Seberapa Banyak Gula yang Aman untuk Anak

Ketahui batas aman konsumsi gula untuk anak serta dampak berlebihannya terhadap kesehatan. Temukan tips mengurangi gula dalam pola makan si kecil secara sehat dan menyenangkan!

Kesehatan Anak

Sebagai orang tua, kita pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak, termasuk dalam hal makanan dan minuman. Namun, tahukah AyBun bahwa anak-anak sering kali mengonsumsi gula lebih banyak dari yang direkomendasikan?&nbsp;
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar asupan gula tambahan dibatasi, tetapi banyak anak yang justru mengonsumsi gula dua kali lipat dari batas aman.
Gula yang perlu dibatasi adalah "free sugar" atau gula tambahan, yaitu gula yang ditambahkan ke makanan dan minuman, termasuk yang terdapat secara alami dalam madu, sirup, jus buah, dan puree buah tanpa pemanis. Gula alami yang ada dalam buah utuh, sayuran, dan susu tidak termasuk dalam kategori ini.
Lantas, berapa banyak gula yang aman bagi anak-anak? Bagaimana dampak konsumsi gula berlebihan terhadap kesehatan mereka? Yuk, simak panduan lengkapnya di bawah ini!
<h2>Seberapa Banyak Gula yang Aman untuk Anak?</h2>
WHO dan berbagai organisasi kesehatan merekomendasikan bahwa gula tambahan tidak boleh melebihi 5% dari total kalori harian anak. Berikut ini adalah batas konsumsi gula tambahan yang direkomendasikan berdasarkan usia:
<table style="border-collapse: collapse; width: 100.081%;" border="1">
<tbody>
<tr>
<td style="width: 22.7479%;">
Usia Anak
</td>
<td style="width: 61.6069%;">
Maksimal Konsumsi Gula per Hari
</td>
<td style="width: 15.6452%;">
Setara dengan
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 22.7479%;">
1 - 3 tahun
</td>
<td style="width: 61.6069%;">
Tidak ada batasan resmi, tetapi disarankan untuk menghindari makanan dan minuman dengan gula tambahan
</td>
<td style="width: 15.6452%;">
-
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 22.7479%;">
4 - 6 tahun
</td>
<td style="width: 61.6069%;">
19 gram
</td>
<td style="width: 15.6452%;">
5 sendok teh
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 22.7479%;">
7 - 10 tahun
</td>
<td style="width: 61.6069%;">
24 gram
</td>
<td style="width: 15.6452%;">
6 sendok teh
</td>
</tr>
<tr>
<td style="width: 22.7479%;">
11 tahun ke atas
</td>
<td style="width: 61.6069%;">
30 gram
</td>
<td style="width: 15.6452%;">
7 sendok teh
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
Sebagai catatan, satu kaleng minuman bersoda saja bisa mengandung lebih dari 35 gram gula, yang berarti sudah melebihi batas harian untuk anak-anak!
<h2>Dampak Konsumsi Gula Berlebihan pada Anak</h2>
Meskipun anak-anak menyukai rasa manis, konsumsi gula yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, antara lain:
<h3>1. Obesitas dan Risiko Penyakit Kronis</h3>
Gula tambahan mengandung kalori tinggi tanpa nutrisi yang berarti. Jika dikonsumsi secara berlebihan, gula dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang berisiko berlanjut hingga dewasa, serta meningkatkan peluang terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
<h3>2. Gigi Berlubang</h3>
Gula adalah musuh utama kesehatan gigi anak. Bakteri di dalam mulut akan mengubah gula menjadi asam yang merusak enamel gigi, menyebabkan gigi berlubang. Faktanya, gigi berlubang adalah salah satu alasan utama anak-anak harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
<h3>3. Gangguan Konsentrasi dan Perilaku</h3>
Meskipun belum ada bukti ilmiah yang kuat, banyak orang tua yang melaporkan bahwa anak mereka menjadi lebih hiperaktif setelah mengonsumsi gula dalam jumlah tinggi. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa pola makan tinggi gula dapat mempengaruhi suasana hati dan tingkat konsentrasi anak.
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/akibat-kelebihan-gula-pada-anak/">Akibat Kelebihan Gula pada Anak</a>
<h2>Sumber Gula Tersembunyi dalam Makanan Anak</h2>
Gula tambahan tidak hanya terdapat dalam permen dan cokelat, tetapi juga tersembunyi dalam berbagai makanan sehari-hari. Beberapa makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi yang perlu diwaspadai antara lain:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Minuman bersoda dan minuman berenergi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Jus buah kemasan dan smoothie</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sereal sarapan manis</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Yogurt berperisa</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kue, biskuit, dan donat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Makanan cepat saji dengan saus tambahan</li>
</ul>
Sekitar 25% dari total asupan gula anak berasal dari minuman manis, sehingga membatasi konsumsi minuman dengan tambahan gula dapat menjadi langkah awal yang baik untuk mengurangi asupan gula harian mereka.
<h2>Cara Mengurangi Konsumsi Gula Anak</h2>
Mengurangi konsumsi gula anak bukan berarti harus melarang semua makanan manis. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat AyBun lakukan untuk membatasi asupan gula dengan cara yang sehat dan menyenangkan:
<h3>1. Pilih Makanan dengan Kandungan Gula Rendah</h3>
Ketika membeli produk makanan, periksa label gizi pada kemasan. Berikut ini adalah panduan untuk mengetahui kadar gula dalam produk:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tinggi gula: lebih dari 22,5g per 100g</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sedang: antara 5g &ndash; 22,5g per 100g</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rendah gula: kurang dari 5g per 100g</li>
</ul>
Untuk minuman:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tinggi gula: lebih dari 11,25g per 100ml</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rendah gula: kurang dari 2,5g per 100ml</li>
</ul>
<h3>2. Ganti Camilan Manis dengan Alternatif Sehat</h3>
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gantilah sereal manis dengan oatmeal atau granola rendah gula.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pilih yogurt plain dan tambahkan buah segar sebagai pemanis alami.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ganti camilan manis seperti kue dan biskuit dengan kacang, keju, atau potongan buah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari jus buah kemasan dan lebih baik berikan air putih atau susu rendah lemak.</li>
</ul>
<h3>3. Buat Makanan Manis Sendiri di Rumah</h3>
Dengan membuat makanan sendiri, AyBun bisa mengontrol jumlah gula yang digunakan. Beberapa ide camilan sehat yang bisa dibuat di rumah antara lain:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pancake tanpa gula tambahan dengan topping buah segar</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Puding chia dengan susu almond tanpa pemanis</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Smoothie dengan pisang dan yogurt tanpa tambahan gula</li>
</ul>
<h3>4. Ajarkan Anak Membuat Pilihan yang Lebih Sehat</h3>
Anak-anak akan lebih mudah mengadopsi pola makan sehat jika mereka melihat contoh dari orang tua mereka. Pastikan AyBun juga mengurangi konsumsi gula dan lebih sering memilih makanan sehat agar anak ikut meniru kebiasaan baik ini.
<h3>5. Kurangi Gula Secara Bertahap</h3>
Jika anak sudah terbiasa dengan rasa manis, perubahan drastis bisa membuat mereka menolak makanan yang lebih sehat. Mulailah dengan mengurangi jumlah gula secara bertahap, misalnya dengan mengurangi takaran gula dalam makanan dan minuman sedikit demi sedikit.
<h2>Kesimpulan</h2>
Membatasi konsumsi gula tambahan dalam pola makan anak adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mereka dalam jangka panjang. Dengan mengikuti panduan konsumsi gula yang disarankan dan memilih alternatif makanan yang lebih sehat, AyBun dapat membantu anak-anak membangun kebiasaan makan yang baik sejak dini.
Ingatlah bahwa tujuan utamanya bukan untuk melarang anak mengonsumsi gula sama sekali, tetapi untuk mengenalkan pola makan yang seimbang dan sehat. Dengan sedikit usaha dan kreativitas, AyBun dapat membantu anak menikmati makanan lezat tanpa harus bergantung pada gula tambahan.
Yuk, mulai kebiasaan sehat untuk si kecil dari sekarang!

