbuh kembang bayi sangat penting untuk memastikan si kecil tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, masih banyak orang tua yang belum mengetahui milestone yang harus dicapai anak di usianya.&nbsp;
Untuk membantu Aybun mengawasi tumbuh kembang anak dengan lebih baik lagi, artikel ini memaparkan capaian bayi usia 7 bulan baik dari segi kesehatan umum hingga kemampuan motorik, kognitif dan bahasanya.
<h2>Milestone Bayi 7 Bulan</h2>
Bayi usia 7 bulan bisa apa? Pada usia 7 bulan, si kecil sudah mengembangkan kemampuan motorik seperti merangkak dan duduk. Namun, perlu dipahami bahwa perkembangan motorik dapat berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya, mari baca ulasan lengkapnya di bawah ini.
<h3>Perkembangan Motorik: Merangkak, Berguling hingga Duduk</h3>
<ol>
<li> Merangkak&nbsp;</li>
</ol>
Pada usia 7 bulan, si kecil sudah mencapai tahap merangkak. Pola merangkak tidak harus bergerak maju dengan menumpu pada lutut dan tangan, tetapi dapat juga berupa gaya lain, termasuk berguling (rolling crawlI), ke belakang atau menyamping seperti kepiting (crab crawl), bergerak dengan pantat (bottom scooter), perut menempel di lantai (commando crawl), menumpu pada tangan dan kaki, sementara lutut diluruskan seperti beruang (bear crawl).
&nbsp;
<ol start="2">
<li> Duduk Tanpa Pegangan</li>
</ol>
Pada umumnya, bayi usia 7 bulan juga sudah bisa duduk tanpa pegangan dan bermain dalam posisi duduk.&nbsp;
&nbsp;
<ol start="3">
<li> Memegang dan Mengambil Benda</li>
</ol>
Bayi usia 7 bulan dapat memegang dan mengambil benda dengan jari-jari mereka, dan mulai memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain. Kemampuannya dalam mengendalikan tangan ini juga disebabkan oleh koordinasi mata dan tangan yang semakin membaik.
<h3>Perkembangan Sosial: Membedakan Wajah, Tertawa &amp; Merengek</h3>
<ol>
<li> Mengenali Wajah Ayah-Bunda</li>
</ol>
Bayi usia 7 bulan sudah dapat membedakan wajah orang asing serta orang-orang di sekitarnya seperti ayah-bunda, pengasuh dan keluarga.
&nbsp;
<ol start="2">
<li> Menunjukkan emosi</li>
</ol>
Bayi usia 7 bulan juga mulai menunjukkan berbagai jenis emosi saat berinteraksi dengan orang di sekitarnya, seperti senang, sedih, marah, bosan atau bahkan frustasi. Mereka juga dapat menangis atau merengek untuk menarik perhatian dan ketika merasa tidak nyaman. Misalnya saat popok basah atau kepanasan.
&nbsp;
<ol start="3">
<li> Memiliki Minat pada Sesuatu</li>
</ol>
Di usianya yang sekarag, si kecil juga mulai menunjukkan minat pada benda-benda yang menarik perhatiannya seperti mainan, binatang peliharaan, selimut atau benda-benda lain.
<h3>Perkembangan Bahasa: Bersuara dan Menggunakan Bahasa Tubuh</h3>
<ol>
<li> Membuat suara dan bunyi</li>
</ol>
Bayi usia 7 bulan mulai dapat membuat berbagai suara dan bunyi, seperti bubbling atau mengeluarkan suara seperti 'ma', 'pa', atau 'ba'. Mereka juga mulai meniru suara yang didengarnya sehari-hari
&nbsp;
<ol start="2">
<li> Memahami Arti Kata</li>
</ol>
Bayi usia 7 bulan mulai dapat memahami arti kata sederhana, seperti "mama" dan "papa", dan intonasi suara yang digunakan orang dewasa. Mereka juga mulai menunjukkan respons ketika dipanggil dengan nama mereka.
&nbsp;
<ol start="3">
<li> Menggunakan bahasa tubuh</li>
</ol>
Pada usia 7 bulan, bayi belum dapat mengatakan kata-kata secara jelas dan terstruktur seperti "minum" atau "makan". Namun, pada usia ini si kecil sudah dapat menunjukkan ketertarikan pada makanan dan minuman, serta mulai belajar menggunakan bahasa tubuh dan suara untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Contohnya seperti mengangkat tangan ketika ingin digendong atau meminta benda yang diinginkan.&nbsp;
<h3>Perkembangan Fisik</h3>
<ol>
<li> Berat Tubuh</li>
</ol>
Median berat bayi laki-laki usia 7 bulan adalah sekitar 8,3 kg dengan rentang normal antara 6,7-10,3 kg. Sedangkan, median berat bayi perempuan usia 7 bulan adalah sekitar 7,6 kg dengan rentang normal antara 6-9,8 kg.
&nbsp;
<ol start="2">
<li> Panjang</li>
</ol>
Median panjang bayi laki-laki usia 7 bulan adalah sekitar 69,2 cm dengan rentang normal antara 64,8-73,5 cm. Sedangkan, median panjang bayi perempuan usia 7 bulan adalah sekitar 67,3 cm dengan rentang normal antara 62,7-71,9 cm.
Namun, perlu dipahami juga bahwa perkembangan berat dan panjang bayi dapat bervariasi antar bayi, tergantung pada faktor genetik, nutrisi, dan kesehatan.
Foto: Designed by freepik
Sumber:
https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/infant-development/art-20047086
https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Crawling-Styles.aspx
https://www.who.int/tools/child-growth-standards/standards/