Seberapa Banyak Gula yang Aman untuk Anak? Ini Panduan untuk AyBun!

Menghabiskan waktu di akhir pekan bersama si Kecil anti boring, intip rekomendasi museum di Jakarta di sini

Gaya Hidup

Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, adalah kota yang kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu cara terbaik untuk mengeksplorasi dan memahami kekayaan budaya dan sejarah Indonesia adalah dengan mengunjungi museum-museum yang ada di Jakarta. Museum-museum di Jakarta menawarkan berbagai koleksi artefak, seni, dan peninggalan bersejarah yang memperlihatkan keberagaman dan keindahan budaya Indonesia. Dalam artikel ini, Sismin akan memberikan rekomendasi beberapa museum di Jakarta yang patut dikunjungi oleh Ayah Bunda dan si Kecil untuk mengisi waktu di akhir pekan dan mendalami warisan sejarah Indonesia. 
<h3> 1. Museum Nasional Indonesia</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1690609527.jpg" />
Museum Nasional Indonesia, atau sering disebut Museum Gajah, adalah salah satu museum terbesar dan paling terkenal di Jakarta. 
Berlokasi di Jalan Medan Merdeka Barat, museum ini memiliki koleksi lebih dari 140.000 artefak yang mencakup berbagai bidang seperti arkeologi, etnografi, sejarah, seni rupa, dan numismatik. Pengunjung dapat menemukan artefak- artefak bersejarah seperti naskah kuno, perhiasan, senjata tradisional, dan banyak lagi. 
Museum Nasional Indonesia adalah tempat yang ideal untuk memahami keberagaman budaya Indonesia.
<h3>2. Museum Fatahillah (Museum Sejarah Jakarta)</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1690609556.jpg" />
Museum Fatahillah, yang terletak di Kota Tua Jakarta, adalah museum sejarah yang menarik dan berlokasi di gedung bersejarah bernama Gedung Batavia. 
Museum ini menyajikan sejarah Jakarta sejak zaman kolonial Belanda hingga masa kemerdekaan. Pengunjung dapat menjelajahi galeri-galeri yang memamerkan lukisan, foto, dan artefak yang menceritakan perjalanan panjang ibu kota ini. 
Taman di depan museum juga menjadi tempat yang cocok untuk bersantai sambil menikmati pemandangan bangunan-bangunan tua.
<h3>3. Museum Seni Rupa dan Keramik</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1690609676.jpg" width="590" height="393" />
Bagi para pecinta seni, Museum Seni Rupa dan Keramik adalah tempat yang menarik untuk dikunjungi. 
Terletak di Jalan Pos Kota, museum ini memiliki koleksi seni rupa Indonesia dari berbagai era, mulai dari seni klasik hingga seni modern. Koleksi seni meliputi lukisan, patung, dan karya seni lainnya yang mencerminkan perkembangan seni rupa di Indonesia. 
Selain itu, museum ini juga menampilkan berbagai jenis keramik dari berbagai wilayah di Indonesia, yang memberikan wawasan tentang kekayaan seni keramik Indonesia.
<h3>4. Museum Tekstil Jakarta</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1690609666.jpg" />
Museum Tekstil Jakarta adalah tempat yang menarik bagi mereka yang tertarik pada sejarah tekstil dan kain tradisional Indonesia. Terletak di Jalan KS Tubun, museum ini memiliki koleksi tekstil dari seluruh nusantara, termasuk batik, tenun, dan kain tradisional lainnya. Pengunjung dapat mempelajari teknik-teknik pembuatan kain tradisional dan juga melihat berbagai motif dan pola yang mengagumkan dari berbagai daerah di Indonesia.
<h3>5. Museum Wayang</h3>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1690609656.jpg" />
Museum Wayang merupakan museum yang unik dan menarik karena koleksinya yang didedikasikan untuk wayang, seni pertunjukan tradisional Indonesia. 
Terletak di Jalan Pintu Besar Utara, museum ini memiliki koleksi wayang dari berbagai jenis dan daerah, termasuk wayang kulit, wayang golek, dan wayang orang. 
Pengunjung dapat menikmati pertunjukan wayang yang diselenggarakan di museum dan mempelajari tentang cerita-cerita epik yang ada di balik pertunjukan wayang.
6. Museum Bank Indonesia
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1690609650.jpg" />
Museum Bank Indonesia merupakan tempat yang tepat bagi mereka yang tertarik dengan sejarah perbankan dan mata uang di Indonesia. 
Terletak di kompleks Gedung Bank Indonesia, museum ini menampilkan sejarah perkembangan sistem perbankan di Indonesia dan juga memiliki koleksi uang kuno dari berbagai zaman. 
Pengunjung dapat memahami peran penting bank dalam perekonomian Indonesia dan melihat perkembangan mata uang dari masa ke masa.
Museum-museum di Jakarta menawarkan pengalaman unik dan mendalam untuk menjelajahi kekayaan budaya dan sejarah Indonesia. 
Dari artefak bersejarah hingga seni rupa, museum-museum ini memberikan wawasan yang tak ternilai tentang keberagaman dan keindahan warisan budaya Indonesia. 
Melalui kunjungan ke museum-museum tersebut, Ayah Bunda dapat memperkaya pengetahuan si Kecil sekaligus apresiasi terhadap kekayaan budaya dan sejarah negara kita, Indonesia. Jangan ragu untuk merencanakan kunjungan ke beberapa museum di Jakarta dan rasakan pengalaman tak terlupakan dalam meresapi budaya dan sejarah Indonesia.
Foto: Freepik, Dinas Kebudayaan DKI, dan Detikcom

Rekomendasi Museum di Jakarta: Ajarkan Anak Sejarah Indonesia

Cegah sibling rivalry dengan cara yang tepat! Pelajari tips efektif untuk mengelola konflik antar saudara, ajarkan anak memecahkan masalah, dan tumbuhkan empati dalam keluarga.

Sibling rivalry tidak selalu terjadi akibat adanya perbedaan perilaku orang tua terhadap anak-anaknya. Pertengkaran/konflik antara kakak dan adik akan tetap terjadi, dengan atau tanpa intervensi dari orang tua. 
Namun demikian, Ayah dan Bunda bisa saja secara tidak sengaja memperburuk keadaan. Perlu dipahami bahwa anak usia dini masih memiliki keterbatasan dalam mengungkapkan dan mengelola emosinya. 
Bagaimana orang tua merespon konflik yang terjadi dapat berkontribusi untuk memperbaiki atau bahkan memperburuk persaingan yang terjadi antar saudara.
<h2>Faktor yang Memperburuk Sibling Rivalry</h2>
Terdapat beberapa faktor yang dapat memperburuk pertengkaran/konflik yang terjadi antar kakak dan adik:
<ul>
<li> Perubahan besar dalam hidup, seperti pindah rumah, kehamilan, hingga perceraian yang berpotensi menimbulkan stress serta rasa cemas, terutama pada anak. Beberapa anak melampiaskan rasa cemas dan stressnya pada sasaran terdekat, seperti adik.</li>
<li> Usia dan tahapan perkembangan. Apakah Ayah dan Bunda pernah melihat anak memukul saudara atau adiknya tanpa sebab? Hal tersebut perlu menjadi perhatian orang tua, terutama jika jarak usia anak sangat besar atau sangat kecil.</li>
<li> Rasa cemburu karena pujian yang diterima oleh salah satu anak dan anak lainnya ingin mendapatkan pujian yang sama, meski dengan usaha yang berbeda.</li>
<li> Rendahnya kemampuan memecahkan konflik pada anak. anak secara rutin melihat orang tua berantem dan berargumen dengan suara keras dan agresif, maka secara tidak langsung anak akan mencontoh karena hanya itu satu-satunya cara yang diajarkan orang tua untuk memecahkan konflik.</li>
<li> Dinamika keluarga. Adanya anak yang mengidap penyakit kronis, berkebutuhan khusus, atau diperlakukan beda akibat urutan kelahiran, dapat mempengaruhi cara setiap anggota keluarga berkomunikasi dan memperlakukan satu sama lain. Hal ini berpotensi menimbulkan kecemburuan jika tidak dikomunikasikan lebih lanjut.</li>
</ul>
Baca Juga: <a href="https://tentanganak.com/artikel/sibling-rivalry/">Hubungan Kakak Adik Tidak Baik: Kenali Apa Itu Sibling Rivalry</a>
<h2>Cara Mecegah Terjadinya Sibling Rivalry pada Anak&nbsp;</h2>
Apa yang bisa orang tua lakukan untuk mencegah dan meminimalisir berkembangnya sibling rivalry? AyBun perlu mengajarkan anak untuk memiliki skill memecahkan masalah yang baik dengan cara:
<ol>
<li> Keep things simple. Ajarkan anak untuk saling menghargai dengan mengatakan: &ldquo;Saudaramu adalah bagian dari keluarga dan kita harus saling menjaga serta melindungi setiap anggota keluarga kita&rdquo;</li>
<li> Jauhkan adik yang menjadi sasaran kemarahan kakak dan beri waktu kakak hingga merasa tenang. Selanjutnya, berikan kakak one-on-one attention atau dorong kakak untuk berbicara tentang hal menyenangkan yang ingin dilakukan bersama adik.</li>
<li> Jika saudara bertengkar akibat rebutan mainan, berikan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak seperti bergantian. Jika salah satu anak masih bersikeras tidak mau, Ayah dan Bunda dapat mengambil mainan tersebut dan memberikan anak ruang untuk melakukan hal lain yang tidak perlu rebutan.</li>
<li> Buatkan aturaan dan batasan, seperti tidak boleh mengata-ngatai atau kontak fisik. Ayah dan Bunda dapat mengatakan: Kakak boleh marah, tapi kakak tidak boleh memukul adik.</li>
<li> Ajarkan empati kepada anak. AyBun dapat mendorong anak untuk memahami perasaan orang lain dengan cara mengajukan pertanyaan: &ldquo;Kemarin kakak juga tidak mau bergantian main lego. Sekarang giliran adik yang tidak mau bergantian, bagaimana rasanya?&rdquo;</li>
<li> Berikan setiap anak one-on-one time untuk mengecek bagaimana perasaan dan apa yang dipikirkan anak. Hal ini juga bertujuan untuk membuat anak merasa dicintai dan diperhatikan sehingga meminimalisir rasa cemburu dan memunculkan rasa saling mendukung satu sama lain.</li>
<li> Tumbuhkan budaya kolaborasi dalam keluarga. Orang tua perlu mendorong anggota keluarga lainnya untuk bekerja selayaknya tim dalam mencapai tujuan bersama.</li>
<li> Berikan ruang buat diri sendiri bagi anak, dimana orang tua perlu membiarkan anak bermain sendiri dan tidak perlu selalu beraktivtas bersama.</li>
</ol>
<h2>Kesimpulan</h2>
Sibling rivalry atau persaingan antar saudara memang merupakan hal yang wajar terjadi, namun orang tua perlu memahami faktor-faktor yang dapat memperburuk situasi ini.
Konflik antar kakak dan adik sering kali dipengaruhi oleh perubahan besar dalam hidup, usia, tahapan perkembangan, serta dinamika keluarga.
Orang tua dapat berperan aktif dalam mencegah dan mengatasi masalah ini dengan mengajarkan anak keterampilan memecahkan masalah, memberikan perhatian satu-satu, serta menciptakan budaya kolaborasi dalam keluarga.
Dengan cara ini, diharapkan persaingan antar saudara dapat diminimalisir dan hubungan keluarga semakin harmonis.
Jika Ayah dan Bunda masih memiliki pertanyaan atau membutuhkan saran lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli kami melalui fitur <a href="tentanganak://consult_list?type=consult_list">Tanya Ahli</a>. Kami siap membantu memberikan solusi terbaik untuk keluarga!

Mencegah Terjadinya Sibling Rivalry: Orang Tua Perlu Melakukan Ini!

cara keramas yang benar sesuai jenis rambut anak

Pahami perbedaan frekuensi keramas untuk anak dengan rambut lurus dan keriting. Simak panduan lengkapnya untuk menjaga kesehatan rambut anak usia 8-12 tahun!

Saat merawat rambut anak, jenis rambut memainkan peran penting dalam menentukan frekuensi keramas.&nbsp;
Misalnya, rambut keriting dan lurus punya kebutuhan yang berbeda dalam hal keramas dan perawatan.&nbsp;
Untuk anak-anak yang masih di bawah usia 12 tahun, cukup keramas 1-2 kali seminggu.&nbsp;
Tapi, kalau si Kecil sudah lebih besar, terutama yang berusia 12 tahun ke atas, ada beberapa hal yang perlu AyBun perhatikan.
<h2>Rambut Lurus: Cenderung Lebih Berminyak</h2>
Menurut AAD (American Academy of Dermatology), anak dengan rambut lurus biasanya membutuhkan keramas lebih sering, bahkan bisa setiap hari.&nbsp;
Hal ini karena rambut lurus lebih mudah membawa minyak dari kulit kepala ke helai rambut, sehingga lebih cepat terasa berminyak.&nbsp;
Usahakan untuk tidak menggosok rambut dengan handuk. Cukup tepuk-tepuk dengan lembut dan biarkan kering secara alami atau gunakan hair dryer dengan suhu rendah.
Untuk rambut lurus, menyisir rambut bisa dilakukan setelah keramas saat rambut sudah hampir kering.
Tips: Jika rambut anak terlalu berminyak, tingkatkan frekuensi keramas, namun jika rambut terlihat kering atau mulai rontok, sebaiknya kurangi.
<h2>Rambut Keriting: Cenderung Lebih Kering</h2>
Sebaliknya, bagi anak dengan rambut keriting, minyak dari kulit kepala sulit mencapai ujung rambut karena pola melingkar pada rambut keriting.&nbsp;
Hal ini membuat rambut lebih mudah kering. Karena itu, cukup keramas setiap 7-10 hari saja. Jika terlalu sering, justru rambut bisa semakin kering dan rapuh.&nbsp;
Usahakan untuk tidak menggosok rambut dengan handuk. Cukup tepuk-tepuk dengan lembut dan biarkan kering secara alami atau gunakan hair dryer dengan suhu rendah.
Untuk rambut keriting, sebaiknya menyisir rambut saat masih setengah basah dengan sisir yang memiliki gerigi lebar. Hal ini untuk menghindari kerusakan pada helai rambut keriting yang lebih rentan kusut dan patah.
Tips: Hindari produk shampoo yang mengandung deterjen keras seperti SLS/SLES, karena dapat membuat rambut keriting semakin kering dan mudah patah, terutama jika kulit kepala anak cenderung sensitif.
<h2>Pentingnya Memilih Produk yang Tepat</h2>
Produk yang digunakan juga sangat mempengaruhi kesehatan rambut anak. Pastikan untuk memilih shampoo dan kondisioner yang sesuai dengan jenis rambut anak.&nbsp;
Hindari produk yang mengandung SLS/SLES, terutama untuk anak-anak dengan kulit kepala yang sensitif.&nbsp;
Selain itu, AyBun juga bisa memilih produk yang memiliki kandungan alami untuk menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut si kecil.
<h3>Kesimpulan</h3>
Frekuensi keramas anak dapat bervariasi tergantung pada karakteristik rambut, usia, dan tingkat aktivitas.
Anak dengan rambut lurus dan berminyak mungkin perlu keramas setiap hari atau dua hari sekali, terutama jika mereka aktif bermain atau berolahraga.&nbsp;
Sebaliknya, anak dengan rambut kering dan keriting cukup keramas 1-2 kali per minggu, atau bahkan setiap 7-10 hari.&nbsp;
Pastikan untuk selalu menyesuaikan frekuensi keramas sesuai dengan kondisi rambut dan kulit kepala, serta gunakan produk yang aman dan sesuai untuk menjaga kesehatan rambut anak.