Capaian Perkembangan Bayi 7 Bulan: Motorik, Bahasa, Sosial dan Fisiknya

Terapi garam bukan hanya untuk orang dewasa, tetapi ini bisa untuk si Kecil yang alami gangguan pernapasan. Yuk, cari tahu selengkapna di sini

Pernapasan

Masalah Kesehatan

Masalah pernapasan bukan hanya dialami oleh orang dewasa, tetapi juga pada si Kecil misalnya asma, masalah pernapasan akibat rokok hingga kondisi kulit eksim dan alergi. Salah satu cara untuk mengobatinya yaitu dengan melakukan terapi garam atau salt therapy.
<h2>Apa Itu Salt Therapy?</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64f98ef2-b4abc3f2-8b19-4807-8e47-721c9a440fc9.jpg" />
Terapi ini adalah pengobatan alami yang menggunakan garam kering untuk dihirup, biasanya dilakukan di dalam ruangan untuk mengobati alergi dan gangguan pernapasan yang disebabkan oleh polusi udara.
Bukan hanya itu, salt therapy mampu membantu meringankan gejala dengan meredakan peradangan pada saluran napas. Ia akan membuka saluran udara dan membersihkannya dari segala iritasi dan alergen memungkinkan anak-anak penderita croup bernapas lebih baik. Hal ini pada gilirannya membantu meringankan batuk yang terus-menerus dan melemahkan sehingga membantu mereka tidur lebih nyenyak.
<h2>Sejarah Salt Therapy</h2>
Terapi garam pertama kali ditemukan oleh dokter berasal dari Polandia tahun 1843 bernama Felix Boczkowski.
Ia menemukan bahwa orang-orang yang bekerja di tambang garam sangat sedikit mengalami masalah pernapasan daripada pekerja di bidang lain.
Kemudian, ia menghubungkan kejadian tersebut dengan aerosol garam yang dihirup para penambang. Waktu para pekerja menambang garam, partikel garam berukuran mikro tersebar ke udara.
Partikel mikro ini sangat mudah terhirup oleh para penambang. Dari sinilah ada keyakinan bahwa garam memang baik untuk kesehatan, terutama saluran pernapasan.
Seiring waktu, tempat penambangan garam pun banyak yang disulap menjadi tempat pengobatan terapeutik. Bahkan beberapa negara, misalnya di Polandia, Rusia, Belarusia, Rumanisa, Azerbaijan, Armenia, Slovakia, dan Ukraina secara terang-terangan melakukan hal ini.
<h2>Manfaat Terapi Garam</h2>
Garam memang mengandung antibakteri alami yang mampu menarik patigen, kotoran, dan polutan. Selain itu partikel garam bisa merangsang pergerakan silia yang akan membantu menjaga saluran pernapasan bersih. Pasalnya garam kering mampu menyedot kotoran, mengatur pH, dan meningkatkan bakteri baik pada kulit.
Dari penjabaran di atas terapi garam dapat mengobati infeksi paru-paru, infeksi tenggorokan, penyakit paru obstruktif, asma, radang, batuk pilek, bronkitis, alergi pernapasan, dan masalah pernapasan yang berhubungan dengan rokok.
<h2>Bagaimana Melakukan Salt Therapy</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/64f98f1d-1aa58c20-6a08-4960-9b8e-d06854985d19.jpg" />
Yang perlu Ayah Bunda siapkan yaitu menyediakan garam bersih kering dan garam bersih yang basah. Untuk garam kering dapat dijadikan Haloterapi dengan bantuan mesin halogenerator untuk memecah garam yang bersirkulasi di dalam ruangan.
Sedangkan, garam basah Ayah Bunda bisa menerapkan saat si Kecil mandi dengan air, minum air asin, mengalirkan air asin lewat hidung, dan berkumur.
Penting juga dipertimbangkan sebagai terapi tambahan selain prosedur pengobatan standar antara lain pada asma, penyakit paru obstruktif kronik, psoriasis, dermatitis atopik. Selain itu, haloterapi mempunyai dampak positif terhadap perkembangan umum anak-anak karena meningkatkan pertumbuhan dan penambahan berat badan.
AyBun bisa gunakan aplikasi Tentang Anak untuk dampingi tumbuh kembang dan diskusi soal keluhan si Kecil bersama para Ahlinya. Unduh sekarang di Appstre/playstore!
Foto: Freepik
Sumber: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28732433/ https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20230823150841-255-989575/mengenal-salt-therapy-yang-dipakai-nikita-willy-untuk-tangkal-polutan
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33154632/ https://apcz.umk.pl/JEHS/article/view/40108
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8623171/
https://www.webmd.com/balance/what-is-halotherapy
https://www.webmd.com/balance/what-is-halotherapy&nbsp;