Video: Pahami Cara Keramas Anak Rambut Keriting dengan Anak Rambut Lurus yang Berbeda!

Otak Anak Lebih Kecil Jika Orang Tua Sibuk dan Cuek

Studi terbaru mengungkap bahwa anak yang diasuh oleh orang tua sibuk dan kurang responsif memiliki otak lebih kecil dibandingkan anak yang mendapat stimulasi optimal. Bagaimana faktor lingkungan dan pengalaman masa kecil memengaruhi perkembangan otak anak? Simak penjelasannya di sini!

Perkembangan otak anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi yang diterima sejak dini. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa anak-anak yang diasuh oleh orang tua yang sibuk dan kurang responsif memiliki ukuran otak lebih kecil dibandingkan mereka yang mendapat perhatian dan stimulasi optimal.
Artikel ini akan membahas bagaimana faktor lingkungan, pengalaman masa kecil, dan keterlibatan AyBun memengaruhi perkembangan otak anak.
<h2 data-start="3083" data-end="3145">Memahami Perkembangan Otak Anak di 1000 Hari Pertama</h2>
Periode 1000 hari pertama kehidupan, yang mencakup sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun, adalah masa kritis bagi perkembangan otak anak. Pada fase ini, otak mengalami pertumbuhan yang pesat dan membangun koneksi saraf berdasarkan pengalaman dan lingkungan yang diberikan.
Jika seorang anak menerima rangsangan yang cukup, seperti berbicara, bermain, dan sentuhan fisik dari orang tua, otaknya berkembang dengan baik. Sebaliknya, jika ia mengalami kurang perhatian dan interaksi, perkembangan otaknya bisa terganggu.
<h2 data-start="3672" data-end="3730">Bagaimana Lingkungan Mempengaruhi Struktur Otak?</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/67b6eb81-6a9edc2c-a635-4f7c-9cc6-d4d2e59dcd44.jpg" />
Sistem saraf berkembang secara "use-dependent", yang berarti koneksi saraf akan diperkuat jika sering digunakan dan akan melemah jika jarang dirangsang.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan kaya stimulasi memiliki jaringan saraf yang lebih kuat dan kompleks, sementara mereka yang diabaikan atau kurang diperhatikan cenderung mengalami keterlambatan perkembangan otak.
<h2 data-start="4111" data-end="4183">Dampak Orang Tua Sibuk dan Cuek terhadap Ukuran Otak Anak</h2>
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Perry dan timnya menunjukkan bahwa anak yang mengalami pengabaian memiliki volume otak lebih kecil dibandingkan anak yang mendapatkan pengasuhan optimal.
Pemindaian otak menunjukkan bahwa pengabaian dapat menghambat pertumbuhan area otak yang berperan dalam fungsi kognitif, emosi, dan sosial.
<h2 data-start="4522" data-end="4596">Perbedaan Otak Anak dengan Stimulasi Optimal vs. Minim Stimulasi</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/67b6eb3d-63066dd5-0690-472b-af0f-eb77d3f08a95.jpg" />
Gambar pemindaian otak anak usia tiga tahun menunjukkan perbedaan mencolok:
<ul data-start="4675" data-end="4877">
<li data-start="4675" data-end="4779">Anak yang mendapat stimulasi optimal memiliki otak yang lebih besar dengan banyak koneksi saraf.</li>
<li data-start="4780" data-end="4877">Anak yang diabaikan memiliki otak yang lebih kecil dengan koneksi saraf yang lebih sedikit.</li>
</ul>
<h2 data-start="4879" data-end="4953">Faktor yang Menyebabkan Orang Tua Kurang Perhatian terhadap Anak</h2>
Beberapa faktor yang menyebabkan orang tua kurang memberikan perhatian pada anak meliputi:
<ul>
<li data-start="4954" data-end="5281">Stres akibat pekerjaan atau masalah pribadi.</li>
<li data-start="4954" data-end="5281">Kurangnya pengalaman dalam mengasuh anak.</li>
<li data-start="4954" data-end="5281">Tidak memiliki informasi yang cukup mengenai pentingnya stimulasi dini.</li>
<li data-start="4954" data-end="5281">Terisolasi secara sosial dan kurang dukungan dari lingkungan.</li>
</ul>
<h2 data-start="5283" data-end="5349">Dampak Jangka Panjang dari Kurangnya Perhatian Orang Tua</h2>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/67b6eb5e-f3e982c4-4ab9-420d-ab96-c81c250b2d4f.jpg" />
Anak yang mengalami pengabaian cenderung menghadapi masalah di kemudian hari, seperti:
<ul data-start="5439" data-end="5604">
<li data-start="5439" data-end="5503">Kesulitan belajar dan perkembangan kognitif yang lambat.</li>
<li data-start="5504" data-end="5552">Gangguan emosi dan kecemasan berlebihan.</li>
<li data-start="5553" data-end="5604">Sulit membangun hubungan sosial yang sehat.</li>
</ul>
Jika seorang anak diabaikan dalam waktu lama, maka intervensi untuk memperbaiki fungsi otaknya menjadi lebih kompleks dan sulit. Hal ini menunjukkan pentingnya memberikan perhatian dan stimulasi sejak dini.
<h2 data-start="5872" data-end="5928">Cara Optimal Menstimulasi Otak Anak Sejak Dini</h2>
<ul>
<li data-start="5929" data-end="6186">Berbicara dan membacakan cerita kepada anak sejak bayi.</li>
<li data-start="5929" data-end="6186">Menjalin kontak fisik, seperti menggendong dan memeluk.</li>
<li data-start="5929" data-end="6186">Memberikan lingkungan bermain yang kaya stimulasi.</li>
<li data-start="5929" data-end="6186">Membatasi penggunaan gadget dan meningkatkan interaksi langsung.</li>
</ul>
<h2 data-start="6188" data-end="6249">Kesimpulan</h2>
Studi ini mengingatkan bahwa keterlibatan orang tua dalam pengasuhan sangat penting bagi perkembangan otak anak.
Dengan memberikan perhatian, stimulasi, dan kasih sayang yang cukup, AyBun bisa membantu anak-anak tumbuh dengan otak yang sehat dan berkembang optimal.
AyBun bisa coba mengajak anak bermain dengan mencari ide stimulasi lewat fitur <a href="tentanganak://activity?type=activity">Stimulasi</a> di aplikasi Tentang Anak.

Studi: Otak Anak Lebih Kecil Jika Orang Tua Sibuk dan Cuek

Deteksi masalah kesehatan melalui perubahan pada kuku! Temukan informasi tentang warna kuku dan penyakit yang terkait, serta cara mencegah dan mengatasi kondisi ini.&nbsp;

Tanda-tanda pada kuku sering kali menjadi petunjuk kesehatan tubuh. Perubahan warna, tekstur, atau bentuk kuku bisa menjadi sinyal awal adanya masalah medis tertentu.&nbsp;
Mari kita telusuri beberapa kondisi yang bisa dideteksi melalui kuku.
<h2>1. Koilonychia: Kuku Cekung Seperti Sendok</h2>
Kuku yang tipis dan cekung seperti sendok adalah tanda kekurangan zat besi. Penyebab kekurangan zat besi meliputi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gizi buruk</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Masalah pencernaan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Penyakit celiac</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tinggal di dataran tinggi</li>
</ul>
Diagnosis dan perawatan yang tepat dapat membantu memperbaiki kondisi ini.
<h2>2. Trachyonychia</h2>
Trachyonychia adalah gangguan kuku yang ditandai dengan permukaan kuku kasar dan beralur. Bisa terjadi pada usia berapapun
Ada dua jenis:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Opaque trachyonychia: Kuku tampak buram dan beralur panjang.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Shiny trachyonychia: Kuku mengkilap dengan banyak lubang kecil.</li>
</ul>
Gangguan ini sering muncul pada anak-anak dan bisa dikaitkan dengan kondisi kulit seperti alopecia areata, psoriasis atau eksim.&nbsp;
<h2>3. Beau&rsquo;s Lines</h2>
Garis yang melintang di kuku menandakan pertumbuhan kuku sempat melambat atau berhenti. Biasa terjadi pada bayi usia 14 hari setelah lahir.&nbsp;
Penyebabnya bisa disertai:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Demam tinggi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cedera</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Stres berat</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kemoterapi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Defisiensi vitamin</li>
</ul>
Jika tidak ada penyebab yang jelas, konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
<h2>4. Onycholysis: Kuku Terangkat dan Berwarna Putih</h2>
Onycholysis adalah kondisi di mana kuku terangkat dan tidak lagi menempel pada kulit, memunculkan warna putih. Penyebabnya meliputi:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Infeksi jamur</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">HFMD</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Psoriasis</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cedera saat manicure</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pembersihan kuku dengan benda tajam</li>
</ul>
Jika mengalami kuku terangkat, periksakan ke dokter kulit untuk menghindari infeksi lebih lanjut.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1951">Tips Potong Kuku Kaki yang Benar untuk Bayi dan Anak</a>
<h2>5. Anonychia Congenita: Tidak Ada Kuku Sejak Lahir</h2>
Anonychia congenita adalah kondisi bawaan di mana seseorang tidak memiliki kuku jari tangan dan kaki sejak lahir.&nbsp;
Hal ini bisa terjadi pada semua kuku dan biasanya terlihat jelas sejak bayi. Kondisi ini memerlukan penanganan medis dan bisa terkait dengan kelainan genetik.
<h2>6. Ada Garis Gelap: Potensi Melanoma</h2>
Jika ada garis gelap baru atau berubah di kuku pada anak terbilang normal. Namun segera konsultasikan dengan dokter jika menemukan garis ini pada orang dewasa.&nbsp;
Bisa jadi tanda melanoma atau jenis kanker kulit paling serius. Penanganan dini dapat mencegah kondisi memburuk.
<h2>7. Leukonychia: Bintik atau Garis Putih pada Kuku</h2>
Leukonychia adalah kondisi umum yang menyebabkan munculnya bintik atau garis putih pada kuku tangan dan kaki. Penyebab leukonychia:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Cedera: Terbentur atau menekan kuku terlalu keras.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Alergi: Reaksi alergi terhadap produk kuku seperti cat kuku atau nail remover.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Infeksi jamur: Bisa membuat kuku terlihat putih, tebal, atau pecah-pecah.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Efek samping obat: Termasuk kemoterapi atau paparan logam berat seperti arsenik.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Penyakit sistemik: Diabetes, psoriasis, gagal jantung, dan HIV.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kondisi genetik</li>
</ul>
&nbsp;
<h2>Tabel Perubahan Warna Kuku &amp; Kemungkinan Penyakit</h2>
<table style="border-collapse: collapse; width: 73.2457%; height: 457px;" border="1">
<tbody>
<tr style="height: 54.375px;">
<td style="width: 33.9065%; height: 54.375px; text-align: center;">
Warna Kuku
</td>
<td style="width: 65.9846%; height: 54.375px; text-align: center;">
Masalah Kesehatan atau Penyakit
</td>
</tr>
<tr style="height: 76.7593px;">
<td style="width: 33.9065%; height: 76.7593px;">
Kuku Biru
</td>
<td style="width: 65.9846%; height: 76.7593px;">
Kekurangan oksigen dalam aliran darah (misalnya karena paparan udara dingin, penyakit jantung atau paru-paru)
</td>
</tr>
<tr style="height: 54.375px;">
<td style="width: 33.9065%; height: 54.375px;">
Kuku Putih
</td>
<td style="width: 65.9846%; height: 54.375px;">
Penyakit hati, diabetes, malnutrisi, atau gagal jantung
</td>
</tr>
<tr style="height: 76.7593px;">
<td style="width: 33.9065%; height: 76.7593px;">
Kuku Setengah Merah Muda dan Setengah Putih
</td>
<td style="width: 65.9846%; height: 76.7593px;">
Penyakit ginjal
</td>
</tr>
<tr style="height: 54.375px;">
<td style="width: 33.9065%; height: 54.375px;">
Kuku Kuning
</td>
<td style="width: 65.9846%; height: 54.375px;">
Penyakit paru-paru, arthritis reumatoid, atau infeksi jamur
</td>
</tr>
<tr style="height: 41.7593px;">
<td style="width: 33.9065%; height: 41.7593px;">
Setengah Bulan Berwarna Merah Tua
</td>
<td style="width: 65.9846%; height: 41.7593px;">
Kemungkinan tanda lupus, penyakit jantung, alopecia areata, arthritis, atau dermatomiositis
</td>
</tr>
<tr style="height: 76.7593px;">
<td style="width: 33.9065%; height: 76.7593px;">
Setengah Bulan Berwarna Biru
</td>
<td style="width: 65.9846%; height: 76.7593px;">
Bisa menjadi tanda keracunan (misalnya keracunan tembaga atau perak)
</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<h2>Kesimpulan</h2>
Kuku bisa memberikan petunjuk penting tentang kesehatan tubuh. Perubahan warna, tekstur, atau bentuk tidak boleh diabaikan.&nbsp;
Jika menemukan tanda-tanda seperti di atas, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.&nbsp;
Mendeteksi penyakit lebih awal dapat meningkatkan peluang pemulihan dan mencegah kondisi semakin parah. 
AyBun juga dapat menggunakan fitur <a href="tentanganak://consult_list?type=consult_list">Tanya Ahli</a> di aplikasi Tentang Anak dalam keadaan tidak darurat!

Deteksi Penyakit Lewat Tanda Pada Kuku

Pelajari mengapa ngorok pada anak tidak boleh diabaikan. Kenali tanda-tanda bahaya seperti obstructive sleep apnea (OSA) dan kapan harus konsultasi ke dokter. Jangan normalisasi ngorok anak&mdash;dapatkan penanganan yang tepat sekarang!

Mendengkur atau ngorok pada anak sering dianggap hal biasa, terutama saat mereka sedang pilek atau radang tenggorokan. Namun, ngorok yang terus berulang bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan serius yang perlu diwaspadai.
<h2>Kapan Anak Ngorok Perlu Diwaspadai?</h2>
Jika anak AyBun mengalami ngorok lebih dari 3 kali seminggu, ini bukanlah hal yang normal. Beberapa tanda berikut juga perlu diperhatikan:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Ngorok meskipun posisi tidur sudah diubah</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bernapas lewat mulut sepanjang waktu</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mulut kering dan bau tidak sedap</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Batuk pilek yang sering kambuh</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bangun mendadak saat tidur dengan napas tersengal</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Lesu dan kurang energi di siang hari</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hiperaktif dan sulit berkonsentrasi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Masih ngompol meski sudah usia sekolah</li>
</ol>
Jika tanda-tanda ini muncul, jangan diabaikan. Ngorok yang berulang bisa menjadi gejala Obstructive Sleep Apnea (OSA), yaitu gangguan tidur yang serius.
<h2>Apa Itu Obstructive Sleep Apnea (OSA)?</h2>
OSA adalah kondisi di mana anak mengalami henti napas sementara saat tidur karena ada sumbatan di saluran pernapasan.&nbsp;
Kondisi ini cukup umum, dialami oleh 1-5% anak-anak, dan sering disebabkan oleh pembesaran adenoid atau amandel.
Jika tidak ditangani, OSA bisa menyebabkan masalah serius, seperti:
<ol>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Gangguan pertumbuhan</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Berat badan yang sulit naik</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kesulitan belajar di sekolah</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Masalah jantung dan pembuluh darah</li>
</ol>
<h2>Apa yang Harus Dilakukan?</h2>
Jika AyBun mencurigai anak mengalami OSA atau melihat tanda-tanda di atas, segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak, terutama yang berfokus pada kesehatan saluran pernapasan.&nbsp;
Penanganan dini dapat mencegah komplikasi dan membantu anak AyBun tumbuh dengan sehat.
Jangan abaikan ngorok pada anak. Waspada dan konsultasi dengan dokter adalah langkah terbaik untuk memastikan kesehatan si kecil tetap terjaga.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=1972">Wajah Anak Seperti Melongo Terus? Hati-Hati Adenoid Facies</a>
<h2>Penutup</h2>
Jangan biarkan ngorok pada anak menjadi hal yang dinormalisasi. Jika AyBun melihat tanda-tanda yang mengkhawatirkan, segera ambil tindakan.&nbsp;
Ingin tahu lebih lanjut atau punya pertanyaan seputar kondisi kesehatan anak?
 Jangan ragu untuk tanya langsung ke <a href="tentanganak://consult_list?type=consult_list">tanya ahli</a> dan dapatkan jawaban serta saran dari para profesional kesehatan anak.&nbsp;
Semoga bermanfaat!

Video: Anak Tidur Mendengkur atau Ngorok, Normal atau tidak?

Kenali jenis-jenis KB serta tingkat keberhasilannya. Solusi terbaik bagi para pasutri yang ingin menunda kehamilan!

Fertilitas

Kehamilan

Bunda pastinya pernah mendengar slogan &ldquo;Dua Anak Cukup&rdquo; milik Program Keluarga Berencana (KB), bukan? KB merupakan program pemerintah untuk menciptakan keluarga sejahtera dengan membatasi angka kelahiran.&nbsp;
Kesejahteraan keluarga erat kaitannya dengan perencanaan kehamilan. Sebab, membesarkan anak akan membutuhkan kesiapan ekonomi, mental, pemahaman tentang pola asuh, dan masih lain sebagainya. Dengan membatasi jumlah anak di dalam keluarga, pemerintah mengharapkan munculnya keluarga kecil yang hidup dengan sejahtera.&nbsp;
Selain untuk membatasi kelahiran, KB juga memiliki manfaat lain seperti mencegah penyakit menular seksual. Nah, bagi pasutri yang ingin menggunakan KB, perlu mengetahui KB yang paling aman dan efektif. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak jenis-jenis KB berikut ini!
<h2>Jenis KB untuk Mencegah Kehamilan</h2>
Saat ini, ada banyak jenis KB yang bisa Bunda gunakan sesuai kebutuhan. Beberapa KB dapat bersifat mencegah sementara ataupun mencegah permanen. KB dapat bekerja dengan hormon sintetis yang mirip dengan hormon alami perempuan, atau juga dengan alat bantuan. Masing-masing KB juga memiliki tingkat efektivitas yang berbeda-beda.
<h3>1. Pil KB&nbsp;</h3>
Pil merupakan salah satu jenis KB yang paling umum digunakan. Pil KB yang beredar di pasaran mengandung kombinasi hormon atau hormon progesteron saja. Dua jenis pil KB ini sama-sama efektif dalam mencegah terjadinya pembuahan. Pil KB juga bisa dikonsumsi oleh ibu menyusui tanpa khawatir akan mengganggu produksi dan kualitas ASI yang dihasilkan.&nbsp;
Pil KB umumnya terdiri atas 21&ndash;35 pil yang harus dikonsumsi secara rutin dalam satu siklus atau secara berkelanjutan. Pil KB harus diminum secara rutin dan teratur agar dapat bekerja dengan baik. Untuk efektivitas, pil KB dapat mencegah kehamilan hingga 91%.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi setelah mengonsumsi pil KB adalah mual, pendarahan vagina di luar siklus menstruasi, volume darah menstruasi yang lebih sedikit, hingga penurunan libido. Biasanya, efek samping ini dapat mereda beberapa bulan setelah mengonsumsi pil KB.&nbsp;
<h3>2. Suntik KB</h3>
Seperti namanya, suntik KB adalah jenis KB yang diberikan dengan menyuntikkan hormon progesteron ke aliran darah. Suntik KB bisa dilakukan di puskesmas atau rumah sakit terdekat. Suntik KB yang paling sering digunakan adalah suntik 1 bulan dan 3 bulan. Jenis KB ini diyakini ampuh mencegah kehamilan hingga 96%.
Jenis KB ini dapat menjadi solusi untuk Bunda yang tidak ingin meminum pil KB setiap hari. Satu kali suntik hormon KB dapat mencegah kehamilan 2&ndash;3,5 bulan, sehingga Bunda tidak perlu repot mengingat jadwal minum obat seperti pil KB. Namun, penyuntikkan harus dilakukan secara rutin dan teratur agar suntik KB dapat bekerja secara efektif.
Efek samping yang perlu diwaspadai setelah suntik KB adalah menstruasi tidak teratur, naiknya berat badan, serta beberapa masalah kesehatan seperti sakit kepala, jerawat, mual, hingga nyeri tulang.
<h3>3. Kondom</h3>
Kondom adalah salah satu jenis KB yang juga banyak digunakan oleh masyarakat. Selain harganya terjangkau, kondom juga mudah didapatkan baik di apotek, minimarket atau supermarket.&nbsp;
Kondom berbentuk seperti kantung elastis yang dipasang pada alat kelamin laki-laki untuk menampung sperma. Saat digunakan, sperma tidak akan keluar dari kantung dan mencegah terjadinya pembuahan pada indung telur.&nbsp;
Efektivitas kondom dalam mencegah kehamilan mencapai 82%&ndash;98%. Namun, kondom juga berisiko besar mengalami kebocoran. Di samping mencegah kehamilan, kondom juga bermanfaat untuk mencegah infeksi menular seksual.
<h3>4. Senggama Terputus</h3>
Selain menggunakan obat dan alat, Bunda juga bisa menerapkan KB secara alami. Salah satu jenis KB alami ini adalah senggama terputus. Pilihan KB ini cocok bagi Bunda yang tidak cocok dengan alat kontrasepsi yang ada. Senggama terputus juga dilakukan untuk menghindari efek samping dari alat kontrasepsi.
Senggama terputus dilakukan jika pasangan suami istri ingin melakukan hubungan badan tanpa memicu kehamilan. Cara ini dilakukan dengan mengeluarkan penis dari vagina ketika akan ejakulasi. Agar bekerja efektif, suami perlu mengontrol diri dan memperkirakan waktu untuk menarik penisnya.
Meski demikian, cara ini tidak seefektif alat kontrasepsi. Senggama terputus hanya ampuh mencegah kehamilan sebesar 78&ndash;96%. Bunda dapat melakukan senggama terputus dengan kondom. Namun, cara ini tidaklah menguras biaya dan juga tanpa risiko efek samping.
<h3>5. Kalender</h3>
Jenis KB lainnya yang juga dilakukan secara alami adalah KB kalender. Cara ini memanfaatkan pencatatan siklus menstruasi untuk menghitung masa subur. Cara kalender bisa digunakan untuk menunda ataupun merencanakan kehamilan.&nbsp;
Dalam melakukan KB kalender, Bunda perlu melacak riwayat menstruasi untuk memperkirakan masa ovulasi. Untuk hasil yang lebih efektif, dibutuhkan ketekunan untuk pencatatan yang lebih akurat. Maka dari itu, keberhasilan metode kalender dalam mencegah kehamilan berkisar dari 76% hingga 98%.&nbsp;
Karena bersifat alami, KB kalender tidak memiliki efek samping. Namun, walaupun ampuh mencegah kehamilan, KB kalender tidak mampu melindungi Bunda dan pasangan dari kemungkinan infeksi menular seksual.
<h3>6. IUD Hormonal</h3>
Intrauterine device (IUD) yang juga disebut KB spiral adalah alat kontrasepsi berbentuk huruf T yang dipasang di rahim untuk mencegah kehamilan. KB IUD terbagi menjadi 2, yaitu IUD hormonal dan IUD Copper T.&nbsp;
IUD hormonal adalah jenis KB yang dibuat untuk menghasilkan hormon progesteron sintetis. Jenis KB ini dapat memicu munculnya lendir pada serviks, sehingga sperma kesulitan masuk ke dalam rahim. IUD hormonal juga mampu menipis dinding rahim yang seharusnya menebal saat terjadi ovulasi. Cara ini ampuh menghalangi sperma dalam membuahi sel telur.
Maka dari itu, IUD hormonal efektif mencegah kehamilan hingga mencapai 99,2%. Terlepas dari tingginya persentase keberhasilan tersebut, ada beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, seperti menstruasi yang tidak teratur pada pemakaian di bulan pertama, kram perut hebat selama menstruasi, hingga periode menstruasi yang lebih singkat.
<h3>7. IUD Copper T (Nonhormonal)</h3>
Bentuk lainnya dari KB IUD adalah IUD Copper T. Berbeda dengan IUD hormonal, IUD Copper T termasuk ke dalam KB nonhormonal dengan adanya lilitan tembaga pada alat kontrasepsi berbentuk T tersebut.&nbsp;
Tembaga pada IUD Copper T akan menghasilkan zat yang akan memicu peradangan di dalam rahim, serta merusak sel sperma dan telur sebelum berhasil bertemu. Oleh dari itu, IUD Copper T menjadi salah satu jenis KB yang paling ampuh dalam mencegah kehamilan, yaitu mencapai 99,8%.&nbsp;
IUD Copper T juga memiliki beberapa efek samping setelah pemakaian. Beberapa di antaranya adalah nyeri saat pemakaian, nyeri panggul yang parah, demam tanpa alasan, keputihan kotor, dan sebagainya.
<h3>8. Diafragma</h3>
Jika kita mengenal kondom sebagai alat yang digunakan laki-laki, perempuan juga memiliki alat yang mirip seperti kondom, yaitu diafragma. Jenis KB ini berbentuk seperti cangkir yang terbuat dari karet atau silikon. Diafragma berperan sebagai penutup leher rahim untuk memblokir masuknya sperma.
Diafragma hanya dipasang saat akan berhubungan seksual. Nantinya, diafragma akan dimasukkan ke dalam vagina dengan menggunakan spermisida. Bunda harus berhati-hati saat menggunakan diafragma karena rentan bergeser jika didorong terlalu keras. Dokter akan mengajarkan terlebih dahulu cara memasang diafragma sebelum Bunda bisa memasangnya sendiri.
Tingkat keberhasilan diafragma dalam mencegah kehamilan mencapai 92&ndash;96% jika digunakan dengan benar. Jangan lupa untuk melepaskan diafragma setelah berhubungan badan karena alat ini tidak boleh berada di dalam tubuh selama lebih dari 24 jam.
<h3>9. KB Implan</h3>
Jenis KB implan merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal. Dikenal juga dengan nama susuk, alat ini berbentuk seperti tabung seukuran korek api yang ditanam ke lengan bagian atas. Implan yang ditanam akan melepaskan hormon progesteron untuk mencegah terjadinya kehamilan.
KB implan yang dipakai dengan benar dapat mencegah kehamilan selama 3 tahun sejak pertama kali dipasang. Namun, kemungkinan hamil dapat meningkat jika Bunda terus menggunakan KB implan selama 3 tahun tanpa diganti. Bunda perlu mengingat tanggal pemasangan dan kapan waktu untuk menggantinya.
Efektivitas KB implan dalam mencegah kehamilan sangatlah tinggi, yaitu mencapai 99,9%. Namun, KB implan juga memiliki efek samping, seperti siklus menstruasi yang tidak teratur, berat badan bertambah, sakit kepala, jerawat, dan sebagainya.
<h3>10. Sterilisasi</h3>
Jenis KB yang terakhir adalah sterilisasi. Metode kontrasepsi ini termasuk metode paling efektif untuk mencegah kehamilan secara permanen. Cara ini dipilih oleh pasangan yang tidak ingin memiliki keturunan lagi. KB steril terbagi menjadi dua jenis, yaitu implan tuba (non-operasi), serta ligasi tuba (operasi). Laki-laki juga bisa melakukan sterilisasi melakui vasektomi.&nbsp;
Sterilisasi menjadi metode kontrasepsi paling efektif untuk mencegah kehamilan dengan tingkat keberhasilan mencapai 99,9%. Sterilisasi juga tidak akan mengganggu hormon tubuh, siklus menstruasi, ataupun libido.&nbsp;
Namun, kehamilan bisa terjadi jika Bunda terdeteksi hamil ketika melangsungkan prosedur sterilisasi. Pemasangan implan tuba yang tidak benar juga bisa menjadi penyebabnya. Potensi&nbsp; kehamilan di luar rahim pun dapat terjadi karena sterilisasi yang tidak dilakukan dengan benar.
Demikian macam-macam KB yang paling aman untuk Bunda pilih. Bunda juga bisa berdiskusi dengan suami perihal KB yang akan diambil. Dengan merencanakan kehamilan melalui KB, Bunda dapat mempersiapkan diri dalam menyambut kedatangan sang buah hati. Jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter terkait KB yang akan digunakan, ya!
Foto: Designed by pexels.com
Sumber:
https://www.nhs.uk/conditions/contraception/when-contraception-after-baby/&nbsp;&nbsp;&nbsp;
https://www.cdc.gov/reproductivehealth/contraception/index.htm&nbsp;
https://www.healthline.com/health/healthy-sex/how-effective-is-birth-control#quick-comparison
http://kidshealth.org/teen/sexual_health/contraception/bc_chart.html

Kenali Jenis KB yang Paling Efektif Cegah Kehamilan di Sini

Susu soya untuk bayi prematur ternyata tidak dianjurkan, mengapa? Yuk, simak alasan dan alternatif susu soya di artikel ini!

Pertumbuhan

Susu soya sering dianggap sebagai pilihan yang sehat bagi orang dewasa. Namun, ternyata susu soya untuk bayi prematur tidak dianjurkan. Ini karena bayi prematur memiliki sistem pencernaan yang belum sempurna, sehingga membutuhkan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhannya agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Untuk lebih jelasnya, yuk simak pembahasan lengkap tentang alasan mengapa susu soya untuk bayi prematur di bawah ini!
<h2>Apa Itu Susu Soya?</h2>
Susu soya adalah salah satu olahan produk kacang kedelai yang mudah dicerna oleh tubuh yang memiliki tinggi protein dan lemak, serta mengandung serat dan berbagai mineral yang berperan penting untuk tumbuh kembang.
Susu soya biasanya memiliki rasa yang sedikit manis dan memiliki tekstur yang mirip dengan susu sapi, namun kandungan proteinnya lebih tinggi dari susu sapi.
Selain itu, susu soya juga sering digunakan sebagai alternatif bagi orang yang intoleran terhadap laktosa atau yang ingin mengurangi konsumsi produk hewani.
<h2>Kelebihan Susu Soya</h2>
Susu soya memiliki beberapa kelebihan bagi kesehatan jika dikonsumsi secara teratur, antara lain:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tinggi protein: Kandungan protein yang tinggi dalam susu soya dapat membantu pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Rendah lemak jenuh: Kandungan lemak jenuh susu soya yang lebih rendah dibandingkan susu sapi dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengandung isoflavon: Susu soya mengandung isoflavon, yang merupakan zat aktif yang dapat membantu dalam menjaga kesehatan tulang.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengandung kalsium: Kandungan kalsium yang tinggi di dalam susu soya berperan penting untuk meningkatkan kesehatan tulang dan gigi.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bebas laktosa: Susu soya bebas laktosa, sehingga dapat dijadikan pilihan bagi orang-orang yang memiliki intoleransi laktosa.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Mengandung PUFA atau lemak tak jenuh ganda: Susu soya mengandung lemak tak jenuh ganda, yang dapat membantu dalam menjaga kesehatan jantung dan sistem pencernaan.</li>
</ul>
Dengan kelebihan di atas, susu soya menjadi salah minuman yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan jika dikonsumsi secara teratur.
Jiya Ayah dan Bunda tertarik untuk mengonsumsi atau memberikan susu soya sebagai alternatif gizi untuk si Kecil, pastikan Ayah dan Bunda memilih produk yang berkualitas tinggi dan diolah dengan baik agar Anda dapat memperoleh manfaatnya secara maksimal.
Sementara itu, susu formula soya yang beredar saat ini sudah difortifikasi, dan pemberiannya dapat dipertimbangkan untuk:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Bayi usia &gt;6 bulan dengan alergi susu sapi, tetapi susu sapi formula terhidrolisat dan asam amino tetap menjadi pilihan utama&nbsp;</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Kondisi galaktosemia (gangguan metabolik)</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Intoleransi laktosa</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Diare akibat infeksi</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Diet vegan (atas permintaan orang tua)</li>
</ul>
Namun, Ayah dan Bunda perlu mengetahui bahwasanya susu soya tidak boleh diberikan pada:
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1675375063.png" />
<h2>Mengapa Susu Soya Tidak Dianjurkan untuk Bayi Prematur?</h2>
Susu soya lebih baik dari susu sapi dan bisa mencegah bakat alergi adalah MITOS!
Studi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada pola pertumbuhan dan kesehatan anak yang mengonsumsi susu soya dan yang mengonsumsi susu sapi. Susu soya tidak bisa mencegah alergi atau intoleransi makanan pada anak yang berisiko.
Sementara itu, susu soya tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh bayi prematur karena kandungan protein tinggi yang dapat menyulitkan sistem pencernaan yang belum sempurna pada bayi tersebut. Ini dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti diare, mual, dan muntah.&nbsp;
Di sisi lain, susu soya juga mengandung isoflavon yang dapat mempengaruhi produksi hormon estrogen pada bayi prematur, yang dapat menyebabkan masalah pertumbuhan dan perkembangan si Kecil.
<h4>Perbandingan Kandungan Utama Susu ASI, Sapi, dan Soya</h4>
<img src="https://d1yumyy1wq8q4y.cloudfront.net/images/article/1675375037.png" />
<h2>Alternatif Susu Soya</h2>
Untuk bayi prematur, disarankan untuk memberikan ASI (air susu ibu) atau formula susu bayi yang khusus diformulasikan untuk bayi prematur.&nbsp;
Formula susu ini memiliki kandungan protein yang lebih rendah dibandingkan susu sapi atau susu soya, sehingga lebih mudah dicerna oleh bayi prematur.
ASI merupakan pilihan yang paling baik untuk bayi prematur, karena memiliki nutrisi paling lengkap untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.&nbsp;
Selain itu, ASI juga memiliki keunggulan lain seperti mampu menurunkan risiko infeksi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi, dan membantu dalam pertumbuhan otak yang optimal.&nbsp;
Itu dia kenapa para Bunda disarankan untuk memberikan ASI selama mungkin kepada si kecil.
Jika Bunda tidak dapat memberikan ASI kepada si Kecil, maka sebaiknya Bunda menggunakan formula susu bayi yang khusus diformulasikan untuk bayi prematur.
Selain itu, Ayah dan Bunda pelu memastikan untuk memilih formula susu yang berkualitas tinggi dan sesuai dengan kebutuhan nutrisi si Kecil. Dan yang terpenting adalah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak (DSA) untuk mendapatkan rekomendasi yang tepat!

Susu Soya untuk Bayi Prematur Tidak Dianjurkan, Ini Alasannya

Kapan anak boleh dikenalkan rasa pedas? Simak panduan lengkap tahap perkenalan pedas untuk si kecil dari 6 bulan hingga 2 tahun ke atas. Pastikan pengalaman makan tetap aman dan menyenangkan!

Mengenalkan berbagai rasa kepada anak, termasuk pedas, penting untuk melatih selera dan eksplorasi mereka.&nbsp;
Namun, perlu diperhatikan bahwa bukan hanya rasa pedas, tetapi setiap rasa&mdash;termasuk asin&mdash;harus diberikan dengan bijak dalam jumlah yang tidak berlebihan.&nbsp;
Nah, kapan sebenarnya waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan rasa pedas? Simak panduan lengkap berikut ini, AyBun!
<h2>Tahapan Aman Mengenalkan Rasa Pedas pada Anak</h2>
Berikut tahapan-tahapan mengenalkan rasa pedas pada anak:
<h3>6&ndash;8 Bulan</h3>
Di usia ini, bayi mulai mengenal real food dan rasa alami. Namun, hindari saus sambal atau makanan pedas instan! Mulailah dengan:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sejumput paprika, kayu manis, atau pala Berikan sedikit dan jadikan pengalaman makan menyenangkan. Ini membantu bayi beradaptasi dengan berbagai rasa tanpa rasa kaget atau trauma.</li>
</ul>
<h3>12&ndash;18 Bulan</h3>
Saat anak mulai mengenal rasa lebih kompleks, bisa dicoba pedas ringan. Caranya:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Campurkan sedikit cabai cincang (buang bijinya) ke dalam makanan. Pedas ringan ini membantu anak mengenali sensasi tanpa merasa tidak nyaman.</li>
</ul>
<h3>&gt; 2 Tahun</h3>
Pada usia ini, anak sudah bisa mencicipi makanan dengan tingkat pedas mild to moderate, mendekati rasa pedas orang dewasa.
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tips: Seimbangkan pedas dengan makanan bertekstur creamy seperti alpukat tumbuk, yogurt tawar, atau susu agar anak lebih mudah menerima rasa.</li>
</ul>
<h3>Pentingnya Pengenalan Rasa secara Bertahap</h3>
Pemberian rasa pedas perlu diperkenalkan bertahap agar anak tidak trauma dan menganggap makanan pedas sebagai pengalaman negatif.&nbsp;
Selain itu, pengenalan secara bertahap menghindari kebingungan antara makanan yang selalu pedas dan yang tidak.
Perlu diingat, setiap anak memiliki sensitivitas berbeda terhadap rasa pedas. Jadi, mulai dengan porsi kecil dan lihat reaksi mereka.&nbsp;
Pastikan juga selalu menciptakan pengalaman makan yang positif dan aman!
<h2>Apakah Rasa Pedas Aman untuk Anak?</h2>
Ya, asal diperkenalkan dengan cara dan tahapan yang tepat. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
<ul>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Manfaat Nutrisi: Beberapa cabai mengandung vitamin C, A, dan antioksidan yang bermanfaat untuk daya tahan tubuh.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Hindari Berlebihan: Berikan pedas secara moderat agar tidak menyebabkan gangguan pencernaan atau ruam di sekitar mulut dan popok.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Tidak Berbahaya sebagai Choking Hazard: Selama cabai dicincang halus, risiko tersedak minim, tetapi rasa pedas bisa membuat anak batuk atau lebih banyak menelan air liur.</li>
</ul>
<h2>Alergi dan Reaksi Pedas</h2>
Meski jarang, alergi terhadap cabai bisa terjadi. Reaksi biasanya berupa ruam ringan atau rasa gatal di mulut (Oral Allergy Syndrome).&nbsp;
Jika muncul tanda iritasi, seperti ruam atau mata berair, segera hentikan pemberian dan konsultasikan dengan dokter.
Baca juga: <a href="tentanganak://article_detail?type=article_detail&amp;id=2034">Viral Anjuran Hindari Penggunaan Fluoraide Mengacu Pada Lawsuit di America, Bagaimana Faktanya?</a>
<h2>Kesimpulan</h2>
Mengenalkan rasa pedas pada anak bukan hanya aman, tetapi juga bisa mendukung eksplorasi rasa. 
Mulailah dengan pedas ringan di usia 12 bulan dan tingkatkan secara bertahap setelah anak berusia 2 tahun.&nbsp;
Selalu pantau reaksi anak dan seimbangkan dengan makanan creamy agar mereka nyaman dengan rasa baru ini.
Yuk, AyBun, mulai eksplorasi rasa bersama si Kecil dan jadikan momen makan lebih seru! Cari inspirasi menu makan dalam fitur <a href="tentanganak://food_list?type=food_list">resep</a> di aplikasi Tentang Anak🌶️